Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENILAIAN TERPADU ANTARA KUANTITATIF DAN KUALITATIF

DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK


Oleh: Miswanto1
Abstrak: Tulisan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran Statistik pada Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Pemalang melalui sistem penilaian terpadu. Tindakan yang dilakukan adalah
memberikan penilaian kualitatif berupa catatan, komentar, tanggapan, saran, atau kritik yang
menyertai penilaian kuantitatif pada setiap lembar pekerjaan mahasiswa sebelum
dikembalikan kepada yang bersangkutan. Penilaian kualitatif tersebut pada akhirnya dijadikan
pedoman utama dalam menentukan nilai akhir mahasiswa (nilai kuantitatif) yang berupa
angka 0, 1, 2, 3 atau 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kualitatif dapat (1)
menghindarkan mahasiswa untuk membuat kesalahan yang serupa untuk soal yang sejenis dan
tingkat kesukaran hampir sama, (2) meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam mata
kuliah Statistik, dan (3) meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistik.
Kata Kunci: Sistem penilaian terpadu, kuantitatif, kualitatif, Statistik.
1. Pendahuluan
Sejak diberlakukannya Sistem Kredit Semester atau yang lazim disingkat dengan
sistem SKS pada awal tahun 1980-an, dunia Perguruan Tinggi di Indonesia seakan-akan
menerapkan dua sistem penilaian yang berbeda dalam mengukur kemampuan mahasiswa
menyerap ilmu pengetahuan. Pertama, dosen menggunakan nilai berupa huruf A, B, C, D
atau E yang ditransfer dari nilai rata-rata atau prosentase jawaban yang benar yang
diperoleh mahasiswa dari tugas-tugas kuis dan ujian pada satu semester tertentu. Kedua,
pada perhitungan akhir Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau pada saat penyelesaian studi
mahasiswa, nilai-nilai tersebut ditransfer kembali menjadi angka-angka, yaitu 4, 3 , 2, 1
atau 0. Mekanisme transfer atau alasan menggunakan mekanisme ini kadang-kadang
tidak dipahami oleh sebagian besar mahasiswa karena tidak mendapatkan penjelasan dari
dosen. Dengan demikian, sistem penilaian dengan hanya mengandalkan penilaian
kuantitatif semata kurang mencerminkan posisi seorang mahasiswa dalam suatu prestasi
belajar tertentu.2

Miswanto, Dosen tetap STIT Pemalang


Gates, L. Evaluating mathematical knowledge elements. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology in
mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne, 1996), P.56
2

Untuk mempertajam pemahaman mahasiswa terhadap kemampuan memperoleh


ilmu pengetahuan pada mata kuliah tertentu, maka nilai kuantitatif yang diberikan kepada
mereka perlu disertai dengan nilai kualitatif yang berisi catatan, komentar, tanggapan,
kritik dan saran terhadap setiap hasil pekerjaan mahasiswa. Dengan demikian, tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan aktivitas mahasiswa terhadap
mata kuliah Statistik melalui sistem penilaian terpadu antara kuantitatif dan kualitatif.
2. Kajian Literatur
Sebagaimana dimaklumi bahwa inti suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terletak
pada pelaksanaannya, bukan pada metodenya. Oleh karena itu, kajian literatur penelitian
ini tidak ditampilkan lebih banyak. Namun demikian, sejumlah teori yang mendasari
setiap langkah pelaksanaan yang penting tetap ditampilkan pada bagian lain (misalnya
pada bagian metodologi). Sistem penilaian dengan hanya kuantitatif semata sering kali
mengundang ketidakpuasan sejumlah mahasiswa terhadap nilai yang diperolehnya dari
suatu mata kuliah tertentu.3 Bahkan, mahasiswa kadang-kadang memprotes nilai akhir
yang menurut penilaian mereka kurang adil.
Berkaitan dengan hal di atas, sering mahasiswa mengatakan bahwa "nampaknya si
Anu biasa-biasa saja dalam mengikuti perkuliahan, termasuk nilai harian yang
diperolehnya, tetapi nilai akhirnya adalah A. Nilai harian saya juga tidak jauh berbeda,
bahkan sama dengan Anu, tetapi nilai akhir saya adalah C. Apakah saya dua kali lebih
bodoh dari si Anu? Atau si Anu itu dua kali lebih pintar dari saya? Pertanyaan seperti ini
mungkin, dan bahkan sering terjadi karena seorang mahasiswa belum mengenal sistem
penilaian yang bermacam-macam. Apalagi kalau perhatian mereka hanya tertuju pada
skala rasio. Untuk mengurangi resiko tersebut, setiap nilai kuantitatif seharusnya diikuti
oleh penjelasan secara kualitatif.4
Untuk melaksanakan kegiatan yang dimaksud di atas, salah satu paradigma
penelitian yang paling relevan adalah classroom action research. Hal ini disebabkan
karena paradigma ini memuat rangkaian kegiatan yang memungkinkan dosen melihat
perubahan yang sistematis.

Rangkaian kegiatan tersebut meliputi; perencanaan,

selanjutnya pelaksanaan tindakan. Bersamaan dengan fase ini, dilakukan observasi,


pencatatan, perekaman dan interviu kepada sejumlah mahasiswa terhadap pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Ketiga rangkaian kerja tersebut melahirkan suatu refleksi
3

Kidman, G and Cooper, T. Assessing the major trends and direction of research into students' judgements
of area. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology in mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne:
1984), P.32
4

Kemmis, S and Carr, W. Becoming critical: education, knowledge and action research. Melbourne:
Deakin University, 1996), P.154

diri untuk penyusunan rencana berikutnya (Mc Taggart, 1990). Refleksi menurut (Mc
Taggart, 1989) adalah dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan perencanaan pada
siklus berikutnya.
Masalah tersebut di atas menunjukkan bahwa tugas seorang dosen dalam
memberikan nilai kepada mahasiswa tidak berhenti pada batas pemberian nilai secara
kuantitatif yang ditransfer menjadi huruf-huruf A, B, C, D atau E. Akan tetapi yang tidak
kalah pentingnya adalah penyertaan nilai kualitatif terhadap nilai kuantitatif berupa
catatan, komentar, tanggapan, saran ataupun kritik terhadap setiap lembar pekerjaan
mahasiswa.
Dengan menyertakan penilaian kualitatif pada setiap nilai tugas, kuis, Ujian Tengah
Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS) sebelum pekerjaan tersebut
dikembalikan kepada mahasiswa, maka keuntungan minimal yang dapat diperoleh adalah
meyakinkan mahasiswa bahwa seorang dosen telah bertindak objektif dalam hal
pemberian.5
Selain itu, sistem penilaian seperti ini akan mengundang perhatian mahasiswa pada
mata kuliah yang bersangkutan. Mengapa? Karena hampir setiap kekurangan maupun
kelebihan yang mereka tunjukkan pada lembar pekerjaan mereka tidak dibiarkan berlalu
begitu saja.
Penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
Statistik mahasiswa dengan metode penilaian seperti di atas menunjukkan sejumlah hasil
yang menggembirakan. Di antaranya adalah karena penilaian kualitatif tersebut dapat
membantu mereka untuk memahami kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan setiap
soal yang diberikan. Selanjutnya, penilaian kualitatif tersebut dapat meningkatkan
kepercayaan diri mahasiswa yang bersangkutan. Mereka dapat melihat catatan, komentar,
tanggapan, saran atau kritik yang diberikan oleh dosen terhadap setiap kesalahan pada
lembar jawaban.

Bahkan melalui penilaian kualitatif, mahasiswa dapat melihat,

mempelajari, atau menganalisis kembali pekerjaan yang kurang tepat. Pada akhirnya
mahasiswa dapat melakukan introspeksi terhadap diri mereka masing-masing.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus dalam satu semester pada pembelajaran
Statistik di semester satu dan dua tahun 2012. Metode pelaksanaannya mengikuti prinsip
kerja classroom action research, yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,

Dole, S., Cooper, T., Bleicher, R., Nisbet, S. and Warren, E. Collaborative team writing of assessment task
and professional development. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology in mathematics education. Melbourne: The
University of Melbourne, 1996), P.241

pelaksanaan tindakan, observasi yang memuat pencatatan, perekaman dan interviu dan
refleksi.
3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian
Bagian ini meliputi asumsi awal (semi penelitian), subyek penelitian, instrumen penelitian
dan teknik analisis data.
3.1.1 Asumsi Awal (Semi Penelitian)
Pengalaman mengajar pada mata kuliah statistik deskriptif dan statistik inferensial selama
satu tahun cukup menjadi semi penelitian pada paradigma classroom action researh.
Temuan semi penelitian (pengalaman) tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah statistik deskriptif dan statistik inferensial suatu penyakit, yaitu
aktivitas belajar mereka di kelas sangat kurang. Salah satu penyebabnya adalah sistem
penilaian dosen yang kurang relevan dengan kenyataan yang sebenarnya.
3.1.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang (STIT) yang mengikuti mata kuliah
Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial pada tahun pelajaran 2012 yang diajar oleh
peneliti. Jumlah responden masing-masing adalah 41 orang yang mengikuti mata kuliah
Statistik Deskriptif dan 38 orang yang mengikuti mata kuliah Statistik Inferensial.
3.1.3 Instrumen Penelitian
Sesuai dengan paradigma classroom action researh, terdapat tiga instrumen pokok
yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu daftar observasi (check list
observation), pedoman wawancara (interview schedule) dan tape recorder. Fungsi
masing-masing instrumen adalah sebagai berikut.
Daftar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai perhatian, cara,
kesungguhan, dan keberanian mahasiswa mengikuti mata kuliah Statistik Deskriptif dan
Statistik Inferensial melalui analisis terhadap setiap lembar pekerjaan. Sementara itu,
pedoman wawancara digunakan untuk mengejar lebih jauh mengenai perhatian, cara,
kesungguhan, dan keberanian mahasiswa mengikuti mata kuliah Statistik Deskriptif dan
Statistik Inferensial melalui analisis materi wawancara. Sedangkan tape recorder
digunakan untuk merekam sejumlah data (komentar, tanggapan, pertanyaan, saran, atau
kritik) pada saat perkuliahan berlangsung, tanpa diketahuan oleh mahasiswa.
3.1.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelompokkan
kategori-kategori tertentu yang menjadi pusat perhatian peneliti Miles dan Huberman

(1984).6 Dalam hal ini, pengelompokkan itu meliputi komentar, tanggapan, pertanyaan,
saran atau kritik mahasiswa terhadap perkuliahan Statistik Deskriptif dan Statistik
Inferensial
3.2 Pelaksanaan Penelitian
Bagian ini meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi.
3.2.1 Perencanaan Tindakan
Untuk mengaktifkan

mahasiswa

dalam

proses

pembelajaran

Statistik dan

meningkatkan kepercayaan diri mereka terhadap mata kuliah tersebut, direncanakan


pemberian kuis lima belas menit sebelum perkuliahan berakhir. Pemberian kuis tersebut
berlangsung setiap dua kali pertemuan. Berkaitan dengan rencana ini mahasiswa
diharapkan lebih sungguh-sunguh memperhatikan materi perkuliahan dan bersemangat
serta dapat mempersiapkan diri di rumah masing-masing dalam mempelajari materi yang
akan diajarkan di kelas.
Hasil kuis yang telah diperiksa, dikembalikan kepada yang bersangkutan (mahasiswa)
setelah terlebih dahulu dilengkapi dengan catatan, komentar, tanggapan, saran maupun
kritik terhadap jawaban yang diberikan oleh mahasiswa.

Bahkan, jika waktu

memungkinkan, sebagian dari jawaban yang salah dituliskan pedoman atau langkahlangkah menuju kepada jawaban yang benar. Selanjutnya, mahasiswa disarankan untuk
melanjutkan sendiri jawaban yang lebih lengkap atau sempurna.
Pemberian kuis yang dilaksanakan setiap dua kali pertemuan juga diharapkan dapat
memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan masalah
Statistik lebih awal daripada jadwal perkuliahan. Harapan penyelesaian soal tersebut
terutama yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan diajarkan pada dua kali
pertemuan yang akan datang. Soal-soal yang diharapkan dapat diselesaikan oleh
mahasiswa sebelum waktu perkuliahan dilaksanakan adalah soal-soal latihan dari bukubuku yang diwajibkan atau soal-soal latihan dari buku-buku lain yang relevan dengan
mata kuliah Statistik.
3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan

adalah

implementasi rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini yang
dimaksud adalah sebagai berikut. (1) Melaksanakan pemberian kuis pada akhir pertemuan
dan mengembalikan lembar pekerjaan mahasiswa setelah diperiksa (diberi catatan,
komentar, tanggapan, saran, kritik atau dituliskan sebagian jawaban yang benar, jika
jawaban mahasiswa tersebut terlalu jauh dari yang sebenarnya). (2) Meminta tanggapan
6

P.182

Miles, Mathew B, Huberman, A. Michael, Qualitative Data Analysis, (England : Sage Publication, 1992),

mahasiswa, baik secara lisan maupun tertulis (tanpa disertai identitas diri) tentang sistem
penilaian yang dilakukan pada mata kuliah Statistik. (3) Mengevaluasi dan menganalisis
tanggapan mahasiswa bersama dengan dosen pengajar mata kuliah Statistik yang lain.
Untuk memantapkan tindakan ini, maka sewaktu-waktu diminta klarifikasi dari sejumlah
mahasiswa yang diasumsikan dapat mewakili teman-temannya. (4) Sambil melanjutkan
materi perkuliahan dan pemberian kuis, dilakukan diskusi terbatas antara mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah Statistik dan dosen pengajar mata kuliah Statistik. Hal ini
dilaksanakan mengingat jika sewaktu-waktu dapat dilakukan perubahan perlakuan secara
sederhana tanpa mengganggu rencana awal yang telah dirumuskan.
3.2.3 Observasi
Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan pencatatan atau perekaman dengan
menggunakan daftar observasi (check list observation), pedoman wawancara (interview
schedule) dan recorder. Untuk memudahkan pelaksanaannya, maka anggota tim peneliti
yang tidak mengajar mengambil posisi tempat duduk paling belakang sambil mengisi
daftar observasi yang telah disiapkan. Sementara itu, anggota tim yang mengajar
melakukan perekaman dengan cara mengantongi tape recorder dalam keadaan on (siap
merekam) segala komentar, tanggapan, pertanyaan, atau jawaban, baik dari dosen maupun
mahasiswa.
Adapun hal-hal yang dicatat atau direkam selama berlangsungnya kegiatan observasi
adalah sebagai berikut. (1) Perhatian mahasiswa terhadap mata kuliah Statistik, yang
ditandai dengan aktivitas mereka merespons proses pembelajaran. Misalnya aktif
bertanya, memberi komentar, tanggapan, atau menjawab pertanyaan, baik secara lisan
maupun secara tertulis pada buku catatan masing-masing. (2) Keberanian mahasiswa
untuk tampil menjawab soal di depan kelas (di papan tulis) yang diberikan oleh dosen.
(3) Jawaban yang diberikan oleh mahasiswa terhadap soal kuis yang tingkat kesukarannya
hampir sama, setelah disertakan catatan, komentar, tanggapan atau saran pada lembar
jawaban mereka masing-masing.

(4) Kesungguhan dan kemampuan mengajukan

pertanyaan, setelah mahasiswa mengetahui bahwa dilakukan perekaman terhadap


pertanyaan mereka. (5) Kemampuan dan kejelian mahasiswa untuk menghindari
kekeliruan yang serupa untuk soal kuis yang tingkat kesukarannya hampir sama, setelah
disertakan catatan, komentar, tanggapan atau saran pada lembar jawaban mereka. (6)
Perhatian, cara, kesungguhan dan kemampuan mahasiswa menyelesaikan soal-soal biasa
(tidak sulit) yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah Statistik. (7) Perhatian, cara,
kesungguhan dan kemampuan mahasiswa menyelesaikan soal-soal sulit yang ditugaskan
oleh dosen mata kuliah Statistik. (8) Keadaan (jumlah) mahasiswa yang mengajukan
pertanyaan, tanggapan, komentar, saran, kritik atau yang memberi jawaban secara tertulis
baik pada buku catatan maupun jawaban yang diselesaikan di papan tulis untuk setiap

perkuliahan. (9) Keadaan (jumlah) mahasiswa yang memperoleh peningkatan nilai atau
skor dari kuis sebelumnya. (10) Keadaan (jumlah) mahasiswa yang memperoleh
penurunan nilai (skor) atau nilainya tetap dari kuis sebelumnya.
3.2.4 Refleksi
Rangkaian kegiatan berupa perencanaan, tindakan, dan observasi yang telah
dilakukan melahirkan refleksi diri yang berkaitan dengan proses pembelajaran Statistik.
Adapun refleksi yang timbul selama pelaksanaan tindakan adalah selama dua minggu
pertama perkuliahan berlangsung dan sebelum diadakan kuis pertama, hampir tidak ada
mahasiswa memberi tanggapan, komentar, pertanyaan, saran apalagi kritik terhadap
materi yang diberikan. Pada umumnya mereka hanya menyalin materi perkuliahan tanpa
memahami atau menganalisis dengan baik materi tersebut.
Selain itu, selama dua minggu pertama perkuliahan berlangsung, mahasiswa kurang
berani tampil di depan kelas untuk menjawab soal yang diberikan oleh dosen. Mereka
pada umumnya lebih senang menjawab soal secara lisan, kurang jelas dan pada umumnya
dilakukan secara bersama-sama. Dengan demikian, sulit untuk diketahui dari arah mana
datangnya jawaban tersebut.
Refleksi ini juga memberikan gambaran kepada dosen bahwa pada awal-awal
perkuliahan, pada umumnya mahasiswa masih kurang dalam pemahaman dasar-dasar
materi Statistik. Misalnya, mahasiswa mengalami kesulitan dalam menentukan, proporsi,
menaksir proprsi rentang pada tabel distribusi frekuensi. Dalam menguji rata-rata dua
pihak juga masih banyak yang salah.
Memperhatikan hal tersebut, semakin meyakinkan dosen mata kuliah Statistik bahwa
memberi kuis, yang disertai dengan catatan, komentar, tanggapan, saran, kritik atau
menuliskan jawaban singkat pada lembar kerja mahasiswa, dapat mendorong mereka
untuk lebih aktif dalam mengikuti perkuliahan. Pada akhirnya, mereka akan senang dan
prestasi belajar Statistik dapat meningkat.
Sama halnya pada ststitik inferensial dalam menentukan r korelasi product moment,
dan regresi linier sederhana, dan yang paling fatal adalah pada saat mahasiswa
menentukan tabel analisis variansi dan uji linieritas regresi karena masih sedikit yang
benar dari 38 mahasiswa hanya 3 mahasiswa yang sudah benar.
4. Hasil dan Pembahasan
Temuan penelitian ini terdiri dari temuan kuantitatif dan kualitatif.
4.1 Temuan Kuantitatif dan Pembahasannya
Tingkat pencapaian penguasaan materi Statistik mengalami peningkatan dari sekitar 53
persen pada awal pelaksanaan penelitian menjadi sekitar 69 persen pada akhir pelaksanaan
penelitian. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh banyaknya kuis yang diberikan

kepada mahasiswa dan pemberian sejumlah catatan, komentar, tanggapan, kritik, dan saran
pada lembar jawaban mereka sebelum dikembalikan. Jumlah mahasiswa yang mengajukan
pertanyaan, komentar, tanggapan, kritik, dan saran pada saat perkuliahan berlangsung
mengalami peningkatan dari 20 persen hingga 30 persen pada awal pelaksanaan penelitian
menjadi 33 persen hingga 45 persen pada akhir pelaksanaan penelitian. Salah satu
penyebab dari peningkatan ini adalah mahasiswa mengetahaui kalau pertanyaannya
memperoleh skor tersendiri dan direkam dengan alat rekam comcoder .
4.2 Temuan Kualitatif dan Pembahasannya
Perhatian mahasiswa terhadap mata kuliah Statistik meningkat. Situasi ini ditandai
dengan banyaknya respons pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Respons
tersebut pada umumnya berupa pertanyaan, komentar atau tanggapan. Namun demikian,
aktivitas mahasiswa menjawab pertanyaan selama tiga hingga empat minggu perkuliahan
masih kurang. Hal ini antara lain disebabkan karena mereka belum terbiasa atau cara ini
masih asing bagi mereka. Setelah tiga hingga empat minggu perkuliahan barulah
mahasiswa menyadari pentingnya memberi pertanyaan, tanggapan, atau komentar atas
materi yang diajarkan oleh dosen pada saat itu.
Keberanian untuk tampil menjawab soal di depan kelas (di papan tulis) mulai tampak
pada perkuliahan minggu kelima (setelah diadakan kuis dua kali). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pemberian kuis yang disertai dengan catatan, komentar, tanggapan, saran,
kritik atau jawaban singkat pada lembar jawaban mahasiswa sebelum dikembalikan, efektif
mendorong mahasiswa untuk lebih siap menghadapi perkuliahan di kelas. Penyebab lain
adalah mahasiswa menyadari bahwa dengan mengerjakan sendiri soal di depan kelas
semakin meyakinkan diri mereka.
Kemampuan dan kejelian mahasiswa menghindari kekeliruan yang serupa untuk soal
kuis yang sejenis dan tingkat kesukaran yang hampir sama dengan materi yang berbeda
adalah naik. Hal ini berarti penilaian kualitatif berhasil untuk menghindarkan mahasiswa
pada kesalahan yang serupa. Keberhasilan ini lebih banyak ditentukan oleh saran dan kritik
yang terdapat pada lembar jawaban mereka yang ditulis oleh dosen.
Perhatian, cara, kesungguhan, dan kemampuan mahasiswa menyelesaikan soal-soal
umum (tidak sulit) yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah Statistik meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari cara kerja dan usaha mereka membuat kelompok-kelompok kecil untuk
belajar bersama di luar kuliah setelah adanya tugas ini. Mahasiswa menyadari bahwa
hanya dengan perhatian, cara, dan kesungguhan yang tinggi mereka mampu mengajukan
permasalahan Statistik dengan baik dan benar. Perhatian, cara, kesungguhan, dan
kemampuan mahasiswa menyelesaikan soal-soal yang sulit yang ditugaskan oleh dosen
mata kuliah Statistik mengalami kemajuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya usaha
mereka untuk memanfaatkan mahasiswa senior yang pintar dalam membimbing mereka

secara berkelompok menyelesaikan soal-soal yang sulit. Kesadaran ini juga dipicu oleh
kesiapan mereka dalam rangka mengikuti kuiz berikutnya.
5. Simpulan dan Saran
Simpulan dan saran yang penting berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Terdapat beberapa simpulan penting yang dapat ditarik berdasarkan temuan dan
pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Jumlah mahasiswa yang

mengajukan pertanyaan, tanggapan, komentar, saran, kritikan ataupun yang memberi


jawaban secara tertulis baik pada buku catatan mereka maupun jawaban yang diselesaikan
di papan tulis untuk setiap perkuliahan mengalami kemajuan.

Selain itu, jumlah

mahasiswa yang memperoleh peningkatan nilai dari kuis sebelumnya pada umumnya
meningkat. Peningkatan ini mencapai 16 persen hingga 20 persen. Perhatian, cara,
kesungguhan dan kemampuan mahasiswa menyelesaikan soal-soal umum (tidak sulit)
maupun soal-soal tergolong sulit yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah Statistik juga
mengalami peningkatan. Di samping itu, nilai akhir mahasiswa mengalami peningkatan
yang pesat, utamanya bagi mereka yang sebelumnya memperoleh nilai E, D atau C.
Peningkatan tipis juga dialami oleh mereka yang sebelumnya memperoleh nilai B.
Mahasiswa yang memperoleh nilai A sebelumnya pada umumnya dapat mempertahankan
nilai tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan maka disarankan kepada beberapa
pihak yang berkompeten untuk memperbaiki pembelajaran umumnya dan pembelajaran
Statistik khususnya. Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut. Untuk meningkatkan
aktivitas belajar Statistik mahasiswa atau siswa serta dosen atau guru disarankan untuk
tidak hanya memberi tanda cek (v) untuk jawaban yang benar atau tanda silang (x) untuk
jawaban yang salah pada setiap lembar kerja mahasiswa atau siswa. Melainkan, dosen atau
guru sebaiknya memberi penjelasan mengapa jawaban mahasiswa atau siswa salah.
Selanjutnya, diberi nilai dalam bentuk angka atau huruf.

Daftar Pustaka

Barnes, M., Clark, D. and Stephens, M. 1996. The impact of external assessment on teaching
practice: Constraints on change in the classroom. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology
in mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne.
Burns, Anne, 1999, Collaborative Action Research for English Language Teacher, London :
Cambridge University Press.
Cook, L. 1991. Ethical implication. Research methods in social relation. Edited by Charles
Judd, Eliot Smith and Louise Kidder, 6

th

edition. In H. Connole (Ed.). Research

methodology I: Issues and methods in research: Reader part 1. Underdale, South


Australia: The University of South Australia.
Dole, S., Cooper, T., Bleicher, R., Nisbet, S. and Warren, E. 1996. Collaborative team writing
of assessment task and professional development. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology
in mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne.
Gall, Meredith, Joyce P. Gall, Walter B. Borg, 2003. Educational Research An Introduction,
Boston: Alyn and Bacon
Galbraith, P., Pemberton, M. and Hainest, C. 1996. Testing to a purpose: Assessing the
mathematicval knowledge of entering undergraduate. In P. C. Clarkson (Ed.).
Technology in mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne.
Gates, L. 1996. Evaluating mathematical knowledge elements. In P. C. Clarkson (Ed.).
Technology in mathematics education. Melbourne: The University of Melbourne.
Kemmis, S and Carr, W. 1990. Becoming critical: education, knowledge and action research.
Melbourne: Deakin University.
Kidman, G and Cooper, T. 1984. Assessing the major trends and direction of research into
students' judgements of area. In P. C. Clarkson (Ed.). Technology in mathematics
education. Melbourne: The University of Melbourne.
Madya, Suwarsih, Teori dan Praktik, Penelitian Tindakan, Bandung: Alfabeta, 2006
Miles, M and Huberman, M. 1984. In qualitative data analysis: A source book of new
methods. Beverly Hills: Sage Publication.
Miles, Mathew B, Huberman, A. Michael, 1992,Qualitative Data Analysis, England : Sage
Publication,
Mc Taggart, R. 1989. Principle participatory action research. A paper presented for the third
world encounter participatory action research. In B. Smith (Ed.). Research
methodology 1: Issues and methods in research: Reader part 3. Underdale, South
Australia: The University of South Australia.

Mc Taggart, R and Kemmis, S. 1990. The action research planner. Melbourne: Deakin
University.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2007

Anda mungkin juga menyukai