Anda di halaman 1dari 31

BAB I

ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

I.

Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Asuhan kebidanan persalinan ini memberikan kemampuan pada
mahasiswa untuk memberikan Askeb pada ibu dalam persalinan dengan
pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan
ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar
persalinan. Penelitihan menunjukkan bahwa 50% kematin bayi terjadi pada
periode neonatal yaitu dibulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan
yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Sebagai contoh
bayi yang mengalami hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan
akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik
yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai
individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat
bertahan dengan baik karena periode yang paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada bab ini dijelaskan adaptasi yang
dilakukan bayi segera setelah lahir antara lain adaptasi BBL terhadap
kehidupan diluar uterus, mempertahankan suhu normal bayi, pencegahan
infeksi dan rawat gabung.

B. Manfaat
1. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
adaptasi bayi segera setelah lahir
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan persalinan dengan
kasus adaptasi bayi baru lahir
3. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan persalinan pada bayi baru
lahir secara komprehensif sesuai dengan protap yang ada.
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti perkuliahan menggunakan bahan ajar ini mahasiswa
mampu menjelaskan adaptasi bayi setelah lahir dengan benar
2. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar ini mahasiswa
mampu menjelaskan adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar
uterus dengan benar.
3. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar ini mahasiswa
mampu menjelaskan cara mempertahankan suhu normal bayi dengan
benar.
4. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar ini mahasiswa
mampu menjelaskan cara pencegahan infeksi dengan benar.
5. Setelah mengikuti pembelajaran mahasiswa mampu menjelaskan rawat
gabung dengan benar.
D. Petunjuk Belajar
1. Mahasiswa diharapkan membawa bahan ajar ini pada setiap jadwal
pertemuan mata kuliah yang sudah ditentukan sesuai dengan kontrak
perkuliahan.
2. Mahasiswa diharapkan membaca dan memahami isi materi pada bab ini
secara seksama dan benar.
3. Mahasiswa mengerjakan latihan-latihan yang ada dan dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.
4. Apabila mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar ini bisa
didiskusikan dengan kelompok ataupun bertanya kepada dosen.
E. Entry Behaviour
Sebelum mempelajari bab ini sebelumnya telah dijelaskan asuhan pada
ibu bersalin kala IV yang bertujuan untuk menjelaskan asuhan yang
diberikan pada ibu bersalin pada kala IV yang terdiri dari evaluasi uterus,
pemantauan dan evaluasi lanjut dan melakukan penjahitan luka episiotomi.
II.

Penyajian
A. Uraian Materi
1. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
a. Pengertian Fisiologis Neonatus

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

Fisiologis neonatus merupakan ilmu yang mempelajari


fungsi dan proses vital neonatus. Neonatus adalah individu yang
baru saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterine kekehidupan rekstrauterin. Selain itu,
neonatus adalah individu yang sedang bertumbuh.
b. Sistem Pernapasan

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan system


pulmonal sesuai dengan usia kehamilan.
Usia Kehamilan

Perkembangan

24 hari
26 28 hari
8 minggu
12 minggu
24 minggu
28 minggu
34 38 minggu

Bakal paru-paru terbentuk


Kedua bronkus membesar
Segmen bronkus terbentuk
Lobus terdiferensiasi
Alveolus terbentuk
Surfaktan terbentuk
Struktur paru matang

Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bias


mengembangkan system alveoli. Selama dalam uterus, janin
mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah
bayi lahir, pertkaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena
beberapa hal berikut:
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan keluar
lahir stamulasi mekanik

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

2) Penurunan

PaO

dan

peningkatan

PaCO

merangsang

kemoresepton yang terletak di simus karotikes (stimulasi


kimiawi ).
3) Rangsangan dengan di daerah muka dan perubahan suhu di
dalam uterus stimulasi
4) Refleks deflasi, Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu


30 menit pertam sesudah lahir. Usia bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli selain karena adanya surfaktan,
yang adanya tarikan napas dan pengeluaran napas dengan merintis
sehingga udara bisa bertahan di dalam. Cara neonatus bernapas
dengan cara bernapas difrakmatik dan abdominal sedangkan untuk
frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan
berkuarang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku,
sehingga terjadi atelektasis. Dalam kondisi seperti ini (anoksia),
neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya
kelanjutan metabolisme anterobik.

c. Peredaran Darah

Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta


melalui vena umbikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya
langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke balik kiri jantung.
Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh,

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paruparu dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan artriol dalam paru menurun yang diikuti
dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung kanan dan hal tersebutlah yang membuat
foremen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jamjam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru
turun dari tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena
rangsangan biokimia (PaO yang naik) serta duktus arteiosus yang
berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5
liter per menit meter persegi (Gessner 1965). Aliran darah sitolik
pada hari pertama rendah yaitu 1,96 liter/menit/meter persegi dan
bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/meter persegi)
karena penutupan duktus arterious. Tekanan darah pada waktu lahir
dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta
yang pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik
lagi dan menjadi konstan kira-kira 8540 mmHg
d. Suhu Tubuh

Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan


bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya.
1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi benda sekitarnya
yang kontak langsung dengan tubuh bayi pemindahan panas
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Sebagai


contoh konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas
timbangan,

memegang

bayi

saat

tangan

dingin,

dan

menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.


2) Konveksi.
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang
sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada
kecepatan dan suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat
terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBI, dekat
jendela, atau membiarkan BBL di ruangan yang terpasang
kipas angin.
3) Radiasi.
Panas dipancarkan dan BBL keluar tubuhnya ke
lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2
obyek yang mempunyai suhu berbeda. Sebagai contoh,
membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas
(radiant warner), membiarkan BBL dalam keadaan telanjang,
atau

menidurkan BBL, berdekatan dengan ruangan yang

dingin (dekat tembok).


4) Evaporasi
Panas hilang melalui
tergantung

pada

kecepatan

proses
dan

penguapan
kelembapan

yang
udara

(perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi


uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang
dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara yang
melewati. Apabila BBI, dibiarkan dalam suhu kamar 25

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

Celsius maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi.


Radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200g/BB, sedangkan
yang dibentuk hanya sepuluhnya saja. Agar dapat mencegah
terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal
berikut:
a) Keringkan bayi secara saksama
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering
dan hangat
c) Tutup bagian kepala bayi
d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir
f) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
e. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relative lebih luas dari
tubuh orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat
badan akan lebih besar. Oleh karena itulah: BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy dapat
diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam-jam pertama kehidupan, energy didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energy berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu sekitar di hari keenam
energy diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing
sebesar 60 dan 40%.
f.

Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal


Tubuh BBL, mengandung relatif banyak air. Kadar natrium
juga relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

ruangan ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna


karena;
1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
2) Ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimak
3) Renal blood flow relative kurang baik dibandingkan dengan
orang dewasa.

g. Imunoglobulin
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum
tulang juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks.
Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imonogis. Pada BBL hanya terdapat gamaglobolin G,
sehingga imonologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta
karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan
lain-lain) reaksi imonologis dapat terjadi dengan pembentukan sel
plasma serta antibody gama A, G dan M.

h. Traktus Digestivus

Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang


dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus
digestivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan yang terdiri
atas mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses sudah berbentuk


dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya
sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amylase pancreas.
i. Hati
Segera setelah lahir hati, menunjukkan perubahan kimia
dan morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,
walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hatia belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada
neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat
kloremfenikol dengan dosis lebih adari 50mg/kgBBL/hari dapat
menimbulkan grey bady syndrome.
j. Keseimbangan Asam Basa
Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umujmnya
rendah karena glikolisis anaerobic. Namun dalam waktu 24 jam,
neonatus telah mengompensasi asidosis ini.
2. Mempertahankan Suhu Normal Bayi
Mempertahankan bayi baru lahir yang sakit atau kecil (berat lahir <
2500 gram atau umur kehamilan 37 minggu), perlu penambahan
kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal, bayi dapat
cepat

terjadi

hipertermi

dan

untuk

mengahangatkan

kembali

membutuhkan waktu yang hipertermi dan untuk menghangatkan


kembali membutuhkan waktu yang lama. Resiko komplikasi dan

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

kematian meningkat secara bermakna bila suhu lingkungan tidak


optimal.
a. Prinsip Umum
1) Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar
tetap hangat walaupun dalam keadaan dilakukan tindakan.
Misal bila pasang jalur infuse intravena, atau selama resusitasi
dengan cara :
a) Memakai pakaian dan mengenakan topi
b) Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan
selimuti
c) Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan
atau tindakan
2) Rawat bayi kecil di ruang hangat (tidak kurang 250C dan bebas
dari aliran angin)
3) Jangan letakkan bayi dengan benda yang dingin (misal,
dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam incubator
atau di bawah pemancar panas.
4) Jangan letakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
(misal alat tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau
selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
5) Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat
dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan
perawat.
6) Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan
(misal menggunakan pemancar panas)
7) Ganti popok setiap basah
8) Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (misal kain
kasa yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat
9) Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan
dingin.
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

10

b. Pengukuran Suhu Tubuh


Lajukan pengukuran suhu tubuh sesuai Tabel B-1 di bawah
ini, kecuali ada petunjuk langsung dalam bab yang berkaitan
dengan masalah lain.
Tabel B-1 Pengukuran suhu tubuh
Keadaan
bayi

Bayi sakit

Bayi kecil

Frekuensi
pengukuran

Tiap jam

Tiap 12 jam

Bayi
Bayi
sangat
keadaan
kecil
membaik
Tiap
6 Sekali
jam
sehari

c. Cara Menghangatkan dan Mempertahankan Suhu Tubuh


Ada 5 yaitu :
a. Kontak kulit dengan kulit
b. Kangaroo Mother Care (KMC)
c. Pemanar panas
d. Inkubator
e. Ruangan yang hangat
Lihat tabel B-2 untuk instruksi khusus dalam menggunakan
salah satu cara di atas.
Tabel B-2 Cara menghangatkan bayi
Cara
Kontrak kulit

KMC

Pemancar
panas

Petunjuk Penggunaan
- Untuk semua bayi
- Untuk menghangatkan bayi dalam waktu
singkat, menghangatkan hipotermi (3236,40C) apabila cara lain tidak mungkin
dilakukan
- Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan
<2500 g terutama direkomendasi untuk
perawatan berkelanjutan bayi dengan berat
badan <1800 g
- Tidak untuk bayi yang sedang sakit berat
(sepsis, gangguan nafas berat)
- Tidak untuk ibu yang menderita penyakit
berat yang tidak dapat merawat bayinya.
- Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat badan
1500 g atau lebih
- Untuk
pemeriksaan awal bayi, selama

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

11

Inkubator
Penghangat
ruangan

dilakukan tindakan atau menghangatkan


kembali bayi hipotermi.
- Penghangatan berkelanjutan bayi dengan
berat 1500 g yang tidak dapat dilakukan
KMC.
- Untuk merawat bayi dengan berat <2500 g
yang tidak memerlukan tindakan diagnostic
atau prosedur pengobatan
- Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan
nafas berat)

d. Kontak Kulit
Bayi dengan kontak kulit, biasanya suhu tubuhnya
dipertahankan 36,537,50C (suhu aksiler).
1) Lekatkan kulit bayi pada kulit ibu / orang lain, usahakan bayi
dalam keadaan telanjang menempel kulit ibu.
2) Lihat KMC untuk cara pelaksanaannya
3) Suhu ruangan minimal 250C
4) Ukur suhu tubuh bayi 2 jam setelah dilakukan kontak kulit.
Bila suhu kurang 36,50C, periksa kembali bayi dan tentukan
langkah selanjutnya.
e. Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Bayi Lengket
(PBL)
KMC adalah kontak kulit di antara ibu dan bayi secara dini,
terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif.
Tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai
segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan
di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat
dirawat dengan KMC, meskipun belum dapat menyusu, berikan

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

12

ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative pemberian


minum.
Durasi
1) Dijalankan sampai berat badan bayi 2500 gram atau mendekati
40 minggu, atau sampai kurang nyaman dengan KMC,
misalnya :
a) Sering bergerak
b) Gerakan ekstremitas berlebihan
c) Bila akan dilakukan KMC lagi bayi nangis.
2) Bila perlu ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara
atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan,
bayi diberi pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di boks
bayi dalam ruangan yang hangat.
3) Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC, anjurkan ibu
untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak
kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi, waktu malam yang
dingin, atau kapan saja dia menginginkan.
Pakaian dan posisi
1) Berilah bayi pakaian, popok dan kaos kaki yang telah
dihangatkan lebih dulu.
2) Letakkan bayi di dada ibu
a) Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat
apakah kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu.
b) Posisikan bayi dalam frog position yaitu fleksi pada siku
dan tangkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu
dengan kepala agak ekstensi.
3) Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah
dihangatkan sebelumnya.

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

13

a) Tidak perlu baju khusus bila baju yang dikenakan sudah


cukup hangat dan nyaman selama bayi kontak dengan
kulit ibu
b) Pada waktu udara dingin, kamar harus hangat
c) Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dia dapat
menggunakan handuk/kain (dilipat diagonal, dan difiksasi
dengan ikatan atau peniti yang aman di baju ibu), kain
lebar yang elastic, atau kantong yang dibuat sedemikian
untuk menjaga tubuh bayi.
d) Dapat memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan
ibu,

bayi

diletakkan

diantara

payudara

ibu,

baju

ditangkupkan. Kemudian ibu memakai selendang yang


dililitkan di perut ibu agar bayi tidak jatuh.
Aktivitas ibu
1) Ibu dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan
dan mengobrol
2) Pada waktu tidur, KMC dapat dilaksanakan dengan cara posisi
ibu setengah duduk (15 horizontal) atau dengan jalan
meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu).
Nutrisi dan pertumbuhan bayi
1) Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi
2) Ajari ibu cara menyusui dan pelekatan yang benar
3) Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong
ibu agar mempu melakukannya
4) Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum
5) Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila
ibu menyusui catat waktu ibu menyusui banyinya.
6) Timbang berat badan bayi setiap hari dan nilai tingkatannya.
Pemantauan

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

14

1) Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi


normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap
normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak
biasanya ditemui atau tidak normal.
2) Jelaskan pula bahwa KMC penting agar pernafasan bayi baik
dan mengurangi resiko terjadinya apneau, dibanding bila bayi
diletakkan dalam boks.
3) Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau
punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di
daerah lidah, bibir, atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti
alma.
a) Tidak perlu melakukan pemantauan suhu selama bayi
kontak dengan kulit ibu.
b) Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu
setiap 12 man selama 2 hari kemudian hentikan
pengukuran.
c) Bila suhu abnormal, lihat sub suhu tubuh abnormal.
Memulangkan bayi
Butuh waktu beberapa hari-minggu sampai bayi siap
dipulangkan, tergantung berat lahir.
Ibu dan bayi dipulangkan apabila bayi :
1) Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah
sakit
2) Berat badan naik > 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut. Beri
dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan dapat
melanjutkan KMC di rumah, dan dapat kembali untuk
melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.
Kunjungan Tindak Lanjut
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

15

1) Satu minggu setelah pulang, timbang bayi setiap hari bila


memungkinkan dan diskusikan setiap masalah yang ada
dengan ibu. Beri dukungan pada ibu.
2) Pada minggu ke II lakukan kunjungan 2 kali per minggu
sampai berumur 40 minggu konsepsi atau berat bayi 2500 g.
timbang bayi dan nasehati ibu untuk menghentikan KMC bila
bayi mulai kurang toleran (lihat di atas)
3) Bila sudah lepas KMC, lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap
bulan sampai bayi berumur beberapa bulan untuk memantau
pemberian minum dan tumbuh kembang bayi.
f. Pemancar Panas
Cara menggunakan pemancar panas :
1) Hangatkan ruangan (minimal 220C) dimana alat pemancar
panas diletakkan.
2) Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih
sebelum bayi diletakkan di bawah pemancar panas
3) Nyalakan alat dan atur suhu sesuai petunjuk (biasanya antara
36-370C). Bila alat bias disiapkan sebelum bayi dating,
nyalakan alat untuk menghangatkan linen dan matras terlebih
dulu.
4) Sebelum bayi datang atau lahir, sebaiknya selimut dihangatkan
di bawah pemancar panas, agar bayi tidak kedinginan karena
diletakkan di alas yang dingin.
5) Bayi hendaknya dibungkus atau diberi pakaian kecuali bila
akan dilakukan tindakan, bayi dibiarkan telanjang atau
setengah telanjang.

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

16

6) Bila bayi mendapat cairan IV, hitung jumlah cairan yang


diberikan (misal beri tambahan cairan sebanyak 10%) untuk
mengganti cairan yang hilang.
7) Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin bila tidak ada
tindakan atau pengobatan yang diberikan.
g. Inkubator
Cara menggunakan inkubator
1) Bersihkan incubator dengan disinfektan setiap hari dan
bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan
dipergunakan
2) Tutup matras dengan kain bersih
3) Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakteri yang berbahaya
dalam air dan menyerang bayi
4) Atur suhu sesuai dengan umur dan berat bayi (lihat tabel B-3a)
5) Hangatkan inkubator sebelum digunakan
6) Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau
terapi sinar. Lepas semua pakaian bayi dan segera diberi
pakaian kembali setelah selesai. Tutup inkubator secepat
mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap
hangat
7) Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
Tabel B-3a Suhu inkubator yang direkomendasi menurut
berat dan umur bayi
Berat
bayi
< 1500 g
15002000 g
21002500 g
>2500 g

350C

340C

330C

1-10 hari

11
hari-3 3-5 minggu
minggu
1-10 hari
11
hari
-4minggu
1-2 hari
3 hari 3
minggu
1-2 hari

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

320C
>5 minggu
>4 mingu
>3 minggu
>2 hari

17

Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu


inkubator 10C setiap perbedaan suhu 70C antara suhu ruang dan
inkubator.
1) Periksa suhu inkubator dengan menggunakan thermometer
ruang dan ukur suhu aksila bayi tiap jam dalam 8 jam pertama,
kemudian tiap 3 jam:
a) Bila suhu aksila <36,5 0C atau >37,5 0C, atur suhu inkubator
secepatnya
b) Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah
diatur, maka inkubator tidak berfungsi dengan baik. Atur
suhu inkubator sampai tercapai suhu yang kita kehendaki
atau gunakan cara lain untuk mengambatkan bayi.
2) Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator telah diatur,
lihat manajemen suhu tubuh abnormal.
3) Pindahkan bayi ke ibu secepat mungkin bila bayi sudah tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit.
4) Di daerah perifer sering dipakai inkubator local, yang
dimodifikasi dari inkubator standar tapi cukup memadai untuk
membuat bayi hangat, yang penting ada thermometer untuk
mengetahui suhu dalam inkubator.
Keuntungan inkubator
1) Membantu melakukan pengamatan pada bayi
2) Bersih dan hangat
3) Mempertahankan suhu pada tingkat tertentu
4) Memudahkan penyediaan oksigen
5) Bayi dapat dalam keadaan telanjang bila diperlukan

Kerugian inkubator
1) Membutuhkan tenaga terlatih untuk merawat bayi

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

18

2) Membutuhkan tenaga terlatih untuk merawat dan membersihkan


alat
3) Membutuhkan sumber listrik
4) Memudahkan bakteri tumbuh
5) Lebih sulit membersihkan dari pada alat pemancar panas
6) Resiko kepanasan dan infeksi
h. Ruang Hangat
Ruangan hangat sering membuat petugas tidak nyaman, dan
mereka akan menurunkan suhu ruangan tanpa menambah alat
penghambat untuk bayi atau mereka akan meninggalkan ruangan
sehingga perhatian pada bayi berkurang.
Cara menggunakan ruangan hangat
1) Pastikan bayi diberi pakaian hangat dan kepala diberi topi
2) Pastikan suhu ruangan paling rendah 0C
3) Letakkan bayi dalam boks di dalam kamar, jauhkan dari
dinding yang dingin dan jendela serta aliran udara
4) Ukur suhu tubuh bayi dan ruangan 4 kali sehari
5) Pada waktu malam hari, tambahkan sumber panas
Tabel B-3b. Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian
BB
1500 200 g
>2000 g

Suhu Ruangan
28-30 0C
26-28 0C

3. Rawat Gabung
a. Definisi.
Rawat

gabung

adalah

suatu

cara

perawatan

yang

menyatulan ibu beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau


suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24
jam penuh dalam seharinya.
b. Tujuan

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

19

Tujuan dilakukannya rawat gabung ini adalah sebagai berikut :


1) Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat
atau kapan saja saat dibutuhkan
2) Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang
benar seperti yang dilakukan oleh petugas.
3) Ibu mempunyai pengalaman dan ketrampilan dalam merawat
bayinya.
4) Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk
mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat
bayinya secara baik dan benar.
5) Ibu dan bayi mendapatkan kehangatan emosional.
c. Sasaran dan Syarat.
Sasaran dan syarat dilakukannya rawat gabung adalah
sebagai berikut:
1) Bayi lahir spontan jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat
gabung bias dilakukan setelah bayi cukup sehat.
2) Bayi yang lahir secara secto caesaria (SC) dengan anastesi
umum, rawat gabungannya pun dilakukan setelah ibu dan bayi
sadar penuh.
3) Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR
4)
5)
6)
7)

minimal 7) .
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih.
Berat lahir 2000 2500 g atau lebih
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
Bayi dan ibu sehat.
Sementara itu, kondisi-kondisi bayi yang tidak memenuhi

syarat untuk dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut:


1) Bayi yang sangat premature
2) Berat kurang dari 2000-2500g
3) Bayi dengan sepsis
4) Bayi dengan gangguan napas
5) Bayi dengan cacat bawaan berat
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

20

6) Ibu dengan infeksi berat.


d. Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan jika dilakukan rawat
gabungan pada ibu dan bayi adalah sebagai berikut:
1) Fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah
untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri
dan pemberian ASI sedini mungkin, maka akan mengurang
kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau
petugas kesehatan.
2) Fisiologis.
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera
disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan
proses fisiologis yang alami, di masa bayi mendapat nutrisi
alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang menyusui
akan timbul reflex oksitosim yang dapat membantu proses
fisiologis involusi rahim.
3) Psikologis.
Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. Hal tersebut akan
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologis bayi.
Selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental
yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
4) Edukatif
Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna
sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang
dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar, dan
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

21

mendapat bimbingan mengenai cara menyusui secara benar,


cara merawat payudara, tali pusar, memandikan bayi, dan
sebagainya. Ketrampilan ini diharapkan dapat menjadi modal
bagi ibu untuk nerawat bayi dan dirinya setelah pulang dari
RS.
5) Ekonomi.
Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi
rumah sakit,terutama RS pemerintah,hal tersebut merupakan
suatu penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk
pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan
lainnya yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan
karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri
sehingga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
6) Medis.
Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan
terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya.

B. Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan mahasiswa berupa memecahkan kasus
dengan cara berdiskusi dengan kelompok. Kelas akan dibagi menjadi 3
kelompok. Setiap kelompok dihadapkan dengan kasus yang berbeda.
Setelah diskusi dilakukan maka salah satu dari anggota kelompok
mengemukakan hasil diskusi masing-masing dan mendapatkan tanggapan
dari kelompok lain.

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

22

C. Tugas
a. Buatlah kelompok menjadi 3 kelompok !
b. Diskusikan kasus dibawah ini dengan kelompok masing-masing !
c. Diskusikan selama 15 menit dan salah satu anggota kelompok
menyampaikan hasil diskusi tersebut !
Kasus :
Ny. H datang ke BPS pada jam 09.00 WIB, tanggal 19 September 2013,
Ny. J mengatakan mules sejak jam 01.00 WIB Ny. J sudah pernah
melahirkan satu kali, belum pernah keguguran, kemudian bidan ika
melakukan pemeriksaan, didapatkan hasil keadaan umum dalam batas
normal, kemudian hasil dari pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4
CM, penipisan 60%, KK utuh, tidak ada moulase, tidak ada bagian yang
menumbung.
a) Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
b) Jelaskan tindakan yang tepat untuk penanganan kasus diatas !
c) Apa yang dilakukan bidan setelah bayi lahir?
D. Latihan
1. Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah
satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan
pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek
ini dikenal sebagai periode....
a. Fisiologi
b. Transisi
c. Adaptasi
d. Revisi
e. Transisi dan adaptasi
2. Bagian yang memiliki luas permukaan permukaan relative luas apabila
terbuka maka akan menyebabkan cepat kehilangan panas, maka yang
harus bidan lakukan adalah
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
c. Selimuti bayi dengan selimut
d. Selimuti bagian kepala bayi
e. A dan B benar
3. Setelah kelahiran bayi normal, langkah pertama yang diperhatian dalam
pemeliharaan pernapasan adalah
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

23

a.
b.
c.
d.
e.
4. Ny.

Membersihkan jalan nafas


Memastikan permulaan pernafasan
Membuat saluran nafas
Memulai pernafasan
Menghangatkan tubuh bayi
C GI Po Ao mau melahirkan, sudah dipimpin mengejan dari pukul

09.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB bayi belum lahir, DJJ 140x/menit,
kontraksi uterus 3x dalam 10 menit, lama 40 detik, KU ibu baik. Setelah
bayi lahir, tindakan segera yang dilakukan bidan adalah...
a. Selimuti bayi
b. Keringkan bayi
c. Memotong tali pusat
d. Bungkus dan berikan ASI sedini mungkin
e. Lakukan resusitasi pada BBL dengan de lee
5.

Asuhan sayang ibu dan bayi pada masa pasca persalinan adalah
a. Anjurkan ibu untuk rawat gabung
b. Bantu ibu untuk memberikan ASI
c. Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
d. Jelaskan ibu dan keluarga tentang gejala dan tanda bahaya yang
mungkin terjadi
e. A dan B benar

III.

Penutup
A. Rangkuman
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine kekehidupan
rekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah individu yang sedang
bertumbuh.
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru
lahir kehilangan panas tubuhnya, yaitu :
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

24

Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi
Cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh ada 5 yaitu :
Kontak kulit dengan kulit
Kangaroo Mother Care (KMC)
Pemanar panas
Inkubator
Ruangan yang hangat
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatulan ibu
beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara
bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam
seharinya.
Kondisi-kondisi bayi yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya
rawat gabung adalah sebagai berikut:
Bayi yang sangat premature
Berat kurang dari 2000-2500g
Bayi dengan sepsis
Bayi dengan gangguan napas
Bayi dengan cacat bawaan berat
Ibu dengan infeksi berat.
B. Tes Formatif, Kunci Jawaban, Pedoman Penskoran
1. Tes Formatif
a. Sebut dan jelaskan empat kemungkinan mekanisme yang dapat
menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya!
b. Jelaskan cara menggunakan pemancar panas !
c. Sebutkan suhu inkubator yang direkomendasi menurut
berat dan umur bayi!
d. Apa yang dimaksud dengan rawat gabung?
e. Sebutkan Sasaran dan syarat dilakukannya rawat gabung!
2. Kunci Jawaban
a. Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi
baru lahir kehilangan panas tubuhnya
1) Konduksi

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

25

Panas dihantarkan dari tubuh bayi benda sekitarnya yang


kontak langsung dengan tubuh bayi pemindahan panas dari
tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung.

2) Konveksi.
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak

(jumlah panas yang hilang bergantung pada

kecepatan dan suhu udara).


3) Radiasi.
Panas dipancarkan dan BBL keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 obyek yang
mempunyai suhu berbeda.
4) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung pada
kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan
cara mengubah cairan menjadi uap).
b. Cara menggunakan pemancar panas :
1) Hangatkan ruangan (minimal 220C) dimana alat pemancar
panas diletakkan.
2) Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih
sebelum bayi diletakkan di bawah pemancar panas
3) Nyalakan alat dan atur suhu sesuai petunjuk (biasanya antara
36-370C). Bila alat bias disiapkan sebelum bayi dating,
nyalakan alat untuk menghangatkan linen dan matras terlebih
dulu.
4) Sebelum bayi datang atau lahir, sebaiknya selimut dihangatkan
di bawah pemancar panas, agar bayi tidak kedinginan karena
diletakkan di alas yang dingin.

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

26

5) Bayi hendaknya dibungkus atau diberi pakaian kecuali bila


akan dilakukan tindakan, bayi dibiarkan telanjang atau
setengah telanjang.
6) Bila bayi mendapat cairan IV, hitung jumlah cairan yang
diberikan (misal beri tambahan cairan sebanyak 10%) untuk
mengganti cairan yang hilang.
7) Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin bila tidak ada
tindakan atau pengobatan yang diberikan.
c. Suhu inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur bayi
350C

Berat bayi
< 1500 g

1-10 hari

340C

330C

11
hari-3 3-5 minggu
minggu

1500-2000
g

1-10 hari

11
-4minggu

2100-2500
g

1-2 hari

3 hari
minggu

>2500 g

320C
>5 minggu
hari >4 mingu

1-2 hari

3 >3 minggu
>2 hari

d. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatulan ibu


beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat
secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh
dalam seharinya.
e. Sasaran dan syarat dilakukannya rawat gabung adalah sebagai
berikut:
1) Bayi lahir spontan jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat
gabung bias dilakukan setelah bayi cukup sehat.
2) Bayi yang lahir secara secto caesaria (SC) dengan anastesi
umum, rawat gabungannya pun dilakukan setelah ibu dan bayi
sadar penuh.
Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

27

3) Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR


4)
5)
6)
7)

minimal 7) .
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih.
Berat lahir 2000 2500 g atau lebih
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
Bayi dan ibu sehat.

3. Umpan Balik
No
1
2
3
4
5

Kriteria Jawaban
Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara lengkap dan
benar
Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara lengkap dan
benar
Jawaban diuraikan secara jelas, benar dan urut
Jawaban disebutkan dan dan dijelaskan secara lengkap
Jawaban diuraikan dengan benar dan runtut
Skor total

Skor
20
20
20
20
20
100

Tindak Lanjut
a. Cari bagaimana penanganan bayi baru lahir di RB, BPM maupun rumah
sakit sesuai dengan fakta kasus yang ada.
b. Membuat rangkuman materi.
c. Membuat kliping tentang adaptasi bayi baru lahir.
d. Membuat leaflet dari salah satu adaptasi bayi baru lahir.

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

28

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Garry.F. 2005. Obstetri Williams. Ed.21. Vol.1. Jakarta : EGC.
Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aescapulis.
Manuaba, IG, dkk, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri., jilid 1. Jakarrta : EGC.
Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, YBPSP
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Saronwo Prawiroharjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarono Prawiroharjo

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

29

SENARAI

Abdominal

:Berhubungan dengan perut, yang merupakan bagian tubuh


antara dada dan pinggul yang berisi pankreas, lambung,
usus, hati, kandung empedu, dan organ lainnya.

Alveoli

:Kantung-kantung udara di paru-paru di mana oksigen dan


karbon dioksida dipertukarkan.

Alveolus

:Kantung berdinding tipis didalam paru2 yang mengandung


udara, melalui seluruh dinding inilah terjadi pertukaran
gas.

Apendiks

:Bagian yang terdapat pada usus buntu atau pangkal usus


besar yang berupa untaian seperti cacing

Asfiksia

:Kematian mendadak akibat kekurangan oksigen

Asidosis

: Terlalu banyak asam dalam cairan tubuh (darah dan cairan


tubuh lainnya

Bronkus

:Salah satu dari dua cabang besar trakea yang dilalui udara
menuju dan dari paru-paru

Detoksifikasi

:Penghapusan toksik (zat beracun) dari tubuh. Detoksifikasi


darah adalah fungsi penting dari hati.

Fetus

:Janin

Glikolisis

:Sebuah proses di mana glukosa (gula) sebagian dipecah


oleh sel-sel dalam reaksi enzim yang tidak membutuhkan
oksigen

Hipotermi

: Kehilangan panas dari tubuh

Imunitas

: Daya tahan tubuh

Intrapartum

: Saat persalinan

Intravena

: Dalam pembuluh darah

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

30

Lamina

: Bagian rata dari lengkungan vertebral, cincin tulang yang


bersama badan vertebral mengelilingi dan membungkus
sumsum tulang belakang dalam segmen dari kolom tulang
belakang.

Morbiditas

: Angka kesakitan

Mortalitas

: Angka kematian

Nosokomial

: Infeksi pada pasien yang diperoleh di rumah sakit atau


fasilitas kesehatan lainnya

Oksitosin

:Hormon yang

disekresi oleh

kelenjar hipofisis yang

menyebabkan kontraksi rahim

Sepsis

: Keracunan darah

Surfaktan

: Cairan yang berada di paru-paru

Bahan Ajar | Asuhan kebidanan Persalinan

31

Anda mungkin juga menyukai