Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus dipenuhi oleh
pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan
saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini
berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan
preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana
kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah
Sakit.
Berdasarkan Kepmenkes no. 128 tahun 2004 Puskesmas adalah penanggung jawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas merupakan
unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja
tertentu. Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian
dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah untuk
membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas ditetapkan berdasarkan jumlah
penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memegang peranan yang penting


karena fungsi dari puskesmas adalah mengembangkan dan membina kesehatan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya.
Visi Puskesmas Kebasen yang ditetapkan sejak tahun 2010 adalah Terwujudnya
Pelayanan Prima dan Masyarakat Sehat Mandiri dan Berkeadilan Menuju Kecamatan
Sehat Tahun 2015. Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi yang antara
lain :
1

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar paripurna yang bermutu, merata,


terjangkau, dan berkeadilan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Meningkatkan kinerja dan kompetensi sumber daya manusia.

Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.

Mendorong peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga, dan masyarakat


untuk hidup sehat.

Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh lapisan


masyarakat.

Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terkait dengan kesehatan.

Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan puskesmas


Menuju terlaksananya visi dan misi tersebut perlu dilakukan analisis situasi

kesehatan khususnya di Puskesmas Kebasen sebagai puskesmas rawat inap satu-satunya


di wilayah Kebasen dan sekitarnya. Disamping letaknya sangat strategis, dukungan lintas
sektoral dan dukungan wilayah sekitar Kebasen menjadikan pengembangan Puskesmas
Kebasen diharapkan mampu melaksanakan misi tersebut dan menjadi kebangggaan bagi
masyarakat Kebasen dan sekitarnya dibidang kesehatan.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam pelaksanaan


kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6 program pokok Puskesmas. Namun pada
umumnya program pokok Puskesmas ini belum dapat dilaksanakan secara optimal.
Adanya keterbatasan dan hambatan baik di Puskesmas maupun masyarakat dalam
pelaksanaan program pokok Puskesmas maka untuk mengatasinya harus berdasarkan
skala prioritas sesuai permasalahan yang ada, dengan memanfaatkan potensi yang ada di
masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat.
Dalam tatanan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan, Sistim Informasi Kesehatan
merupakan sesuatu yang sangat penting artinya bagi suatu wilayah itu sendiri misalnya di
Kecamatan Rawalo, yaitu sebagai sarana penyedia indikator-indikator yang menunjukkan
tercapai atau tidaknya kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
Salah satu hal yang menjadi masalah di puskesmas Kebasen adalah program
perbaikan gizi. Program perbaikan gizi memiliki tujuan memperbaiki gizi masyarakat.
Masyarakat yang dimaksud adalah golongan ibu hamil dan balita. Ibu hamil dan balita
merupakan kelompok masyarakat rentan yang dapat mencerminkan kesehatan sebuah
negara.
Permasalahan yang muncul pada bagian kesehatan ibu dan anak adalah bayi
mendapat ASI eksklusif. Berdasarkan masalah di atas maka perlu dianalisa ulang
mengenai kekurangan dalam pelaksanaan program-program puskesmas terutama program
promosis kesehatan mengenai bayi yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Kebasen.
Kami melakukan pengkajian lebih mendalam mengenai masalah ASI ekslusif di wilayah
kerja puskesmas Kebasen mengingat bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting
untuk tumbuh kembang bayi sebagai upaya pemberian sumber nutrisi awal pada bayi usia
0-6 bulan.

B. TUJUAN PENULISAN
1

Tujuan Umum
Mampu menganalisa masalah kesehatan dan berbagai metode pemecahan
masalah kesehatan.

Tujuan Khusus
b

Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah Kecamatan


Kebasen.

Mengenal dan mengetahui gambaran umum Puskesmas Kebasen sebagai pusat


pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Mengetahui secara umum program dan cakupan program Puskesmas Kebasen.

Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program-program kesehatan di


Puskesmas Kebasen. Kabupaten Banyumas.

Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program-program


Puskesmas Kebasen.

C. MANFAAT PENULISAN
a

Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan yang


mungkin masih ada dalam 6 program pokok Puskesmas Kebasen.

Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi dalam


kinerja Puskesmas.

Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna
mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu
pada khususnya.

Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan yang masih dimiliki oleh


Puskesmas.

II

ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KEBASEN


1.

Keadaan Geografis
Puskesmas Kebasen merupakan salah satu bagian wilayah kabupaten Banyumas
dengan luas 54 km2. Kecamatan Kebasen terdiri dari 12 desa yang terletak di bagian
selatan Kabupaten Banyumas dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Timur

: Kecamatan Banyumas

- sebelah Barat

: Kecamatan Rawalo

- Sebelah Utara

: Kecamatan Patikraja

- Sebelah Selatan

: Kabupaten Cilacap

Kecamatan Kebasen dengan luas daerah 5399,51 Ha (5400 Km2) yang terdiri dari :
- Tanah Sawah

: 1.049,60 Ha (19,43 % )

- Tanah Pekarangan/ Bangunan

: 1.542,33 Ha (28,56 % )

- Tanah Tegal/ Kebun

: 1.041,66 Ha (19,29 % )

- Tanah Kebasen

: 10,800

- Tanah Hutan Negara

: 916,000 Ha (16,96 %)

- Tanah Perkebunan Rakyat

: 565,100 Ha (10.44 %)

- Lain- lain

: 274,025 Ha (5,09 %)

Ha (0,20 % )

2. Keadaan Demografi
1.

Pertumbuhan Penduduk.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Kebasen tahun
2011, jumlah penduduk Kecamatan Kebasen adalah 58.975 jiwa terdiri dari
28.223 jiwa laki-laki dan 27.752 jiwa perempuan yang tergabung dalam 15.670
rumah tangga/KK. Jumlah penduduk terbanyak tahun 2011 adalah penduduk desa
Cindaga yaitu sebanyak 9527 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di
desa Tumiyang sebanyak 1222 jiwa. Kepadatan penduduk Kecamatan Kebasen
pada tahun 2011 adalah 1037 jiwa/km2, kepadatan tertinggi ada di desa Cindaga
dengan tingkat kepadatan sebesar 1944/km2.

2.

Jumlah penduduk menurut golongan umur.


Jumlah penduduk menurut golongan umur di Kecamatan Kebasen tahun
2011 dapat dilihat pada tabel :
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kelompok
Umur (Th )
04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75+
Jumlah

Jumlah Penduduk
Laki-laki

Perempuan

Laki-laki +
Perempuan

2.611
2.712
2.906
2.252
1.663
1.965
2.103
2.143
2.094
1.918
1.610
1.408
878
751
507
702
28.223

2.513
2.541
2.721
1.923
1.586
2.062
2.186
2.212
2.136
1.980
1.632
1.191
872
782
644
771
27.752

5.124
5.253
5.627
4.175
3.249
4.027
4.289
4.355
4.230
3.898
3.242
2.599
1.750
1.533
1.151
1.473
55.957

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Kebasen Tahun 2011

Apabila dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka dapat


dinyatakan bahwa penduduk berumur 10-14 tahun adalah kelompok umur terbanyak
yaitu sebesar 5.627 jiwa (10,06%) sehingga penduduk Kecamatan Kebasen
tergolong pada penduduk usia remaja sedangkan jumlah penduduk berumur 70-74
tahun adalah kelompok umur yang paling sedikit yaitu sebesar 1.151 jiwa (2,06 %).
3. Tingkat Pendidikan
Tabel 2.2. Jenis Pendidikan menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No
Jenis Pendidikan
Laki-laki Perempuan
1 Tidak/Belum Tamat
7.806
7.866
SD/MI
2 Tamat SD/MI
9.960
10.197
3 SLTP/Sederajat
3.481
2.836
4 SLTA/Sederajat
1.997
1.432
5 Diploma III
392
311
6 Universitas
248
158

Jumlah
15.672
20.157
6.317
3.429
703
406

Jumlah

23884

22800

46684

4. Pencapaian Program Kesehatan


1. Derajat Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyumas diarahkan pada
rendahnya derajat kesehatan, status gizi, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena
itu, pembangunan kesehatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan
masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan dasar diharapkan dapat
memberikan pelayanan secara tepat dan cepat agar masalah kesehatan masyarakat
dapat teratasi. Keberhasilan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari indikator
derajat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator Indonesia
Sehat 2010, meliputi kejadian kematian (mortalitas), kesakitan (morbiditas), dan
status gizi masyarakat.Berikut ini adalah pencapaian beberapa program
Puskesmas Kebasen periode tahun 2011 :
a. Mortalitas
1) Angka Kematian Bayi
Kelahiran hidup di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010 menurut
Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen adalah 1032 dengan jumlah bayi
mati sebanyak 1 bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kecamatan
Kebasen sekitar 1 per 1000 kelahiran hidup, sehingga AKB dilaporkan 1,0
pada tahun 2010, sedangkan AKB tahun 2009 sebesar 0,9. Peningkatan
AKB ini terjadi karena terjadi penurunan jumlah kelahiran hidup pada
tahun 2010 sebanyak 1032 lahir hidup sedangkan tahun 2009 sebanyak
1054 lahir hidup. Angka Kematian Bayi menurut Indikator Indonesia
Sehat (IIS) 2010 yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup, hal ini berarti AKB di
Kecamatan Kebasen lebih rendah.
2) Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010
berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen adalah 0 orang. Angka
Kematian Ibu (AKI) tahun 2010

sebesar 0 per 100.000 kelahiran

hidup.Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan IIS 2010 sebesar 150
per 100.000 kelahiran hidup.
1)

b. Morbiditas
Penyakit Malaria

Tahun 2010 di Kecamatan Kebasen terjadi kasus malaria positif


sebanyak 5 kasus atau Angka Kesakitan Malaria sebesar 0,085 % per 1000
penduduk. Tahun 2009 terjadi kasus sebanyak 11 kasus atau Angka
Kesakitan Malaria sebesar 0,189 per 1000 penduduk. Dengan demikian
terjadi penurunan kasus pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009.Daerah
endemis di Kecamatan Kebasen adalah Desa Kalisalak.
2)

TB Paru
Kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2010 di Kecamatan Kebasen
sebanyak 28 kasus dengan perkiraan jumlah kasus BTA positif sebanyak
63 kasus. Berdasarkan data tersebut maka angka penemuan penderita TB
paru BTA positif di Kebasen tahun 2010 sebesar 44,44%. Kasus baru TB
Paru BTA positif tahun 2009 sebanyak 24 kasus dengan perkiraan jumlah
kasus BTA positif sebanyak 65 kasus, maka angka penemuan penderita
TB paru BTA positif tahun 2009 sebesar 36,92%. Angka tersebut belum
mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Jawa
Tengah tahun 2010 yakni 70 %.

3)

Diare
Berdasarkan data per Juni tahun 2011 angka kejadian penyakit diare
merupakan masalah yang utama untuk di selesaikan, hal ini sesuai dengan
jumlah angka kejadian diare sebanyak 1338 kasus

dan 342 orang

diantaranya adalah balita. Jumlah penderita diare selalu ada dan memiliki
jumlah yang signifikan pada setiap tahun.
4)

Demam Berdarah Dengue (DBD)


Jumlah kasus DBD di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010
sebanyak 13 kasus dengan morbiditas DBD sebesar 22,24 per 100.000.
Jumlah kasus DBD tahun 2010 ini belum sesuai dengan target yang
diharapkan oleh Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Jawa

5)

Tengah tahun 2010 yakni < 20 per 100.000.


Penyakit Tidak Menular
Kasus Penyakit Tidak Menular (KTM) di Kecamatan Kebasen tahun
2009 dan 2010 berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen 2010
disajikan dalam table berikut:
Tabel 2.3. Data Penyakit Tidak Menular tahun 2009 dan
No

Nama Penyakit Tidak

2009

2010

2010

1
2
3
4

Menular
Diabetes mellitus(DM)
Penyakit jantung dan pembuluh
darah (PJP)
Asma bronkial
Kecelakaan lalu lintas

91
46

121
1017

379
40

170
19

Berdasarkan tabel 2.3., maka kasus DM dan PJP pada tahun 2010
mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2009.
6)

Status Gizi
Berdasarkan profil kesehatan Puskesmas Kebasen tahun 2010,
jumlah bayi di Kecamatan Kebasen sebanyak 1221 bayi dan balita
sebanyak 3804.Bayi yang mendapat vitamin A sebanyak 1221 bayi
(100%) dan balita yang mendapat dua kali vitamin A sebanyak 3804
(100%) balita. Jumlah tersebut telah memenuhi target standar pelayanan
minimal propinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu persentase bayi yang
mendapat vitamin A satu kali pertahun sebesar 95% dan balita yang
mendapat vitamin A dua kali pertahun sebesar 95%.
Balita Bawah Garis Merah (BGM) tahun 2010 sebanyak 21 (0,55)
balita. Jumlah ini telah mencapai target

standar pelayanan minimal

propinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu kurang dari 15 %. Cakupan BGM
yang mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) berjumlah 21
(100%) balita dan telah sesuai target. Tingkat partisipasi masyarakat untuk
menimbang balita tahun 2010 sebesar 74,17 %, sedangkan pada tahun
2009 sebanyak 69,45%. Angka tersebut belum mencapai target standar
pelayanan minimal 2010 sebesar 80 %.
B. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat. Pendidikan dan pengetahuan mengenai kesehatan harus
ditanamkan agar terjadi perubahan menjadi perilaku sehat. Terjadinya perilaku sehat
membutuhkan waktu yang lama, oleh sebab itu program KIA seharusnya lebih
merupakan prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan pelayanan kesehatan. Perilaku
yang sehat mendorong masyarakat untuk berperan aktif menuju masyarakat yang sehat,
sehingga akan tercapai penurunan angka kematian bayi. Pencapaian program perilaku
masyarakat khususnya program KIA pada Puskesmas Kebasen adalah sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

K1
K4
Resti nakes
DRT masyarakat
Persalinan nakes
Pemberian ASI ekslusif

: 96,99%
: 91,35%
: 10,59%
: 8,2 %
: 94,41%
: 49,4%

Target : 95%
Target : 95%
Target : 20%
Target : 12%
Target : 90%
Target : 80%

C. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan merupakan hal yang penting bagi kesehatan. Jalur penyakit dapat
diputus melalui lingkungan yang sehat. Wilayah Puskesmas Kebasen merupakan wilayah
pegunungan dan daerah tinggi sehingga mempunyai hal khusus dalam pola penyakit.
Pencapaian program kesehatan lingkungan pada Puskesmas Kebasen adalah sebagai
berikut:
Inspeksi sanitasi:
a.
b.
c.
d.

Rumah sehat
Sarana air bersih
Jamban keluarga
SPAL

: 47,51%
: 79,13%
: 55,61%
: 40,58 %

Target
Target
Target
Target

: 65%
: 80%
: 88%
: 85%

D. Pelayanan Kesehatan
1

Sarana Kesehatan Dasar


Jumlah sarana kesehatan dasar di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011
sejumlah 34 sarana kesehatan dasar, baik itu milik pemerintah maupun swasta.
Adapun sarana kesehatan dasar yang ada adalah sebagai berikut:
- Puskesmas

:1

Puskesmas pembantu

:1

Puskesmas keliling roda 4

:2

Polindes

:8

Balai pengobatan atau klinik

:3

Toko obat

:1

Praktek dokter perorangan

:1

Pelayanan Persalinan
Perkiraan persalinan di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011 berjumlah 1.079
adapun persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 1.055 persalinan
atau sebesar 97,78%. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan apabila tercapai
sesuai target, maka kematian ibu diharapkan semakin menurun.

Bayi yang Telah Diimunisasi

Jumlah bayi di wilayah Puskesmas Kebasen menurut data petugas Immunisasi adalah
1.031 bayi, sedangkan jumlah bayi yang diimmunisasi adalah sebagai berikut :
a

Immunisasi DPT I+HB1


Bayi yang diimunisasi DPT I sebanyak 1.106 bayi atau sebesar 107,27%.

Immunisasi campak
Bayi yang diimunisasi campak sebanyak 1120 bayi atau 108,63% (immunisasi
lengkap).

Peserta KB Terhadap PUS


Jumlah PUS di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011 sebanyak 12.035 PUS,
jumlah peserta KB baru mencapai 1.791 orang. Sedangkan jumlah peserta KB aktif
sejimlah 8.911 orang.

B ANALISIS SWOT
Analisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem sehingga
dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator kinerja) mengalami masalah atau
tidak. Apabila ternyata bermasalah, penyebab masalah tersebut dapat kita analisis dari
input dan proses kegiatan tersebut.
Input mencakup indikator yaitu man (sumber daya manusia), money (sumber
dana), method (cara pelaksanaan suatu kegiatan), material (perlengkapan), minute
(waktu) dan market (sasaran). Proses menjelaskan fungsi manajemen yang meliputi tiga
indikator yaitu: P1 (perencanaan), P2 (penyelenggaraan) dan P3 (pengawasan,
pemantauan, dan penilaian).
Lingkungan adalah segala sesuatu ataupun kondisi di sekitar ruang lingkup
kehidupan manusia atau individu atau organisme yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme tersebut, di antaranya adalah:
1. Lingkungan fisik: Lingkungan alamiah disekitar manusia (fisik, kimiawi,
biologik)
2. Lingkungan non fisik: Lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar
manusia (lingkungan sosial budaya).
a. Analisis input
Berikut ini data jumlah tenaga medis, paramedis dan non-medis yang bekerja di
Puskesmas Kebasen pada tahun 2010.
NO

NAMA

NIP

PANGKAT

JABATAN

TMT

III C

16

19660223
200212 1 002
dr. Srie Astuti H
19781129
200903 2 002
drg. Andi Nugroho 19821802
201001 1 019
19560707 1982
Djuwedah
09 2 001
Nastiti
19631118
198412 2 004
Nani Nurrohmah
19691215
199003 2 006
Retno Wiyati
19720920 1992
03 2 003
Rusmiasih
19751222 2007
01 2 004
Tarsem
19731119
200604 2 006
19660114
Rasmiyah
198803 2 007
19750522
Sumariyam
200604 2 009
19750904
Iki Kurniasih
200604 2 013
19760222
Khusnul Khotimah 200701 2 006
19760330
Herni Cahyati
200701 2 007
19770427
Suntari
200701 2 009
19861012
Siskanita Nur F
200903 2 006

17

Ernita Ika R

11404710823

18

Ating Restu Julian

11404711051

01/10/200
6
01/03/200
9
01/04/201
0
01/04/200
7
01/04/200
7
01/04/200
8
01/10/200
9
01/01/200
9
01/04/200
8
01/04/200
9
01/04/200
8
01/04/200
8
01/01/200
9
01/01/200
9
01/01/200
9
01/03/200
9
01/04/200
7
26/09/200
9

19

Nofi Dian Sundari

1140474636

16/11/2009 Bides Gambarsari

20

Fitianti

11404817424

16/11/2009 Bides Kalisalak

21

Erna Wati

11404817392

16/11/2009 Bides Tumiyang

22

Erly Kusuma Dewi 11404817397

23

Iga Prasetyawati

Honor

24

Eko Yuli Setiono

Honor

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

dr. Purwanto

GOL

III B
III B
III D
III D
III B
III B
II A
II A
III B
II C
II A
II A
II A
II A
II C

Ka. Puskesmas
Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan Puskesmas
Bidan Puskesmas
Bidan Puskesmas
Bidan Puskesmas
Bidan Puskesmas
Bides Cindaga
Bides Karangsari
Bides Randegan
Bides Adisana
Bides Kaliwedi
Bides Kalisalak
Bides Sawangan
Bides Bangsa
Bides Kebasen
Bides Cindaga

16/11/2009 Bides Mandirancan


02/01/200
5
Perawat
02/01/200
5
Perawat

25

Wiji Astuti

26

Budiyanto

27

Basiroh

28

Honor
19750313
200604 1 008

II A
II C

Juwariyah

500168209
19771216
200701 2007

29

Supriyanti

500168207

II C

30

Arif Puji Ryanto

II C

31

Lisdinawati V L

32

Suratmin

33

Wakhtum, S. Sos

34

Juni Hendratati

35

Naryanto

36

Ruswati

37

Ani Kustitah

38

Triyanto

39

Saheri

40

Suprihastuti

41

Eri Kustianti

500165590
1962117719
81032001
19650110
198811 1 001
19670603
198903 1 009
19690604
199203 2 007
19710912
199303 1 005
19540502
197505 2 001
19630618
198703 2 010
19680410
199103 1 011
19550102
197410 1 001
19620321
200801 2 001
19720112
200801 2006

42

Suripah

500168212

IC

43

Sukarwi

Honor

44

Karyoto

Honor

Sumber : profil Puskesmas Kebasen 2009

II C

III C
III B
III B
III A
III A
II D
II C
II B
II A
II A
II A

01/08/200
5
01/04/200
8
01/01/200
7
01/01/200
7
01/01/200
7
01/01/200
7
01/04/200
8
01/10/200
8
01/10/200
8
01/04/200
7
01/04/200
9
01/04/200
0
01/04/200
6
01/04/200
7
01/04/199
1
01/01/200
8
01/01/200
8
01/01/200
7
01/07/198
5
01/10/200
9

Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat Gigi
Pel. Sanitasi Lanj
Pel. Laborat
Pel. Gizi
Pel. TU
Staff
Bend. Penerimaan
Bend. Barang
Pembantu Umum
Bend. Pengeluaran
Pengelola Obat
Pembantu Umum
Pembantu Umum
Pembantu Umum

Kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah, termasuk masalah lingkungan (alamiah maupun buatan), sosial
budaya, perilaku penduduk, genetika, dan sebagainya. Sampai saat ini, teori tentang
derajat kesehatan masyarakat (psychosociosomatic health well being) yang masih relevan
adalah teori menurut Hendrik L.Blum (1972).
Menurut H. L. Blum, derajat kesehatan masyarakat merupakan hasil dari empat
faktor, yaitu lingkungan; perilaku dihubungkan dengan ecological balance; keturunan
yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya; serta health care
service yang berupa program kesehatan yang bersifat preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari keempat faktor tersebut, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
1. Lingkungan (environment)
Menurut H L Blum, lingkungan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. lingkungan alami
b. lingkungan non-alami atau buatan
Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif,
preventif dan protektif. Pelaksanaannya bersama-sama dengan masyarakat,
diharapkan secara epidemiologi akan

mampu

memberikan kontribusi yang

bermakna terhadap kesehatan masyarakat.


Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan utama
adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan
oleh berbagai faktor antara lain dan, otonomi, dan lain-lain. Sedangkan
permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas
lingkungan yang masih sangat rendah.
Lingkungan Alami
Lingkungan alam yang berkaitan dengan lingkungan daerah Kebasen
yaitu wilayah kerja Puskesmas Kebasen yang sebagian besar

merupakan

daerah pegunungan dan kondisinya cenderung dingin dan lembab terutama

pada musim hujan dan kering pada musim kemarau. Sebagian besar warga
Kebasen bermata pencaharian sebagai petani sehingga memungkinkan mereka
mudah terkena penyakit, mulai dari penyakit kulit karena air sawah sampai
penyakit saluran pernafasan karena debu yang berasal dari debu padi saat
memanen. Keadaan lingkungan seperti inilah yang menurut HL Blum
berpengaruh terhadap munculnya berbagai macam jenis penyakit yang
berdampak pada kondisi derajat kesehatan masyarakat.
b. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebasen
secara umum yaitu letak rumah antar keluarga banyak yang berdekatan.
Desain rumah tempat tinggal sebagian besar masyarakat belum mempunyai
ventilasi yang cukup, jamban dan sumur juga terletak berdekatan, bahkan ada
sebagian yang memelihara unggas bergandengan dengan rumah. Selain itu
juga dapat dilihat kondisi tempat tidur, keadaan dapur atau tempat memasak,
dan dinding.
Beberapa aspek yang dapat dilihat dari lingkungan luar rumah antara lain
keadaan halaman rumah, tempat pembuangan sampah akhir, dan juga
pengolahan sampah rumah tangga. Halaman rumah sebagian besar masyarakat
berdebu dan akhirnya dapat menimbulkan polusi udara. Semua hal tersebut di
atas akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
2. Perilaku (behavior)
Perilaku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Diperlukan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku
masyarakat yang bertentangan dengan norma hidup sehat. Perilaku masyarakat
tersebut biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada golongan, ras atau daerah
tertentu, dipengaruhi oleh lingkungan alam, serta sudah berlangsung bertahun-tahun
lamanya. Perilaku tersebut harus digali secara mendalam penyebabnya agar dalam
penanggulangannya masyarakat dapat dilibatkan secara aktif.

Perilaku masyarakat dilihat dari cara pandang pentingnya arti kesehatan. Perilaku
yang mendukung pentingnya kesehatan antara lain adalah kebiasaan dan pola makan,
gaya hidup, pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan, dan juga
kesadaran

diri

terhadap

kebersihan

lingkungan

mereka.

Keputusan

untuk

menyelesaikan masalah juga harus dilihat dalam sebab-sebab perilaku tersebut.


a. Perilaku dan pola Kebiasan Makanan
Perilaku dan pola kebiasaan makan ini meliputi beberapa hal, yang dapat
dilihat antara lain frekuensi atau rutinitas makan setiap harinya, dengan gizi yang
terpenuhi atau tidak, kebiasaan jajan atau snack, kebiasaan mengkonsumsi fast
food, makan makanan yang terbuka, dan juga kebiasaan makan bersama dalam
satu piring juga ikut berpengaruh dalam berkembangnya suatu penyakit.
b. Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat mencakup kebiasaan merokok, waktu istirahat yang
cukup, kebiasaan begadang, kebiasaan menggunakan MCK sebagai tempat BAK
dan BAB, kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan
sesudah makan atau pun BAK BAB, kebiasaan merokok.
c. Budaya dan adat istiadat
Masyarakat sekitar Puskesmas Kebasen sebagian besar berasal dari suku
Jawa, yang mempunyai kebiasaan sepitan atau khitan atau sirkumsisi, kebiasaan
makan dengan menggunakan tangan, rutinitas ronda malam dengan diselingi
merokok yang biasanya adalah rokok sigeret yang notabene tanpa filter yang
lebih berpengaruh terhadap kesehatan perokoknya.
d. Pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan
Masyarakat yang menderita suatu penyakit ada yang lebih memilih
mengobati sendiri dengan meracik sendiri menggunakan tanaman obat, atau
membeli obat-obat racikan yang dijual bebas di warung-warung di dekat rumah
mereka, ada juga yang memilih mengobati dengan memanfaatkan jasa dukun,
bidan, perawat, dokter ataupun dokter spesialis.
e. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal
sPerilaku ini meliputi diantaranya adalah bagaimana membuang dan
mengolah sampah rumah tangga mereka, ditimbun atau dibuang begitu saja, atau

dikumpulkan untuk kemudian dibakar, juga bagaimana mereka memasak di


dapur, menggunakan kompor minyak, kompor gas, atau pun tungku.
Dari semua faktor perilaku yang disebutkan di atas, faktor yang paling
berpengaruh terhadap keadaan kesehatan masyarakat sekitar puskesmas Kebasen,
terutama desa Karangsari adalah faktor gaya hidup dan perilaku masyarakat
terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Daerah Karangsari merupakan
daerah pemukiman yang terletak di pegunungan sehingga jarak dengan layanan
kesehatan cukup jauh dan harus melewati medan yang cukup sulit.
3. Pelayanan kesehatan (health service)
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh
orang perorang, tapi juga oleh keluarga, kelompok, dan bahkan oleh masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan.
Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
4. Keturunan (heredity) dan Kependudukan
Faktor keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis penyakit
yang diderita oleh individu dan bahkan dapat menjadi suatu permasalahan di suatu
wilayah. Penyakit yang biasanya diturunkan diantaranya adalah Diabetes Mellitus,
hipertensi, penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi kasus tertinggi baik di
Indonesia maupun dunia. Keturunan memegang peranan penting dalam masalahmasalah penyakit tersebut di atas.
Dari hasil data sekunder, diperoleh hasil bahwa sebagian besar penyakit yang
diderita oleh pengunjung Puskesmas Kebasen merupakan menular dan bukan penyakit
yang diturunkan. Antara lain penyakit malaria, TBC, diare, infeksi kulit, dan beberapa
penyakit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keturunan tidaklah besar
pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat di sekitar Puskesmas Kebasen,
tidak seperti pengaruh faktor perilaku dan faktor lingkungan yang telah dijelaskan di
atas.
Dari permasalahan yang ada pada program kerja Puskesmas Kebasen, kami
melakukan pengkajian lebih mendalam mengenai masalah Diare di wilayah kerja

Puskesmas Kebasen, hal ini mengingat bahwa Diare merupakan salah satu penyakit
yang gawat apabila tidak ditangani dengan benar.

E. TUJUAN PENULISAN
1.

Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisis, dan memberi metode pemecahan prioritas masalah
dari 6 program pokok Puskesmas Kebasen.

2.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah Kecamatan Kebasen.
b. Mengenal dan mengetahui gambaran umum Puskesmas Kebasen sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
c. Mengetahui secara umum program dan cakupan program Puskesmas Kebasen.
d. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program-program kesehatan di
Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas.
e. Menganalisis

kekurangan

dan

kelebihan

pelaksanaan

program-program

Puskesmas Kebasen.
f. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah pada programprogram kesehatan di Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas.
F. MANFAAT PENULISAN
a. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan yang
mungkin masih ada dalam 6 program pokok Puskesmas Kebasen.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi dalam kinerja
Puskesmas.
c. Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna
mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu
pada khususnya.
d. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan yang masih dimiliki oleh Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai