Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

uku ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan edisi-edisi

yang

lalu,

tetapi

bagi

kami

sangat

perlu

karena

menyangkut pada kehidupan makhluk Tuhan yang mestinya


harus diselamatkan.
Kalau dahulu mendengarkan nyanyian katak di sawah di
waktu malam, indahnya bagaikan musik alam.
Burung-burung berkicau di pagi hari bagaikan nyanyian
yang merdu dan indah, tetapi sekarang tinggal suara tangis,
siang dan malam tinggal menunggu kapan giliran kena racun /
pestisida. Ikan-ikan di kali, belut di sawah setiap hari diobati
dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya hanyalah ulah
manusia yang berusaha untuk kepentingan pribadi dan sesaat.
Inilah yang mendorong kami untuk menulis dan menulis.
Mohon maaf segala kekurangan.
Terima kasih.

Petani Kolot

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Untuk mendukung program pemerintah tentang Pertanian


Go Organik tahun 2010, sekarang tinggal 2 tahun lagi.
Ternyata yang kami rasakan sampai sekarang belum banyak
perubahan. Yang jelas, karena terdapat beberapa kepentingan
dan permasalahan.
Sebenarnya latar belakang Go Organik jelas sekali. Dalam
rangka revitalisasi pertanian untuk menuju ke produktifitas
yang sehat dan ramah lingkungan.
Tetapi kenapa yang telah diprogramkan hampir 5 tahun
dan 2 tahun lagi sudah pencanangan sampai kini belum ada
tanggapan yang serius. Maka kami sebagai petani kolot ingin
menyumbangkan

pikiran

dan

ingin

berpartisipasi

dalam

permasalahan ini, menurut kemampuan dan pikiran secara


manual.
DUA SUDUT PANDANG YANG BERBEDA
Program Revilatisasi Pertanian
Dalam

rangka

melaksanakan

program

revitalisasi

pertanian ternyata terdapat dua sudut pandang yang berbeda,


diantaranya

Berpandang pada suatu kecukupan produksi

dengan alasan karena lajunya peningkatan penduduk yang


setiap tahun meningkat lebih banyak sehingga khawatir kalau
kekurangan pangan.
1. Revitalisasi

pertanian

dilihat

pada

pola

pikir

tentang

kerusakan ekosistem / degradasi lahan pertanian yang kian


semakin mengancam / membahayakan tentang kehidupan
semua makhluk hidup.

Keduanya memang mempunyai alasan yang masuk akal.


Tetapi di sini kami ingin mengupas satu per satu dari dua
bentuk pemikiran yang berbeda.
SUDUT PANDANG YANG PERTAMA
Pemikiran yang pertama banyak orang mulai dari petani
kalangan bawah sampai menengah atas, berpihak pada satu
pemikiran

tentang

kecukupan.

Sehingga

pedoman

yang

digunakan CEPAT, TEPAT, HASIL MELIMPAH. Sistem pertanian


ini memang sangat menggiurkan. Betapa tidak? Coba kita
menengok ke belakang tentang sistem Revolusi Hijau.
Hasil pertanian pada waktu itu sangat menjanjikan luar
biasa, sehingga kepercayaan masyarakat merasa bangga dan
benar-benar meyakini bahwa suatu bukti yang tidak bisa
dibantah, suatu kenyataan keberhasilan petani. Sampai bisa
ekspor ke luar negeri. Apa latar belakang dari permasalahan
ini? Satu-satunya hanya memandang pada satu sisi tentang
kekhawatiran pemerintah kalau sampai terjadi krisis pangan.
Sebab ditinjau dari lajunya perkembangan penduduk.
Sistem yang digunakan adalah satu komando, antara lain :
1. Penyubur tanah menggunakan pupuk kimia
2. PemberantaSan haman menggunakan pestisida (racun)
yang mematikan
3. Benih yang ditanam sudah ditentukan oleh pemerintah
yang

merupakan

benih

unggul.

Tahan

wereng,

yang

berpotensi Genetika Rekayasa. Benih yang usianya pendek,


sampai benih lokal habis, tapi dimanfaatkan oleh negara
lain.
Memang semuanya serba menguntungkan.

1. Tidak aneh bahwa tanah yang masih subur dipacet dengan


pupuk kimia
2. Serangan hama diatasi dengan racun yang mematikan
3. Usia padi yang biasanya 4-5 bulan dipercepat hanya 3
bulan lebih sedikit.
Siapa yang tidak tergiur dengan permasalahan ini. Bahkan
sampai

sekarang

mayoritas

petani

dan

sebagian

besar

birokrasi masih bertahan pada sistem tersebut. Sampai banyak


orang yang mengatakan dari berbagai kalangan bahwa
pemerintah

sekarang

tidak

seperti

ORDE

BARU.

Murah

sandang, pangan, aman tidak ada orang demo. Semua manut


diperintah. Ini yang merupakan alasan dan bukti kongkrit dari
SUDUT PANDANG yang pertama. Sekarang apa yang terjadi?
1. Benarkah usia manusia semakin pendek disebabkan kimia?
2. Benarkah lahan pertanian tandus karena kimia?
3. Benarkah ikan-ikan di kali, burung, satwa, dan lain-lain yang
merupakan kekayaan dan keindahan alam hampir punah
karena pestisida / racun?
4. Benarkah lahan pertanian tidak bisa menyimpan air karena
kimia yang berlebihan?
Jawabnya adalah sangat terletak pada budaya. Apa sebabnya?
Bahwa budaya saat sekarang ini sudah berubah, dari budaya
SOSIAL berubah menjadi budaya BISNIS. Jadi hanya mengejar
keuntungan sesaat, sehingga tidak mau memikirkan jangka
panjang.
Kelestarian alam, anak cucu sama sekali kurang mendapat
perhatian

untuk

diperhitungkan.

Yang

penting

adalah

sekarang. Semuanya itu kurang disadari bahkan tidak sedikit

yang menghalalkan segala cara, yang harusnya tidak boleh


terjadi.
SUDUT PANDANG YANG KEDUA
Revitalisasi yang dipandang pada kelestarian lingkungan
yang berjangka panjang. Karena dua bentuk sudut pandang
yang

berbeda

maka

pasti

bertolak

belakang

dengan

pandangan yang pertama. Sangatlah tidak mudah di dalam


perbedaan

pendapat

karena

masing-masing

mempunyai

alasan yang kuat.


Sudut pandang yang pertama banyak yang berorientasi
pada kepentingan pribadi, golongan yang didukung oleh
permodalan yang kuat. Apalagi yang juga didukung oleh petani
yang sudah tergiur oleh sistem pertanian yang sudah berjalan.
Sedangkan sudut pandang yang kedua ini hanya mengacu
pada pandangan yang tidak mendapat dukungan dari banyak
orang.
Tetapi kalau semua pihak akan memikirkan kelestarian
alam yang sehat berjangka panjang dan sayang anak cucu
tidaklah sulit untuk perubahan ini. Dengan demikian kami
mencoba untuk mengupas satu persatu dari beberapa materi
yang menjadi problema saat sekarang.
USIA MANUSIA SEMAKIN PENDEK KARENA KIMIA
Dari kaca mata kami sebagai petani kolot, yang tidak tahu
penelitian, tetapi saya bisa mengatakan dengan tegas usia
manusia semakin pendek karena kimia yang berlebihan.
Menurut

pengamatan

kami,

kimia

untuk

penyubur,

penggemukan, percepatan produksi, tetapi dampak yang

kami rasakan banyak sekali. Akibat yang sangat tidak


menguntungkan. Kami bisa menyimpulkan kalau semua
tanaman,
percepatan

ternak

hanya

produksi

dan

dipandang

pada

kesuburannya,

satu
hasil

sisi
yang

melimpah. Padahal semua hasil produksi diharapkan untuk


kecukupan konsumsi, padahal semuanya itu tercemar oleh
residu kimia, tidaklah usia manusia juga ikut dipercepat
seperti yang diperlakukan terhadap tanaman dan ternak.
Suatu kenyataan bahwa dari tahun ke tahun, usia manusia
semakin pendek. Hanya sangatlah ironis permasalahan ini
bayak orang yang tidak mau tahu.
LAHAN PERTANIAN TANDUS KARENA KIMIA
Tentang lahan pertanian tandus karena kimia memang
menjadi permasalahan yang serius dalam rangka pro dan
kontra.
Banyak orang tidak mau menerima kalau lahan pertanian
dituduh tandas / kritis karena kimia. Mereka punya alasan
yang kongkrit dan masuk akal. Kalau sistem pertanian
tanpa kimia tidak mungkin petani akan mendapat hasil
produksi yang cukup. Yang kakekatnya akan mencetak
kelaparan dan bisa terjadi krisis ekonomi.
Bahkan ada yang mengatakan apakah akan dikembalikan
ke SISTEM ORDE LAMA. Jadi banyak orang makan gaplek
dan jagung, sampai termasuk batang pisang dimakan
karena krisis ekonomi.
Sekarang jamannya sudah maju, coba lihat bagaimana
pemerintahan SOEHARTO, karena pupuk kimia Indonesia
bisa surplus di bidang pertanian sampai dikagumi dunia.

Jadi

jelas

bahwa

pupuk

kimia

merupakan

penopang

keberhasilan pertanian Indonesia. Jadi tidak dibenarkan


kalau tanah tandus / kritis karena kimia.
Tetapi

suatu

hal

yang

tidak

bisa

dibantah

menurut

kacamata petani kolot. Sebelum ada kimia, tanah pertanian


Indonesia betul-betul tanah subur. Suatu bukti tanam padi,
jagung, singkong, sayuran tanpa menggunakan pupuk kimia
sudah bisa panen yang baik, hanya kalau perlu dan petani
kreatif, hanya menambahkan pupuk kandang atau abu.
Tetapi sekarang penggunaan pupuk kimia oleh petani setiap
tahun harus menambah dosisnya.
Jadi jelas sekali, semakin penggunaan pupuk kimia semakin
banyak, otomatis kandungan residu kimia semakin tinggi.
Jadi kesimpulannya, tanah pertanian kita sudah tandus
karena kimia. Suatu bukti sekarang tanam padi, jagung,
sayuran

tanpa

menggunakan

pupuk

tidak

mungkin

tanaman tersebut bisa panen, mungkin tanaman untuk


hidup saja sudah enggan.
IKAN DI KALI, BURUNG / SATWA, dll HAMPIR PUNAH
KARENA PESTISIDA SINTETIS
Sangatlah memprihatinkan kalau kita berbicara masalah
kekayaan alam seperti ikan-ikan di kali, belut di sawah, taka
hijau, burung-burung berkicau, satwa-satwa dan lain-lain.
Yang begitu indahnya yang sekarang sudah hampir punah
tidak banyak kelihatan di sekitar kita. Benarkah semuanya
itu disebabkan karena pestisida / racun. Bukan hanya itu
termasuk limbah pabrik sebagai penyebabnya. Anehnya
banyak orang yang tidak mau tahu, atau yang tahu dan

mengerti

hanya

mengobati

kali

tinggal
sawah

diam.

Apalagi

mengobati

yang

senang

tanamannya,

dan

pengusaha pabrik besar yang limbahnya masuk ke jaringan


irigasi petani. Yang penting sekarang bisa panen dan untuk
besar. Masalah hari depan anak cucu biar dipikir besok.
Semuanya itu adalah urusan besok. Tidak usah dipikir
sekarang. Pemikiran seperti ini adalah sudah menjadi
masalah

umum,

karena

budaya

sosial,

kebersamaan,

gotong royong hanya merupakan slogan atau tinggal


ucapan. Budaya yang ada sekarang telah bergeser ke
budaya bisnis. Jadi semua langkah harus untung dan
untung.
Dengan demikian para petani dalam penggunaan obat tidak
terkendali, dan tidak ada aturan yang pasti. Pencemaran
limbah pabrik yang masuk jaringan irigasi kurang ada
kepedulian oleh yang berwajib. Maka sekarang bisa kita
rasakan dan kita lihat bahwa punahnya ikan-ikan di kali,
satwa, burung, dll. Karena residu pestisida dan pencemaran
limbah pabrik.
Meskipun demikian banyak orang tidak mau tahu alasannya
tanaman tanpa diobati tidak bisa panen pencemaran limbah
pabrik sudah diusahakan tidak bahaya dan tidak mencemari
lingkungan, sudah melalui aturan sesuai dengan prosedur
dan sudah membayar pajak yang mahal. Jadi tidak bisa
hanya dibebankan oleh pabrik dan petani.
Alasan itu bisa masuk akal, tetapi suatu kenyataan juga
tidak bisa dibantah, bahwa peristiwa tersebut memang
betul-betul terjadi. Masalah racun memang tidak bisa
kompromi. Limbah pabrik harus diusahakan tidak masuk

jaringan irigasi. Karena jaringan irigasi merupakan napas


petani yang menyangkut kehidupan orang banyak.
Semuanya itu pasti bisa diatasi asal ada kemauan dan
kepedulian terhadap kesehatan manusia. Memang tidak
mudah seperti yang kita bayangkan. Masalah pro dan
kontra sebagian besar orang memilih yang tidak tahu atau
tidak mau peduli, karena banyak pertimbangan tentang
untuk dan rugi. Tetapi kami yakin masalah ini sifatnya
hanya sementara. Untuk jangka panjang tidak ada tempat
bagi mereka.
Karena perkembangan dunia tetap berpijak pada ramah
lingkungan. Dalam arti lingkungan yang sehat, sejuk dan
bersahabat. Yang jauh dari pencemaran, yag hakekatnya
berdampak pada usia manusia kesehatan, dan lain-lain.
LAHAN

PERTANIAN

TIDAK

BISA

MENYIMPAN

AIR

KARENA KIMIA
Kalimat ini dari pertanyaan ke-1 s.d. ke-4 semuanya
menuding bahwa kimia yang sebagai penyebab utama.
Padahal dalam era orde baru kimia merupakan proses
keberhasilan. Dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan
lautan pangan dan peningkatan perekonomian yang luar
biasa.
Bisa dilihat bahwa bangunan sarana transportasi, pabrikpabrik berdiri, rumah-rumah mewah berdiri begitu megah,
yang sebelumnya masyarakat secara umum makan nasi
dalam satu tahun hanya 3-4 bulan, yang 8-9 bulan makan
nasi

jagung

atau

gaplek.

Setelah

masuknya

kimia

masyarakat bisa panen 2-3 kali dalam kurun waktu 1 tahun.

Kok masih saja dituding sebagai penyebab kerusakan


lingkungan.
Banyak orang tidak mau menerima masalah tudingan ini.
Apalagi sampai masalah LAHAN PERTANIAN TIDAK BISA
MENYIMPAN RESAPAN AIR, KARENA KIMIA. Inikah tudingan
yang sangat tidak mendasar.
Tetapi KACAMATA PETANI KOLOT BERBEDA PENDAPAT. Ini
tidak ada dorongan atau pengaruh dari politik apapun, ini
suatu bentuk penyesalan yang timbul dari ketukan pintu
hati. Karena mengambil pengalaman bertani sejak kecil.
Benar-benar

lahir

di

tengah-tengah

kalangan

petani.

Sampai saat buku ini ditulis usia 67 tahun. Jadi mengambil


sejarah pertanian sejak kecil diamati dari tahun ke tahun.
Apalagi kalau ditinjau dari kepercayaan apa saja, bahwa
TUHAN Menciptakan Alam Semesta beserta isinya termasuk
manusia. Manusia yang diberi wewenang untuk mengelola
dan menyelamatkan jagat seisinya, tidak ada perintah
untuk merusak. CINTAILAH DUNIA SAYANGILAH UMATNYA.
Kembali kepada pokok permasalahan, sebelum ada kimia
tanah pertanian kita bisa menyimpan air. Suatu bukti bahwa
waktu dahulu tanaman di sawah tidak digenangi air waktu
kemarau selama 15 hari tanaman masih bertahan hidup.
Tetapi sekarang tanaman tidak diairi 5 hari saja, tanaman
sudah layu dan tanah kelihatan pecah-pecah (basa Jawa :
Nelo).
Karena semakin banyak penggunaan kimia yang tidak
disertai pupuk kompos berakibat tanah menjadi ketat atau
pliket. Padahal yang bisa menyimpan air adalah bahan
organik yang dihasilkan dari kompas. Apalagi bagi petani

yang masih menggunakan Furadan dan obat gulma, tanah


semakin

tambah

keras

dan

alot.

Karena

tanah

membutuhkan bakteri, kalau di Furadan atau obat gulma


jelas bakteri tidak bisa hidup. Jadi tidak aneh kalau LAHAN
PERTANIAN TIDAK BISA MENYIMPAN AIR KARENA KIMIA.
Karena lahan pertanian tidak bisa menyimpan air, pada
waktu musim kemarau, suhu panas tambah luar biasa yang
akhirnya tanah cepat kering dan tanaman pun juga cepat
layu.

Sehingga

lingkungan

kurang

bersahabat

karena

pertanian,

berarti

panas, gerah dan gersang.

JATI DIRI TANAH PERTANIAN


Dalam

rangka

revitalisasi

bidang

dikembalikan pada vitalnya atau jati dirinya. Jati diri pertanian


mestinya harus dipelajari dari sejarah atau aslinya dahulu. Jati
diri pertanian Indonesia jaman dahulu, kemudian dalam
keadaan sekarang.
PERTANIAN ADALAH SUMBER KEHIDUPAN PERTANIAN BUKAN
SUMBER MALAPETAKA
Banyak orang pasti membantah dan tidak membenarkan kalau
pertanian sumber malapetaka. Bahwa masyarakat Indonesia
sehat-sehat dan gagah-gagah. Jadi sangat tidak benar kalau
pertanian menjadi sumber malapetaka. Pendapat ini pendapat
yang sangat tidak mendasar. Boleh saja, mari kita mengupas
permasalahan

ini

secara

pikiran

yang

jernih

dan

tidak

emosional. Saya juga menyadari bahwa tidak ada 1 orang pun


yang tidak makan hasil dari produksi pertanian. Tapi nyatanya
pertumbuhan penduduk juga pesat / banyak dan sehat-sehat.

Tetapi 10 tahun yang lalu di lingkungan kita masih banyak


orang tua yang usianya 80 100 tahun. Sekarang hampir tidak
ada, kalau toh masih, tinggal beberapa orang saja. Dan 20
tahun yang lalu masih banyak burung-burung seperti burung
elang, gagak, kuntul, jalak, glatik, dan lain-lain. Sekarang
sudah tidak terlihat di sekeliling kita. 20 tahun yang lalu pada
waktu musim kemarau mencari ikan di kali masih ada,
sekarang sudah tinggal namanya, yang ada ikan tinggal yang
dipelihara di kolam-kolam ikan.
Kalau mau jujur setiap orang mempunyai keluhan yang
bermacam-macam

yang

dideritanya

tentang

kesehatan.

Bukankah ini merupakan malapetaka? Apa hubungannya


dengan pertanian? Ini tertulis di materi no. 3 tentang IKAN DI
KALI BURUNG, SATWA HAMPIR PUNAH KARENA PESTISIDA. Jati
diri lahan merupakan sumber kehidupan bukan sumber
malapetaka. Permasalahan pertanian seharusnya merupakan
skala prioritas dalam penanganannya. Masalahnya, pertanian
merupakan penyangga ekonomi negara. Kalau petani lumpuh,
negara

jatuh

pertanian

tercemar,

kesehatan

masyarakat

menderita yang sangat untung rumah sakit.


Kelihatannya masalah pestisida sintetis sangat menakutnakuti. Ini sangat benar. Penggunaan masalah pestisida harus
benar-benar

diperhitungkan

untung

dan

ruginya.

Bagi

kepentingan masyarakat banyak, tidak hanya memandang


pada kepentingan sesaat dan pribadi. Kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat secara umum, sehingga banyak orang
yang tidak sadar masalah penggunaan pestisida dan pupuk.
Dosis pupuk kimia saat sekarang pada umumnya petani sudah
melampaui batas kewajaran, yang mestinya 2 2,5 kuintal/ha,

sekarang sudah mencapai 1 ton/ha bahkan tidak sedikit petani


yang

menggunakan

pupuk

kimia

lebih

dari

ton/ha.

Sedangkan hasilnya pun semakin berkurang. Kalau toh ada


yang

terdapat

peningkatan

hasil

biasanya

sudah

mau

menggunakan pupuk organik, ini saja hanya sebagian kecil


petani.
Oleh sebab itu, dalam rangka revitalisasi pertanian menuju
kepada

pertanian

yang

sehat

dan

ramah

lingkungan,

berjangka panjang memang tidak mudah dan tidak bisa


secepatnya. Harus melalui beberapa tahapan. Tetapi ini semua
merupakan keharusan bagi petani Indonesia.
PETANI TERNAK
Menunjuk semua permasalahan di depan, merupakan kunci
utama dan yang pertama, adalah ternak. Mulai dari ternak
sapi, domba, kerbau, dan lain-lain. Ternak bukan hanya
kecukupan kebutuhan daging, susu, telur, tetapi lebih daripada
itu, merupakan jalan keluar untuk MENARIK BENANG MERAH
yang menjadi permasalahan pokok yang kemelut di kalangan
petani adalah LIMBAH TERNAK. Cair maupun padat banyak
sekali pengaruh dan menyoroti kepada petani supaya petani
tidak maju untuk memberdayakan masalah pupuk organik,
antara

lain

petani

diberi

wawasan

kalau

petani

tidak

menggunakan pupuk kimia, mampukah petani mencukupi


pupuknya dari organik. Coba bayangkan kebutuhan pupuk
berapa juta ton mampukah petani untuk menagdakan. Kalau
petani

tidak

mau

mencetak kelaparan.

menggunakan

pupuk

kimia

tidaklah

Dari kalimat juta ton dan kelaparan memang sangat masuk


akal, tetapi pandangan semacam itu hanya terdapat pada
orang-orang

yang

kontra

terhadap

perubahan

sistem.

Pandangan ini hanya kepentingan pribadi tidak mewakili


kepentingan umum, yang pro dengan kelestarian lingkungan
sehat berjangka panjang. Padahal kalau petani dan pemerintah
sudah saling mendukung, apa sulitnya. Tidakkah petani juga
untung ganda. Nilai tambah dari pendapatan petani.
1. Petani mendapat keuntungan dari penjualan ternak
2. Petani mendapat keuntungan dari penjualan limbah
3. Petani mendapat keuntungan dari tanahnya semakin subur
dan hasil produksinya berkualitas baik, sehingga nilai jual
pun meningkat.
Kendalanya memang kurangnya kesadaran dan pengertian,
yang saling mendukung tentang usaha tani. Karena kurangnya
sosialisasi dari beberapa pihak. Adapun pengaruh yang banyak
adalah yang kontra terhadap perubahan sistem.
Kami

juga

konsekuen

terhadap

pikiran

kami.

Kami

berkelompok yang beranggota 64 orang terdiri dari pria dan


wanita. Terdiri dari 4 sub seksi, dan sudah berkoperasi dan
P3A.
Adapun kegiatan kelompok yang pertama membuat jamur
metarizium untuk pengendalian hama kelapa. Pupuk bokashi
yang mulanya digunakan anggota sendiri, dimulai pada tahun
2002. Pupuk cair dari urine. Diawali dari mikul menggunakan
alat keranjang kemampuan produksi pertama 2 ton. Kemudian
menggunakan tenaga kerja dari anggota yang dibayar harian 2
orang. Lalu mendapat pesanan 4 ton seharga Rp. 200,-/kg.

Selang 1 bulan mendapat pesanan 8 ton. Karena kekurangan


modal akhirnya patungan anggota 42 orang. Tiap orang Rp.
50.000,- masuk uang Rp. 2.100.000,-. Untuk pembuatan
gudang kelompok sejumlah Rp. 1.250.000,- sisa uang Rp.
850.000,-.
Tahun 2003 mendapat bantuan traktor mini, membeli grobak
Rp. 500,- untuk angkutan yang ditarik dengan traktor.
Tahun 2005 membagi SHU Rp. 1.250.000,Tahun 2006 membagi SHU Rp. 1.300.000,Sampai saat buku ini saya tulis 15 Desember 2007 kelompok
mempunyai pupuk sudah siap pakai 30 ton dengan harga
per ton Rp. 400.000,- yang belum jadi 15 ton.
Bahan baku kecuali dari limbah ternak anggota mendapat
gaduhan ternak dari Dinas Pertanian lewat Subdin Peternakan
mulai tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007. Sebagian besar
mengambil bahan baku dari luar.
Adapun gudang ada 3 unit. Gudang 1, 2 dan 3.
Gudang 1 usaha pribadi 60 ton
Gudang 2 kelompok 45 ton
Gudang 3 pengembangan 50 ton.
Padahal pesanan akhir tahun 2007 mencapai 200 ton. Untuk
mencukupi

bahan

baku

memang

sangat

kurang.

Pengembangan usaha dari pembuatan pupuk organik menuju


ke beras organik. Budi daya beras organik dimulai dari
mengadakan
diselenggarakan

pelatihan
dari

pertanian

kelompok

organik,

dengan

Dengan materi sebagai berikut :


1. Cara pembuatan pupuk organik padat
2. Cara pembuatan pupuk organik cair / urine

biaya

yang
swadaya.

3. Cara pembuatan pupuk organik cair nitrogen


4. Cara pembuatan APH
5. Cara pembuatan perangsang buah
6. Cara pembuatan Pesnab
7. Cara pembuatan penggemukan ternak
8. Cara pemeliharaan ternak
9. Cara budidaya ikan, dan masih banyak yang lain.
Dengan waktu 6 bulan, sekali dalam seminggu. Pelatihan
dilaksanakan teori praktek, termasuk SRI. Sistem tanam
legowo, dan lain-lain. Hasil produksi beras organik konversi
sekarang

sudah

produksi

dan

pasarnya

lewat

koperasi

kelompok.
Permintaan konsumen semakin bulan semakin bertambah
banyak. Ternak sapi dan kambing merupakan mata rantai
(lingkaran emas). Limbahnya dibuat pupuk, untuk memupuk
sawah, jeraminya untuk cadangan pakan. Rumen diproses
merupakan induk bakteri, merupakan bahan baku fermentasi
pupuk dan jerami. Jadi jelas sekali bahwa ternak merupakan
sumber pertama dan yang paling utama, untuk menarik
benang merah tentang pro dan kontra dalam melaksanakan
revitalisasi. Kami tetap komitmen pada pendirian, bertani
dengan wawasan ramah lingkungan.

KESAKSIAN
Nama

: Tukiman

Pekerjaan : PNS
Alamat

: Pereng, Mojogedang, Karanganyar

Semenjak kecil aku dibesarkan di lingkungan petani. Orang


tuaku petani kolot, tetapi aku sangat kagum dan bangga akan
keuletan dan ketekunannya. Dari hasil jerih payahnya ia dapat
membesarkan aku dan ketiga adikku menjadi orang.
Maka tidak aneh kalau aku sampai sekarang tidak dapat
meninggalkan

bertani,

walaupun

punya

pekerjaan

tetap

sebagai pendidik. Seusai bertugas, langsung terjung ke sawah


untuk menambah penghasilan keluarga, menggarap sawah
hitung-hitung sambil olahraga.
Bertani jaman dahulu dengan sekarang sudah sangat jauh
berbeda. Alat-alat menggunakan alat sederhana, sekarang
mesin. Hanya tanam dan menyiangi sawah saja oleh tenaga
manusia. Macam pupuk yang digunakan juga berbeda. Pada
jaman nenek moyang saya, pupuk yang dipakai pupuk
kompos,

pupuk

kandang,

kotoran

ternak.

Tanah

sangat

gembur, kadang ada yang disebut embel, yaitu tanah yang


kegemburannya dalam. Lumpurnya kadang mencapai 1 meter,
bahkan ada yang sebatas leher orang dewasa.
Sekitar tahun 1970-an ada pupuk kimia buatan dari pabrik.
Misalnya DSP, TSP, Urea dan sebagainya. Hasil memang dapat
melimpah, tetapi dampaknya tanah menjadi keras. Obat
pemberantasan

hama

pun

beragam

adanya,

mulai

dari

Furadan, Obat Semprot, bahkan obat rumput digunakan juga


oleh kebanyakan petani.
Selama lebih dari tiga dasa warsa petani sudah tidak pernah
menggunakan pupuk organik (kotoran dan sampah daun).
Yang diinginkan mudah, hasilnya meruah tanpa mengingat
kondisi tanah.

Bila saya amati secara cermat kesuburan tanah banyak


berkurang. Musim kemarau tanaman mudah layu, karena
kandungan unsur hara dan pH tanah sangat rendah. Gagal
panen akan terjadi. Air tidak bisa bertahan lebih lama. Setiap
debit air mulai berkurang dan petani mulai gelisah. Keringat
yang dicucurkan, mengharapkan hasil panen untuk penopang
kehidupan kerancam gagal.
Hal tersebut di atas sering kali aku alami, karena lokasi
garapan kami nyaris di ujung saluran kwarter. Mau tidak mau
jatah giliran air paling banyak berkurang. Beruntunglah aku
bergabung

dengan Kelompok

Tani Rukun

Makaryo yang

letaknya di Dukuh Dani, Desa Pereng, Kecamatan Mojogedang,


Kabupaten Karanganyar. Kelompok tani yang masa pengurus
lama sudah pasif, diganti dengan pengurus yang baru mulai
bangkit.

Diketuai

oleh

Bapak

Paiman

HS,

petani

yang

berwawasan luas, sangat jeli dalam memahami keadaan


lingkungan.
Dengan modal semangat dan tekad yang kuat, kelompok mulai
membuat pupuk organik bokashi. Bahan dari campuran
kotoran ternak lembu / kambing, sekam, bekatul dan isolat
induk bakteri, alkohol tetes, ditambah pengendali jamur
metharizium, beveria, trichoderma.
Sejak tahun 2002 sampai sekarang aku menggunakan pupuk
bokashi. Baru satu tahun menggunakan sempat aku terkejut.
Mengapa? Ketika musim garapan pertama / rendengan tiba
mulailah mencangkul. Seharian bekerja di sawah seakan tidak
terasa / tidak mudah lelah. Tanah sangat mudah dicangkul dan
licin bila kena air, tanda-tanda kegemburan sudah mulai
tampak kembali.

Tahun-tahun berikutnya sampai saat ini aku tidak absen


menggunakan pupuk bokashi. Dari sedikit pupuk pabrik
dikurangi,

walaupun

demikian

kondisi

tanah

semakin

membaik. Hasil panen waktu MT 3 tahun ini sangat baik,


walaupun

kekurangan

air.

Tiap

tahun

selalu

bertambah

produksinya.
Pengendalian hama selama hampir 5 tahun tidak pernah
menggunakan pestisida kimia / buatan pabrik. Bila ada hama,
kelompok tani sudah menyediakan pestisida NABATI, ramah
lingkungan, dan harganya murah.
MT 1 tahun 2003 hama wereng menyerang sawah di desa
kami, tetapi sawah kami aman. Radius 1 kilometer dapat
panen dengan baik. Yang lainnya gagal. Mengapa demikian?
Karena pupuk bokashi telah dilengkapi dengan penangkal
wereng yaitu jamur metharizium. Wereng yang terkena jamur
mati beku, bila ada wereng lain yang datang maka akan
tertular jamur akibatnya fatal.
Demikian upaya pertanian padi yang kami usahakan sehingga
dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Yang tidak kalah
penting beras hasil panen bebas kandungan residu kimia,
merupakan beras sehat disebut BERAS KONVERSI ORGANIK.
Motto

Makanlah

setelah

lapar,

berhentilah

kenyang, niscaya akan menyehatkan.

KESAKSIAN

sebelum

Nama

: Rubani

Alamat

: Dani, Pereng, Mojogedang, Karanganyar

Saya anggota Kelompok Tani Rukun Makaryo. Tahun 2005 saya


mendapat gaduhan dari peternakan lewat kelompok sejumlah
2

ekor

sapi.

Penggemukan

dengan

sistem

bagi

hasil

keuntungan 70% - 30%. Saya mendapat keuntungan Rp.


4.300.000,- saya belikan bibitan kurus Rp. 4.000.000,- saya
nambah Rp. 300.000,-.
Sampai Desember 2007 sudah 2x beranak, jadi menjadi 3 ekor.
Hasil perkawinan 1B. Saya merasa senang, sebelumnya saya
tidak punya ternak. Kecuali itu limbahnya dibuat pupuk
bokashi, jadi mendapat keuntungan ganda.
KESAKSIAN
Nama

: Sutrisno Kadus Bedoyo Desa Pereng

Saya anggota Kelompok Tani Rukun Makaryo. Setelah saya


mengikuti pertemuan kelompok setiap malam Rabu Pon,
banyak sekali keuntungan pengalaman pertanian. Selama ini
saya

sudah

tidak

menggunakan

obat

pestisida.

Untuk

pengendalian hama dan penyakit cukup dengan obat-obatan


ramuan sendiri. Antara lain biji mahoni, gadung dan tembakau.
Penggunaan pupuk organik saya sudah memproses sendiri
bersama-sama dengan 5 orang petani. Hasilnya setelah pupuk
jadi lalu dibagi rata lebihnya dijual untuk modal berikutnya.

KESAKSIAN
Nama

: Hadi Mijo

Alamat

: Dukuh Sidodadi, Desa Pereng, Mojogedang

Saya angota Kelompok Tani Rukun Makaryo. Setelah saya


mengikuti kelompok banyak pengalaman. Ajakan saya semua
anggota supaya rajin mengikuti kegiatan kelompok.
Sudah begitu saja, terima kasih.
KESAKSIAN
Nama

: Citro

Alamat

: Miri, Celep, Kedawung, Sragen

Pemakai pupuk organik Pesnab. Setelah 2 tahun menggunakan


pupuk organik MURNI ALAMI produksi Kelompok Tani Rukun
Makaryo keuntungannya :
1. Tanah menjadi gembur dan garapannya ringan
2. Penggunaan pupuk kimia biasanya 3 kuintal/1.500 m,
sekarang hanya 75 kg. Hasilnya bisa meningkat, semua
hasil panen sisa yang dikonsumsi dibeli Kelompok Tani
Rukun Makaryo. Harga berasnya juga meningkat minimal
Rp. 200,-/kg lebih mahal dibanding beras yang tidak
organik. Hanya saya heran di sekitar saya, petani saya ajak
belum ada yang mau.
KESAKSIAN

Nama

: Haris Sri Harjanto

Alamat

: Tanggalan Kulon Rt. 02/06 Harjosari,


Karangpadan, Karanganyar

Kelompok Tani

: Setyo Tani

Setelah saya menggunakan pupuk organik jenis tanaman padi


IR 64 pupuk organik dari kelompok tani Rukun Makaryo,
hasilnya imbang dengan pupuk kimia, biaya lebih murah,
tenaga lebih ringan, dimusim penghujan lebih tahan serangan
hama. Dan pada tanaman jenis koro buncis hidup lebih lama,
rasa lebih manis, demikian pengalaman saya, terima kasih.

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

Sistem

tanam

jajar

legowo

ini

sebenarnya

sangat

menguntungkan. Tetapi pada umumnya petani belum begitu


tertarik atau memahami, karena beberapa alasan :

1. Banyak baris-baris tanam yang digangi / lowong berarti


mengurangi jumlah bibit
2. Yang tanam belum pengalaman jadi bingung
3. Bibit terlalu muda jadi riwin yang tanam ngeluh.
Alasan ini semua sebenarnya masuk akal, tapi sebenarnya
mereka belum tahu saja. Alasan yang pertama bahwa baris
yang kosong dipindahkan ke sebelahnya.
Contoh gambar Sistem Tanam Jajar Legowo 4 1
1
2
3
4

V
V
V
V

1
2
3
4

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

V
V
V
V

PELATIHAN PERTANIAN ORGANIK

Maka

pentingnya

kami

mengadakan

pelatihan

pertanian

organik, yang mana petani untuk bersama sama memahami


tentang pertanian yang berwawasan kepada hasil produksi
pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.
Pelatihan ini kami adakan dengan inisiatif kelompok dan tidak
mengikat.

Adapun

pelaksanaan

paket

pertama,

kami

laksanakan pada tanggal 23 Januari 2008 selama 1 minggu


secara berkelanjutan

menurut kebutuhan bersama-sama

dengan instansi terkait dari Kabupaten Karanganyar. Peserta


30 orang petani materi yang kami sediakan sebagai berikut :
Tanggal 23 Januari dibuka oleh PO Pertanian Mojogedang
dilanjutkan pandangan umum, adapun materi dan jadwal,
narasumber yang kami persiapkan selama 1 minggu

PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN


AGENSI PENGENDALIAN HAYATI (APH)
I.

Pengenalan APH
Agensi hayati merupakan salah satu alternatif yang lebih
insentif untuk pengendalian hama dan penyakit, sebab
agensi hayati ini lebih efektif dbandingkan dengan pesnab.
Dari sekian banyak agensia hayat, sementara yang bisa
dikembangkan oleh kelompok tani Rukun Makaryo adalah :
1. Jamur BEAUVERIA BASIANA
2. Jamur METHARIZIUM
3. Jamur TRICHODIRMA
Adapun dari ketiga jenis APH tersebut mempunyai peranan
masing-masing untuk pengendalian hama dan penyakit.

II.

Jenis-Jenis APH
1. JAMUR BEAUVERIA BASIANA

Jamur ini merupakan salah satu agensia hayati yang


mempunyai

peran

untuk

pengendalian

hama

jenis

serangga.
Contoh :
Belalang, ulat, hama sundep, wereng dan serangga jenis
baunya.
Adapun penyebaran jamur ini bisa lewat air, angin dan
kontak langsung antar serangga (lewat perkawinan)
2. JAMUR METHARIZIUM
Agensia

hayati

ini

mempunyai

peran

aktif

dalam

pengendalian hama wereng dan wang-wung (oritos).


Penyebarannya pun juga sama dengan beauveria (lewat
air, angin, perkawinan)
3. JAMUR TRICHODIRMA
Agensia hayati yang satu ini sangat efektif sekali dalam
pengendalian penyakit

busur akar/batang pada jenis

tanaman sayuran, horticultura, dan tanaman-tanaman


jenis lainnya, serta dapat mencegah segala penyakit
pada tanaman yang di sebabkan oleh jamur.
Adapun penyebabnya lewat air dan angin.
PENUTUP

Bagi masyarakat yang bertempat di tengah perkotaan saya


yakin pasti tidak tau RATAPAN TANGIS BURUNG DAN KATAK,
karena terkecoh oleh gemuruhnya mobil dan motor, yang di
pabrik gemuruhnya suara mesin, apalagi yang bertempat
diperumahan elit, karena terhibur dengan apa saja yang
diinginkan.
Tetapi bagi saya yang hidup di kampung yang merasakan
sunyinya dimalan hari oleh teriknya panas disiang hari yang
kelihatan hanya hijaunya daun dan tanah gersang. Apa lagi
kalu melihat begitu kejamnya penggunaan racun/pestisida
sintetis yang di semprotkan dan ditaburkan disawah, dan di
kali sangatlah terdengar tangisnya burung, katak, dan ikan
menyentuh dalam hati sanubari.
**** SEKIAN ****
Petani Kolot

Anda mungkin juga menyukai