LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. Pengertian
Human Immune Deficiency virus adalah virus penyebab Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang dulu disebut sebagai HTLVIII (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV (Lymphadenopathy
Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini menunjukkan
bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA)
dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA) (Price & Wilson, 1995).
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala
penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
infeksi HIV (Samsuridjal Djauzi, 2004).
Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS
ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik, dimana orang
tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah
200 atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. Kondisi lain
yang sering digambarkan meliputi kondisi demensia progresif, wasting
syndrome, atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia lebih dari 60 tahun),
kanker-kanker khusus lainnya (yaitu kanker serviks invasif) atau diseminasi
dari penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi (misalnya, TB)
(Doengoes, 2000).
2. Anatomi Fisiologi
a. Kelenjar Timus
Timus adalah sebuah organ berlobus dua
yang terletak di mediastinum anterior dan di
Gambar I
Sistem Kekebalan Tubuh
masa dewasa dan usia lanjut, timus mengalami involusi sampai beratnya kurang
dari 15% ukuran saat pubertas. Timus adalah organ yang memiliki banyak
pembuluh darah dan pembuluh limfatik yang mengalirkan isinya ke kelenjarkelenjar gatah bening mediastinum. Timus memiliki korteks di sebelah luar dan
medula di sebelah dalam. Korteks mengandung banyak timosit (limfosit T yang
ditemukan di timus), sedangkan medula lebih jarang terisi oleh sel. Badan Hassall,
yaitu kelompok-kelompok sel epitel yang
tersusun rapat yang mungkin merupakan
tempat degenerasi sel, ditemukan di medula.
Timosit adalah limfosit T yang datang dari
sumsum tulang melalui aliran darah dan
berada
Gambar II Limfosit T
dalam
berbagai
stadium
perkembangan.
b. Limpa
Unsur menakjubkan lain-nya dari sistem pertahanan kita adalah limpa.
Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang
baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu
mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilaksanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menyingkapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah
yang membuatnya sangat menakjubkan.
Tugas limpa, seperti berkontribusi pada produksi sel, fagositosis,
perlindungan sel darah merah, dan pembangunan kekebalan, sangat pen2
ting sekaligus sulit. Tentu saja, limpa juga hanya segumpal daging, sama
seperti organ-organ lainnya. Namun ia menunjukkan kinerja dan tingkat
kecerdasan tak terduga dari sekadar segumpal daging. Ia mengorganisasikan segalanya, tidak membiarkan terjadinya masalah, dan juga beker-ja
tanpa istirahat. Sesungguhnya limpa bekerja untuk manusia dengan sangat
giat sejak manusia lahir, dan akan terus-menerus seperti itu selama masih
dikehendaki demikian oleh Allah.
c. Sumsum Tulang
killer cells, dan makrofag saat ada antigen spesifik. Sel CD8+
membunuh sel yang terinfeksi virus atau bakteri, juga sel-sel
kanker. Sel T mampu menghasilkan sitokin (zat kimia yang
dapat membunuh sel) seperti interferon. Sitokin dapat
berikatan dengan sel-sel target dan mengaktifkan proses
inflamasi. Sitokin juga meningkatkan pertumbuhan sel,
mengaktivasi
fagosit
dan
menghancurkan
sel
target.
terkena
antigen
mempunyai
pilihan
untuk
b) Antibodi
Dasar-dasar Antibodi
Sistem kekebalan tubuh sendiri diartikan
sebagai semua
oleh
makrofag
atau
sel
lain
dalam
system
(3) IgM
IgM (Imuno globulin M): Antibodi ini terdapat pada darah,
getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada saat organisme
tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan
antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan musuh.
kuman
penyakit,
produksi
IgM
janin
akan
bekerja
terutama
melalui
dua
cara
untuk
10
tak
cukup
kuat
untuk
berperan
dalam
12
6. Patofisiologi
Kontak langsung (membran/aliran darah) dengan cairan tubuh yang mengandung HIV
HIV berikatan dengan CD4+
Sel T4 terinfeksi dan ikut dalam cairan tubuh
13
infeks
i
Fungsi sel T4
Mengaktifasi respon imun
Jumlah sel T4
Sistem imun seluler melemah (imunosupresi)
Patogen mudah masuk ke dalam tubuh
Virus berpoliferasi
Respirasi
menginfeksi
sel-sel otak
Mengaktivasi responHIV
imun
SISTEM RESPIRASI
Neurologik
Memicu
ISPA toksin dan limfokin
++HIV
Fungsi
neurotransmitter
tergangggu
Flu
bertambah
berat
Bersihan Jalan Nafas
Penurunan progresif
fungsi
dan
motorik
Produksipada
mukus
>> kognitif, perilaku,
Tak
Efektif
Ketidakefektifan
Jalan
nafas terhambatkoping individu
Fungsi
02 supply
sel T4
RR HR
Pemakaian energi >>
Malaise
14
Intolerant Activity
Gastrointestinal
Masuknya mikroorganisme
Infeksi di intestinum
diare
Pengeluaran cairan
merangsang baroreseptor
Saraf parasimpatis
Tidak terkontrol
Defisit cairan
Kekurangan
volume cairan
peristaltic
makanan tertahan
di usus dan lambung
dehidrasi
Gangguan membrane
mukosa mulut
sekresi keringat
Gangguan intake
nutrisi
15
mengaktivasi kelenjar keringat
Hepar
Hati terinfeksi
++ HIV
Fagositosis SDM
Pengangkutan 02
Pengangkutan nutrisi
Risiko
Cedera
02 supply
RR
HR
malaise
Intoleran
activity
16
GI
Integumen
Integumen terinfeksi
++ HIV
Rentan terinfeksi
Diare
gangguan kulit
Penurunan
berat badan
Isolasi sosial
(id.shvoong.com)
17
b.
c.
d.
e.
Demensia/ensefalopati HIV.
18
Gejala minor:
a.
b.
c.
d.
Kandidiasis orofaringeal.
e.
f.
Limfadenopati generalisata.
g.
d. Stadium Klinis IV :
1)
2)
3)
4)
5)
Kelemahan
Jamur pada mulut dan kerongkongan
Radang paru-paru (PCP), TB Ekstra Paru
Radang saluran pencernaan (Diare kriptosporidiosis > 1 bulan)
Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
19
memastikan
seropositivitas
seperti
yang
20
Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel
helper
5) Albumin
(Price & Wilson. 1995)
9. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis
Human
Immunodeficiency
Virus
(HIV),
leukoplakia
dimensia
AIDS
karena
serangan
langsung
Human
c. Gastrointestinal
1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
2) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
21
f. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
(Carpenito.2000)
10. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari
dalam tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS
dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan
dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan
22
pertama
adalah
nucleoside
reverse
e)
ddI (didanosine)
b) Abacavir (ABC)
f)
Emtricitabine (FTC)
c) AZT(ZDV)
g)
d) d4T (stavudine)
2) Golongan obat lain menghambat langkah yang sama dalam siklus hidup HIV,
tetapi dengan cara lain. Obat ini disebut non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitor atau NNRTI. Empat NNRTI disetujui di AS:
a)
b)
c)
d)
Delavirdine (DLV)
Efavirenz (EFV)
Etravirine (ETV)
Nevirapine (NVP)
23
3) Golongan ketiga ARV adalah protease inhibitor (PI). Obat golongan ini menghambat
langkah kesepuluh, yaitu virus baru dipotong menjadi potongan khusus. Sembilan PI
disetujui dan masih dibuat di AS:
a) Atazanavir (ATV)
b) Darunavir (DRV)
c) Fosamprenavir (FPV)
d) Indinavir (IDV)
e) Lopinavir (LPV)
f) Nelfinavir (NFV)
g) Ritonavir (RTV)
h) Saquinavir (SQV)
4) Golongan ARV keempat adalah entry inhibitor. Obat golongan ini mencegah
pemasukan HIV ke dalam sel dengan menghambat langkah kedua dari siklus
hidupnya. Dua obat golongan ini sudah disetujui di AS:
a) Enfuvirtide (T-20)
b) Maraviroc (MVC)
5) Golongan ARV terbaru adalah integrase inhibitor (INI). Obat golongan ini mencegah
pemaduan kode genetik HIV dengan kode genetik sel dengan menghambat langkah
kelima dari siklus hidupnya. Obat INI pertama adalah:
a) Raltegravir (RGV)
(Price & Wilson. 1995)
11. Pencegahan
Untuk mencegah penularan HIV/AIDS, dapat diingat menggunakan ABCDE, yang
terdiri
dari:
a. Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan (abstinansia).
b. Be faithful, yaitu tetap setia pada pasangannya, untuk yang sudah menikah.
c. Condom, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual (melindungi diri).
d. Don't do drugs, tidak melakukan penyalahgunaan Napza sama sekali.
e. Equipment, berhati-hati terhadap peralatan yang beresiko membuat luka dan digunakan
secara bergantian (bersamaan), misalnya jarum suntik, pisau cukur, dll.
(Wikipedia. 2013)