Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan limpahan rahmat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
matematika tentang matriks.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi
koreksi yang baik bagi kami.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1
Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT, selaku dosen pembimbing mata kuliah matematika
Semarang,
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami saja,melainkan
juga bermanfaat bagi para pembaca.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Page | 1
Kata Pengantar......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang ...................................................................
B Rumusan Masalah ...
C Tujuan Pembahasan
3
3
BAB II PEMBAHASAN
A
B
C
D
E
F
G
24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang
apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya
kedalam bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah
Page | 2
diselesaikan. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua
persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari
hubungan antara variabel-variabelnya. Bahkan dinegara maju sering ditemukan model
ekonomi yang harus memecahkan suatu sistem persamaan dengan puluhan atau
ratusan variabel yang nilainya harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup
ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks
memudahkan kita untuk membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan variabelvariabel dari suatu persoalan. Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi
yang dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur
Cayley (1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier
dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik dianggap sebagai sebuah
permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada tahun 1925 matrik
digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik digunakan dalam
berbagai
Profil
bidang.
Arthur
Cayley
seorang
ahli
matematika berkebangsaan
Inggris.
Dia
merupakan
orang
pertama
yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi matriks serta bagaimana pengertian determinan dan
invers matriks?
2. Bagaimana operasi penyelesaian matriks dan permasalahan pada matriks?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang pengertian dan definisi matriks, dan pengertian determinan dan invers
matriks.
Page | 3
2. Menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks dan penyelesaian masalah pada matriks.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks
a. Definisi Matriks
`Menurut Nasoetion (1980:24), suatu matriks merupakan himpunan unsurunsur yang disusun berdasarkan penggolongan terhadap dua sifat yang sering
disebut dengan istilah baris dan kolam. Susunan bilangan - bilangan yang diatur
pada
baris
dan
kolom
dan
letaknya
diantara
dua
buah
kurung
yang
diapit
oleh
sepasang
kurung
siku
(http://www.p4tkmatematika.org/downloads/smk/Matriks).
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan, Matriks merupakan
susunan bilangan-bilangan yang berbentuk siku-empat terdiri dari baris dan
kolom dengan diapit oleh sepasang kurung siku. Sebagai contoh :
2 2 5
3 3
1 3 1
a.
dan
b. 1 2
5 12 9
[ ]
Page | 4
a11 a1 n
am 1 a mn
a 11 a 1 j . a 1 n
a 21 a 2 j . a 2 n
ai 1 aij . ain
am1 amj . amn
m= baris
i = 1,2m
n= kolom
j= 1,2n
Matriks dinotasikan dengan huruf capital misalnya A, B, C dan lain-lain.
Banyanya baris dan banyaknya kolom menentukan ukuran dari matriks tersebut
yang disebut ordo matriks. Perhatikan bahwa elemen dari matriks A di atas, misal
a21 menyatakan elemen pada matriks A tersebut terletak pada baris ke 2 dan kolom
ke 1. Sedangkan matriks A berordo mxn dan ditulis Amxn.
Jadi, Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam
bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda
kurung, yaitu ( ) dan [ ].
b. Simbol Matriks
Pada umumnya simbol matriks berbentuk | |, [ ], ( ). Secara umum sebuah matriks
dapat ditulis :
Page | 5
a11
a
21
ai1
Amxn =
a m1
a12
a 22
a1 j
a2 j
ai 2
aij
a mj
am2
a1n
a 2 n
ain
a mn
Misalnya:
a
b
Misalnya:
a b
c d
a
d
b
e
h
c
f
Misalnya:
Yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan dibawah diagonal utamanya
adalah nol.
[ ]
1 0
0 3
Contoh: F2x2 =
Matriks Skalar
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama dan elemenelemen selain diagonal utama adalah 0.
3 0
Contoh: F2x2 = 0 3
[ ]
Matriks Simetri
Yaitu matriks persegi
yang
setiap
elemennya
selain
elemen diagonal adalah simetri terhadap diagonal utama, atau matriks dimana
susunan elemen-elemen antara matriks dengan transposenya sama. C=CT; maka C
adalah matriks simetris
1 2 3
2 2 5
Contoh: C3x3 =
3 5 3
Matriks Simetri Miring
Yaitu Matriks simetri yang elemen-elemennya selain elemen diagonal saling
berlawanan.
Contoh: W3x3 =
1 2 3
2
2 5
3 5 3
[ ]
[ ]
Matriks
Segitiga
Bawah
Yaitu dikatakan segitiga bawah jika aij = 0 untuk i<j dengan kata lain matriks persegi
yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.
Page | 7
[ ]
2 0 0
2 1 0
3 1 8
Contoh: V3x3 =
Matriks Transpose
Yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi elemen
pada kolom atau sebaliknya. Transpose suatu matriks dilambangkan dengan T, misal
transpose matriks B dilambangkan dengan BT
Contoh: B2x3 =
1 2 3
T
0 3 4 , maka B =
1 0
2 3
3 4
Perhatikan bahwa ordo dari BT adalah 3x2. Sehingga pada matriks transpose baris
menjadi kolom dan sebaliknya, kolom menjadi baris.
C. Matriks Bersekat
Kegunaan : untuk mempermudah dalam pengoperasian, khususnya untuk Matriks
berordo tinggi.
Jika dua Matriks seordo disekat secara sebangun, maka dapat dilakukan penjumlahan
dan pengurangan pada sekatan-sekatannya.
jika : Amxn A1 A2 dan Bmxn B1 B2
(A 1 dan B1 berorde m x n 1 serta A 2 dan B 2 berorde m x n 2 )
Maka : A B A1
A2 B1
B2 A1 B1
A2 B2
dan Bnxp
B2 berorde n2 x p
Maka : AB A1
B1
A1 B1 A2 B2 mxp
B2
A2
Page | 8
contoh :
A A1
5 6 7 8
4 3 2 1
A2
5
A1 B1
4
7
A2 B2
2
2
4
B1
7
B2
5
1
0
9
3
6
8
6 2
3 4
8 7
1 3
5 3
34 31 51
1 6
20 23 30
0 8
73 72 72
9 2
17 9 18
107 103 123
AB A1 B1 A2 B2
37 32 48
D. Determinan Matriks
1. Determinan matriks ordo 2 x 2
Misalkan A =
a b
c d
terletak pada diagonal utama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal utama kedua.
A
Determinan matriks A dinotasikan det A atau
Page | 9
dengan mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama pertama dengan hasil
kali pada diagonal utama kedua.
Dengan demikian dapat diperoleh rumus det A sebagai berikut:
det A =
a b
c d
= ad bc
Contoh:
Tentukanlah determinan metriks matriks berikut:
A=
5 2
4 3
b.
4 1
3
2
Penyelesaian:
a.
det A =
b. det B =
5 2
4 3
4 1
3
2
a11
a
21
a 31
a12
a 22
a32
a13
a 23
a33
jika A =
a11 a12
a
21 a 22
a 31 a32
dinyatakan dengan det A =
a13
a 23
a33
.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan matriks berordo 3 x 3, yaitu aturan
sarrus dan metode minor-kofaktor.
Page | 10
aturan sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan sarrus, perhatikan alur berikut.
Misalnya kita akan menghitung determinan matriks A3x3, gambaran perhitungannya
adalah sebagai berikut:
a11
det A a 21
a31
a12
a 22
a32
a13 a11
a 23 a 21
a33 a31
a12
a 22
a 32
a11a 22 a33 a12 a 23 a31 a 13 a 21a32 a13 a 22 a31 a11a 23 a 32 a12 a 21a33
=
metode minor-kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan dengan
Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan.
Misalnya dari matriks A3x3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga: A =
a11
a
21
a 31
a12
a 22
a32
a13
a 23
a33
a12
a
32
Akan diperoleh M21 =
a13
a 33
. M21 adalah minor dari elemen matriks A baris ke-2
Page | 11
k11
k
21
k 31
k12
k 22
k 32
k13
k 23
k 33
a11
a
21
a 31
a12
a 22
a32
a13
a 23
a33
a 22
a32
a11
a 23
a 23
a
a
a12 21
a13 21
a33
a31 a33
a31
a 22
a32
a11a 22 a33 a11a 23 a32 a12 a 21a 33 a12 a 23 a 31 a13 a 21a32 a13 a 22 a31
=
a11a 22 a33 a12 a 23 a31 a13 a 21a32 a11a 23 a32 a12 a 21a33 a13 a 22 a31
=
Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor
kofaktor hasilnya sama dengan det A dengan menggunakan cara sarrus.
Contoh:
Page | 12
1 2 3
2 1 4
3 1 2
Tentukan determinan dari matriks A =
kofaktor!
Penyelesaian:
Cara 1 (aturan sarrus):
1 2 3
2 1 4
3 1 2
det A =
= (1 x 1 x 2) + (2 x 4 x 3) + (3 x 2 x 1) (3 x 1 x 3) (1 x 4 x1) (2 x 2 x 2)
= 2 + 24 + 6 9 4 8
= 11
Cara 2 (minor-kofaktor):
det A = 1
1 4
2 4
2 1
1 2 2 3 2 3 3 1
= 1 (2 4) 2 (4 12) + 3 (2 3)
= 1 (-2) 2(-8) + 3(-1)
= -2 + 16 3 = 11
3.
Misal: A =
0 0
2 3
2 3 1
0 0 0 B 0
5 4 1
A 0
B=
Page | 13
2. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan baris/kolom elemen-elemen
lain maka determinan matriks itu nol.
4 3 2
5 7 8 B 0
4 3 2
Misal: B =
1 2 3
5 7 0 A 0
2 4 6
Misal: A =
AB A x B
4.
AT A
5.
A 1
1
A
, untuk A-1 adalah invers dari matriks A
6.
kA kn A
7.
E. Adjoin Matriks
Adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut, dilambangkan dengan adj
A= (ij)T
Contoh :
1 2 1
0 2 1
H=
2 0 2
[ ]
13= -4,
21= (-1)2+1
| |
2 1 =
0 2
| |
1 1 =
0
2 2
Page | 14
23= (-1)2+3
32= (-1)3+2
| |
| |
1 2 =4 ,
31= (-1)3+1
2 0
maka adj H =
| |
| |
2 1
2 1
1 1 =
-1, 33= (-1)3+3
0 1
11 21 31
12 22 32
13 23 33
1 2
0 2
] [
=
=0
=2
4 4 0
2
0 1
4 4
2
a b
c d
x e
y f
Persamaan matriks ini dapat kita selesaikan dengan menggunakan sifat berikut.
1. Jika XA=B, maka X=A-1B, dengan |A| 0
2. Jika XA=B, maka X=BA-1, dengan |A| 0
Contoh:
Tentukanlah penyelesaian sistem persamaan linear berikut!
3x - 4y = 5
5x + 6y = 1
Penyelesaian:
Terlebih dahulu, ubah sistem persamaan linear tersebut menjadi persamaan matriks berikut.
3 4 x 5
5 6 y 1
A
X B
Kemudian, tentukan determinan matriks A, yaitu :
3 4
18 20 38
A
5 6
Penyelesaian sistem persamaan linear tersebut dapat kita tentukan dengan cara berikut.
Page | 15
A 1
1 6 4
38 5 3
17
x
6
4
5
19
1
11
y
5
3
1
38
19
1
A
A
B
jadi, x
17
19
dan
11
19
Selain dengan cara di atas, sistem persamaan linear dapat juga diselesaikan dengan
menggunakan aturan Cramer berikut.
x1
A1
A
, x2
A2
A
,, x j
Aj
A
A1
34
17
jadi x
A
38
19
Dengan
17
19
demikian,
dan
penyelesaian
dan y
sistem
A2
A
persamaan
22
11
38
19
linear
tersebut
adalah
11
19
Page | 16
Page | 17
Page | 18
Page | 19
Page | 20
Page | 21
Page | 22
Page | 23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam
bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda
kurung, yaitu ( ) dan [ ].
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan
yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita
selalu bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu
kita sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam
bahasa atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan.
Diatas juga telah dijeleskan macam-macam matriks, aljabar matriks, nilai eigen dan vektor
eigen serta penerapan matriks dalam ilmu fisika. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali
memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan
untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya.
Page | 24
DAFTAR PUSTAKA
Page | 25