\
PONV adalah hal yang umum terjadi dan sangat meresahkan pasien.
Selain itu PONV juga menyebabkan keterlambatan penyembuhan pasien
post operasi dan memperpanjang lama perawatan di RS. Post Operative
Nausea and Vomiting (PONV) adalah perasaan mual muntah yang dirasakan dalam 24 jam
setelah prosedur anestesi dan pembedahan. Mual didefinisikan sebagai sensasi subjektif tidak
nyaman untuk muntah. Muntah adalah suatu refleks paksa untuk mengeluarkan isi lambung
melalui esophagus dan keluar dari mulut. Secara umum insidensi muntah sekitar
30% dan insiden mual sekitar 50%, dimana angka tersebut dapat
meningkat pada pasien dengan resiko tinggi sampai 80%.
Faktor resiko terjadinya mual muntah untuk pasien dewasa:
a. Faktor pasien:
- Jenis kelamin perempuan
- Usia muda
- Adanya riwayat mual muntah paska operasi
- Riwayat tidak merokok
- Usia < 50 tahun
b. Faktor pembedahan:
- Tipe operasi yang merupakan resiko tinggi terjadinya mual muntah, diantaranya:
laparoskopi, operasi ginekologi, kolesistektomi.
- Lamanya waktu operasi dapat meningkatkan waktu pemaparan terhadap agen anestesi
c. Faktor anestesi:
Faktor anestesi yang berpengaruh pada kejadian PONV termasuk premedikasi, tehnik
anestesi, pilihan obat anestesi (nitrous oksida, volatile anestesi, obat induksi, opioid, dan
obat-obat reversal.
-
Anestesi general dengan obat inhalasi anestesi berhubungan erat dengan muntah paska
operasi. PONV yang berhubungan dengan obat inhalasi anestesi muncul setelah beberapa jam
setelah operasi, walaupun ini sesuai dengan lamanya pasien terpapar dengan obat
tersebut.Kejadian PONV paling sering terjadi setelah pemakaian nitrous oksida. Nitrous
oksida ini langsung merangsang pusat muntah dan berinteraksio dengan reseptor opioid.
Nitrous oksida juga masuk ke rongga-rongga pada operasi telinga dan saluran cerna, yang
dapat mengaktifkan sistem vestibular dan meningkatkan pemasukan ke pusat muntah.
-
Premedikasi
Opioid yang diberikan sebagai obat premedikasi pada pasien dapat meningkatkan
kejadian PONV karena opioid sendiri mempunyai reseptor di CTZ, namun berbeda dengan efek
obat golongan benzodiazepine sebagai anti cemas, obat ini juga dapat meningkatkan efek
hambatan dari GABA dan menurunkan aktifitas dari dopaminergik, dan pelepasan 5-HT 3 di otak.
Semua pasien pre operative harus discreening terhadap resiko terjadinya mual muntah paska
operasi untuk menentukan agen anestesi yang dapat diberikan sehingga mengurangi atau dapat
mencegah terjadinya mual muntah paska operasi.
Usia 3 tahun
Operasi strabismus
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor resiko terjadinya PONV:
-
Pilihan obat profilaksis untuk mual muntah paska operasi (pasien dewasa)
Ondansetron
Menurut beberapa studi klinis ondansteron memiliki efek anti muntah
yang lebih tinggi daripada efek anti mual. Ondansteron adalah gold
standard dibandingkan obat antiemetik lainnya. Pemberian ondansetron 8
mg oral setara dengan 4 mg dosis intravena. Antagonis reseptor 5HT 3
yang memiliki keefektifan sama dengan ondansetron termasuk
ramosetron
0,3 mg. Hal ini
juga sama efektifnya dengan
dexamethasonedan haloperidol 1 mg IV, dengan tanpa perbedaan yang
bearti pada interval
QTc.
Namun, ondansteron kurang efektif dari
aprepitant untuk mengurangi emesis dan palonosetron untuk kejadian
PONV.
Dolasetron
Menurut studi RCT pemberian profilaksis dolasteron 12,5 mg efektif untuk
mencegah PONV sama efektifnya dengan ondansetron 4mg. Pada bulan
Desember 2010, FDA menyatakan bahwa dolasetron tidak boleh lagi
Aprepitant
Kortikosteroid
-
Deksametason