Nekrolisis Epidermal Toksik di tahun 1965 sebagai erupsi yang menyerupai luka bakar
pada
kulit
akibat
terkena
cairan
panas
(scalding)
Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) merupakan reaksi mukokutaneous khas onset akut dan
berpotensi mematikan, yang biasanya terjadi setelah dimulainya pengobatan baru.
Nekrolisis epidermal ketebalan-penuh terjadi menghasilkan erythema, pelepuhan luas
dan/atau pengelupasan lapisan-lapisan kulit sehingga menyisakan kulit yang tidak memiliki
lapisan pelindung. Kulit memiliki kenampakan yang mirip dengan luka bakar akibat terkena
air panas atau uap panas (scald). TEN biasanya mengenai batang tubuh, wajah dan satu atau
lebih
membran
mukus.
TEN dianggap oleh beberapa orang sebagai sebuah spektrum penyakit yang mencakup
erythema multiforme, sindrom Stevens-Johnson (SJS) dan Nekrolisis Epidermal Toksik
(TEN). Akan tetapi, yang lain menyebutkan bahwa karena erythema multiforme terkait
dengan infeksi yang mencakup virus herpes simplex dan Mycoplasma penumoniae,
sedangkan SJS dan TEN adalah reaksi pelepuhan nekrolitik terhadap obat-obat tertentu, maka
erythema multiforme tidak bisa diklasifikasikan sebagai bagian dari spektrum penyakit yang
sama.
Sistem klasifikasi lain didasarkan pada fakta bahwa SJS dan TEN adalah kondisi-kondisi
terkait yang bisa dibedakan menurut besarnya keterlibatan kulit. Kurang dari 10% epidermis
terkelupas
pada
sindrom
Stevens-Johnson
dan
>30%
pada
TEN.
Etiologi
Diduga ada reaksi hypersensitifitas yang diperantarai kompleks-imun terhadap keberadaan
metabolit-metabolit obat toksik yang terakumulasi dalam kulit. Reaksi ini menghasilkan
kerusakan
keratinosit.
Infeksi, tumor ganas, dan vaksinasi juga telah diduga sebagai etiologi mungkin lainnya.
Mungkin
tidak
ada
pemicu
yang
pasti
(TEN
idiopatik).
Faktor
Risiko
Obat tertentu: biasanya reaksi mulai terjadi dalam 4 sampai 8 pekan setelah dimulainya
penggunaan obat baru. Ada banyak obat yang termasuk, yang paling umum adalah sebagai
berikut:
-
Sulfonamida
Ampisilin
Antikonvulsan,
khususnya
fenobarbiton,fenitoin,karbamazepin,
valproat
Allopurinol
Antiretroviral
Kortikosteroid
NSAID,
khususnya
turunan
oxicam
seperti
piroxicam.
Reaksi ini lebih jarang dipicu oleh beberapa imunisasi dan setelah transplantasi sumsum
tulang atau transplantasi organ. Manifestasi penyakit graft-versus-host pada kulit dianggap
memiliki
etiologi
Infeksi
SLE
seperti
dan
tumor
yang
mirip
mycoplasma
ganas
dengan
dan
diduga
HIV
meningkatkan
TEN.
juga
risiko
terkait
TEN.
Epidemiologi
Kejadian di seluruh dunia adalah 0,5 sampai 1,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun.
Perempuan
lebih
umum
terkena
Bisa mengenai semua kelompok usia tetapi lebih umum pada orang tua, kemungkinan karena
meningkatnya
jumlah
obat
yang
dikonsumsi
oleh
orang
tua.
Presentasi
Ada fase prodromal yang berlangsung 2-3 hari hingga sampai 3 pekan disertai demam,
gejala-gejala yang mirip URT1, ruam, konjungtivitis (32%), pharyngitis (25%), pruritus
(28%),
malaise/kelelahan,
arthralgia
dan
myalgia.
Keterlibatan membran mukus terjadi di awal pada 90% kasus dan umumnya mendahului
uretral,
dan
mukosa
anal
semuanya
bisa
terlibat.
Sebuah ruam papular atau makular yang terbakar/nyeri kemerah-merahan dengan batas
tidak tegas kemudian terbentuk membentang mulai dari wajah sampai batang-tubuh atas.
Pelepuhan
terjadi
dan
kemudian
bergabung.
Kemungkinan
Hypotensi
Epidermis
bisa
ada
dan
tachykardia
bisa
terkelupas.
hyperpyreksia.
terjadi
akibat
dehidrasi
dan
hypovolemia.
Tanda Nikolsky: Jika daerah-daerah kulit yang tampak normal diantara lesi-lesi digaruk,
epidermis
dengan
mudah
terkelupas
dari
permukaannya.
Diagnosa
banding
Sindrom
SSS
(sindrom
kulit
melecur
staphylococcal)
Sindrom ini berbeda dengan TEN dalam hal ada infeksi oleh stahylococcus. Toksin yang
dihasilkan oleh bakteri ini menyebabkan pelepuhan intraepidermal. Keterlibatan orofaringeal
cukup jarang dan penyakit sistemik cenderung kurang parah pada SSSS. Ini lebih umum
mengenai anak-anak dan jarang mengenai orang dewasa, karena orang dewasa biasnaya
memiliki antibodi yang cukup untuk menanggalkan eksotoksin, dan lebih mampu
mengekskresikan toksin melalui ginjal. Pengobatan dilakukan dengan luka bakar, dan dengan
antibiotik. Mortalitas pada anak-anak adalah sekitar 4% (~50% pada orang dewasa). Kondisi
ini dibedakan dengan TEN berdasarkan biopsy kulit atau potongan kulit terkelupas yang
dibekukan. Pada TEN, kerusakan lebih dalam di dermis dibanding pada SSSS.
Diagnosa
Luka
banding
bakar
(bahan
kimia,
lainnya
cahaya
atau
panas)
Bullous
impetigo
Pemphigus,
pemphigoid
(umumnya
Epidermolysis
yang
memiliki
onset
lebih
bullosa
lambat)
hereditaria
SLE
Demam
skarlatina
(deskuamasi
tetapi
tidak
ada
pelepuhan)
Erupsi-erupsi
terkait
obat
Erythema
lainnya
multiforme
Lichen
planus
bullous
Sindrok shock toksik (reaksi yang diperantarai toksin terhadap infeksi staphylococcal)
Dermatitis
eksfoliatif
Pemeriksaan
Tidak
Biopsi
ada
kulit
uji
dan
yang
hapusan
sifatnya
immunofluoresensi
menguatkan
harus
dipertimbangkan
jika
pemphigus/pemphigoid diduga. Ada nekrosis epidermal ketebalan penuh pada TEN ditambah
pengelupasan
epidermal.
FBC, U&E, albumin, total protein dan proteinuria harus selalu dipantau dari dekat.
Screening
daerah,
Keterlibatan
urin
banyak
dan
kultur
organ
kulit
terjadi
harus
ketika
dikumpulkan.
TEN
berkembang.
Penatalaksanaan
Saat ini belum ada resimen pengobatan spesifik yang diterima secara umum.
Pasien memerlukan perujukan ke sebuah unit dimana mereka mendapatkan perawatan
intensif, idealnya unit luka-bakar atau HDU/ITU. Pendekatan multidisiplin untuk pengobatan
mencakup
ahli
Pendeteksian
kulit,
dan
dokter
umum,
penghilangan
ahli
agen
bedah,
perawat
kausatif
dan
potensial
fisioterapis.
diperlukan.
Pengobatan sebagian besar mendukung. Cairan dan elektrolit, infeksi dan status gizi
semuanya memerlukan pemantauan yang sangat cermat. Pembalut, pelembut dan larutan
garam
bisa
diberikan
padakulit
yang
terkena.
Debridema daerah nekrosis dari kulit mungkin diperlukan. Dermis yang terpapar memelukan
perlindungan dengan graft kulit untuk mencegah kehilangan cairan dan protein dan infeksi
serta
Antibiotik
untuk
pada
mengendalikan
umumnya
tidak
diberikan
nyeri.
secara
profilaksis.
Kesehatan mulut dan pengobatan ophthalmologi, termasuk pelicin (lubricant) dan antibiotik
topikal
dibutuhkan.
Pengobatan
antikoagulasi
mengurangi
risiko
thromboembolisme.
Steroid dosis tinggi terkadang digunakan, tetapi justifikasi penggunaannya masih kurang, dan
beberapa penelitian telah menunjukkan mortalitas yang meningkat berkaitan dengan
penggunaannya.
Immunoglobulin manusia intravena menunjukkan hasil positif pada beberapa trial tetapi
temuan
ini
banyak
ditentang.
acak
multisenter
diperlukan
untuk
mencari
pengobatan
bagi TEN.
Komplikasi
Sepsis kulit yang luas dan septisemia (50% kematian pada TEN terkait dengan komplikasi
ini).
Penumonia
dan
gagal
pernanfasan
hypovolemik
dan
nekrosis
tubular
Gangguan
akut.
termoregulatori
Kerusakan mata, keterlibatan kornea dan kebutaan (509% pasien TEN menjadi buta).
Stomatitis
dan
Perdarahan
gastrointestinal
Embolisme
paru
Striktur
Lesi
mukositis
esofageal
dan
dan
erosi
dysphagia
genitourinari
Hypo- atau hyerpigementasi kulit; kemungkinan ada scarring jika terjadi infeksi.
Prognosis
Tingkat mortalitas adalah antara 10-70%. Tergantung pada kualitas perawatan dan cepatnya
penegakan diagnosis dan pengobatan. Skor keparahan-sakit telah dibuat yang disebut
SCORTEN. Skor 1 diberikan untuk masing-masing faktor prognostik berikut jika ada:
Usia
>40
Denyut
jantung
Keberadaan
Daerah
>120
kanker
atau
permukaan
Kadar
tubuh
Kadar
glukosa
Skor
selanjutnya
hematologik
terlibat
darah
bikarbonat
mortalitas
malignansi
yang
urea
Kadar
Risiko
detak/menit
>10mmol/L
serum
<20mmol/L
serum
bisa
dikaitkan
0-1:
dengan
>10%
>14mmol/L
skor-skor
yang
diperoleh:
3,2%
Skor
2:
12,1%
Skor
3:
35,3%
Skor
4:
58,3%
Skor 5: 90%