Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN NYERI

LUKA JAHITAN PERINEUM PADA IBU POST PARTUM


DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Evi Nur Imamah*, Tarmi**, Heny Ekawati***

.......

. ..ABSTRAK ....... . ..

Teknik relaksasi merupakan salah satu cara non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
luka jahitan perineum pada ibu post partum. Masalah penelitian adalah banyaknya ibu post partum
yang mengalami nyeri setelah dilakukan penjahitan perineum. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu
post partum.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra-Eksperiment (One Group pratestPostest Design), populasi ibu post partum dengan jahitan perineum di ruang sakinah RS
Muhammadiyah Lamongan pada bulan Agustus dan September tahun 2009 berjumlah 53 orang
tehnik sampling adalah Simple Random Sampling, jumlah sampel yang diinginkan peneliti
berjumlah 20 orang, data diambil dengan menggunakan lembar observasi kemudian dianalisis
sesuai dengan variable serta skalanya masing-masing, dari analisa tersebut kemudian dilakukan uji
Wilcoxon Sign Rank Test.
Dari hasil penelitian diperoleh tingkatan nyeri ibu post partum dengan luka jahitan
perineum sebelum dilakukan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85%,
setelah dilakukan teknik relaksasi nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11 orang atau 55% dan
tidak merasa nyeri sebanyak 9 orang atau 45%. Dari hasil penelitian diperoleh p=0,001 (p<0,05)
yang artinya terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum
pada ibu post partum.
Setelah melihat hasil penelitian ini maka teknik relaksasi adalah salah satu strategi yang
dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum dengan nyeri
luka jahitan perineum.
Kata Kunci : Teknik Relaksasi, Nyeri Luka jahitan Perineum.

Vicky, 2006:265). 70% wanita yang


melahirkan pervaginam sedikit banyak
mengalami trauma perineal, kebanyakan
morbiditas maternal setelah trauma perineal
tetap tidak dilaporkan ke profesional
kesehatan (Chapman, Vicky, 2006:444).
Nyeri merupakan kondisi berupa
perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri
berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya pada orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya
(Uliyah, 2006:126).

PENDAHULUAN. .

.
Proses persalinan adalah keadaan yang
fisiologis yang akan dialami oleh ibu bersalin,
Dari proses persalinan pervaginam perlukaan
jalan lahir sering terjadi. Jenis perlukaan
ringan berupa luka lecet, dan yang berat
berupa suatu robekan. Robekan perineum
terjadi pada hampir semua persalinan
pervaginam baik itu robekan yang di sengaja
dengan episiotomi maupun robekan secara
spontan akibat dari persalinan, robekan
perineum ada yang perlu tindakan penjahitan
ada yang tidak perlu. Dari jahitan perineum
tadi pasti menimbulkan rasa nyeri (Chapman,

SURYA

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan


Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Lamongan adalah rumah sakit rujukan, jadi
kebanyakan pasien yang partus spontan
pervaginam dilakukan episiotomy. Survey
awal yang dilakukan pada 10 responden ibu
post partum dengan jahitan perineum di
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
yang tidak melakukan teknik relaksasi
mengalami nyeri luka jahitan perineum yaitu
sebanyak 5 orang atau 50% mengalami nyeri
berat 3 orang atau 30% nyeri sedang dan 2
orang atau 20% mengalami nyeri ringan.
Dari data tersebut diatas masih banyak ibu
post partum yang mengalami nyeri.
Masalah nyeri perineum post partum
tidak hanya pada nyeri itu sendiri, tetapi juga
mengenai efeknya pada hubungan wanita
dengan orang yang dekat dengannya.
Awalnya ini dikaitkan dengan kemampuan
wanita agar cukup berelaksasi untuk
menyusui dan kemudian pemulihan aktifitas
seksualnya (Mander, 2003:225). Pada ibu
post partum yang mengalami rasa nyeri bisa
mendukung terjadinya stress yang akan
meningkatkan keletihan (Mubarak, 2007:72)
Salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk meringankan nyeri adalah metode
pengendalian nyeri non-Farmakologis adalah
dengan teknik relaksasi, teknik yang lain
seperti massage, distraksi, kompres hangat,
imagori, hypnosis,acupressure, yoga, therapy
aroma, dll. Untuk mengurangi rasa nyeri ada
banyak cara tetapi peneliti disini hanya
menggunakan teknik relaksasi. Relaksasi
merupakan metode yang efektif untuk
mengurangi nyeri dengan cara nafas dalam
dengan cara relaksasi membantu mengurangi
tegangan otot, sehingga menurunkan
intensitas nyeri atau meningkatkan toleransi
nyeri, dengan cara mengajarkan pasien untuk
menggunakan pernafasan abdomen berirama
dan lambat enam sampai sembilan kali
permenit, dan dapat mempertahankan irama
yang lambat dan konstan(Mander, 2003:149).
Dalam keadaan kaya akan oksigen
yang bersih diharapkan metabolisme didalam
tubuh akan berjalan dengan baik dan otak
akan relaksasi sehingga impuls nyeri yang
diterima akan diolah dengan baik dan
diterjemahkan dengan persepsi nyeri yang
berkurang.

SURYA

Belakangan ini relaksasi bukan hanya


berhubungan dengan peredaan rasa nyeri
tetapi juga berhubungan dengan istirahat dan
tidur serta dapat juga menurunkan
ketegangan atau stress. Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk mengukur
pengaruh
teknik
relaksasi
terhadap
penurunan nyeri pada ibu post partum dengan
luka jahitan perineum.

METODE PENELITIAN.

.
Desain penelitian yang digunakan
adalah Pra - Eksperiment atau One Group
Pratest-Postest Design yaitu kelompok
subjek diobservasi sebelum dilakukan
intervensi kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi
(Nursalam,2003:56).
Dalam
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
teknik Relaksasi terhadap penurunan nyeri
pada ibu post partum dengan luka jahitan
perineum di RS Muhammadiyah lamongan
Kabupaten Lamongan pada bulan Agustus
sampai dengan bulan September 2009

HASIL .PENELITIAN

1. Data Umum
1) Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
merupakan salah satu RS di Lamongan dan
merupakan RS rujukan yang berada di Jl.
Jaksa Agung Suprapto 76 Lamongan dan
terletak dipinggiran kota. Gedung utama
terdiri dari 3 lantai dan gedung lainnya terdiri
dari 2 lantai. Pelayanan terdiri dari rawat inap
dan rawat jalan.
Rawat jalan terdiri dari IGD (Instalasi
Gawat Darurat), poliklinik, klinik sup
spesialis
dan
pelayanan
kesehatan
masyarakat. Poliklinik terdiri dari klinik
umum, klinik penyakit dalam, klinik anak,
klinik kebidanan, klinik bedah, klinik jantung,
klinik syaraf, klinik gigi dan mulut, klinik
kulit dan kelamin, klinik paru, klinik mata,
klinik THT, klinik alternatif, klinik rehap
medik, general check up. Klinik sub spesialis
terdapat bedah urologi, bedah orthopedi,
bedah digestif, bedah onkologi, bedah anak,
bedah syaraf, bedah kepala leher, laktasi,
kecantikan. Pelayanan kesehatan Masyarakat
terdapat home care, usaha kesehatan sekolah,
PKMRS, klub diabetes mellitus, bincang
2

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan


sebagian kecil berumur < 20 tahun sebanyak
1 orang atau 5%.
(2) Pendidikan Responden
Tabel 2. Distribusi
Responden
Berdasarkan Pendidikan di R.
Sakinah RS Muhammadiyah
Lamongan Pada Tahun 2009

sehat atau media radio, bakti sosial secara


rutin atau persemester.
Rawat inap terdiri dari ruang marwah,
shofa, sakinah, zam-zam, roudhoh, multazam,
ICU dan jumlah tempat tidur sejumlah 150
tempat tidur. Jumlah sumber daya manusia
terdiri dari tenaga medis terdiri dari dokter,
bidan dan perawat. Dan paramedis non
perawat, non medis, jumlah SDI 403 orang
Penunjang medis terdiri dari apotik,
laboratorium klinik, instalasi gizi, optik,
ECHO-Kardiografi, Instalasi pemeliharaan
sarana, pemulasaran jenazah dan ambulance,
radiologi terdapat X-Ray, CT Scant dan USG.
Penunjang umum terdiri dari perpustakaan,
penampungan air atau reservoir, incenerator,
laundry,
sterilisasi
central,
instalasi
pengolahan air limbah, ruang pertemuan
umum, ruang komite medis, SIRS, warung
telekomunikasi, mini market, pelayanan
KBIH Labbaik atau kelompok bimbingan
ibadah haji.
RS
Muhammadiyah
Lamongan
terakreditasi KARS Depkes 12 pelayanan
izin
operasional
dari
Depkes
YM.02.04.2.1102 (10 Juli 2002-10 Juli 2007).
Status akreditasi lulus penuh. Rencana RS
Muhammadiyah jangka pendek pelayanan
MRE atau Medikal Record Elektronic.
2) Karakteristik Responden
Jumlah ibu post partum yang memenuhi
kriteria inklusi berjumlah 20 orang,
karakteristik ibu bersalin dalam penelitian ini
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan.
(1) Umur Ibu
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Umur di R. Sakinah RS
Muhammadiyah Lamongan Pada
Tahun 2009
No
1
2
3

Umur
< 20 tahun
20 30 tahun
> 30 tahun
Total

Jumlah
1
12
7
20

No
1
2
3
4

Jumlah
0
5
11
4
20

Prosentase
0
25
55
20
100

Berdasarkan data di atas menunjukkan


sebagian
besar
ibu
post
partum
berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 11
orang atau 55% dan sebagian lagi
berpendidikan SLTP yaitu sebanyak 5 orang
atau 25% dan sabagian kecil berpendidikan
DIII/PT yaitu sebanyak 4 orang atau 20%.
(3) Pekerjaan Responden
Tabel 3. Distribusi
Responden
Berdasarkan Pekerjaan di R.
Sakinah RS Muhammadiyah
Lamongan Pada Tahun 2009
No
1
2
3
4

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Swasta
Wiraswasta
PNS
Total

Jumlah
5
9
5
1
20

Prosentase
25
45
25
5
100

Berdasarkan data di atas meninjukkan


sebagian besar ibu post partum bekerja
swasta yaitu sebanyak 9 orang atau 45% dan
bekerja sebagai wiraswasta dan ibu rumah
tangga @ sebanyak 5 orang atau 25% dan
hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai
PNS (Pegawai Negeri Sipil) yaitu 1 orang
atau 5%.

Prosentase
5
60
35
100

2. Data Khusus
Dalam penelitian ini akan disajikan
distribusi ibu post partum berdasarkan
tingkatan nyeri luka jahitan perineum
sebelum dilakukan teknik relaksasi dan
setelah
dilakukan
teknik
relaksasi,
selanjutnya menganalisis perbedaan tingkat

Berdasarkan data di atas menunjukkan


sebagian besar ibu post partum berumur 20
30 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 60%
dan sebagian berumur > 30 tahun yaitu
sebanyak 7 orang atau 35% dan hanya

SURYA

Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
DIII/PT
Total

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan


jahitan perineum setelah dilakukan teknik
relaksasi merasa tidak nyeri sebanyak 9
orang atau 45% dan mengalami nyeri ringan
sebanyak 11 orang atau 55%.

nyeri luka jahitan perineum pada ibu post


partum dengan perlakuan teknik relaksasi.
1)
Tingkatan nyeri luka jahitan perineum
pada ibu post partum sebelum
dilakukan teknik relaksasi di Ruang
Sakinah
RS
Muhammmadiyah
Lamongan

3)

Tabel 4. Distribusi Frekwensi Tingkatan


Nyeri Luka Jahitan Perineum
Pada Ibu Post Partum Sebelum
Dilakukan Teknik Relaksasi di R.
Sakinah RS Muhammadiyah
Lamongan Pada Tahun 2009
No
1
2
3

Tingkatan Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Total

Jumlah
0
17
3
20

Berdasarkan hasil pengumpulan data


diperoleh data berupa tingkatan nyeri luka
jahitan perineum pada ibu post partum, data
tersebut
kemudian
dianalisis
untuk
mengetahui adakah perbedaan tingkat nyeri
luka jahitan perineum pada ibu post partum
sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
teknik
relaksasi.
Untuk
menganalisa
perbedaan tingkatan nyeri ibu post partum
tersebut maka dilakukan uji statistik
Wilcoxon Sign Rank Test.
Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank
Test tentang perbedaan tingkatan nyeri ibu
post partum sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan teknik relaksasi dapat dilihat pada
berikut :
Tabel 6. Perbedaan Tingkatan Nyeri Ibu
Post Partum Dengan Perlakuan
Teknik Relaksasi di R. Sakinah
RSM Lamongan Tahun 2009

Prosentase
0
85
15
100

Dari tabel 4 di atas didapatkan bahwa


sebagian besar ibu post partum dengan luka
jahitan perineum yang mengalami nyeri
sebelum
dilakukan
teknik
relaksasi
mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang
atau 85% dan hanya sebagian kecil yang
mengalaminyeri berat yaitu sebanyak 3 orang
atau 15%.
2)

Tingkatan nyeri ibu post partum


dengan luka jahitan perineum setelah
dilakukan teknik relaksasi di Ruang
Sakinah
RS
Muhammmadiyah
Lamongan

No
1
2

Tabel 5. Distribusi Frekwensi Tingkatan


Nyeri Luka Jahitan Perineum
Pada Ibu Post Partum Setelah
Dilakukan Teknik Relaksasi di R.
Sakinah RS Muhammadiyah
Lamongan Pada Tahun 2009
No
1
2
3

Tingkatan Nyeri
Tidak Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Total

Jumlah
9
11
0
20

Uji statistik perbedaan tingkatan nyeri


luka jahitan perineum pada ibu post
partum dengan perlakuan teknik
relaksasi di ruang sakinah RSM
Lamongan

Tingkatan Nyeri
Tingkatan Nyeri
berkurang
Tingkatan Nyeri
Tetap
P (Sign)

Jumlah

Prosentase

20

100

0,001

Berdasarkan data dari tabel 6 diatas,


dapat diketahui bahwa hasil uji statistik
Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai
signifikan (p sign = 0,001) dimana hal ini
berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima
artinya ada pengaruh teknik relaksasi
terhadap penurunan nyeri pada ibu post
partum dengan luka jahitan perineum di RS
Muhammadiyah Lamongan

Prosentase
45
55
0
100

Dari tabel 5 di atas di dapatkan bahwa


sebagian besar ibu post partum dengan luka

SURYA

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan

PEMBAHASAN .

Klien yang merasa nyeri akan berusaha


untuk menghilangkan rasa nyeri itu agar
ketidak nyamanan yang dirasakan hilang dan
aktifitas sehari-hari dapat tetap berjalan.
Tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri
adalah mengurangi nyeri sebesar mungkin
dengan kemungkinan efek samping paling
kecil (Price Sylvia A, 2006:1083).
Pada penelitian ini, ibu post partum
tidak ada yang mendapat pengobatan hanya
diajarkan cara teknik relaksasi untuk
mengurangi atau mengalihkan rasa nyeri
yang dirasakan oleh ibu post partum karena
luka jahitan diperineum yang membuat
aktifitas sehari-hari seperti duduk, berjalan
dan tidurnya merasa tidak nyaman.

1. Tingkatan nyeri luka jahitan perineum


pada ibu post partum sebelum dilakukan
perlakuan teknik relaksasi
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu post partum dengan luka
jahitan
perineum sebelum
dilakukan
perlakuan teknik relaksasi mengalami nyeri
sedang sebanyak 17 orang atau 85% dan
hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri
berat yaitu sebanyak 3 orang atau 15%. Hasil
penelitian di RS Muhammadiyah Lamongan
pada ibu post partum dengan luka jahitan
perineum yang dilakukan perlakuan teknik
relaksasi sebagian besar mengalami nyeri
ringan.
Penyebab rasa nyeri luka jahitan
perineum pada ibu post partum pada
umumnya karena luka tertekan atau saat ibu
itu duduk. Hampir semua ibu mengalami
nyeri pada saat mengawali duduk yang
ditandai wajah ibu menyeringai menahan
nyeri.
Pada saat nyeri dirasakan, pada saat
itu juga dimulai suatu siklus yang apabila
tidak diobati atau tidak dilakukan upaya
untuk menghilangkannya, dapat mengubah
kwalitas kehidupan individu secara bermakna
baik kesejahteraan fisik dan fisiologis (Potter
Patricia, 2006:1509). Maka klien yang
sedang merasa nyeri, khususnya nyeri yang
hebat, ingin nyeri yang dirasakannya segera
hilang (Potter Patricia, 2006:1517)

3. Perbedaan Tingkatan Nyeri Luka Jahitan


Perineum Pada Ibu Post Partum Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Perlakuan Teknik
Relaksasi di R. Sakinah Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
Dari tabel 6 menunjukkan bahwa
setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi
seluruh ibu post partum yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 20 orang atau 100%
mengatakan rasa nyeri berkurang. Hasil uji
statistik Wilcoxon Sign Rank Test
menunjukkan nilai signifikan (p sign = 0,001)
dimana hal ini berarti p sign < 0,05 sehingga
H1 diterima artinya ada pengaruh teknik
relaksasi terhadap penurunan nyeri luka
jahitan perineum pada ibu post partum di RS
Muhammadiyah Lamongan
Relaksasi merupakan suatu usaha
menurunkan nyeri atau menjaga agar tidak
terjadi nyeri yang masih berat dengan
menurunkan ketegangan otot. Relaksasi yaitu
suatu cara mengurangi rangsangan nyeri
dengan mengistirahatkan atau relaksasi pada
otot-otot tubuh, teknik ini mudah dipelajari
oleh ibu post partum dengan melakukan
nafas dalam, pola pernafasan yang teratur
dan rileks serta petunjuk cara melepaskan
endorfin dalam tubuh atau relaksasi alami
dalam tubuh dalam keadaan normal. Nyeri
tergantung dari kerja serat saraf besar dan
kecil, keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan
meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa

2. Tingkatan nyeri luka jahitan perineum


pada ibu post partum setelah dilakukan
perlakuan teknik relaksasi
Dari tabel 5 menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu post partum setelah
dilakukan perlakuan teknik relaksasi merasa
tidak nyeri sebanyak 9 orang atau 45% dan
nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11
orang atau 55% hasil penelitian di RS
Muhammadiyah Lamongan pada ibu post
partum dengan nyeri luka jahitan perineum
setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi
sebagian besar nyerinya berkurang menjadi
ringan.

SURYA

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan


nilai signifikan (p sign = 0,001)
dimana hal ini berarti p sign < 0,05
sehingga H1 diterima artinya ada
pengaruh yang sangat signifikan antara
teknik relaksasi terhadap penurunan
nyeri luka jahitan perineum pada ibu
post partum di RS Muhammadiyah
Lamongan

yang mengakibatkan tertutupnya pintu


mekanisme sehingga aktifitas sel T terhambat
dan menyebabkan hantaran rangsangan
terhambat. Rangsangan serat besar dapat
langsung merangsang ke korteks serebri.
Hasil persepsi ini akan di kembalikan ke
dalam medulla spinalis melalui serat eferen
dan reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T.
Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktifitas substansia gelatinosa
dan membuka pintu mekanisme, sehingga
merangsang aktifitas sel T yang selanjutnya
akan menghambat rangsangan nyeri (Uliyah,
Adapun
faktor
yang
2006:129).
mempengaruhi nyeri adalah etnik dan nilai
budaya, tahap perkembangan, lingkungan
dan individu pendukung, pengalaman nyeri
sebelumnya, ansietas dan stress (Mubarak,
2007:211).
Rasa sakit atau nyeri luka jahitan
perineum terutama pada wanita yang baru
pertama kali melahirkan dan belum
berpengalaman tentu saja akan menjadi
masalah dalam menjalankan aktifitasnya
sehari-hari, bergerak sedikit saja ibu sudah
takut, sedangkan untuk mengurangi atau
untuk mengalihkan perhatian ibu dilakukan
dengan teknik relaksasi untuk membantu
mengurangi tegangan otot, Sehingga
menurunkan
intensitas
nyeri
atau
meningkatkan toleransi nyeri, dengan cara
mengajarkan pasien untuk menggunakan
pernafasan abdomen berirama dan lambat
enam sampai sembilan kali permenit, dan
dapat mempertahankan irama yang lambat
dan konstan. (Suddarth, 2001:53)

KESIMPULAN DAN SARAN.


1.

2.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka
ada beberapa upaya yang perlu diperhatikan :
1) Bidan perlu meningkatkan pelayanan
pada ibu post partum untuk mengurangi
rasa nyeri terutama dengan teknik
relaksasi. Karena dari hasil penelitian ini
terdapat pengaruh teknik relaksasi
terhadap penurunan nyeri.
2) Dengan
adanya
perkembangan
pengetahuan tentang pengaruh teknik
relaksasi terhadap penurunan nyeri luka
jahitan perineum pada ibu post, maka
dapat dijadikan pendukung teori yang
sudah ada.
3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai teknik relaksasi pada ibu post
partum dengan menggunakan metode
lain dan sampel yang lebih besar
sehingga hasilnya lebih representatif
serta dapat digeneralisasikan.

. .

. .

Chapman,
Vicky,
(2006).
Asuhan
Kebidanan
Persalinan
dan
Kelahiran ; Cet. 1, Jakarta : EGC

Manuaba, IBG. (2007). Pengantar Kuliah


Obstetri ; Cet. 1, Jakarta: EGC

Kesimpulan
1) Sebagian besar ibu post partum dengan
jahitan perineum mengalami nyeri
sedang sebelum dilakukan perlakuan
teknik relaksasi
2) Sebagian besar ibu post partum
dengan jahitan perineum merasa
nyerinya berkurang menjadi ringan
setelah dilakukan perlakuan teknik
relaksasi
3) Berdasarkan Hasil uji statistik
Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan

SURYA

.DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, (2007). Proposal Penelitian


Studi Tentang Intensitas Nyeri
Pada Post Operasi Sectio Cesaria
Di RSM Lamongan, Universitas
Muhammadiyah Surabaya
Sugiono, (2006). Statistik Untuk Penelitian,
Bandung : CV Alfabeta

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Hubungan Antara Usia Balita Dengan Frekuensi Penimbangan


Ekawati,

Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan


Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.

(2006). Pengaruh Pemberian


Makanan Rendah Purin dan
tinggi purin terhadap intensitas
nyeri inflamasi pada tikus putih
strain wistar yang di induksi.
Skripsi Program Nurse Ilmu
Keperawatan
FKI-UNBRA
Malang tidak dipublikasikan.

Nursalam dan Siti Pariani S, (2001).


Pendekatan Praktis Metodologi
Riset Keperawatan, Cet. 1, Jakarta :
CV . Infomedika.

Hanafiah,2004, Perawatan Masa Nifas,


http://library.usu.ac.id/download/fk
/obstentri-tmhanafiah.pdf. Diakses
tanggal 13 Agustus 2009.

Roper, Nency, (2002). Prinsip prinsip ke


perawatan, Jakarta : Yayasan
Essentia Medica.

Jensen, (2004). Keperawatan Maternitas ;


Cet. 4, Jakarta : EGC

Prawirohardjo Sarwono, (2005). Ilmu


Kebidanan, Jakarta : YBP-SP.

Kusmawati, (2009). Efektifitas Teknik


Hypnobirthing
Terhadap
Penurunan
Nyeri
Pada
Persalinan Kala I Di RSM
Lamongan, Lamongan : Karya
Tulis Ilmiah.

Prawirohardjo Sarwono, (2005). Ilmu Bedah


Kebidanan, Jakarta : YBP-SP

Mander

Nyeri
Rosemary,
(2003).
Persalinan ; Cet. 1, Jakarta : EGC

Suddarth and Brunner (2002). Keperawatan


Medikal- Bedah ; Cet. 8, Jakarta :
EGC.

Mubarak

Iqbal, (2007). Buku Ajar


Kebutuhan Dasar Manusia Teori
Dan Aplikasi Dalam Praktik ; Cet.
1, Jakarta : EGC

SURYA

Suddarth and Brunner (2001). Keperawatan


Medikal-Bedah ; Cet. 1, Jakarta :
EGC

Ketrampilan
Uliyah Musrifatul, (2006).
Dasar Praktik Klinik Kebidanan ;
Cet. 1, Jakarta : Salemba Medika

Vol.02, No.VI, Agst 2010

Anda mungkin juga menyukai