Pre Eklampsi Dan Eklampsi
Pre Eklampsi Dan Eklampsi
http://www.pdf4free.com
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan :
a. Banyak istirahat (berbaring tidur / mirring).
b. Diet : cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
c. Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral
selama 7 hari.
d. Roborantia
e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
f. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine lengkap,
asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan criteria
a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan
dari gejala-gejala pre eklampsia.
b. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut
(2 minggu).
c. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat
1) Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka pre
eklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.
2) Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu
dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari
lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat
jalan.
Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :
a. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)
1) Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, persalinan
ditunggu sampai aterm.
2) Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama
perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37
minggu atau lebih.
b. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih)
http://www.pdf4free.com
konservatif
yaitu
kehamilan
tetap
dipertahankan
ditambah
pengobatan medisinal.
Perawatan Aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan
fetal assesment (NST & USG).(3,4,5)
a. Indikasi (salah satu atau lebih)
1) Ibu
a) Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
b) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala
status quo (tidak ada perbaikan).
2) Janin
a) Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
b) Adanya tanda IUGR
http://www.pdf4free.com
3) Laboratorium
a) Adanya HELLP syndrome (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).
3. Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :
a. Segera masuk rumah sakit
b. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks
patella setiap jam.(3)
c. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125
cc/jam) 500 cc.
d. Antasida
e. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
f. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
g. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im.
h. Antihipertensi diberikan bila :
1) Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau MAP
lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105
mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
(8,9)
2) Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
3) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obatobat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang
biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan
dengan tekanan darah.
4) Bila
tidak
tersedia
antihipertensi
parenteral
dapat
diberikan
tablet
http://www.pdf4free.com
i. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi
cepat dengan cedilanid D.
j. Lain-lain :
1) Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata.
2) Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih 38,5 derajat celcius dapat
dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc
IM.
3) Antibiotik diberikan atas indikasi.(4) Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam/IV/hari.
4) Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat
diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam
sebelum janin lahir.
k. Pemberian Magnesium Sulfat
Cara pemberian magnesium sulfat :
1) Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20 cc) selama 1 gr/menit
kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gr
di bokong kiri dan 4 gram di bokong kanan (40 % dalam 10 cc) dengan jarum no
21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2%
yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.(6)
2) Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam pemberian
dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana
pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
3) Syarat-syarat pemberian MgSO4
a) Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram (10% dalam
10 cc) diberikan intravenous dalam 3 menit.
b) Refleks patella positif kuat
c) Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit.
d) Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).
4) MgSO4 dihentikan bila
a) Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, refleks fisiologis
menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan
http://www.pdf4free.com
http://www.pdf4free.com
http://www.pdf4free.com
C. Eklampsia
1. Pengertian
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik)
dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.
2. Patofisiologi
Sama dengan pre eklampsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,
ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organorgan tersebut.
3. Gejala Klinis
a. Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinnan atau masa nifas
b. Tanda-tanda pre eklampsia (hipertensi, edema dan proteinuria)
c. Kejang-kejang dan/atau koma
d. Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
4. Pemeriksaan dan diagnosis
a. Berdasarkan gejala klinis di atas
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Adanya protein dalam urin
2) Fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung
3) Fungsi hematologi / hemostasis.
5. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan :
a. Untuk menghentikan dan mencegah kejang.
b. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis
c. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
d. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin.
6. Pengobatan Medisinal
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi
maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit
setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila
http://www.pdf4free.com
setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital /
thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
Perawatan bersama : konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan
anak.
Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU
7. Pengobatan Obstetrik
a. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
b. Bilamana diakhiri, sikap dasar : Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 48 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
1) Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
2) Setelah kejang terakhir
3) Setelah pemberian obat-obat antihipertensi terakhir
4) Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi)
8. Terminasi Kehamilan
a. Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan per
vaginam dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
b. Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan amniotomi
lalu diikuti partograf. Bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar.
c. Tindakan seksio sesar dilakukan pada keadaan :
1) Penderita belum inpartu
2) Fase laten
3) Gawat janin
4) Tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan atau
kondisi ibu.
http://www.pdf4free.com
Daftar Pustaka
1.
Salgas
Gestosis
POGI.
Panduan
Pengelolaan
Hipertensi
dalam
Kehamilan
di
POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. 1. Cet. ke-2.
Jakarta : Gaya baru. 1994. 1-8.
3.
4.
Kebidanan
dan
Penyakit
Kandungan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
6.
Bhalla AK, Dhall 61, Dhall K. A Safer and More Effective Treatment Regimen for
Eclampsia. Aust NZ J Obstet Gynecol 1994 : 34; z : 144-148.
7.
Bagian
Obstetri
dan
Ginekologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
9.
Gant NF, Cunningham FG. Basic Gynecology and Obstetrics. Connecticut Appleton
and Lange, 1993. 426-431.
http://www.pdf4free.com
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr.
Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 1999.
http://www.pdf4free.com