Pembimbing:
dr. Novia
Disusun Oleh:
Vita Alfia Shafadilla
Raden Roro Marina Rizky Utami
030.09.190
Gita Saraswati
030.09.103
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian dengan judul,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posbindu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat Penelitian ini adalah salah satu syarat kelulusan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
periode 5 Januari 2015 14 Maret 2015 yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan
Mampang.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Novia, selaku dosen pembimbing dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
2. Para dosen bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti.
3. dr. Rebekka, selaku pembimbing dari Puskesmas Kecamatan Mampang.
4. Para dokter, paramedik dan seluruh Staf Puskesmas Kecamatan Mampang.
5. Dr. Yani, selaku pembimbing di Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat
6. Serta semua pihak yang telah banyak membantu kami selama penyusunan penelitian
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Atas semua
keterbatasan yang penyusun miliki, maka semua saran dan kritik yang membangun akan
penyusun terima dengan lapang hati. Besar harapan penyusun semoga penelitian ini dapat
memberi manfaat yang besar pula bagi teman-teman klinik, pembaca dan kami sendiri.
Jakarta, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ..................................
.........................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
16
17
18
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................................
B. Tempat Penelitian................................................................................
20
20
3
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Waktu Penelitian..................................................................................
Populasi dan Sampel............................................................................
Bahan dan Instrumen Penelitian ................................................... 22
Pengolahan Data .................................................................................
Analisa Data ........................................................................................
Penyajian Data ........................................................................... 24
20
20
23
24
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi
dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular, utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin dan periodik. Pengaadaan Posbindu sendiri bertujuan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
risiko PTM (Penyakit Tidak Menular), selain itu. Posbindu juga merupakan upaya
memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60%
dari seluruh kesakitan di dunia. 2 dari 3 kematian setiap tahunnya terjadi karena PTM
terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Di wilayah Asia Tenggara saat ini,
ancaman PTM setiap tahunnya diperkirakan sebesar 8 juta kematian atau 22% dari
seluruh kematian.
Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41% tahun 1995
menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia, 6
diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi
(15,4%), disusul tuberkulosis paru (7,5%), hipertensi (6,8%), cedera (6,5%), perinatal
(6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik
(5,1%), dan penyakit saluran nafas bawah (5,1%). Dari Riskesdas 2007 terungkap
bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut; hipertensi (31,7%), arthritis (30,3%),
penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5%), diabetes mellitus (1,1%),
dan stroke (0,83%).
Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam ekonomi nasional
dikarenakan masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk
timbulnya PT M itu sendiri, dimana faktor risiko PTM itu sendiri meliputi merokok,
konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidsk sehat, kurang aktifitas fisik,
obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara
dini faktor risiko yang ditemukan melalu konseling kesehatan dan segera merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
Peningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan
di bidang kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena
itu, upaya pengendalian PTM ditekankan pada upaya mencegah masyarakat yang
sehat agar tidak jatuh ke fase berisiko atau menjadi sakit berkomplikasi.
berbasis masyarakat yakni Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran
serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor risiko secara mandiri dan
berkesinambungan, sehingga pencegahan faktor risiko PTM dapat dilakukan sejak
dini dan kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan pasien tentang Posbindu, persepsi pasien mengenai
kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan pemanfaatan
pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.
2. Adakah hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu, Jarak ke
Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.
3. Adakah hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan sosialisasi
mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.
C. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan pasien tentang Posbindu, persepsi pasien mengenai
kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan pemanfaatan
pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.
2. Terdapat hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu, Jarak ke
Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.
3. Terdapat hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan sosialisasi
mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayan Posbindu
sehingga dapat membantu Puskesmas kelurahan Kuningan Barat dalam
meningkatkan kualitas pelayanan Posbindu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pasien tentang Posbindu, persepsi pasien
mengenai kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan
pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Kuningan Barat.
b. Mengetahui hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu,
jarak ke Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan
Posbindu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Kuningan Barat.
c. Mengetahui hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan
sosialisasi mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Kuningan Barat.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak, yaitu:
8
Judul
Gambaran dukungan
keluarga terhadap
pemanfaatan
posbindu lansia di
Kelurahan Karasak
kota Bandung
Metode
Deskriptif
kuantitatif
Hasil
Dukungan
keluarga yang
diberikan
kepada lansia
terhadap
pemanfaatan
posbindu berada
pada nilai yang
tidak
mendukung
Keterangan
Tidak
mengaitkan
antara biaya,
transportasi dan
jarak ke
posbindu dengan
pemanfaatan
posbindu
tersebut serta
tidak
mengikutsertaka
9
Samiasih A,
sulistiyaningsih
S, Nugroho H.A
Pengetahuan kader
tentang proses menua
dengan keaktifan
kader pada
pelaksanaan
posbindu di
Kelurahan
Sendangmulyo
Kecamatan
Tembalang,
Semarang
Deskriptif
korelatif
Leli Marlina,
Arneliwati,
Rismadefi
Woferst
Hubungan tingkat
pengetahuan lansia
tentang Posbindu
dengan motivasi
lansia mengunjungi
posbindu
Kuantitatif
deskriptif
korelatif
Tidak ada
hubungan antara
pengetahuan
kader dengan
proses menua
dengan
keaktifan kader
di Kelurahan
Sendangmulyo
kecamatan
Tembalang,
Semarang
Terdapat
hubungan antara
tingkat
pengetahuan
lansia tentang
Posbindu
dengan motivasi
lansia
mengunjungi
posbindu
n pra-lansia yang
memanfaatkan
posbindu
Tidak meneliti
pengetahuan
kader dengan
pemahaman
pasien yang hadir
ke Posbindu
Tidak
mengaitkan
antara biaya,
transportasi dan
jarak ke
posbindu dengan
kunjungan lansia
ke posbindu,
serta tidak
mengikutsertaka
n pra-lansia yang
memanfaatkan
posbindu
BAB II
10
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia, hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit secara
epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular yang secara global
meningkat, secara nasional telah menduduki sepuluh penyakit besar penyebab kematian
dan kasus terbanyak diantaranya adalah penyakit Diabetes Melitus (Depkes, 2009).
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
berkembang lambat. Empat jenis utama penyakit tidak menular adalah penyakit
kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis
(seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma) dan diabetes melitus (DM). PTM
merupakan penyebab utama kematian di semua daerah kecuali Afrika, tapi proyeksi saat
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 peningkatan terbesar dalam kematian PTM akan
terjadi di Afrika. Di negara Afrika kematian karena PTM diproyeksikan melebihi
kematian dari penyakit menular, gizi dan kematian ibu dan perinatal sebagai penyebab
paling umum kematian pada tahun 2030 (WHO, 2013a).
Laporan dari WHO (2013) menunjukkan bahwa PTM sejauh ini merupakan
penyebab utama kematian di dunia, yang mewakili 63% dari semua kematian
tahunan.PTM membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun.Sekitar 80% dari semua
kematian PTM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Beberapa fakta penting lain tentang PTM yaitu lebih dari 9 juta dari semua
kematian dikaitkan dengan PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, 90% dari kematian
"prematur" terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.Kematian akibat
penyakit kardiovaskular paling banyak disebabkan oleh PTM yaitu sebanyak 17,3 juta
orang per tahun, diikuti oleh kanker (7,6 juta), penyakit pernafasan (4,2 juta), dan DM
(1,3 juta). Keempat kelompok jenis penyakit ini menyebabkan sekitar 80% dari semua
kematian PTM dan ada empat faktor risiko penting yaitu penggunaan tembakau, aktivitas
fisik, penggunaan alcohol berlebihan, dan diet yang tidak sehat (WHO, 2013a).
11
Penyakit tidak menular telah menjadi musuh besar bagi para petugas
kesehatan.Ada beberapa jenis PTM penting contohnya penyakit jantung koroner,
ostheoarthritis (OA), kolesterol, DM dan lainnya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya,
keberadaan faktor risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga mereka
tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko dan mengubah gaya hidupnya. Penelitian juga
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis PTM cukup baik, dan
sebagian besar masyarakat mengetahui bagaimana penderitaan pasien PTM seperti
Jantung Koroner, Kanker, Stroke dan Diabetes melitus, gangguan akibat kecelakaan dan
cidera. Namun mereka umumnya belum memahami pengaruh faktor risiko PTM terhadap
kejadian PTM serta komplikasi yang dapat ditimbulkan PTM. Pada umumnya mereka
menganggap bahwa PTM disebabkan faktor genetik, penyakit orang tua atau penyakit
orang kaya.
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan
dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang
dimaksud antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang,
merokok, konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi, Hiperkolesterol, dan
perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas
yang tidak benar.
Dalam pemantauan faktor risiko PTM melalui posbindu PTM, kader/ pelaksana akan menemukan
peserta sehat dengan tanpa faktor risiko, berisiko, dan penyandang PTM. Masing-masing
memerlukan informasi dan konseling sesuai kondisi yang dialaminya. Oleh karena itu, kader/
pelaksana posbindu PTM harus mampu melaksanakan konseling faktor risiko PTM dengan tepat
dan benar agar masyarakat dapat memahami informasi yang didapatkannya.
B. Posbindu PTM
a) Pengertian
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. 1
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)
yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
b) Tujuan
12
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko
PTM.
c) Sasaran
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15
tahun ke atas
d) Wadah Kegiatan
Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat
yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain
di mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/ beraktivitas secara rutin, misalnya di
mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
e) Pelaku Kegiatan
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa
orang dari masing-masing kelompok/ organisasi/ lembaga/ tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM, yang sudah dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi
untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau
organisasinya. Kriteria kader posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau
dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan posbindu PTM.
f) Tipe Posbindu
1. Posbindu PTM Dasar
Meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang dilakukan dengan
wawancara terarah melalui penggunaan instrumen.
2. Posbindu PTM Utama
Meliputi pelayanan posbindu PTM Dasar ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol
total dan trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat), pemeriksaan kadar alkohol pernapasan dan tes amfetamin urin bagi
kelompok pengemudi umum, dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan,
perawat kesehatan/ tenaga analis laboratorium) di desa/ kelurahan, kelompok masyarakat,
lembaga/ institusi.
C. Promosi Kesehatan
Salah
satu
strategi
dalam
meningkatkan
pembangunan
kesehatan
adalah
D. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Menurut Notoatmodjo
(1993) perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat
pencegahan penyakit, yaitu:
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion
behaviour)
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour), adalah respons untuk
melakukan pencegahan penyakit
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), yaitu
perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour), yaitu
perilaku yang behubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
suatu penyakit.
Manusia pada umumnya akan berusaha untuk mengobati sakit yang diderita dengan berbagai
macam cara. Perilaku health seeking pasti akan dilakukan baik dengan tujuan meredakan sakit
atau mengobati sakit. Pola perilaku health seeking dalam masyarakat dapat dapat berupa
mempercayakan kesehatannya pada ahli profesional seperti dokter, ahli non profesional seperti
tabib, pengobatan pendekatan spiritual, dan pengobatan tradisional seperti jamu maupun pijat,
atau pengobatan alternatif lain.
14
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan ini. Kurangnya
pengetahuan dapat berpengaruh pada tindakan yang akan dilakukan, karena menurut
Green (1980) yang dikutip dari Notoatmodjo (1993) bahwa pengetahuan merupakan salah
satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku. Tingkat pendidikan dan pengetahuan
tentang posbindu juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi motivasi
berkunjung ke posbindu.Selain itu, menurut penelitian dikatakan bahwa pengetahuan,
sikap, dan motivasi masyarakat berhubungan dengan kunjungan posbindu PTM. Hal ini
berarti persepsi masyarakat terhadap kesehatan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan.
Tidak hanya perilaku untuk mencari pengobatan, persepsi terhadap kesehatan juga
mempengaruhi perilaku untuk melakukan pencegahan.
Kerangka Teori
Pencegaha
n
Penemuan
dini
- Masyarakat
sehat
POSBINDU
- Berisiko PTM
15
UKBM
(Kader)
Health
prevention &
health
seeking
Meningkatnya
jumlah angka
kematian karena
PTM
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DAN DEFINISI OPERASIONAL
16
A. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi :
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan pasien tentang
posbindu
6. Persepsi pasien mengenai
kesehatan
7. Pemahaman pasien terhadap
konseling oleh kader
1.
Faktor Pemungkin :
1. Transportasi ke posbindu
2. Jarak ke posbindu
3. Biaya administrasi
Faktor Penguat :
1. Dukungan keluarga
2. Sosialisasi mengenai posbindu
B. Variabel Penelitian
Variabel Tergantung
Pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat
17
Variabel Bebas
a) Faktor predisposisi :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pengetahuan pasien tentang posbindu
6. Persepsi pasien mengenai kesehatan
7. Pemahaman pasien terhadap konseling oleh kader
b) Faktor pemungkin :
1. Transportasi ke posbindu
2. Jarak ke Posbindu
3. Biaya administrasi
c) Faktor penguat :
1. Dukungan keluarga
2. Sosialisasi mengenai posbindu
C. Definisi Operasional
No
.
Variabel
Defisini
Cara Ukur
Alat
Ukur
1.
Dependen
Pemanfaata
n
Proses, cara,
perbuatan
memanfaatkan
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
2.
Pelayanan
posbindu
Suatu kegiatan
atau urutan
kegiatan yang
terjadi dalam
interaksi
langsung antara
seseorang
dengan orang
lain atau mesin
secara fisik,
dan
menyediakan
kepuasan
pelanggan
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
Hasil Ukur
Skala
Daftar
Pustaka
1. Bermanfaat
2. Kurang
bermafaat
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
18
3.
Bebas
Usia
4.
Jenis
kelamin
5.
Pendidikan
6.
7.
Lama waktu
hidup atau ada
(sejak
dilahirkan atau
diadakan);
umur
Perbedaan
biologis sejak
seseorang lahir
yang berkaitan
dengan fungsi
reproduksi
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
Proses
Wawancara
pengubahan
tertulis
sikap dan
tatalaku
seseorang atau
kelompok
orang dalam
usaha
mendewasakan
manusia
melalui upaya
pengajaran dan
pelatihan,
proses, cara,
perbuatan
mendidik.
Pekerjaan
Pencaharian;
Wawancara
yang dijadikan
tertulis
pokok
penghidupan;
sesuatu yang
dilakukan
untuk mendapat
nafkah
Pengetahuan
Merupakan
Wawancara
hasil dari
tertulis
tahu dan ini
terjadi setelah
orang
melakukan
pengindraan
18 59 tahun
Nominal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
1. Laki-laki
2.Perempuan
Nominal
Kamus
Kedokteran
Dorland
Kuesione
r
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Kuesione
r
1. Bekerja
2. Tidak bekerja
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Kuesione
r
A. kurang :
menjawab benar
< 80%
pertanyaan
B. baik :
menjawab benar
> 80%
Ordinal
Kartasapoetr
a dan
Marsetyo
(korelasi
gizi,
kesehatan ?)
19
8.
Persepsi
kesehatan
9.
Transportasi
ke posbindu
10.
Jarak ke
posbindu
11.
Biaya
administrasi
12.
Dukungan
keluarga
terhadap
sesuatu objek
tertentu.
Pengindraan
terjadi melalui
panca indra
manusia,
penglihatan,
pendengaran,
penciuman,
raba dan rasa.
Proses kognitif
untuk memberi
makna tentang
kesejahteraan
diri yang terdiri
dari aspek fisik,
mental dan
sosial.
Pemindahan
barang dan
manusia dari
tempat asal ke
posbindu
Ruang sela
(panjang/ jauh)
antara dua
benda atau
tempat
Biaya
administrasi
dan umum
merupakan
biaya-biaya
untuk
mengkoordinas
i kegiatan
produksi dan
pemasaran
produk
Informasi
verbal atau
nonverbal,
saran, bantuan
pertanyaan
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
1. Sadar dengan
kesehatan diri
2. Kurang sadar
dengan
kesehatan diri
3. Tidak sadar
dengan
kesehatan diri
1.Menggunakan
kendaraan
2. Tidak
menggunakan
kendaraan
1. Terjangkau
2. Tidak
terjangkau
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
1. Keberatan
dengan biaya
administrasi
2. Tidak
keberatan
dengan biaya
administrasi
Wawancara
tertulis
Kuesione
r
1. Mendapat
dukungan
keluarga
2. Kurang
Ordinal
Putriyani
(2012)
Ordinal
Utomo
(2012)
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Garrison,
Noreen,
Brewer
(2006)
Ordinal
Christine
(2010)
20
13.
Sosialisasi
mengenai
posbindu
14.
Pemahaman
pasien
terhadap
konseling
oleh kader
medapat
dukungan
keluarga
3. Tidak
mendapat
dukungan
keluarga
Wawancara
tertulis
kuesioner
1. Mengetahui
waktu dan
tempat diadakan
posbindu
2. Tidak
mengetahui
waktu dan
tempat diadakan
posbindu
Ordinal
Robert MZ
Lawang
Wawancara
tertulis
kuesioner
1. Paham
dengan
penjelasan
konseling
2. Kurang
paham dengan
penjelasan
konseling
3. Tidak paham
dengan
penjelasan
Ordinal
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
21
konseling
BAB IV
METODE PENELITIAN
b. Kriteria Eksklusi
- Kader posbindu
- Warga negara asing
- Warga dengan riwayat gangguan mental
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua warga usia 18-59 tahun RW 03 Kelurahan
Kuningan Barat.
Perhitungan Sampel
Besar sampel
Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
rumus.
Rumus populasi infinit:
No
=
Z2 x P x Q
d2
0,10
= Prevalensi/proporsi warga yang tidak memanfaatkan/datang ke
posbindu 0,90
= Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p > 10% adalah 0.05
Purposif
nonrandom
sampling
138
= 120
(1 + 138/900)
RT 01 RW 01
RT 02
RT
0302 Sampel
RT 04RW
RT0406
03RT 05 RW
RW
penelitian
RT 07
RW 05RT 08
Cluster
sampling
Accidental
nonrandom
sampling
kuesioner.
Untuk
mendapatkan
data
tentang
faktor
yang
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai. Daftar pertanyaan
yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan prosedur analisa data, meliputi :
1. Editing data dilakukan untuk mengoreksi kelengkapan data, mengoreksi
kesinambungan data dan mengoreksi keseragaman data (Nursalam, 2008).
Dilakukan dengan cara mengoreksi data yang telah diperoleh meliputi kebenaran
pengisisan, kelengkapan dan kecocokan data yang diinginkan.
2. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan.
3. Processing, yaitu proses data yang dilakukan dengan cara di entry data dari
kuesioner ke paket data.
4. Cleaning, yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
5. Tabulasi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan dalam tabel.
F. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu :
1. Analisa univariat adalah analisa data yang digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik masing - masing variabel yang diteliti.
2. Analisa bivariat adalah analisa data yang digunakan untuk melihat hubungan
variabel independen. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal
menggunakan uji statistik Chi-square.
G. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk :
a. Tekstular, hasil penelitian disajikan dalam bentuk kalimat.
b. Tabular, hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.
c. Grafik dan diagram, hasil penelitian disajikan dengan menggunakan grafik dan
diagram dengan ciri-ciri sendiri.
25