A. Pendahuluan
Adanya berbagai kemajuan tekhnologi dan perkembangan zaman yang serba canggih
dan cepat dapat menghasilkan produk-produk yang beraneka ragam yang
digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang
dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian, pakaian pada
dasarnya adalah kebutuhan primer/pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan
perkembangannya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrik-pabrik pakaian
dengan berbagai model dan bahan yang sangat bervariasi.
Pakaian merupakan salah satu dari kebutuhan pokok manusia selain dari kebutuhan
makan dan tempat tinggal. Selain dari fungsi utama pakaian sebagai pelindung tubuh, pakaian
juga berfungsi sebagai sumber status/lambang sosial, jabatan, ataupun kedudukan bagi
seseorang yang memakai pakaian tersebut. Seiring perkembangan kehidupan manusia,
pakaian pun memiliki banyak jenis dan kebutuhannya. Contohnya dalam pagelaran fashion
show, selain menjadi pelindung tubuh pakaian juga dituntut untuk menjadi perhiasan yang
dapat memperindah/memperelok pemakainya. Selain itu, perkembangan jaman juga
menyebabkan bahan-bahan pakaian menjadi berbagai macam seperti katun, kasmir, wol,
sutera, polyester, linen, dan lain-lain. Perbedaan bahan dasar pakaian tersebut dimaksudkan
untuk mendapatkan karakter jenis kain yang tertentu. Contohnya katun, bahan tersebut
bersifat menyerap keringat, terasa dingin dan sedikit kaku, rentan terhadap jamur. Berbeda
dengan wol, bahan ini bersifat berbahan tebal, sulit dibersihkan jika terkena noda, dan sangat
menyerap air. Lain lagi dengan linen, bahan ini memiliki sifat mudah kusut, berbahan dingin
dan menyerap keringat, serta nyaman dipakai.
Baru-baru ini pula dikembangkan bahan dasar pakaian yang baru, yaitu serat bambu.
Bahan dasar ini belum banyak dipakai, namun diperkirakan akan menjadi bahan dasar
pakaian yang sangat kelas atas karena keunggulannya yang banyak. Bahan dasar serat bambu
1
ini selain memiliki banyak sekali keunggulan dalam hal kualitas juga memiliki keunggulan
dalam keramahannya pada lingkungan.
Untuk itu, dalam karya tulis ini penulis akan menjelaskan tentang pakaian yang
berbahan dasar dari serat bambu. Penulis akan menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan
serat bambu sebagai bahan dasar pakaian dari segi kualitas dan segi ramah lingkungan.
Dalam karya tulis ini juga, penulis akan membandingkan pakaian dengan bahan dasar yang
sering kita pakai yaitu katun dengan pakaian berbahan dasar serat bambu.
B. Pengertian Dasar
Serat bambu merupakan serat yang diambil dari tanamn bambu dengan beberapa
proses tertentu, sedangkan bambu sendiri adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan
rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah
buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan
paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat
tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah
dan klimatologi tempat ia ditanam. Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan
tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Namun laju
pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju
pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 310 cm (1,23,9 in) per hari. Bambu pernah
tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di wilayah yang kini disebut dengan
Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m (98 kaki)
tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 1520 cm (5,97,9 in).
C. Fungsi Serat Bambu
Fungsi dari tanaman bambu ini sangatlah banyak, salah satunya adalah sebagai bahan
dasar dari pakaian. Bahan dasar pakaian tersebut merupakan serat bambu, yaitu serat yang
diambil dari tanaman bambu dengan melalui beberapa proses. Serat bambu dibuat dengan
bahan dasar bambu pilihan, diproses dengan teknologi tinggi dengan mengambil serat yang
terdapat didalam bambu yang dicampur dengan bahan lainnya sehingga terbentuklah serat
baru. Produk yang dapat menggunakan serat bambu sebagai bahan baku antara lain adalah
pakaian, handuk, produk tekstil tempat tidur, celana, produk tekstil rumah tangga, t-shirt dan
produk tekstil lainnya.
2
kembali serat bambu mencapai 45%, sirkulasi udara lebih tinggi dari katun 3.5 kali, maka
disebut juga "Serat yang bisa bernapas". Menggunakannnya sebagai bahan jadi tekstil dapat
disebut sebagai "Kulit manusia lapisan kedua".
Daya tembus ultraviolet di katun adalah 25%, daya tembus di serat bambu 0.6%, daya
anti-ultraviolet serat bambu dibanding katun lebih tinggi 417 kali lipat. Produk serat bambu
dapat digunakan di musim panas dan gugur, membuat orang terasa nyaman, sejuk. Di musim
dingin dan semi menggunakannya juga membuat kita terasa nyaman dan dapan
mengeluarkan kelebihan panas dan air dalam tubuh. Daya menangkal ultraviolet serat bambu
98%, adalah tirai pelindung alamiah tubuh, menjaga kulit tubuh kita agar tidak terluka karena
sinar ultraviolet
Selain dari itu, serat bambu juga mengandung ion negatif (anion), dimana ion negatif
tersebut sangat berguna bagi kesehatan pemakainya. Ion negatif adalah ion-ion yang yang
mempunyai muatan oksigen, tidak berwarna dan tidak berasa. Proses terjadinya ion negatif
adalah ketika udara di alam bebas bila mengalami tekanan makan elektron bebas tersebut
sebagian besar akan menjadi ion oksigen, dan kita sering menyebut ion negatif di udara ini
disebut "ion negatif oksigen". Kegunaan Ion negatif adalah menenangkan, membuat tidur,
meringankan sakit, menghentikan gatal-gatal, melancarkan air kencing menambah nafsu
makan, menurunkan tekanan darah. Misalnya setelah hujan petir, ion negatif di udara akan
bertambah banyak, dan banyak orang akan merasakan udara segar. Dan contoh lain, seperti di
ruangan dengan AC, karena ion negatif di udara setelah melalui serangkaian permurnian
melalui saluran ventilasi yang terdapat dalam AC maka ion negatif hampir semuanya hilang,
Orang-orang akan merasa sesak bila tinggal dalam ruangan ber-AC dalam waktu lama,
pusing, lemah, kemampuan bekerja dan kesehatan menurun, dikatakan "air-conditioning
syndrome". Udara terdiri dari beberapa molekul, karena sinar-sinar yang tak terbatas di alam,
sinar ultra violet, pengaruh radiasi dari tanah dan udara, sehingga beberapa molekul udara
melepaskan elektron, pada tekanan atmosfer normal, elektron yang dilepas sangat cepat
bergabung dengan molekul yang di udara,dan membentuk Ion negatif, atau di sebut "Anion".
Ion negatif adalah ion bermuatan negative di dalam udara, ada orang menyebutkan ion
negatif sebagai "vitamin udara", bahkan beranggapan itu adalah vitamin makanan, terhadap
kehidupan kegiatan manusia dan organisme lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar.
Bahkan ada juga orang yang beranggapan bahwa ion negatif berhubungan dengan umur
panjang, juga disebut sebagai "Faktor umur panjang". Jumlah ion negatif di udara mendapat
4
pengaruh dari kondisi geografis dari suatu tempat. Taman, pinggiran kota, pantai, danau, air
terjun dan kawasan hutan yang memiliki ion negatif lebih banyak. Oleh karena itu, pada saat
orang masuk ke tempat-tempat seperti diatas, maka pikiran kita akan menjadi lebih segar,
pernafasan lebih nyaman dan enak.
Serat bambu juga memiliki Far Infrared Rays (FIR) yang baik. Tingkat emisi sinar
infrared panjang serat bambu mencapai 0.87, jauh mengungguli bahan serat tradisional.
Fungsi Far Infrared Rays (FIR) adalah memperbaiki aliran darah dalam tubuh, meningkatkan
metabolisme tubuh, memperbaiki dan memulihkan system pernafasan, mencegah
pertumbuhan bakteri, mengeluarkan keringat, menjaga tubuh lebih teratur, menjaga
kesegaran badan, mengurangi kandungan asam dalam darah, menghilangkan rasa sakit pada
tubuh dan tempat yang sakit, tidur lebih nyenyak, menghilangkan bau badan, menghilangkan
bakteri dan jamur, membersihkan udara dalam badan, menjaga suhu tubuh, memperbaiki
sistem urat syaraf dalam tubuh secara otomatis.
Serat bambu juga memiliki daya bersih yang kuat. Produk dari serat bambu dapat dan
menghilangkan membersihkan lemak , misalnya menghilang dan membersihkan oli, minyak
goreng, semir sepatu dan lain lain.
E. Keunggulan Dalam Segi Ramah Lingkungan
Selain dari segi kualitas, penggunaan serat bambu sebagai bahan dasar
pakaian juga memiliki keunggulan dalam segi ramah lingkungan. Bambu
mudah tumbuh di negara kita tanpa bantuan pestisida maupun pupuk
kimia buatan. Bambu juga mempunyai struktur akar yang kuat untuk
menahan terjadinya erosi sehingga bagus ditanam di lereng. Bambu
mempunyai kecepatan fotosintesis 35% lebih dibanding tumbuhan yang
lain sehingga dapat memproduksi oksigen lebih banyak. Sekali ditanam,
bambu tidak perlu ditanami lagi karena otomatis beranak-pinak, tentu
saja dengan pola panen yang teratur dan bijaksana disesuaikan dengan
pertumbuhannya. Bambu adalah sumber daya terbarukan dan pengganti
yang layak untuk kayu dan bahan berbasis minyak bumi, seperti yang ada
pada buku United States International Trade Commision (2005:007-3) ...
bamboo is a renewable resource and a viable replacement for wood and
petroleum-based materials. Melihat keunggulan-keunggulan tersebut
5
beberapa
fakta
dari
pemakaian
serat
bambu
dapat
merupakan
unsur
penting
dalam
keseimbangan
Ketika
dunia
gencar-gencarnya
akan
isu
pemanasan
global,
sebagai "alami, hijau dan ramah lingkungan bahan tekstil tipe baru dari
abad ke-21".
H. Saran
Setelah membaca artikel ini, penulis berharap pembaca dapat
mengetahui fungsi dari serat bambu yang mempunyai kualitas diatas dari
bahan-bahan dasar pakaian yang lainnya. Selain itu penulis berharap
pembaca dapat mengetahui bahwa serat bambu ini dapat mendukung
gerakan Go Green dimana bahan ini sangat ramah ramah lingkungan
dan tidak mengganggu kestabilan lingkungan. Penulis juga berharap akan
pembaca dapat memilih bahan pakaian yang dapat yang baik bagi diri
kita sendiri dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, L.G. (2008). Live Organic: Brilliant ideas to purify your lifestyle and feel good
about it. United Kingdom: Infinite Ideas.
Ross, Jhon., Young, Nicole (2009). Picture Yourself Going Green: Step-by-Step Instruction
for Living a Budget-Conscious, Earth-Friendly Lifestyle in Eight Weeks or Less. United
States of America: Cengage Learning.
U.S. International Trade Commission (2005). Commercial Availability of Apparel Inputs
2005: Effect of Providing Preferential Treatment to Apparel from Sub-Saharan African,
Caribbean Basin, and Andean Countries, Inv. 332-465. United States of America: DIANE
Publishing.