Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Mengejar Waktu
Diantara DOA
Bunda
56
Chiko
Rano
***********&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&***********
orangtuanya.
batuk yang eksis gara-gara kelelahan, air hujan plus mandi air
dingin malam-malam
55
gerbang kostku....hahahahahaha......
Kalau bayar mahal SPPnya cuma buat ketemu kursi kosong,
Kami sampai dikost sekitar jam 22.00. Rasanya lengket
ngobrol ngalor ngidul gak jelas, walau bukan berarti aku tipe
baik yang dari dunia Maya ataupun mereka yang kenal dengan
sebutan itu.
53
Kemana?
kendaraan....
Hm, dosen nda juga gak masuk nih....
Gak tau pada kemana. Nih Nda ngerjain isi rapor aja
kami semua berada ditanganku saat itu. Jika aku lengah maka
kesana.
antusias dan senang banget seperti itu rasanya aku jadi gak
52
aku pinjam malah lagi gak masuk pula. Dan rasanya gak enak
simpanan apa gak, nanti aku ganti. Aku memang biasa jujur
motor....
51
Ade ma Rinanda gak ikut yank? Mereka temanteman Tiwi yang bisa nyetir.
Mereka pada gak bisa Nda, katanya Rinanda mau
keWates dan Ade juga mau pergi.
Waduuh, yang bisa nyetir malah gak bisa ikut semua.
Chiko katanya bisa, tetapi aku gak pernah liat cara dia bawa
diberikan oleh bapak tersebut, kami bisa juga keluar dari desa
itu.
Bunda, capek bun? tanya Kristy. Aku cuma senyumsenyum aja mendengarnya.
langsung bilang:
VI
malam hari semua rumah tampak mirip dengan yang kami lalui
pas berangkat tadi.
jalan yang kita lewatin tadi... tapi entah kenapa aku agak
walau sulit juga karena hujan dan masih suasana magrib gak
49
sulit sekali kami lalui, padahal waktu itu cuaca terang. Semua
aku keluar tanpa bawa tas sih masih bisa kabur, ini aku bawa
tas ketahuan banget kalau mau perginya.Akhirnya aku nekad
aja dengan santai aku keluar ngelewatin tuh dosen. Mana dia
aku bela-belain tetap kuliah. Kecuali waktu aku lagi tes ilmu di
48
II
Kristy. Aku bolak balik lihat jam tangan, karena aku ingin kami
laut. Sedangkan dia pengen sekali bisa ikut. Hal ini mau gak
mau jadi pikiranku juga. Aku gak mau karena dia ikut kami
juga kalau dia sampai gak bisa ikut. Tapi aku juga gak tau
tersebut.
sekali gak nginjak gas, tapi mobil kita tetap jalan terus dengan
47
gak enak banget, dan semakin jadi perasaan itu pagi ini waktu
Amin.
11
kami takut sungai itu banjir kalau hujan seperti kata Bu Yon
tadi.
Sesampainya disana, aku gak mau ambil resiko. Aku
menyuruh mereka turun agar beban mobil lebih ringan.
Pertama aku nyoba naik gagal, karena kali ini tepian
yang rugi sebab hari ini gak bisa melihat wajah manisku......
hahahaha.
berhasil. YES!!!
Tikungan demi tikungan kami lalui, jarang kendaraan
yang papasan dengan kami, karena memang saat itu masih
suasana magrib. Dan mereka gak senekad kami jalan malam
didaerah tersebut. Hmmm.....mungkin aku sopir perempuan
pertama yang melakukannya, hahahahaha......
12
45
III
mutar arah balik lagi karena lupa ngisi bensin mobil, karena
teman-temannya.
atau jalan yang agak lebar dan mulus, tapi Kristy selalu
Aduh bun....yang gak perokok kayak Chiko aja ngosngosan gitu, apalagi chiko....tadi aja karena ngejar mobil
KO juga Chiko
13
dari pantai Klara, sebenarnya karena mau ngirit aja, gak mau
lupa.
aku gak mau ambil resiko untuk kedua kalinya macet ditengah
Sempat ada sedikit pertengkaran kecil antara aku
jalan.
Sampai diatas, lewat gapura gerbang Teluk Kiluan, aku
Setiap ada tikungan atau jalan yang menurun dia selalu bolak
balik kasih peringatan ke aku, jujur itu malah buatku jadi gak
bundanya, ckckckckck......
Cara dia menatapku seperti aku ini manusia dari luar angkasa
aja, hahahahaha.....
14
43
42
15
jalan ke Kiluan, dia udah pernah ikut mobilku jadi dia tau
mobil.
sendiri kalau yang dari belakang mau keluar dari mobil, adaada aja.
Rendi.....Cieeee, cieeee....
Setelah melewati Pantai Klara, kami memasuki
rusak, mobilku gak kuat menanjak walau gas sudah aku tekan
ATM BNI yang ada dipinggir jalan. Kebetulan Rendi dan Rano
kami mau kemana. Setelah tau kami mau ke Kiluan, dia bilang
stir mobil tapi posisi mobil tetap mundur!! Aku mencoba segala
Pangkalan TNI AL
Saat memasuki persimpangan di Pangkalan TNI AL,
kami ambil jalur yang sebelah kiri menuju pangkalan AL/ bumi
marinir atau Punduh Pidada. Sambil berbelok, mataku sempat
melihat sekilas ada tentara muda disitu yang tampangnya
manis, sayang amat tuh orang terdampar disini pikirku, cuma
aku diam aja gak bilang ma Tiwi, karena aku sudah bisa
bayangin pasti dia ngomong gini:
17
berangkat.
Ada diantara mereka yang bertanya,Bunda ngrasa
yakin gak nih? Hmm....aku selalu yakin dengan diriku, terlalu
yakin malah . Kalau aku tetap nekad ngajak pulang magrib
itu juga karena semuanya sudah kupikirkan. Mungkin aku
memang suka mengambil risiko, tetapi semua pakai
pada mereka.
Berulang-ulang Tiwi juga nanya ke Kristy, masih jauh
39
nanti.
kami nitip mobil, bahwa kami mau pulang saat itu juga, dia
38
19
lobangnya.
bagaimana?
jalan yang ada lebarnya hanya pas untuk dua mobil bersisian,
itupun sulit dilakukan sebab licin terkena air hujan dan karena
parahnya jalan.
Sebalnya, kami merasa sudah berjalan berkilokilometer, tetapi kenyataannya dari penunjuk jalan bahwa kami
kami, tapi aku bisa lihat dan rasakan kalau sebenarnya dia
kepikiran kalau kami sampai nginap. Walau dia bilang gak apa-
tetap ada. Hanya dia gak enak aja kalau kami semua terpaksa
37
gak bisa pergi dari pikiranku. Karena itu termasuk makul yang
mikirin bakal ngikut ujian susulannya aja udah buat aku pusing
kondisi fisik kamu kuat bolak balik nyetir selama 9 jam lebih?
yang aku rasa gak perlu aku jawab. Mereka yang cuma duduk
ulang antara kopling, gas dan rem, belum lagi punggung yang
harus tegak karena biar bisa lihat jalan dengan jelas. Tetapi
36
21
terbelah dua, retak dan dalam, disebabkan ada aliran air yang
22
35
duyung tadi, untung dia pake legging, jadi celana luarnya bisa
yang jaga.
karena kami gak tau kalau disebelah kiri lebih indah pantainya
seperti ini, jika sampai terjadi hal buruk pada diriku mereka gak
23
pantai.Sayang banget.....
menikmati bulan madu, tapi gak tau juga sih mereka suami istri
atau bukan -,- ini termasuk jadi bahan guyonan kami, karena
ini.
tanya BESAAAAR....hahaha).
karena kami masih mau lihat sikon dulu, kami belum pasti mau
nginap atau gak. Chiko dan Rano langsung ganti baju yang
33
seperti itu siapa pula yang terpikir mau ambil foto atau video?
Semua jalan itu gak ada yang baik, jadi aku hanya
Kristy, Tiwi, Chiko, dan Robi situkang perahu (ya dia pasti
ikutlah.....hahahahaha).
jatuh -,-).
agak tegak lurus gitu. Jadi aku harus mengendarai mobil terjun
posisi menanjak. Dan aku gak tau gambaran jalan yang ada
diatas. Aku malas mau turun, malas basah kakinya. Jadi aku
kepala Iid bisa ketahan gak masuk kedalam air. Sementara itu
iid dari saku celananya agar gak masuk air, untung gak salah
pemberi arah untuk jalan yang harus aku ambil. Bunda, ambil
jaga dibelakang mobilku. Petunjuk dari Tiwi itu aku turutin. Aku
jelas Iid udah tes duluan tuh laut, gak sabaran dia pengen
cepat-cepat nyemplung.....
Setelah semua naik perahu (kasihan juga liat iid yang
basah kuyup gitu, mana gak bawa salinan baju pula, aku sih
26
31
tukang perahu, biar kami bisa nghubungi dia pas minta jemput
sebab kalau musim hujan posisi tanah menjadi becek dan licin.
hati.
foto-foto, dan kalau sudah foto-foto gitu apa yang kami alami
Saat naik perahu, sempat terjadi insiden. Karena posisi
27
Hanya satu kata yang bisa aku katakan. Indah. Karena dengan
jam yang lalu aku masih duduk di ruang kuliah UNILA dengan
IV