Anda di halaman 1dari 9

PENSKALAAN

SUBJEK

Berorientasi pada subjek


Bertujuan meletakan individu-individu pada
suatu kontinum penilaian sehingga
kedudukan relatif individu menurut suatu
atribut yang diukur dapat diperoleh
Biasanya setiap respon yang positif diberi
bobot skor yang sama sekalipun dasar
untuk melakukan hal itu tidak jelas.

CONTOH ITEM DALAM SKALA


ASERTIVITAS
Seseorang menyalakan rokok dalam bis berAC yang sedang anda
tumpangi
a. Saya tegur dan ingatkan akan larangan merokok dalam
bis
b. Saya diamkan saja meskipun saya terganggu dan jengkel
Anda melihat kenalan anda secara tidak sadar memasukan bolpoin
yang dipinjamnya dari anda ke dalam saku bajunya
a. Saya ingatkan sambil tersenyum
boleh buat,
lagipulayang
harga
bolpoin
tidakadanya
seberapa
Pilihanb.a Apa
= pernyataan
jawaban
berisi
indikasi
asertivitas
(pilihan
favorabel)
Pilihan b = tidak mengindikasikan adanya asertivitas (pilihan
tidak-favorabel)
A = diberi skor 1
B = diberi skor 0

Anda dan teman-teman akrab telah sepakat untuk menonton


bersama film yang sejak lama ingin anda lihat di bioskop pada hari
sabtu depan. Karena suatu hal, tiba-tiba teman-teman anda
semua memutuskan untuk memajukan hari nonton bersama
menjadi hari kamis malam, padahal anda harus belajar karena
pada hari jumat pagi anda akan menghadapi ulangan.
A. Karena sudah janji, saya akan ikut nonton bersama
B. Semoga pulang nonton tidak larut sehingga masih sempat
belajar
C.
Saya
nonton
saja pada hari sabtu.
A=
diberi
skor sendirian
0 (tidak mengindikasikan
adanya motivasi
belajar)
Tidak-favorabel
B = diberi skor 1 ( relatif mengindikasikan adanya motivasi
belajar)
Agak favorabel
C = diberi skor 2 (memuat indikasi motivasi belajar yang tinggi)
Favorabel

Aitem favorabel
Respon positif diberi bobot lebih tinggi daripada
respon negatif
Aitem tidak-favorabel
Respon positif diberi bobot lebih rendah daripada
respon negatif

Hal ini benar pada pengembangan skala sikap atau


skala semacamnya yang menggunakan metode
penskalaan subjek ketika penyusun skala tidak
begitu mengkhawatirkan masalah komputasi skor
dengan deviasi normal

Saya memikirkan cara agar hasil kerja saya menjadi lebih baik
a.Hampir selalu

Pilihan
l
b.Sangat sering
a = diberi skor
e
b
a
4
r
o
c.Kadang-kadang
v
b = diberi skor
fa
d.Sangat jarang
3
c = diberi skor
e.Hampir tidak pernah
2
d = diberi skor
Kadang-kadang saya jengkel dengan pekerjaan 1saya disini
e = diberi skor
a.Hampir selalu
0
Pilihan
b.Sangat sering
l
a = diberi skor
e
b
0
ra
c.Kadang-kadang
o
v
b = diberi skor
a
f
d.Sangat jarang
k
1
a
d
e.Hampir tidak pernah Ti
c = diberi skor
2
d = diberi skor
3

Sebagian penyusun skala memberikan skor


antara 1 5, bukan 0 4, pada aitem yang
responnya terdiri atas 5 pilihan. Meskipun,
tidak salah namun menghasilkan rentang skor
skala yang kurang lazim dari sudut pandang
pengukuran.

Misal:
Banyaknya aitem 40,
skor respon 0 4
rentang skor skala antara (0x40) sampai dengan
(4x40) yaitu antara X = 0 sampai dengan X = 160
( hal yang wajar )
awal suatu kontinum dalam pengukuran pada
umumnya memang diletakan pada titik 0
Skor respon antara 1 5
Skor terendah X = (1x40) = 40
( lebih sukar diasosiasikan sebagai titik pangkal
pengukuran )

Bila skor 5 pilihan bergerak antara -2 sampai dengan +2


atau
7 pilihan skornya bergerak antara -3 sampai dengan +3,
masing-masing dengan skor 0 untuk titik tengah. Dengan
40 aitem akan diperoleh rentang skor skala yang bergerak
antara
(-2x 40) sampai dengan (+2x40)
X = - 80 sampai dengan X = +80
Bisa digunakan namun kurang disukai karena:
Meletakan titik terendah pada angka negatif kurang lazim
Bekerja dengan angka negatif lebih sukar daripada
dengan angka positif

Anda mungkin juga menyukai