Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Perkembangan industri yang sangat pesat dan dinamis dewasa ini


khususnya industri manufakur telah menghadapi kompetisi yang ketat. Untuk
menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus selalu meningkatkan kualitas
proses dan produk sesuai dengan tuntutan konsumen. Banyak metode telah
diterapkan untuk meningkatkan kualitas proses dan produk, antara lain
menggunakan metode rekayasa kualitas dengan desain kokoh (quality by robust
design) dalam proses dan produk (Bellavendram, 1995). Rekayasa kualitas
dengan robust design diperkenalkan pada ahli rekayasa kualitas di Amerika
Serikat oleh Genichi Taguchi pada awal tahun 1980-an. Pada perkembangan
berikutnya, metode ini banyak diterapkan pada industri manulaktur di Jepang,
Amerika Serikat, Eropa dan negara industri baru seperti Korea dan Taiwan.
Dengan semakin terkenalnya metode robust design ini, telah terjadi pergeseran
paradigma kualitas yaitu dari inspeksi kerusakan dan pemecahan masalah
menuju rekayasa kualitas dengan desain dalam proses dan produk.
Luasnya penerapan metode robus design ini, dilandasi oleh kekuatan
konsepnya dalam hal pereduksian jumlah kombinasi suatu desain eksperimen
sehingga desain yang dihasilkan mampu mengakomodasi eksperimen dengan
banyak faktor. Selain itu performansi hasil eksperimen diukur dengan suatu
besaran universal yang dapat dipakai untuk membandingkan dua atau lebih
variabel yang memiliki dimensi berbeda. Dua hal inilah yangmenjadi inti dan
kekuatan konsep Taguchi.
Genichi Taguchi adalah seorang insinyur dan ahli statistik. Ia memiliki latar
belakang ilmu teknik dan juga mendalami statistika serta matematika tingkat
lanjut, sehingga ia dapat menggabungkan antara teknik statistika dan
pengetahuan keteknikkan. Taguchi telah membuat kontribusi yang sangat
berpengaruh untuk statistik industri. Metode ini merupakan metodologi baru
dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan
proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin.
Pembahasan
A. Definisi Kualitas Menurut Taguchi
Kualitas yang memenuhi spesifikasi dianggap lebih sempurna oleh pabrik di
Amerika. Padahal analisis menunjukkan bahwa dengan merekayasa proses untuk
memfokuskan pada target akan dihasilkan kualitas produk yang lebih sempurna.
Melihat fenomena diatas, Taguchi melihat definisi kualitas dari sisi yang berbeda
yaitu dengan melihat hubungan antara-kualitas dengan biaya dan kerugian (loss)
dalam satuan moneter. Definisi ini tidak hanya memperhatikan segi manufakur
tetapi juga sisi konsumen dan masyarakat. Secara lebih lengkap definisi Taguchi
adalah The quality of a product is the minimum loss imperled by the product
society from the time the product is shipped. Dengan definisi ini, tujuan dari
industri manufaktur adalah membuat produk yang sesuai harapan konsumen
selama produksi itu digunakan oleh konsumen. Filosofi Taguchi dalam perbaikan
kualitas secara terperinci menekankan pada reduksi variasi. Desain parameter
dimaksudkan sebagai pendekatan biaya efektif (cost-effective) pada reduksi
variasi dalam proses dan produk (Nair, 1992)
Taguchi mendefinisikan kualitas dalam cara yang negatif, yaitu kerugian
pada masyarakat sejak produk dikirimkan. Kerugian ini termasuk biaya
ketidakpuasan konsumen, yang akan mengakibatkan kerugian reputasi dan niat
baik perusahaan. Menurut Taguchi, sebuah produk menimbulkan kerugian bukan
hanya ketika berada di luar spesifikasi, tetapi juga ketika produk tersebut
menyimpang dari nilai targetnya, kerugian ini sebanding dengan kuadrat
penyimpangan dari target. Kualitas suatu produk adalah (minimasi kerugian yang
diberikan oleh produk pada masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan).
Untuk mengatasi kerugian (loss) karena kualitas yang tidak baik dari suatu
produk, ada dua kemungkinan kerugian yang terjadi setelah produk sampai
kepada konsumennya itu:
1

1. Jika produk tersebut mendapat garansi maka kerugian tersebut ditanggung


perusahaan.
2. Jika produk tersebut tidak bergaransi, konsumen harus mengeluarkan biaya
untuk memperbaiki.
Ukuran yang diusulkan Taguchi untuk menghitung kerugian (loss) secara
kuantitatif adalah quality loss function. Dengan demikian pendekatan kualitas
menurut Taguchi ini merupakan inovasi baru dalam bidang kualitas.
Dr. Genichi Taguchi sebagai pencetus dan metode Taguchi ini,
mengemukakan 3 konsep yang sederhana dan mendasar yaitu:
1. Kualitas harus didesain ke dalam produk, sehingga yang diutamakan bukanlah
keharusan suatu inspeksi melainkan peningkatan kualitas.
2. Pencapaian kualitas terbaik adalah dengan meminimasi deviasi produk dan
suatu nilai target. Produk harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak
terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak terkontrol.
3. Biaya kualitas harus diukur berdasarkan pada fungsi deviasi terhadap nilai
standar dan kerugian diukur secara keseluruhan.
Dasar metode Taguchi juga berasal dari 2 premis berikut ini:
1. Produk yang tidak mencapai target akan memberikan kerugian pada
masyarakat.
2. Desain produk dan proses memerlukan pengembangan sistematis dan langkahlangkah progesif melalui desain sistem, desain parameter, dan akhirnya desain
toleransi.
Ada tujuh poin dan Taguchi yang membedakan pendekatan Taguchi dan
pendekatan tradisional dalam menjamin kualitas, yaitu:
1. Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai penyimpangan dan performansi tepat
target, yang pada awal pemunculannya menjadi suatu paradok. Menurut
Beliau, kualitas dan produk manufaktur adalah total kerugian yang ditimbulkan
oleh produk pada masyarakat sejak produk itu dikirimkan.
2. Dalam persaingan ekonomi, Continous Quality Improvement (CQI) atau
peningkatan kualitas terus-menerus dan penurunan biaya amat penting untuk
tetap bertahan dalam bisnis.
3. Sebuah program CQI melibatkan reduksi terus menerus dalam variasi
karakteristik performansi produk dan nilai-nilai target mereka.
4. Kerugian yang diderita konsumen akibat variasi performansi produk seringkali
proporsional dengan kuadrat penyimpangan karakteristik performansi dan nilai
targetnya.
5. Kualitas dan biaya akhir (R&D, manufaktur, dan operasi) dan produk
manufaktur bergantung pada desain rekayasa produk dan proses
manufakturnya.
6. Variasi dalam suatu performansi produk (atau proses) dapat dikurangi dengan
mengeksploitasi pengaruh-pengaruh non linier berbagai parameter produk
(atau proses) pada karakteristik performansi.
7. Percobaan-percobaan perencanaan secara statistik dapat secara efisien dan
diandalkan mengidentifikasi berbagai setting dan parameter produk (atau
proses) yang akan mengurangi variasi performansi.
B. Proses Desain
Tujuan eksperimen dalam industri manufaktur adalah menemukan cara
untuk meminimasi penyimpangan karakteristik kualitas dari target. Hal yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi
karakteristik kualitas serta mencari level faktor yang sesuai sehingga variasi
dapat diminimasi. Dalam bahasa teknis, eksperimen dilakukan untuk menentukan
material yang terbaik, tekanan yang terbaik, temperatur yang terbaik, formulasi
kimia yang cocok, waktu siklus, dimana secara bersama-sama dalam proses
produksi menghasilkan karakteristik kualitas seperti dimensi dan daya tahan yang
sesuai target.
C. Tahapan dalam Desain Produk atau Proses Menurut Taguchi
2

Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau
proses produksi yaitu (Ross, 1996):
1. System Design.
System Design yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru dan
lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk. Merupakan tahap
pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada pembuatan
produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari dari percobaan
sebelumnya, pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau kombinasinya.
2. Parameter Design.
Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau prototipe secara matematis
berdasarkan tahap sebelumnya melalui percobaan secara statistik. Tujuannya
adalah mengidentifikasi setting parameter yang akan memberikan performansi
rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada
variasi dari target.
3. Tolerance Design.
Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan dengan kerugian pada
masyarakat akibat penyimpangan produk dari target. Pada tahap ini, kualitas
ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi pada parameter produk atau
proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada performansi produk.
D. Perbandingan Pendekatan Eksperimen Klasik dan Taguchi
Metode desain eksperimen klasik dikembangkan oleh R.A. Fisher di Inggris,
metode ini berdasarkan pada pendekatan statistika yang didasarkan pada latin
square dan pada awalnya dikembangkan untuk industri pertanian. Metode ini
menjadi tidak praktis untuk diterapkan pada industri manufaktur karena adanya asumsi tertentu
dan penekanan pada prosedur-prosedur tertentu. Taguchi mengembangkan metode desain eksperimen
dengan memanfaatkan sifat desain kokoh (robust design).
Ide dasar dalam desain Taguchi ini adalah untuk mengidentifikasi, melalui penyelidikan
interaksi antara parameter kontrol dan noise variable, setting yang tepat pada parameter kontrol dengan
performansi sistem yang kokoh (robust) terhadap variasi yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable
variation) dalam z. Dengan kata lain, Taguchi melakukan desain yang kokoh dalam proses dan produk
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya faktor yang tidak terkontrol dalam proses
produksi dan mencegah masuknya dampak faktor yang tidak terkontrol tersebut pada konsumen. Dari
ide dasar ini, maka pendekatan Taguchi tersebut dinamakan desain parameter. Istilah desain ini
dimaksudkan sebagai desain dari sistem pada desain eksperimen statistik. Karena tujuannya adalah
robust terhadap variasi dalam variabel noise. Maka pendekatan ini (desain parameter) disebut juga
dengan robust design.
Taguchi memberikan contoh proses pembuatan permen. Kelembutan permen dipengaruhi oleh
temperatur lingkungan (noise factors). Temperatur yang tinggi menyebabkan permen terlalu lembut
dan bagian luar meleleh, dan pada kondisi temperatur rendah menyebabkan bagian luar keras. Untuk
itu perlu dirancang proses pembuatan yang memperhatikan kelembaban proses, sehingga permen yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen dan robust terhadap perubahan temperatur lingkungan.
Robust Desain ini telah menambahkan dimensi baru pada desain eksperimen klasik antara lain
bagaimana mereduksi secara ekonomis variasi produk dalam lingkungan konsumen dan bagaimana
menjamin bahwa keputusan untuk menerapkan kondisi optimum dalam eksperimen akan berhasil
dalam manufaktur dan masyarakat.
E. Variasi Yang Disebabkan Oleh Faktor Tidak Terkontrol
Variasi adalah perbedaan yang terjadi dari suatu karakteristik kualitas antara satu produk dengan
produk yang lain. Jika variasi yang terjadi sangat kecil, produk tersebut dianggap identik. Faktor yang
menyebabkan variasi tersebut adalah faktor yang tidak terkontrol (noise factors) misalnya temperatur
ruangan, kelembaban udara dan kualitas material. Faktor tidak terkontrol dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu : (Bellavendram, 1995)
1. Faktor tidak terkontrol eksternal
2. Faktor tidak terkontrol internal
3. Faldor tidak terkontrol antar unit produk
On-Line Quality Control
3

On-line qualily control merupakan pengendalian kualitas yang reaktif pada proses produksi yang
sedang berjalan. Ada tiga bentuk Online quality control yaitu. (Bellavendram, 1995)
1. Proses diagnosis dan penyesuaian
2. Prediksi dan koreksi
3. Pengukuran dan aksi
Off-Line quality Control
0ff-line qualily control adalah pengendalian kualitas yang bersifat preventif. Off-line Qulity control
dapat dikatakan sebagai desain proses dan produk sebelum sampai pada produksi dishop floor. Off-line
quality control dilakukan pada saat awal dari daur hidup produk (lifecycle product), yaitu perbaikan
pada awal untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Produk dengan kualitas yang baik berarti
variasi fungsi produk yang kecil untuk segala kondisi dari faktor tidak terkontrol
F. Prinsip Robustness dalam Desain
Faktor tidak terkontrol tidak dapat dihilangkan karena faktor-faktor tersebut sudah ada dalam sistem.
Selama produsen tidak dapat menangani faktor yang tidak terkontrol dengan baik, maka karakteristik
kualitas seringkali tidak dapat mencapai target. Dengan demikian spesifikasi produk yang diharapkan
tidak akan tercapai atau dengan kata lain akan terjadi kerugian (loss). Prinsip dasar dari kekokohan
(robustness) adalah usaha untuk mereduksi kerugian dengan memperhatikan hubungan fungsional
antara faktor terkontrol dan faktor tidak terkontrol, sehingga karakteristik kualitas tidak sensitif
terhadap faktor tidak terkontrol. Untuk mereduksi kerugian ini dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan mereduksi variasi. Ada empat cara yang digunakan untuk mereduksi variasi yaitu
mengeluarkan produk yang cacat, mencari dan menghilangkan penyebab ketidakcocokan, memperkecil
toleransi dan menerapkan metode robust design.

G. Fungsi kerugian (loss function)


Fungsi kerugian (loss function) merupakan suatu pendekatan baru untuk proses capability. Hal ini
disebabkan dalam proses produksi yang menginginkan suatu produk yang berkualitas diperlukan
kontrol dalam proses capability. Karakteristik kualitas dibagi menjadi 3 karakteristik yaitu nominal is
the best, smaller the better, dan larger the better. Nominal is the best digunakan ketika suatu proses
menginginkan nilai target tententu. Jika menginginkan sebuah ukuran karakteristik kualitas yang
mempunyai target 0, atau karakteristik kualitas yang baik adalah sekecil-kecilnya maka digunakan
smaller the better, sedangkan larger the better merupakan suatu ukuran karakteristik kualitas non
negatif yang mempunyai nilai target tak hingga atau karakteristik kualitas yang baik adalah sebesarbesarnya. Jika y merupakan karakteristik kualitas dan m merupakan nilai target tertentu, maka
perbedaan fungsi kerugian (loss) dari tipe karakteristik kualitas akan ditunjukkan pada tabel dibawah
ini dengan k merupakan konstanta k1= A0*/0 dan k2 = A0*/02.
Perbandingan Karakteristik Kerugian

H.

Si
st
e
m

Dinamis
Strategi taguchi dalam desain optimasi terdiri dari dari 4 faktor golongan untuk menggambarkan
pengaruh faktor yaitu:
1. Faktor Signal (M)
Dalam suatu rancangan percobaan terdapat pengaturan faktor secara selektif pada proses untuk
mencapai target yang diinginkan, faktor signal mempunyai suatu hal yang khusus yaitu mengubah
4

setting pengaruh rata-rata respon bukan pada variabilitasnya. Penentuan faktor signal didasarkan
pada pengetahuan engineering dari desain suatu sistem.
2. Faktor Kontrol
Secara umum faktor kontrol berpengaruh pada rata-rata dan variabilitas dari respon. Suatu desain
produk akan menetapkan dengan bijaksana level dari parameter sehingga dapat menerima
kemungkinan terbaik dari yang diharapkan yaitu stabilitas maksimum dan hasil yang robust dengan
biaya yang minimum.
3. Level Faktor (r)
Level faktor merupakan bagian dari faktor kontrol yang dirancang dapat menyesuaikan dengan
mudah dalam desain proses untuk mencapai hubungan fungsional antara faktor signal (M0) dengan
variabel respon dalam sistem dinamis
4. Faktor Noise (N)
Faktor noise merupakan semua faktor yang tidak bisa dikontrol, secara umum hanya pengaruh
statistik, (mean, varian, distribusi, dll) pada faktor noise uang mempengaruhi desain akhir robust.
Pada sistem desain yang dinamis, target merupakan suatu fungsi yang diatur oleh faktor signal.
Dibawah ini merupakan gambaran hasil dari karakteristik dinamis faktor signal dan faktor noise.

Pada parameter desain untuk karakteristik dinamis desain hasil atau proses seharusnya
dikondisikan untuk memperoleh tujuan yang yang robust pada faktor noise, oleh karena itu signal to
noise ratio untuk karakteristik dinamis didefinisikan sebagai 10 log () dengan merupakan power
dari signal didefiniskan sebagai jumlah variasi yang terjadi pada perubahan level faktor signal
sedangkan power dari noise merupakan variasi yang terjadi sebagai perubahan pada level noise. Dalam
menganalisa percobaaan dimana respon mempunyai target yang dinamis, taguchi mengajukan dua
tahap (two-step procedure) untuk mengidentifikasi pengaturan signal yaitu (i) menghitung faktor signal
to ratio (SNR) dan menentukan faktor kontrol yang memaksimalkan SNR, (ii) perubahan fungsi slope
pada target slope dengan menyesuaikan pada faktor (faktor kontrol yang memiliki pengaruh yang kuat
pada slope tetapi tidak berpengaruh pada SNR).
I. Tools yang Digunakan dalam Metode Taguchi
Tools yang digunakan dalam metode Taguchi diantaranya adalah:
1. Process diagram (P-diagram)
P-Diagram adalah diagram yang digunakan untuk mengelompokkan variabel-variabel yang
terkait dalam suatu proses, antara lain faktor signal (input), response (output), noise dan control.
Pertama-tama, identifikasi input dan output dari konsep yang sedang didesain. Kemudian
identifikasi apa saja yang menjadi control dan noise factor. Control factor merupakan parameter
yang dapat diukur oleh desainer, sementara noise factor merupakan parameter yang berada di luar
kontrol desainer.
Selanjutnya, desainer mengatur control factor supaya deviasi yang terjadi minimum dalam biaya
rendah. Selain itu, noise factor juga harus dipertimbangkan dalam melakukan desain, demi
menghindari banyaknya kegagalan produk dan biaya yang terjadi akibat desain yang buruk.
Setelah itu, desainer mengatur deviasi yang dibolehkan dari nominal, dengan menyeimbangkan
antara cost dengan benefit bagi pelanggan. Proses ini disebut dengan tolerance design. Hasil
menggunakan parameter design diikuti dengan tolerance design merupakan produk dengan biaya
yang rendah.
5

2. Ideal function, yang digunakan untuk menentukan bentuk ideal dari hubungan signal-response
dalam konsep desain, sehingga higher level system work perfectly.
3. Quadratic Loss Function, yakni digunakan untuk mengkalkulasi kerugian yang terjadi pada user
akibat kinerja yang menyimpang dari target. Fungsi ini bentuknya bisa berbeda-beda, tergantung
situasinya. Pengukuran ini sangat bermanfaat untuk menghitung kepuasan pelanggan dan
menentukan toleransi yang optimum.
4. Signal-to-Noise Ratio, yakni mengukur perbandingan antara kekuatan signal (output)
dibandingkan dengan noise. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin disukai.
5. Orthogonal Array, digunakan untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan control factor
dan beberapa eksperimen.
Kesimpulan
Taguchi telah membuat kontribusi yang sangat berpengaruh untuk statistik industri. Metode ini
merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk
dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Metode Taguchi sangat
efektif untuk mengadakan perbaikan kualitas dan pengurangan biaya, perbaikan dalam pembuatan
produk serta pengurangan biaya pengembangan produk. Metode Taguchi banyak diterapkan di pabrikpabrik di Jepang oleh para teknisi untuk memperbaiki proses dan produk.
Sasaran metode Tagauchi yaitu mengoptimalkan fungsi tujuan yang berubah-ubah dan
mengurangi sensitivitas desain terhadap faktor yang tak terkendali. Dalam metode Tagauchi penekanan
dilakukan terhadap penerapan strategi perancangan yang efektif dari tingkat hulu hingga lantai dasar
pabrik. Filosofi metode Tagauchi yaitu kualitas yang diukur dengan penyimpangan karakteristik dari
nilai target.
Dalam perancangan di tingkat hulu digunakan percobaan skala kecil untuk mengurangi
variabilitas dan menemukan biaya efektif, desain yang kuat atau standar untuk produksi skala besar.
Dalam perancangan di tingkat lantai dasar pabrik menyediakan metode yang nyata berdasarkan biaya
untuk memonitor dan memelihara kualitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
www.amsup.com/robust_design/
www.orszulik.free-online.co.uk/page5.html
http://www.isixsigma.com/library/content/c020311a.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Taguchi_Junnosuke
Ross, Phillip.1998.Taguchi Techniques for Quality Engineering.-http://en.wikipedia.org/wiki/Taguchi_methods
http://www.isixsigma.com/library/content/c020311a.asp
http://www.slideshare.net/rbalisnomo/Introduction-To-Taguchi-Method-05Sep08
http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/pri/section5/pri56.htm
www.phadkeassociates.com
http://www.managementfile.com/column.php?sub=235&id=1892&page=quality&awal=0

Anda mungkin juga menyukai