Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS MANAJEMEN APARAT


DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
JUDUL DIRUBAH MENJADI:
PENINGKATAN KAPASITAS MANAJEMEN APARAT DIREKTORAT
JENDERAL PENATAAN RUANG
TAHUN ANGGARAN 2010
Menyetujui,
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

(DR.Ir. Ruchyat Deni Dj., M. Eng)


NIP: 110028879

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

KERANGKA ACUAN KERJA

FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS MANAJEMEN APARAT DIREKTORAT


JENDERAL PENATAAN RUANG
PENINGKATAN KAPASITAS MANAJEMEN APARAT
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

I.

LATAR BELAKANG
Organisasi dalam berbagai literatur dibahas dalam dua segi. Pertama,
organisasi sebagai organisme yang bersifat statis, dan kedua,

organisasi

sebagai keperilakuan yang bersifat dinamis (Siagian, 1983). Sebagai organisasi


yang statis, organisasi merupakan wadah tempat penyelenggaraan berbagai
kegiatan dengan penggambaran yang jelas tentang hirarki kedudukan, jabatan
serta

jaringan

saluran

wewenang

dan

tanggung

jawab.

Sedangkan

keperilakuan yang dinamis, organisasi merupakan proses kerjasama yang


serasi antara orang-orang di dalam perwadahan yang sistimatis, format dan
hirarkial yang berfikir dan bertindak seirama demi tercapainya tujuan yang telah
ditentukan dengan efisien, efektif, produktif dan ekonomis.
Wexley dan Yulk berpendapat organisasi merupakan suatu pola kerjasama
antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan

untuk

mencapai

tujuan

tertentu

(Sedarmayanti,

1999).

Sedangkan menurut Lubis dan Huseini (1987), organisasi merupakan suatu


kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu
pola tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan
secara tegas dari lingkungannya.
Sementara itu, Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut
sebagai birokrasi, yaitu bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan secara jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci,
dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Manajemen merupakan hal yang tidak terpisah dari organisasi. Diperlukan
manajemen dalam mengelola suatu organisasi. Definisi manajemen, menurut

Follet, yaitu seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Fungsi manajemen diperlukan organisasi dalam mencapai
tujuannya. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang menjadi
acuan bagi para manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sebagai sebuah organisasi, Direktorat Jenderal Penataan Ruang perlu
didukung oleh kapasitas manajemen aparaturnya dalam melaksanakan tugas
dan fungsi yang telah digariskan sesuai ketentuan yang ada.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang didukung oleh sejumlah pegawai, yang
terdiri dari pejabat Eselon I, II, III dan IV serta para staf

profesional dan

penunjang di bidang masing-masing dengan berbagai jenis latar belakang


pendidikan dan keahlian.
Keberhasilan organisasi Direktorat Jenderal Penataan Ruang dipengaruhi oleh
penguasaan pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) pegawai yang
diperoleh melalui pendidikan formal. Selain penguasaan kemampuan

yang

diperoleh melalui pendidikan formal, keberhasilan organisasi juga diipengaruhi


oleh kualitas karakter pegawai, yang dipengaruhi oleh kondisi emosional dan
spiritual yang berkualitas.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan karakter pegawai, maka perlu dilakukan
perubahan paradigma (mind setting) melalui emotional maintanence berupa
pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotation) dan team building melalui
kegiatan outbond dan gathering.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam rangka pengembangan dan
pembinaan pegawai Direktorat Jenderal Penataan Ruang, maka Direktorat
Jenderal Penataan Ruang pada tahun 2010 mengadakan pekerjaan Fasilitasi
Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat Jenderal Penataan
Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat Jenderal
Penataan Ruang.

II.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Maksud dari pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat
Direktorat Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen

Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang yaitu:


1. Untuk meningkatkan leadership / jiwa kepemimpinan bagi pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang;
2. Untuk meningkatkan komunikasi yang lebih intensif di antara para pegawai
di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang;
3. Untuk meningkatkan kualitas emosional dan spiritual bagi pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang.
Tujuan
Tujuan dari pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat
Direktorat Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen

Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah:


1. Adanya peningkatan leadership / jiwa kepemimpinan di kalangan pegawai
di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang;
2. Adanya peningkatan komunikasi yang intensif di antara para pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang;
3. Adanya peningkatan kualitas emosional dan spiritual di kalangan pegawai
di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang.
III.

SASARAN
Sasaran dari kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen
Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah:
1.Terlaksananya kegiatan outbond;
2.Terlaksananya ESQ Training dan;
3.Terlaksananya kegiatan gathering.

IV.

NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pemilik kegiatan ini adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan
Pelayanan Umum, Satuan Kerja Pembinaan Manajemen Penyelenggaraan
Penataan Ruang.

V.

SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini bersumber dari DIPA Satuan Kerja
Pembinaan Manajemen Penyelenggaraan Penataan Ruang Tahun 2010.

VI.

LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


SERTA ALIH PENGETAHUAN
Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat
Direktorat Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen

Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang ini antara lain meliputi :


1. Inventarisasi data dan informasi tentang persiapan-persiapan yang terkait
dengan

pengembangan

character

building

melalui

outbond,

pengembangan mental spiritual pegawai (ESQ), dan kegiatan gathering,


serta data-data dan informasi mengenai peserta, narasumber, waktu dan
lokasi pelaksanaan.
2. Pelaksanaan kegiatan pengembangan character building melalui outbond
training, pengembangan mental spiritual pegawai melalui ESQ Training,
dan kegiatan pemupukan rasa solidaritas melalui gathering.
3. Menyusun laporan penyelenggaraan pekerjaan Fasilitasi Peningkatan
Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat Direktorat Jenderal
Penataan Ruang.
Lokasi Kegiatan
Lokasi pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat
Direktorat Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen

Aparat Direktorat Direktorat Jenderal Penataan Ruang dilaksanakan di Jakarta,


dan khusus untuk kegiatan outbond akan dilaksanakan di daerah Jawa Barat
atau Banten yang relatif tidak terlalu jauh dari Jakarta.
Data dan Fasilitas Penunjang
Semua data dan

fasilitas penunjang yang disediakan atau

diperoleh dari

pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat


Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat

Direktorat Jenderal

Penataan Ruang harus dipelihara dan setelah selesai

diserahkan dan menjadi milik pengguna jasa.


VII.

PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Untuk menyelesaikan pekerjaan kajian ini, digunakan metodologi pelaksanaan
pekerjaan, antara lain sebagai berikut :
1. Pada awal pekerjaan terlebih dahulu dikerjakan kajian materi (desk study),
sebagai bahan dasar untuk pelaksanaan pengumpulan data, sehingga
akan diketahui data dan informasi apa saja yang diperlukan.
2. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data dan informasi antara lain terkait
dengan jumlah peserta, narasumber, waktu dan tempat lokasi untuk
pelaksanaan kegiatan.
3. Melakukan inventarisasi data dan informasi tentang:

Persiapan yang terkait dengan pengembangan character building


melalui outbond;

Persiapan yang terkait dengan pengembangan mental spiritual pegawai


(ESQ);

Persiapan yang terkait untuk kegiatan gathering;

Data peserta, narasumber, waktu dan lokasi pelaksanaan.

4. Pelaksanaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat


Direktorat Jenderal Penataan Ruang peningkatan kapasitas manajemen
aparat melalui kegiatan-kegiatan:

Outbond melalui ice breaking, break through, team building, tatap muka,
pembelajaran orang dewasa (andragogi) diskusi, permainan, quiz dan
lain-lain;

Pengembangan mental spiritual (ESQ) pegawai melalui ice breaking,


break through, dialog interaktif, ceramah, pembelajaran orang dewasa
(andragogi) dan lain-lain;

Pemupukan rasa solidaritas dan kebersamaan (gathering) melalui ice


breaking, permainan, quiz, dan lain-lain.

5. Melakukan evaluasi kegiatan melalui analisa terhadap respon peserta,


narasumber, materi yang disampaikan dan teknik pelaksanaan kegiatan
serta pencapaian sasaran kegiatan.
6. Penyusunan laporan hasil evaluasi kegiatan.
7. Pembuatan dokumentasi pelaksanaan kegiatan meliputi rekaman video
berupa DVD dan VCD, album foto baik cetak atau digital
8. Penyusunan buku pelaksanaan kegiatan edisi lux (photo paper).
VIII.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Pekerjaan ini dilaksanakan oleh Konsultan dengan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat Direktorat
Jenderal

Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen Aparat

Direktorat Jenderal

Penataan Ruang ini diperkirakan

selama 8 (delapan)

bulan.
IX.

TENAGA AHLI
Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli yang diperlukan
dengan total MM sebanyak 28 MM dengan rincian tenaga ahli yang dibutuhkan
sebagai berikut :
1.

Tenaga Ahli Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), merangkap


sebagai ketua tim, tenaga ahli yang dipersyaratkan adalah Sarjana Strata 2
(S2) lulusan Universitas/ Perguruan Tinggi bidang Sumber Daya Manusia
dengan pengalaman profesional minimal 36 (tiga puluh enam) bulan atau
Sarjana Strata 1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi bidang Sumber
6

Daya Manusia dengan pengalaman profesional minimal 84 (delapan puluh


empat) bulan.
2.

Tenaga Ahli Pendidikan, tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana


Strata 1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi bidang pendidikan
dengan pengalaman profesional minimal 48 (empat puluh delapan) bulan.

3.

Tenaga Ahli Psikologi, tenaga ahli yang dipersyaratkan adalah Sarjana


Strata 1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi bidang psikologi dengan
pengalaman profesional minimal 48 (empat puluh delapan) bulan.

4.

Tenaga Ahli Kesehatan Jasmani, tenaga ahli yang disyaratkan adalah


Sarjana Strata 1 (S1) lulusan Universitas/ Perguruan Tinggi bidang
pendidikan olahraga dengan pengalaman profesional minimal 48 (empat
puluh) bulan.

5.

Editor/Desain Grafis, tenaga ahli yang dipersyaratkan adalah Sarjana


Strata 1 (S1) lulusan Universitas/Perguruan Tinggi bidang Desain Grafis
dengan pengalaman profesional minimal 48 (empat puluh delapan) bulan.

XII.

KELUARAN
Keluaran

(output)

(proceeding)

dari

Fasilitasi

kegiatan

ini

Peningkatan

yaitu

Laporan

Kapasitas

Penyelenggaraan

Manajemen

Aparat

Direktorat Jenderal Penataan Ruang Peningkatan Kapasitas Manajemen


Aparat Direktorat Jenderal Penataan Ruang.
XIII.

PELAPORAN
Laporan yang akan disusun dari hasil pekerjaan ini terdiri dari beberapa
laporan, yaitu :
a.

Laporan Pendahuluan.
Laporan pendahuluan merupakan laporan yang berisi antara lain :
pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, metodologi pendekatan
pelaksanaan kegiatan, progres pekerjaan yang telah dilaksanakan dan

rencana pelaksanaan kegiatan selanjutnya, laporan ini dibuat sebanyak 5


(lima) buku dan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dimulainya pekerjaan.
b.

Laporan Antara.
Laporan antara merupakan hasil dari proses persiapan, pelaksanaan
pembahasan dan diskusi yang telah dilaksanakan dalam rangka
penyusunan kajian, materi kegiatan dan jadwal penyelenggaraan
kegiatan. Laporan ini dicetak sebanyak 5 (lima) dan diserahkan 5 (lima)
bulan setelah dimulainya pekerjaan.

c.

Laporan Akhir.
Laporan akhir merupakan produk dari seluruh proses pelaksanaan
rencana kerja dan telah dibahas/didiskusikan dengan pihak terkait serta
telah disempurnakan berdasarkan masukan dari diskusi/pembahasan.
Laporan ini dicetak sebanyak 5 (lima) buku dan diserahkan pada pemberi
kerja pada akhir bulan ke 8 (delapan) atau akhir tahun anggaran. Laporan
akhir juga dilengkapi dengan buku kegiatan edisi ekslusif sebanyak 30
eksemplar serta dilengkapi dengan softcopy dalam bentuk PDF yang
direkam dalam CD-ROM, foto, dan video.

Anda mungkin juga menyukai