Abstrak
Radang granulomatosa tuberkulosis merupakan inflamasi kronis spesifik ditandai dengan teraktivasinya makrofag.Pada
tahun 2013, Indonesia adalah negara dengan prevalensi tuberkulosis ketiga tertinggi di dunia.Pemeriksaan histopatologi
merupakan salah satu pemeriksaan penentu untuk mendiagnosis radang granulomatosa tuberkulosis.Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui prevalensi radang granulomatosa tuberkulosisterhadap sediaan histopatologi pada tahun
2009-2013 di laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang.Penelitian ini merupakan
penelitian observasional deskriptif.Terdapat 296 kasus radang granulomatosa tuberkulosis dari 29.175 kasus yang di
periksa secara histopatologi pada tahun 2009-2013 di laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Mohammad Hoesin
Palembang. Prevalensi kasus radang granulomatosa tuberkulosis pada tahun 2009-2013 di laboratorium Patologi
Anatomi RSMH adalah 5,58%.Radang granulomatosa tuberkulosislebih banyak pada perempuan (53,71%) daripada
laki-laki (46,28%). Usia 21-30 tahun (32,77%) merupakan usia yang paling banyak mengalami radang granulomatosa
tuberkulosis. Lokasi lesi terbanyak adalah kelenjar limfe (81,75%), mamma (4,05%), serta tulang dan sendi
(1,68%).Prevalensi radang granulomatosa tuberkulosis terhadap sediaan histopatologi di laboratorium Patologi Anatomi
Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang adalah 5,58% dan lokasi lesi terbanyak pada kelenjar limfe (81,75%).
Kata Kunci: radang granulomatosa tuberkulosis, tuberkulosis, histopatologi.
Abstract
Prevalence of Granulomatous Inflammation Of Tuberculosis. Descriptive study of the Preparations
Histopathology in Anatomical Pathology Laboratory Hospital Mohammad Hoesin Palembang
Inflammation granulomatous of tuberculosis is a chronic inflammation characterized of activated macrophages. In
2013, Indonesia was a country with the third highest prevalence of tuberculosis in the world. Histopathological
examination is one of the determinants examinationto diagnose granulomatous inflammation of tuberculosis. This study
was aimed to determine the prevalence of granulomatous inflammation of tuberculosis on histopathological
preparations in 2009-2013 at Anatomical Pathology Laboratoryof RSMH Palembang .This study was an observational
descriptive. There were 296 cases of tuberculosis granulomatous inflammation of 29.175 cases examined
histopathologically in Anatomical Pathology laboratory from 2009 to 2013 at the Hospital Mohammad Hoesin
Palembang. The prevalence of granulomatous inflammation of tuberculosis in Anatomical Pathology Department of
RSMH from 2009 to 2013 was 5.58%. Granulomatous inflammation of tuberculosis is more common in women
(53.71%) than males (46.28%). 21-30 years (32.77%) were the most widely experienced age of granulomatous
inflammation of tuberculosis .The lesions were most located at the lymph node (81.75%), breast (4.05%), bone and
joint (1.68%). The prevalence of granulomatous inflammation of tuberculosis on histopathology preparations in
Anatomical Pathology of RSMH was 5.58% and lymph nodes was the most locations where the lesions of
granulomatous inflammation of tuberculosis were found (81.75%).
Keywords: granulomatous inflammation of tuberculosis, tuberculosis, histopathology.
1. Pendahuluan
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
termasuk basil tahan asam dan mampu bertahan di dalam
makrofag.Radang granulomatosa tuberkulosis merupakan
suatu inflamasi kronis spesifik yang ditandai dengan
agregasi makrofag teraktivasi yang gambarannya
menyerupai sel epiteloid.Biasanya bagian tengah
granuloma tuberkular mengalami nekrosis perkijuan10.
Sebagian besar infeksi tuberkulosis menyebar lewat udara,
melalui terhirupnya droplet berisi organisme basil
tuberkulosis dari seseorang yang terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis10. Terjadinya peningkatan kasus tuberkulosis
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya tahan tubuh
yang rendah diantaranya infeksi HIV/AIDS, status sosial
ekonomi, status gizi, usia, jenis kelamin dan faktor sosial
lainnya9. Tuberkulosis paling sering mengenai organ paru
yang disebut sebagai tuberkulosis pulmonal dengan angka
kejadian tertinggi yaitu 80%16 dan 75% kasus berada pada
usia produktif yaitu 20-49 tahun1, sedangkan tuberkulosis
ektrapulmonal sebanyak 20%16.
Penyebaran melalui saluran limfe dan pembuluh darah
bermanifestasi sebagai tuberkulosis ektrapulmoner. Organ
ekstrapulmoner yang sering di infeksi oleh basil
tuberkulosis adalah kelenjar limfe, pleura, tulang,
meningen, usus, perikardium, saluran nafas atas, saluran
kemih dan genital16. Secara mikroskopik gambaran
tuberkulosis berupa tuberkel yang terdiri dari granuloma
dan nekrosis kaseosa di bagian sentral yang dikelilingi oleh
sel-sel epitheloid dengan infiltrasi sel radang limfosit,
fibroblast dan giant cell Langhans. Secara makroskopik
gambaran yang paling banyak berupa pembesaran kelenjar
limfe dan pleuritis.Gejala yang timbul tergantung dari organ
tubuh mana yang terkena10.
Dari hasil penelitian Herryanto dkk (2004), mengemukakan
tentang karakteristik kasus kematian penderita tuberkulosis
paru hampir tersebar pada semua kelompok usia, dan
paling banyak pada kelompok usia 20-49 tahun (58,3%)
yang merupakan usia produktif. Penelitian tuberkulosis
ekstrapulmonal sebelumnya terbatas pada satu lokasi
seperti penelitian Winarti dan Sriwidyani (2012) selama
kurun waktu 6 bulan, diperoleh 46 kasus tuberkulosis
kelenjar limfe terdiri dari 30 orang (65%) wanita dan 16
orang (35%) pria, dengan rentang umur 5 sampai 83 tahun.
Kelompok umur tertinggi yaitu 30-39 tahun (39%).Hasil
pemeriksaan sitologik positif TB ditemukan pada 22 kasus
(48%).
Menurut Kreider dan Rossman (2008) lokasi
tuberkulosis ekstrapulmoner tersering adalah kelenjar
limfe (44%),rongga Pleura (19%), tulang dan atau
sendi (11%), meningen atau sistem Saraf Pusat (6%),
peritoneum dan atau usus (5,5%), saluran
genitourinarius (4%), milier (1.8%), dan lain-lain (11%).
Jika tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Patologi Anatomi RSUP
Dr. Muhammad Hoesin Palembangpada bulan Oktober
2014 sampai November 2014.Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif observasional. Informasi yang
diperoleh dari rekam medik pasien adalah usia, jenis
kelamin, dan lokasi lesi.
Populasi yang didapat pada penelitian ini adalah semua
pasien yang menjalani pemeriksaan histopatologi di
Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang periode 1 Januari 2009 sampai
dengan 31 Desember 2013. Subjek penelitian diambil
dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
pasien yang memiliki data rekam medik lengkap serta
telah didiagnosis radang granulomatosa tuberkulosis.
3. Hasil
Dari 29.175pasien yang melakukan pemeriksaan
histopatologi, ditemukan 296 kasus radang granulomatosa
tuberkulosis. Prevalensi kasus radang granulomatosa
tuberkulosis periode 1 Januari 2009 sampai 31 Januari 2013
disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Prevalensi Kasus Radang Granulomatosa
Tuberkulosis
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Kasus
26
94
148
14
14
Populasi
5043
5783
4968
5718
7663
Prevalensi (%)
0,51%
1,60%
2,99%
0,24%
0,24%
Jumlah Pasien
21
64
97
50
33
21
7
2
1
Persentase (%)
7,09
21,62
32,77
16,89
11,14
7,09
2,36
0,67
0,33
Jumlah Pasien
137
159
Persentase (%)
46,28
53,71
Jumlah
Pasien
Persentase
(%)
Kelenjar Limfe
245
82,77%
Mamma
12
4,05%
2,36%
Testis
1,68%
Usus
1,35%
Anus
1,35%
Pleura
1,01%
Omentum
1,01%
Kulit
0,67%
Appendiks
0,67%
Cervix
0,67%
Tiroid
0,67%
Ginjal
0,33%
Lien
0,33%
Prostat
0,33%
Peritoneum
0,33%
Lokasi Lesi
Kelenjar
Limfe
Mamma
Tulang
dan
Sendi
20
59
78
41
25
15
5
1
1
0
1
4
5
0
1
1
0
0
1
1
1
2
1
0
0
1
0
4. Pembahasan
Prevalensi kasus radang granulomatosa tuberkulosis di
Bagian Patologi Anatomi RSMH pada periode 2009
adalah 0,51%, lalu meningkat 1,1% pada periode 2010
yaitu 1,60%. Pada periode 2011 terjadi peningkatan
prevalensi yang cukup signifikan yaitu 1,3% yaitu
2,99%.Prevalensi menurun drastis pada periode 2012
dan 2013 menjadi 0,24%.
Peningkatan prevalensi kasus radang granulomatosa
tuberkulosis pada periode 2010 dan 2011 kemungkinan
terjadi karena adanya program jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas) yaitu program berobat gratis
yang mulai dicanangkan Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2009, sehingga berdampak pada
peningkatan jumlah pasien yang melakukan
pemeriksaan kesehatan. Selain itu peningkatan angka
kejadian diduga terjadi karena perekonomian dunia
yang mengalami penurunan pada tahun 2011, sehingga
berpengaruh pada status ekonomi dan kesehatan
masyarakat Indonesia khususnya di Sumatera Selatan.
Penurunan angka kejadian pada tahun 2012-2013
karena adanya sistem rujukan yang telah di tetapkan
oleh pemerintah, sehingga pemeriksaan pasien di
RSMH khusus menangani keadaan pasien yang
advance. Pelayanan rujukan menerapkan pelayanan
berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian
kelas C, kelas D selanjutnya RS kelas B dan akhirmya
ke RS kelas A.
Kelompok usia yang paling sering terdiagnosis radang
granulomatosa tuberkulosis adalah usia 21-30 sebanyak
97 orang (32,77%), 11-20 tahun sebanyak 64 orang
(21,62%),
diikuti
berturut-turut
usia
31-40
tahun.sebanyak 50 orang (16,89%), dan usia 41-50
tahun sebanyak 33 orang (11,14%), lalu semakin
menurun pada usia yang lebih tua. Data ini sesuai
dengan hasil penelitian Zulkifli (2010) bahwa 75 %
kasus berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun dan
hasil penelitian Herryanto dkk. (2004) dengan pasien
kelompok usia terbanyak yaitu 20-49 tahun (58,3%).
Kelompok usia 20-30 tahun merupakan usia produktif
dimana terjadi peningkatan metabolisme tubuh, kondisi
ini menuntut asupan nutrisi yang tinggi agar kebutuhan
5.
6.
7.
8.
9.
5. Simpulan
11.
Daftar Acuan
1.
2.
3.
4.
10.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
BIODATA PENULIS
Penulis I
Nama
:Lisa Yuniarti
NIM
: 04111401049
: Perempuan
No Telepon/ Hp
:0821 81841124
:lisayuniarti93@yahoo.com
Alamat
Kelurahan Pahlawan
Jurusan
Penulis II
Nama
NIP
:194909101977102001
Jenis Kelamin
: Perempuan
Departemen
:Patologi Anatomi
Penulis III
Nama
NIP
: 198307142009122004
Jenis Kelamin
:Perempuan
Departemen
:Anatomi