Anda di halaman 1dari 2

Figur 21-15

Reaksi terhadap pewarnaan bakteri yang positif. Terlihat adanya bakteri


pada dinding kavitas dibawah restorasi resin komposit. Bakteri-bakteri ini
menghasilkan produk samping yang akan berdifusi melalui tubulus dan
menyebabkan inflamasi pulpa.
SIFAT BIOLOGIK MATERIAL KHUSUS
Oksida seng-eugenol (OSE)
Oksida seng-eugenol (OSE) banyak digunakan dalam kedokteran gigi dan
telah memiliki riwayat yang panjang sebagai material tumpatan
sementara, peiapik kavitas, basis semen, dan bahan penyemen
sementara untuk tumpatan tuang. Sebelum diperkenalkannnya hidroksida
kalsium, OSE merupakan material pilihan untuk kaping pulpa direk
Eugenol, yang secara biologik merupakan unsur paling aktif dalam OSE,
adalah derivat venom dan bersifat toksik jika berkontak langsung dengan
jaringan. Eugenol juga memiliki sifat anti bakteri. Manfaat eugenol dalam
mengatasi nyeri disebabkan oleh kemampuannya untuk memblok
transmisi impul saraf. Para periset telah menemukan bahwa selapis tipis
OSE telah secara signifikan mengurangi aktifitas saraf interdental ketika
diletakan dalam kavitas preparasi yang dalam pada gigi kucing, akan
tetapi campuran OSE yang kering tidak memiliki efek apa-apa.
Adalah sifat fisik dan sifat kimiawi dari OSE yang bermanfaat dalam
mencegah cedera pulpa dan dalam mengurani sensitivitas gigi pasca
tindakan. Dan yang penting, OSE memberikan kerapatan biologik yang
baik, selain itu, sifat antimikrobanya memungkinkan material ini menekan
pertumbuhan bakteri sehingga dapat mengurangi pembentukan
metabolik yang toksik yang mungkin bisa menimbulkan inflamasi pulpa.
Dari material restorasi yang diteliti, OSE yang secara konsisten
menghambat pertumbuhan bakteri dibawah tumpatan.
Semen seng fosfat (OSP)
Semen ini merupakan semen yang populer bagi penyemenan restorasi
dan pembuatan basis tumpatan. Modulus elastisitasnya tinggi sehingga
banyak digunakan sebagai basis dibawah tambalan amalgam.
Penyemenan tumpatan tuang dengan semen fosfat ternyata dapat
ditoleransi dengan baik oleh pulpa. Para peneliti melaporkan bahwa
semen fosfat kemungkinan besar menyebabkan sensitivitas pulpa pada
saat sementasi dan dua inggu setelah sementasi dibandingkan semen
onomer kaca. Meskipun demikian, tiga bulan setelah sementasi tidak ada
perbedaan dalam sensitivitasnya.

Semen polikarboksilat
Jika diletakkan dalam kavitas atau dipakai pada penyemenan restorasi
semen seng polikarboksilat tidak mengiritasi pulpa. Pada penyemenan
restorasi mahkota dan nilai yang kecekatannya baik, baik semen fosfat
maupun semen polikarboksilat tidak cukup berkontraksi sehingga tidak
memungkinkan masuknya bakteri. Dengan demikian, pengaplikasian
vernis atau pelapik pada dinding kavitas tidak perlu lagi karena dengan
melakukan hal tersebut hanya akan mengurangi adesi semen.
Resin restoratif
Semen komposti resin dan adesif generasi terdahulu berkontraksi selama
polimerisasi sehingga mengakibatkan kebocoran mikro yang cukup besar
dan terjadinya kontaminasi bakteri pada kavitas. Bakteri pada dinding
kavitas dan didalam dentin aksial telah dikaitkan dengan inflamasi pulpa
yang moderat (figur 21-15). Ada beberapa komposit yang mengabsorbsi
air untuk beberapa saat lamanya dan mengalami ekspansi hal ini
cenderung memberikan kompensasi terhadap kontraksi awal. Guna
membatasi kebocoran mikro dan meningkatkan retensinya, margin email
di bevel dan di etsa dengan asam untuk mempermudah ikatan
mekaniknya. Jika dibandingkan dengan resin nirpasi, komposit resin yang
lebih baru.

Anda mungkin juga menyukai