Anda di halaman 1dari 5

Struktur

PERILAKU BATANG LANGSING KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAHAN


CONCRETE-FILLED STEEL TUBE (CFT) PADA APLIKASI BEBAN TEKAN
(266S)
Wibowo1, AP Rahmadi2 , Purnawan Gunawan3 , Dimas Ahmad AM4 dan Sholicin 5
1,2,3,4,5

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta
Email: civiluns@uns.ac.id

ABSTRAK
Struktur Kuda-kuda Baja adalah salah satu model struktur yang banyak digunakan sebagai struktur
pendukung utama pada bangunan perumahan utamanya adalah bagian atap. Bentuk umum struktur
kuda-kuda adalah berupa struktur rangka batang (truss) dua dimensi. Struktur rangka batang adalah
struktur yang mempunyai konfigurasi segitiga-segitiga yang terdiri dari elemen penahan gaya aksial
tarik dan aksial tekan. Kajian pada makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui perilaku batang
langsing berbahan Concrete Filled Steel Tube sebagai aplikasi batang tekan suatu struktur truss.
Metode yang digunakan dengan pengujian sampel (batang tekan komposit CFT) dengan variabel
pengamatan yaitu beban, defleksi horisontal, tekuk lokal dan tekuk global. Hasil pengujian tekan
menunjukkan bahwa pengisian beton memberikan pengaruh terhadap batas pikul beban tekan
material komposit CFT lebih tinggi dibandingkan batas pikul beban tekan material baja pipa (Steel
Tube).
Kata Kunci : CFT, Komposit, Steel Tube.

1. PENDAHULUAN
Kalangan industri konstruksi akhir-akhir ini beralih menggunakan baja ringan sebagai konstruksi rangka atap.
Penyebab utama adalah semakin langkanya bahan kayu dan juga semakin mahal harganya. Banyak merk dan
produsen menawarkan dengan berbagai keuntungan untuk menarik konsumen agar beralih menggunakan baja
ringan. Beberapa keunggulan dari baja ringan dibandingkan kayu yaitu: baja ringan ditawarkan lebih murah
harganya berkisar Rp. 140.000 Rp 200.000,-/m2, baja ringan beratnya sekitar 9 10 kg/m2 lebih ringan dari pada
kayu 15-18 kg/m2, cara pemasangan relatif lebih cepat dan mudah karena proses penyambungan dilakukan dengan
self driving screw dan lebih tahan rayap.
Tetapi ketika baja ringan semakin mudah dijumpai dan semakin dikenal masyarakat, muncul suatu keraguan
mengenai struktur baja ringan tersebut akibat sering terjadinya kasus yang menunjukkan kegagalan struktur yang
diakibatkan kesalahan dalam perancangan maupun pelaksanaan struktur baja ringan.
Penelitian ini menjawab kebutuhan alternatif bahan struktur kuda-kuda selain menggunakan kayu ataupun baja
ringan yaitu dengan menggunakan komponen struktur concrete filled tube (CFT) sebagai elemen struktur kudakuda, dimana batang baja CFT dibentuk dari baja steel tube yang pada umumnya digunakan masyarakat sebagai
material mebel kemudian diisi mortar-beton dan steel tube (STB) sebagi batang tarik.
Bekisting atau penguatan beton terutama bagian permukaan untuk menjaga dari bentuk permukaan beton dan
mengurangi abrasi permukaan. Tekuk lokal yang terjadi pada bagian dinding baja yang relatif lebih tipis dapat
ditunda atau dicegah, karena adanya pengisian beton. (J.Zeghiche, K.Chaoui, 2004)
Tabung diisi beton adalah anggota struktural komposit yang terdiri dari tabung baja dan beton pengisi. Komposit
struktur ini mengoptimalkan kontribusi kedua komponen dengan meningkatkan efisiensi geometris mereka dan
menggabungkan kekuatan yang melekat dari keduanya. Dinding pengisi beton dibatasi oleh tabung baja, sehingga
dalam keadaan triaksial kompresi dapat meningkatkan kekuatan dan kapasitas regangan beton. Pengisian beton
pada baja perimeter secara optimal, dapat menunda terjadinya local-global buckling tabung. Struktur ini mudah
dan cepat dibangun dan menghasilkan kompresi yang signifikan. (Charles W. Roeder, Dawn E. Lehman, Erik
Bishop, 2010)
Batas kemampuan batang untuk memikul beban tekan sangat bergantung pada panjang dan dimensi melintang
penampang, selain itu juga sangat dipengaruhi sifat material yang digunakan.(Dewi, Sri Murni, dkk, 2007)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

S - 359

Struktur

2. METODOLOGI PENELITIAN
Pengujian dilakukan di laboratorium terhadap benda uji batang CFT dengan pembebanan tekan.
Benda Uji
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan benda uji tekuk berupa batang tekan jenis Steel Tube dan ConcreteFilled Steel Tube sebanyak 7 variasi panjang (0,3meter, 0,54 meter, 0,8 meter, 1 meter, 1,24 meter, 1,4 meter, 1,5
meter dan 1,6 meter). Masing-masing variasi panjang terdiri dari 3 Steel Tube dan 3 Concrete-Filled Steel Tube.
Sampel

Variasi Panjang (m)

0,3

0,54

0,8

1,24

1,4

1,5

1,6

Pengujian
Uji laboratorium dilakukan pada benda uji berupa material steel tube, concrete-filled steel tube dan pengujian tekuk
pada batang tekan dengan menggunakan sampel batang Concrete-Filled Steel Tube dan batang Steel Tube. Variasi
benda uji (variasi panjang) digunakan untuk mendapatkan data perubahan perilaku batang tekan dengan variasi
terhadap panjang tekuk yang berbeda.

Gb 1. Setting Up Pengujian
Alat yang digunakan untuk pembebanan adalah Hidraulic Jack merk Hi-Force model HP 227 serial No.AH5614,
untuk memberikan tekanan pada pengujian tekuk secara tekan sampai batas kerutuhan sampel. Alat ini dapat
memberikan tekanan sampai dengan 50 ton dengan menggunakan sistem hidraulik dan dioperasikan dengan tenaga
manusia.

3. HASIL PENELITIAN
Pengujian tekuk merupakan pengujian tekan terhadap batang benda uji secara bertahap dengan kenaikan
pembebanan per 200 kg sampai batas kemampuan pikul benda uji yang diindikasikan dengan kondisi tertekuk atau
kondisi instability, dimana beban yang terbaca terakhir ketika benda uji mengalami instability dianggap sebagai
beban kritis dan deformasi yang terjadi dianggap sebagai deformasi maksimum.
Pengujian tekuk dilakukan dengan 2 jenis sampel yaitu Steel Tube dan Concrete-Filled Steel Tube. Variasi panjang
diambil mendekati panjang batang tekan pada struktur rangka batang (truss) bentang 6 meter dengan sudut
kemiringan 25,variasi panjang ditentukan antara 0,3-1,6 meter sehingga dari hasil pengujian aksial tekan bisa
diketahui batang panjang dan batang pendek
Berikut Hasil Pengujian Tekuk untuk Benda Uji Steel Tube dan Concrete-Filled Steel Tube :

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

S - 360

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Struktur

Tabel 1. Hasil Pengujian Tekan Batang ST dan CFT:


Panjang

ST

(meter)

Beban maksimum

Rata

Beban maksimum

CFT

(kg)

(kg)

(kg)

Rata
(kg)

0.3

2673

3255

3595

3174.3

8276

7535

8391

8067.3

0.54

3400

3900

3650

5190

6850

6900

6313.3

0.8

3800

3650

3350

3600.0

5300

6200

6300

5933.3

3740

3480

3070

3430.0

5620

6770

6100

6163.3

1.24

4100

3440

3650

3730.0

5900

6250

5400

5850.0

1.4

3420

3900

3600

3640.0

5780

5420

5900

5700.0

1.5

3700

3350

3850

3633.3

5080

4800

4670

4850.0

1.6

3600

3080

3060

3246.7

4440

4740

4690

4623.3

4. ANALISA DAN DISKUSI


Pengujian tekuk dimaksudkan untuk mendapatkan nilai beban kritis (Critical Load) dan deformasi maksimum untuk
kedua jenis sampel. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh pengisian beton ke dalam baja terhadap beban dan
deformasi yang terjadi dibandingkan tanpa pengisian beton.
Hasil Pengujian menunjukkan bahwa sampel Steel Tube tidak bisa mencapai tekuk global yang sempurna karena
selalu didahului dengan tekuk lokal sehingga setelah tekuk lokal terjadi kondisi batang sampel menjadi tidak stabil
(instable)

Gb. 2 Hasil Pengujian Tekan Batang ST

Gb. 3 Hasil Pengujian Tekan Batang CFT

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

S - 361

Struktur

Tabel 2. Hasil pengujian tekan batang st dan cft:


ST

Panjang
(meter)

P maks

0.3
0.54
0.8
1
1.24
1.4
1.5
1.6

3174.3
3650
3600.0
3430.0
3730.0
3640.0
3633.3
3246.7

CFT

(ST)
6.85
12.32
18.26
22.82
28.30
31.95
34.24
36.52

P maks
8067.3
6313.3
5933.3
6163.3
5850.0
5700.0
4850.0
4623.3

(CFT)
25.98
46.77
69.28
86.60
107.39
121.24
129.90
138.56

Kenaikan (faktor kelangsingan Lk/i) memberikan pengaruh terhadap besaran faktor tekuk sehingga semakin
besar kelangsingan batang maka akan semakin berkurang kapasitas batang menahan beban aksial tekan, sehingga
pengaruh pengisian material beton pada terhadap kapasitas menahan tekannya menjadi berkurang pula seperti
terlihat pada Tabel 2, namun demikian dalam memperbaiki kemampuan menahan local buckling masih tetap
signifikan. Hal ini sesuai dengan

Pengisian beton memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan kemampuan menahan beban kritis
(Critical Load) yang dapat ditahan oleh batang tekan CFT, selain itu pengisian bahan beton dapat memperbaiki
stabilitas batang tekan sehingga mencegah terjadinya local buckling yang dapat menyebabkan kegagalan struktur
pada beban yang jauh dari kapasitas rencananya.

5. KESIMPULAN
Penelitian mengenai struktur rangka batang CFT dapat memberikan kesimpulan bahwa :
 Material baja tabung (Steel Tube/ST) non struktural setelah dilakukan uji laboratorium memiliki karakteristik
sifat material yang hampir sama dengan sifat material baja struktural sehingga dapat digunakan sebagai
komponen utama untuk struktur rangka batang (truss).
 Pengujian tekan menunjukkan bahwa material ST tidak bisa mencapai tekuk global secara sempurna karena
selalu didahului dengan tekuk lokal yang mengakibatkan instability pada batang yang mengalami gaya aksial
tekan. Sedangkan material CFT mencapai tekuk global secara sempurna.
 Pengujian tekan menunjukkan bahwa pengisian beton memberikan pengaruh terhadap batas pikul beban tekan
material CFT lebih tinggi dibandingkan batas pikul beban tekan material ST

ACKNOWLEGMENT
Penulis mengucapkan terimakasih kepada LPPM UNS yang telah memberikan grant untuk menyelesaikan
penelitian ini. Juga kepada mahasiswa yang telah membantu dan terlibat langsung dalam penelitian ini.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)

S - 362

Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Struktur

DAFTAR PUSTAKA
Budynas G. Richard, Advance Strength and Applied Stress Analysis, 324 348., Mc Graw-Hill, 1999.
Gobarah A. & ramadan T., Seismic Analysis of Links Various Lengths in Eccentrically Braced Frames, Can.
Journal of Civil Engineering., pp 140-148, 1991
Goode C. Douglas, Kuranova, Artiomas, Kazimieras Kvedara, Audronis, Buckling of Slender Composite-Filled
Steel Columns, Journal of Civil Engineering and Management, vol 16(2), pp 230-236, 2010.
Kasai K. & Popov, EP., General Behavior of WF Steel Shear Link Beams, Journal of Structural Division, vol. 112,
pp 362-382., ASCE, 1986
Perucchio, R., M. Saxena, dan A. Kela, Automatic Mesh Generation from Solid Models Based on Recursive Spatial
Decomposition, International Journal of Numerical Method in Engineering, vol 28, pp. 2469-2501, 1989.
SNI 03-1729-2002, Perecanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, 2002.
Zeghice, J. Chaoui, K., An Experimental Behaviour of Concrete-Filled Steel Tubular Columns, Journal of
Construction Steel Research, Vol 61 pp 53-66, 2005.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)


Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

S - 363

Anda mungkin juga menyukai