Anda di halaman 1dari 6

TEORI DASAR

Prinsip Le Chatelier
Prinsip Le Chatelier adalah prinsip yang ditemukan oleh Henry Louis de Chatelier dan Karl
Ferdinand Braun sehingga kadang disebut prinsip Le Chatelier-Braun. Bunyi prinsipnya:
Ketika suatu keseimbangan dinamis terganggu oleh adanya perubahan kondisi pada
sistem, maka posisi kesetimbangan akan bergeser untuk meminimalisir adanya perubahan
pada sistem
Perubahan kondisi yang dimaksud pada prinsip ini adalah:
1. Perubahan Konsentrasi
Adanya perubahan konsentrasi baik itu penambahan maupun pengurangan konsentrasi akan
merubahkeadaan kesetimbangan suatu sistem. Jika ada penambahan konsentrasi pada suatu
zat maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang menjauhi zat tersebut. Jika ada
pengurangan konsentrasi pada suatu zat maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
mendekati zat tersebut
2. Perubahan Tekanan
Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi
semua komponen. Sesuai dengan azas Le Chatelier, sistem akan bereaksi dengan mengurangi
tekanan. Tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas.
Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah
yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara
memperbesar volume, maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara
menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih
besar.
3. Perubahan Suhu
Pengaruh perubahan temperatur terhadap tetapan kesetimbangan ditentukan oleh pihak
endoterm dan eksotermnya sistem kesetimbangan. Jika temperatur dinaikkan maka
kesetimbangan bergeser ke pihak endoterm dan sebaliknya jika temperatur diturunkan maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak eksoterm. Pada reaksi eksoterm, harga tetapan
kesetimbangan akan menjadi lebih kecil apabila temperature dinaikkan. Sebaliknya pada
reaksi endoterm, harga tetapan kesetimbangan akan menjadi lebih besar apabila temperatur
dinaikkan.

JAWABAN PERTANYAAN
2.b. Derajat disosiasi dari suatu reaksi disosiasi dapat ditentukan dengan
memanfaatkan nilai konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu atau sebaliknya.
Turunkanlah persamaan yang menghubungkan derajat disosiasi dengan konstanta
kesetimbangan, dan berikanlah langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan nilai
konstanta kesetimbangan dari reaksi penguraian NO2 pada setiap suhu yang diberikan.
Jawab:
Reaksi penguraian pada NO2:
1
N O 2(g) N O(g) + O2(g )
2
Awal
Bereaksi

n mol
n. mol

n.

mol
Sisa

n - n. n.
mol

mol

1
2

n. mol

1
2

n. mol

P NO
[ 2]
1

[ PO2 ] 2 [P NO ]
Kp=

1
2
n.
2
n.
. P tot [
. P tot ]
1
1
n+ n .
n+ n .
2
2
Kp=
nn .
[
. Ptot ]
1
n+ n.
2

[ ][
1
n.
2
1
n+ n.
2

1
2

n.
. P tot 2 . P tot
1
n+ n .
2

[ ]

nn .
P tot
1
n+ n.
2

[ ]

1
n. 2
1
2
[ n . ] . P tot 2
1
1
n+ n.
[ n . ]. Ptot
2
[n. ]
2
=
.
[ nn . ]
1
[nn . ]
[n+ n . ]
2

Dengan menggunakan cara yang sama, dapat dicari persamaan lain yang
menghubungan ketetapan kesetimbangan dengan derajat disosiasi, baik untuk
kesetimbangan heterogen maupun homogen.

2.c. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa suhu berpengaruh terhadap derajat
disosiasi NO2. Penjelasan tentang hal ini sudah dijelaskan oleh Le Chatelier-Braun yang
mengatakan bahwa whenever stress is placed on any system in a state of equilibrium,
the system will always react in a direction which will tend to counteract the aplied
stress. Berikanlah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip Le Chatelier-Braun
tersebut. Bagaimanakah hubungannya dengan nilai konstanta kesetimbangan untuk
setiap pengaruh yang diberikan?
Jawab:
Prinsip Le Chatelier-Braun menjelaskan bahwa pada sebuah sistem kesetimbangan,
perubahan kondisi tertentu akan menyebabkan gangguan pada kesetimbangan dinamis sistem
tersebut, yang mana akan membuat sistem menggeser posisi kesetimbangannya untuk
meminimalisir adanya perubahan pada sistem tersebut. Perubahan kondisi yang dimaksud
adalah perubahan tekanan, suhu, konsentrasi, dan volume.
Hubungan semua perubahan tersebut terhadap konstanta kesetimbangan suatu reaksi
kesetimbangan dapat dilihat sebagai berikut.
Pada reaksi:
1
N O 2(g) N O(g) + O2(g )
2
1. Pada perubahan volume:

Jika volume diperbesar, maka secara otomatis sistem kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang jumlah koefisiennya lebih besar. Pada reaksi diatas, sistem akan bergerak ke
arah kanan. Nilai Kp akan semakin membesar.
Jika volume diperkecil, maka secara otomatis sistem kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Pada reaksi diatas, sistem akan bergerak ke
arah kiri. Nilai Kp akan semakin mengecil.
2. Pada perubahan tekanan:
Jika tekanan diperbesar (secara otomatis volume menjadi kecil), konsentrasi semua
komponen akan bertambah. Sistem akan memperkecil tekanan dengan mengurangi
jumlah molekul pada setiap zat. Kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah
molekulnya lebih kecil. Pada reaksi diatas, sistem akan bergerak ke arah kiri. Nilai Kp
akan semakin mengecil.
Jika tekanan diperkecil (volume akan membesar), konsentrasi semua komponen akan
berkurang. Sistem akan menambah tekanan dengan menambah jumlah molekul.
Kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya lebih besar. Pada
reaksi diatas, sistem akan bergerak ke arah kanan. Nilai Kp akan semakin membesar.
3. Pada perubahan suhu:
Jika sistem dinaikkan suhunya, secara otomatis kesetimbangan akan menyerap panas
agar kondisi sistem kesetimbangan tetap stabil. Karena itu, kesetimbangan akan
bergeser ke arah endoterm.
Jika sistem diturunkan temperaturnya, secara otomatis kesetimbangan akan
melepaskan panas agar kondisi sistem kesetimbangan tetap stabil. Karena itu,
kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm.
4. Pada perubahan konsentrasi:
Jika konsentrasi zat produk ditambahkan atau kosentrasi zat pereaktan dikurangi, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah sebaliknya. Hal ini kan membuat nilai Kp
membesar.
Jika konsentrasi zat produk dikurangi atau konsentrasi zat pereaktan ditambahkan,
maka kesetimbangan akan bergeser menuju zat tersebut. Hal ini akan membuat nilai
Kp mengecil.
2.d. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta kesetimbangan
dengan perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz. Turunkanlah persamaan
tersebut menjadi persamaan yang lebih sederhana jika kita asumsikan bahwa
perubahan entalpi reaksi adalah tetap. Dan bagaimana bentuk penurunan
persamaannya jika perubahan entalpi reaksi jika dipengaruhi oleh perubahan suhu?
Jawab:
Diketahui dari persamaan Gibbs-Helmholtz, yaitu:

G= H +T

d ( G)
dT

Akan terlihat hubungan konstanta kesetimbangan dengan perubahan suhu melalui penurunan
rumus Gibbs-Helmholtz sebagai berikut :
G H d (G)
=
+[
]
T
T
dT p

d(

G
)
T
H
=
+0
T
T

H=T 2 [

1
H=
[
1
T 2

H=

G
)
T
]
dT

d(

d(

1
[
1
d( )
T
dT

G
)
T
]
dT
G
)
T
]
dT

d(

G
)
T
H=
1
d( )
T
d(

Lalu persamaan tersebut disubtitusi dengan rumus G =RT ln K atau


menjadi :
H 0=

d (R ln K )
1
d( )
T

G0
=R ln K
T

K
ln

d
0
H
=
R
K (T 2)

T2

H0
1
d( )
d ln K =

R T 1 T
K (T 1)

ln

k (T 2) H 0 1
1
=
(

)
k (T 2)
R T 2 T 1

Anda mungkin juga menyukai