PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
DESI ELWINA
ACD 104 053
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
berhubungan antar satu dengan yang lainnya, sehingga suatu proses pembelajaran
yang dikelola dengan baik tentu akan menghasilkan hasil yang baik pula. Komponen
yang termasuk dalam proses pembelajaran meliputi indikator yang ingin dicapai,
materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat
ukur tercapai tidaknya indikator pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang
strategi belajar yang baik serta sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan sikap
sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja, sehingga pengetahuan yang diperoleh
siswa cepat dilupakan oleh siswa, (Baskoro, 2006). Oleh karena itu, perlu
2
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan
ide-ide mereka karena keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar
pelajaran biologi kelas VIII di SMPN-2 Sabangau pada bulan Juni 2008, guru
fungsi jaringan tumbuhan. Hal ini dikarenakan masih sulitnya materi tersebut
dipahami oleh siswa dan masih rendahnya daya serap (penguasaan) siswa dalam
memahami materi tersebut sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Pada materi stuktur dan fungsi jaringan tumbuhan siswa dituntut untuk mengenal
berkelompok yang dibimbing oleh guru agar siswa mampu bekerjasama dan terlibat
prosesnya kegiatan kelompok tersebut biasanya hanya didominasi oleh siswa yang
3
kooperatif adalah suatu kelompok pembelajaran yang mendorong siswa bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang sama. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Handayani
(2007) bahwa pada saat menyelesaikan tugas, anggota kelompok saling bekerjasama
dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran
masalah atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru (Ibrahim, 2000). Guru
membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang
masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam
subtopik tersebut kepada temannya di kelompok asal, anggota kelompok ahli dalam
subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga dari proses pembelajaran ini,
materi yang dipelajari memiliki kecenderungan lebih tinggi agar dapat menjelaskan
4
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan
upaya nyata untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar biologi khususnya
pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang bercirikan model
ini diberi judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
yang baik yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan untuk mencapai hasil
yaitu tidak terlibatnya siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan sikap yang kurang antusias dari siswa ketika pembelajaran
berlangsung.
3) Upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah untuk melatih siswa agar dapat
baik.
5
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah maka perlu diberikan batasan-batasan
1). Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
2). Materi yang diberikan dalam penelitian ini mengenai struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan pada siswa kelas VIIIa semester II SMPN-2 Sabangau tahun
ajaran 2008/2009.
3). Hasil belajar siswa yang diteliti yaitu aktivitas siswa dan hasil belajar pada
aspek kognitif.
siswa Kelas VIIIa SMPN Sabangau memahami materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan?
2). Bagaimana aktivitas siswa Kelas VIIIa SMPN 2 Sabangau selama penerapan
3). Bagaimana respon guru dan siswa Kelas VIIIa SMPN 2 Sabangau terhadap
4). Bagaimana hasil belajar biologi siswa kelas VIIIa semester II SMPN-2
6
1.5 Tujuan Penelitian
jigsaw pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas VIIIa
4). Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan.
Hipotesis tindakan yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah bahwa
belajar siswa kelas VIIIa semester II SMPN 2 Sabangau Tahun ajaran 2008/2009
7
1.7 Manfaat Penelitian
belajar mengajar.
4) Sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang inovatif.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
perubahan diri individu dan merupakan suatu perubahan yang kompleks, karena
lingkungannya (Usman, 1995). Perubahan diri dalam hal ini adalah perubahan yang
terjadi dalam diri siswa sebagai hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, maupun
dipengaruhi oleh rangsangan (arousal) dan niat (intention). Selain itu faktor penting
dalam proses belajar adalah perhatian, karena tanpa perhatian proses belajar tidak
akan pernah terjadi. Dengan demikian, keberhasilan dalam proses belajar mengarah
pada perubahan diri siswa dengan fokus pada materi pelajaran yang diberikan
pihak yang belajar. Menurut Sudjana (1989) mengajar adalah membimbing kegiatan
siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkugan yang ada disekitar siswa
untuk melakuan kegiatan belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru
dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga
hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang
9
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja
suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut proses belajar terhenti untuk sementara
dan terjadilah penilaian. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan
belajar adalah guru sebagai pemegang kunci pembelajaran yang menyusun desain
bagian integral dari proses belajar mengajar (Purwanto, 1990:74). Ini berarti bahwa
siswa terhadap bahan pelajaran, juga digunakan sebagai feedback (umpan balik),
baik kepada siswa sendiri maupun bagi guru atau pengajar. Sehingga dari hasil tes,
guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa tertentu sehingga selanjutnya
telah dilakukan.
keterampilan proses, guru biologi tentunya harus mampu dan mahir menggunakan
model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan karena
tujuan pembelajaran biologi ialah agar siswa mampu melakukan pengamatan dan
ini, maka perlu digunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
10
mempelajari biologi tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
yang sarat dengan bentuk aktifitas siswa tentunya menekankan pentingnya siswa
pembelajaran, sehingga diharapkan siswa yang sedang belajar adalah siswa yang
tujuan yang sama (Ibrahim, 2000). Pada saat menyelesaikan tugas, anggota
Belajar belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pembelajaran
yang berbeda, siswa belajar dan bekerjasama untuk memahami suatu bahan
dalam diri siswa tumbuh sikap dan prilaku saling ketergantungan positif serta
adanya interaksi kooperatif akan memungkinkan siswa menjadi sumber belajar bagi
sesamanya, sehingga kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerjasama
kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling
11
saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar,
saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti
oleh penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal.
bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama mereka. Fase terakhir
pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok tentang apa
Tabel 1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
12
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
dalam kelompok-kelompok caranya membentuk kelompok belajar dan
belajar membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
2000).
kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama
positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu
13
dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar
belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya
suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan
pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk
mempelajari topik mereka tersebut. Peran guru dalam diskusi tersebut adalah
memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk
kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok
ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang
diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah
yang diperlukan, artinya para siswa harus memiliki tanggungajawab dan kerjasama
14
dan saling ketergantungan yang positif untuk mendapatkan informasi dan
pembelajaran siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang
telah dibahas.
Pra-Kegiatan Pembelajaran
Persiapan
Bahan/materi
1) Membagi siswa ke dalam kelompok asal
2) Membagi siswa ke dalam kelompok ahli
SKENARIO PENGELOMPOKAN
KELOMPOK ASAL
(4 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan)
KELOMPOK AHLI
(Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tiap tim asal)
15
Rencana kegiatan
Membaca: siswa membaca topik ahli dan menetapkan anggota ahli untuk topik
tertentu
1) Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk
kelompoknya
4) Penghargaan kelompok
J IGSAW
Penguatan guru
Penghargaan
Evaluasi
Diskusi kelompok
Ahli (Homogen) Diskusi kelompok
Asal(Heterogen) 19
16
Kegiatan Pembelajaran
sebagai berikut:
3) Tahap Ketiga adalah pembentukan kelompok asal. Pada tahap ini siswa dibagi
4-6 orang yang disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas penelitian.
gender). Kemudian setiap siswa diberi soal yang berbeda dan dalam kelompok
asal ini, yang dilakukan siswa adalah menyimak materi struktur dan fungsi
bimbingan guru.
4) Tahap Keempat adalah pembentukan kelompok ahli. Pada tahap ini setiap siswa
yang memiliki tugas atau materi berbeda meninggalkan kelompok asal untuk
bergabung dengan kelompok ahli yang terdiri dari siswa yang memiliki tugas
Pada tahap ini juga, setelah siswa menyelesaikan tugas atau soal pada kelompok
17
untuk menginformasikan hasil penyelesaian soal yang telah dibahas dalam
5) Tahap kelima adalah evaluasi. Pada tahap ini, siswa mempresentasikan hasil
tersebut.
yaitu :
(1) Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam
18
(3) Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang
(4) Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat
(1) Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya
pembelajaran.
Menurut Saktiyono (2004) dan Syamsuri (2007), Materi Struktur dan Fungsi
1) Secara morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang akar,
ujung akar, dan tudung akar. Secara anatomi, akar tersusun oleh tiga lapisan
jaringan pokok atau tiga sistem jaringan yaitu sistem jaringan dermal (epidermis),
sistem jaringan dasar (korteks), endodermis dan silinder pusat (stele). Fungsi akar
2) Berdasarkan keadaan batang, tumbuhan tingkat tinggi dapat dibagi menjadi tiga
tipe batang yaitu tipe rumput (kalmus), tipe lunak berair (herbaseus atau terna),
dan tipe berkayu (lignosus). Pada permukaan batang berkayu terdapat lentisel
yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya gas pada tumbuhan. Struktur
19
dalam batang hampir sama dengan struktur dalam akar. Pada ujung batang yang
Dari luar ke dalam, jaringan primer terdiri atas: Protoderma, Prokambium, dan
meristem Dasar. Pada tumbuhan dikotil yang hanya memiliki kambium, sehingga
dikotil terdapat batas-batas yang jelas yang disebut lingkaran tahun. Fungsi
batang adalah sebagai organ lintasan air, mineral, dan hasil fotosintesis; organ
perkembangbiakan vegetatif.
3) Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk lembaran pipih dan
berwarna hijau. Namun, adapula daun yang berbentuk jarum misalnya daun pinus
atau seperti sisik, misalnya pada kaktus. Daun lengkap mempunyai bagian-bagian
daun berupa pelepah daun atau upih daun (vaginula), tangkai daun (petiolus), dan
helaian daun (lamina). Dalam satu tangkai daun ada yang berhelaian daun satu
(daun tunggal), misalnya daun mangga dan yang lebih dari satu (daun majemuk),
struktur tertentu seperti bentuk helaian daun, bentuk ujung daun, tepi daun, dan
susunan tulang daun. Struktur anatomi atau struktur dalam daun terdiri dari
epidermis, jaringan tiang (palisade), dan jaringan bunga karang (jaringan spons).
bawah terdapat stomata. Pada jaringan tiang banyak terdapat kloroplas. Pada
jaringan bunga karang terdapat berkas pembuluh angkut yaitu xilem dan floem.
20
pernapasan; alat perkembangbiakan vegetatif contohnya pada daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata)
yang berubah bentuk (mengalami modifikasi) dan tumbuh terbatas. Secara umum,
bunga yang dimiliki oleh setiap jenis tumbuhan memiliki struktur dasar yang
sama. Bagian-bagian utama pada bunga adalah kelopak bunga (calyx), mahkota
bunga (corolla), benang sari (stamen), putik (pistillum), dan bakal buah
lengkap, sedangkan bunga yang tidak mempunyai satu atau lebih bagian-bagian
bunga tersebut dinamakan bunga tidak lengkap. Fungsi bunga adalah sebagai alat
Struktur alat perkembangbiakan bunga terdiri dari benang sari dan putik. Bagian
benang sari adalah tangkai sari (filamen), kepala sari (anthera) dan serbuk sari
(polen). Benang sari merupakan penghasil serbuk sari yang menghasilkan gamet
jantan pada tumbuhan. Putik terletak dibagian pusat bunga setelah benang
telur (ovum). Bagian-bagian penyusun putik adalah kepala putik (stigma), tangkai
putik (stilus) dan bakal buah (ovarium). Di dalam bakal buah terdapat bakal biji
21
(ovulum) dan di dalam bakal biji terdapat sel telur yang merupakan sel kelamin
betina.
5) Secara umum buah berkembang dari bakal buah (ovarium). Bakal buah
merupakan bagian bawah dari putik, di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Bila
berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji. Buah dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu buah tunggal contonya pada buah mangga,
jambu; buah agregat contohnya pada sirsak, srikaya; dan buah majemuk
contohnya pada nangka. Jika dilihat dari asal terbentuknya, buah dibedakan
mejadi buah sejati contohnya pada pepaya, durian; dan buah semu contohnya
Bagian-bagian buah terdiri dari kulit buah (perikarp), dan biji. Kulit buah dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu kulit buah luar (eksokarp), kulit buah tengah
Sedangkan biji terbentuk dari hasil pembuahan yang terjadi dalam bakal biji. Di
dalam bakal biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Biji pada
umumnya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kulit biji, tali pusat, dan inti
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian
pendukung pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw antara lain menurut Yusuf
22
Narmada Lombok Barat, teryata 78% dari keseluruhan TPK yang diajarkan telah
tuntas dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun klasikal. Hasil penelitian ini
tipe jigsaw dengan baik dan meningkatkan keterampilan kooperatif siswa selama
PBM berlangsung.
siswa dengan lingkungan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar siswa yang
meliputi peningkatan nilai rata-rata dan meningkatkan jumlah siswa yang mencapai
biologi, aktivitas guru dan siswa, keterampilan kooperatif dan hasil belajar siswa
23
BAB III
METODE PENELITIAN
ini adalah model siklus Kemmis dan Mc Taggart yang mencakup empat komponen
1. Rencana Tindakan
4.Refleksi
3.Observasi SIKLUS I
2. Pelaksanaan
Tindakan
1. Rencana Tindakan
4.Refleksi
SIKLUS II
3.Observasi
2.Pelaksanaan
Tindakan
24
Penyampaian informasi materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dibagi
mengikuti alur pelaksanaan tindakan kelas. Siklus I: struktur dan fungsi morfologi
penelitian dan memperoleh gambaran umum tentang objek penelitian maka guru
Pembelajaran 01 (Lampiran 5), Lembar Kerja Siswa 01 (Lampiran 7) dan Tes Hasil
jigsaw, lembar pengamatan aktivitas siswa, angket respon guru dan siswa terhadap
terhadap siswa kelas VIIIa SMPN 2 Sabangau berupa soal-soal pilihan ganda
mengenai materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, Pretest ini bertujuan untuk
pretest, kemudian peneliti melaksanakan siklus I terhadap siswa kelas VIIIa SMPN-
25
3.1.3 Pengamatan
mengamati dan mencatat segala kejadian atau peristiwa yang terjadi selama
3.1.4 Refleksi
kelebihan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi tersebut
peneliti dapat memperkirakan tindakan (siklus) telah berhasil atau belum dengan
dan evaluasi ini peneliti gunakan sebagai dasar untuk melakukan bahan perbaikan
tumbuhan diberikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Setelah seluruh siklus selesai
soal tes hasil belajar kognitif (post-test), membagikan angket untuk mengetahui
respon guru dan siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
26
3.2 Setting Penelitian
200m dan lebar 125m. Bangunan ini bersebelahan dengan Sekolah Luar Biasa
Fasilitas dan prasarana sekolah antara lain: ruang kelas (9 ruang), ruang Kepala
ruang), ruang BP/Bk (1 ruang), ruang UKS (1 ruang), ruang koperasi (1 ruang),
Gudang (1 ruang), Kamar Kecil Siswa (3 Ruang) dan Kamar kecil Guru/TU (2
ruang). Untuk lebih lengkapnya, denah sekolah dapat dilihat pada Lampiran 14.
penelitian dan Siswa Kelas VIIIa Semester II SMPN 2 Sabangau dengan jumlah
siswa sebanyak 32 orang sebagai objek penelitian. Pada sekolah yang bersangkutan
Pengumpulan data dilakukan oleh guru (peneliti) dan dua orang pengamat.
Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemberian pretest dan post-test, lembar
pengamatan yang diisi oleh dua orang pengamat serta angket respon yang diisi oleh
27
3.4.1 Identifikasi Parameter pengumpulan data
peneliti dan pengamat terhadap siswa kelas VIIIa SMPN-2 Sabangau. Objek utama
penelitian adalah siswa yang memiliki pemahaman rendah mengenai materi struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan. Adapun data yang dikumpulkan berupa hasil tes awal
dan tes akhir pada aspek kognitif, selain itu juga dikumpulkan data tentang
pengamatan pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan hasil respon guru dan
siswa.
kepada para pakar (Lampiran 11). Para pakar menelaah untuk menguji validitas
perangkat yang telah disusun. Pendapat dan saran dari para validator digunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas. Instrumen ini diisi oleh dua orang
pengamat selama mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar dari awal sampai
berakhirnya pembelajaran.
28
2). Lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model
jigsaw. Instrumen ini diisi oleh 2 orang pengamat yang mengamati dan
pembelajaran
4). Angket respon guru dan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, diberikan dan diisi oleh guru
5). Tes hasil belajar kognitif tentang materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
2). Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3). Hasil angket respon guru dan siswa terhadap pembelajaran koopertif tipe jigsaw.
4). Hasil tes awal dan tes akhir siswa kelas VIII SMPN-2 Sabangau dengan
menggunakan soal-soal tes belajar kognitif tentang struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan.
29
3.4.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, guru dan siswa SMPN 2
Sabangau, serta hasil pengamatan oleh 2 orang pengamat yaitu dari Saudari
skor sekeluruhan tiap kategori dibagi dengan jumlah kategori yang ada
(Koentjaraningrat, 2007).
3) Validitas butir soal akan diperoleh dengan menghitung sensitivitas butir dari
30
Keterangan :
S : Indeks Sensitivitas butir soal
Ra : Jumlah siswa yang menjawab benar suatu butir soal sesudah proses
pembelajaran
Rb : Jumlah siswa yang menjawab benar suatu butir soal sebelum proses
pembelajaran.
T : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
Menurut Gronlund (Yusuf, 2003) Indeks butir yang efektif terdapat di antara
0,00 dan 1,00 dan nilai positif yang lebih besar menyatakan butir soal yang lebih
sensitivitsas ≥ 0.40 maka butir soal tersebut peka terhadap efek-efek pembelajaran.
Sehingga dalam penelitian ini, butir soal yang dianggap layak digunakan untuk
menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah butir soal yang mempunyai
sensitivitas ≥ 0.40.
agreement. Menurut Borich (Yusuf, 2003) rumus yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas adalah:
A−B
Percent agreement (R) = 1 − X 100%
A+B
Keterangan:
A : Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat dengan
memberikan frekuensi tinggi.
B : Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh pengamat lain dengan
memberikan frekuensi rendah
Untuk tingkat ketercapaian (TK) atau tingkat penguasaan belajar biologi siswa
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat dilihat tes hasil
belajar siswa sebagai standar ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar siswa yang
31
dimaksudkan adalah ketuntasan belajar secara individu dan klasikal. Berdasarkan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) secara individu, siswa dikatakan tuntas dalam
belajar apabila siswa memperoleh nilai ≥ 60. Sedangkan ketuntasan belajar secara
klasikal apabila 85% dari seluruh tujuan pembelajaran khusus mencapai tuntas
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
32
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Yrama Widya.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Saktiyono. (2004). IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 2. Jakarta: Esis.
33
Sudjana, N. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Syamsuri, Sulisetijono, Ibrohim, Rahayu. (2007). IPA Biologi Jilid 2 Untuk Kelas
VIII SMP. Jakarta: Erlangga.
34