PENDAHULUAN
1.1.
Negara Timor Leste bagaikan Negara yang baru merdeka di era globalisasi yang ke-III
dengan demikian semangat ingin memajuhkan masyarakat sama seperti Negara-Negara yang
telah lamah merdeka. Dengan demikian rakyat Timor Leste harus memberikan kepada semua
pengorbanan yang telah diberikan oleh rakyat Timor Leste untuk mendapat anugerah sebagai
bangsa yang merdeka.
Banyak Negara saat ini menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan
pembuanagn limbah cair. Berkurangnya pembuangan limbah cair disebabkan buruknya sistem
sanitasi, serta kurang memadai pengolahan limbah cair dan lingkungan. Saat ini sungai-sungai
yang mengalir menjadi tempat buangan sampah,industri serta limbah rumah tangga. Di kota-kota
besar pasukan pembuangan limbah cair berkurang sampai 40% oleh berbagai sebab, mulai dari
pencemaran sampai kurang baiknya fasilitas air yang tersedia, malahnya air bersih menyebabkan
penduduk sulit untuk mengetasi pembuangan limbah cair. Menurunya kualitas air dapat
menyebabkan penyebaran penyakit baik menular ataupun tidak menular.
Pembuangan limbah cair akan menimbulkan hidup tidak sehat pada manusia,limbah cair
juga dapat berpotensi sebagai media penularan penyakit. Limbah caira dapat pula di pergunakan
sebagai media pertumbuhan mikroba, karena kandungan senyawa kimia. Meskipun ada beberapa
industri yang telah rekomendasikan.
kementrian kesehatan RDTL, karena telah memenuhi kriteria pembuangan limbah cair
maupun higeni sanitasi.beberapa permasalahan lain tentang pembuangan limbah cair di
perkotaan seperti kurangnya pengawasan dan perlindungan yang secukupnya terhadap
kontaminasi bakteri dan kimia dari tinja manusia, kotoran binatang, serta kegiatan-kegiatan yang
lain seperti pertanian.
Hidup yang sehat adalah; hak dasar yang mutlak bagi semua orang baik; individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Peryataan ini sangat didukung oleh konstitusi RDTL yang termuat
Page 1
pada pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan dan
perawatan medis, serta berkewajiban untuk melindungi dan memajuhkan konstitusi RDTL pasal
57. 2002 halaman 27 upaya kesehatan di pandang sangat penting untuk merubah perilaku
masyarakat adalah promotif, prevevtif dengan harapan masyarakat pada umumnya dan individu
dapat mengenal kesehatan sedini mungkin. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya dengan masalah
sehat sakit atau kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) ada 4 faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status kesehatan
bergeser di bawah optimal. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, bahwasanya lingkungan berpengaruh pada
terjadinya penyakit. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar
dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini disebabkan karena
manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Hubungan antara manusia dengan lingkungannya selanjutnya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dapat pula menghasilkan sesuatu yang dapat merugikan lingkungan, sesuatu yang
merugikan lingkungan disebut sebagai environmental hazard dan hal tersebut dapat
mempengaruhi aktivitas manusia. Segala aktivitas manusia dapat saling timbal balik dengan
sistem penunjang kehidupan dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas manusia (sampah).
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban keluarga dan
pengelolaan air limbah merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Fasilitas jamban keluarga dan pengelolaan air limbah di masyarakat terutama dalam
pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya
sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Page 2
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Proses Adopsi Perilaku dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Peneliti Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus
(objek) terlebih dahulu.
2) Interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Adoption dimana subjek telah perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
Air limbah industri mengandung bahan pencemar yang dapat berupa bahan pencemaran
umum dan bahan beracun. Bahan pencemaran umum adalah bahan-bahan yang secara tidak
langsung membahayakan kesehatan manusia, yaitu bahan organik, lumpur, minyak, asam dan
alkali, garam nutrien (garam N dan P), warna,bau, panas, dan bahan anorganik. Air limbah yang
mengandung bahan bahan pencemar tersebut apabila tingkat konsentrasinya cukup tinggi akan
mengganggupengguna air, membuat kehidupan manusia pengguna air menjadi tidak nyaman,
atau merusak ekosistem (Agustina. 2006).
Apabila air limbah yang mengandung bahan pencemar tersebut langsung dialirkan ke
lingkungan (seoerti sungai atau badan air lainnya), akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
pada badan air tersebut. Pemerintah telah menetapkan baku mutu efluen dan baku mutu beberapa
badan air sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu menetapkan kualitas dan debit maksimal
Page 4
yang harus dipenuhi. Kualitas effluent dalam baku mutu ditetapkan dengan memberikan batasan
kadar maksimal beberapa parameter bahan pencemar yang terdapat dalam effluent suatu jenis
industri. Pengelolaan air limbah ditujukan agar effluent dapat memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan. Baku mutu air limbah juga menetapkan debit maksimal effluent, sehingga
pengambilan air juga akan terkendali dan dapat menjaga ketersediaan sumber air baik air
permukaan maupun air tanah dalam. Akan tetapi karena kurangnya pengawasan dan tingkat
kesadaran dari pelaku usaha, sering terjadi penyumbatan muka air tanah dangkal sehingga
kekurangan air bersih di beberapa tempat yang merupakan area industri dan padat penduduk.
Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan air limbah mutlak dikelola agar tidak
melampaui ambang batas toleransi lingkungan. Salah satu dasar hukum yang mengatur
pengelolaan ini terkait dengan IPAL. Instalasi ini sangat penting, sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 dinyatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kadar parameter pencemar dalam limbah,
agar diperoleh limbah cair dengan kualitas baik dan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada industri merupakan salah satu
penanganan limbah cair yang harus dilakukan oleh kegiatan Industri, mengingat limbah ini
lazimnya dibuang ke perairan umum, sedangkan di sisi lain perairan umum dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan masyarakat sekitar.
Air limbah, sesuai dengan sumber asalnya, mempunyai komposisi yang sangat bervariasi
pada setiap tempat dan saat. Akan tetapi secara garis besar zat zat yang terdapat didalam air
limbah secara detail (kandungan dan sifat-sifatnya), mempunyai sifat yang dibedakan menjadi
tiga bagian besar antara lain sifat fisik,kimia dan bologis. Cara pengukuran yang dilakukan untuk
mengetahui sifat tersebut dilaksanakan secara berbeda beda sesuai dengan keadaannya. Analisa
jumlah dan satuan biasanya diterapkan untuk penelaahan bahan kimia, sedangkan analisa dengan
menggunakan penggolongan banyak diterapkan apabila menganalisa kandungan biologisnya
(Sugiharto, 1987).
1. Sifat fisik air limbah, bahwa derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh
sifat fisik yang mudah terlihat seperti kandungan zat padat sebagai efek estetika,
kejernihan, bau, warna dan temperatur.
Page 5
2. Sifat kimia air limbah, bahwa kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat
berpengaruh negatif pada lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut
dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan bau dan rasa yang
tidak sedap pada penyediaan air bersih. Serta dapat berakibat vatal jika mengandung
bahan beracun seperti unsur-unsur logam berat.
3. Sifat biologis air limbah. Pada dasarnya pemeriksaan biologis di dalam air limbah
dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah ada bakteri-bakteri
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah :
Bagaimana untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap pembuangan limbah
cair di DI ALDEIA AUDIAN,SUCO SANTA-CRUZ,SUB-DISTRITO NAIN-FETO,DISTRITO
DILI.
1.3 Tujuan Penulisan
Dari semua yang tertulis di atas mengenai pembuangan limbah cair agar bisa membantu para
pembaca untuk bisa mengetahui tentang buruknya pembuangan limbah cair di lingkungan
dan juga untuk melengkapi nilai TAS semester vi dalam mata kuliah.
1.3.1.
Tujuan Umum
Page 6
1.3.2
Tujuan Khusus
mengetahui
perencanaan yang
Sejauh
mana
pelaksanaan
di jalangkan oleh
fungsi
Pimpinan Di Suku
dalam
klak-fuik
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk menambah ketrampilan dan pengalaman dalam melakukan sesuatu penelitian yang
berkaitan dengan masalah kesehatan terutama masalah pembuangan limbah cair, dan dapat
menambah wawasan ilmu pengetehuan kesehatan masyarakat khusunya pembuangan limbah
cair.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat akan pengtinya pembuangan
limbah cair, dan bagi kelompok yang bertugas untuk kelola limbah cair, sebagai bahan masukan
untuk melakukan monitorin dan evaluasi dengan baik agar masyarakat dapat
melakukan
pembuangan limbah cair sebagai bahan masukan untuk mengunakan dan memilihara lingkungan
tersebut dengan sebaik-baiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo,2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Page 8
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
1) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani 2000:134).
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain
menuju ke arah suatu citacita tertentu (Suwono, 1992) jadi dapat dikatakan bahwa
pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima
pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani 2000:133).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan dan kehidupan keluargannya (Nursalam & Pariani 2000:133).
4) Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesanpesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih
mendesak (Efendi Nasrul, 1998:248).
2.1.2 Sumber Pengetahuan Manusia
1) Tradisi
Dengan adat istiadat kita dan profesi keperawatan beberapa pendepat diterima sebagai
sesuatu yang benar. Banyak pertanyaan terjawab dan banyak permasalahan dapat dipecahkan
Page 10
berdasarkan suatu tradisi. Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak
dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan tetapi tradisi mungkin terdapat
kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas,
manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti.
2) Autoritas
Dalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan
keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi
seperti halnya
pribadi sering
6) Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran
karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan
dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas (Nursalam, 2001: 9).
2.2 Defenisi perilaku
Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli
1. Menurut PETTY COCOPIO, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
2. Menurut SOEKIDJO NOTOATMOJO, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
3. Menurut HERI PURWANTO, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang
disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
4. Menurut LOUIS THURSTONE, RENSIS LIKERT dan CHARLES OSGOOD,
menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
tersebut.
5. Menurut CHIEF, BOGARDUS, LAPIERRE, MEAD dan GORDON ALLPORT,
menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon.
6. Menurut REWARD dan REINFORCEMENT, menurut pendapat mereka tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan
masalah.
Page 12
7. Menurut ELTON MAYO Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago pada
tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo
seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu
penelitian tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja
dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan
dengan upah kelompok.
8. Menurut PARKER FOLLET, keduanya memfokuskan studinya pada hubungan antara
atasan dan bawahan, Follet meletakkan kelompok diatas individu. Melalui kelompok
kemampuan individu dapat dimaksimalkan, organisasi ditentukan oleh kerjasama atasan
dengan bawahan dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi, kooordinasi, dan
pembagian wewenang.
9. Menurut FREDERICK HERZBERG, sama halnya seperti Maslow, Herzbeg dalam
studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi yang mana merupakan penentu
utama munculnya motivasi yaitu kondisi tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan
pengakuan, promosi dan peningkatan profesionalisme.
10. Menurut CHESTER BARNARD, Barnard dalam karyanya The Functions of The
Executive menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi atau
individu tersebut harus mengembangkan kerja sama. Barnard menekankan pentingnya
pengakuan terhadap adanya organisasi formal, Barnard merupakan orang pertama yang
memperlakukan organisasi sebagai suatu system.
2.4 Defenisi Limbah Cair
Pengertian Limbah Cair:Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi,
yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah
dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga
mengalami peningkatan.
Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah
air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka
Page 13
akan terjadi kerusakan lingkungan. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu
penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan.
Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah
cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau
sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah
cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam
memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.
2.3.1 Air Limbah dan Pengolahannya
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa
pengolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air
limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestic) maupun industri (industry).
Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting:
Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen dan Fosfor, serta kemungkinan kecil
mikroorganisme.
Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Grey water
sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran feces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan
air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba patogen banyak terdapat pada excreta.
Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan air.
Page 14
Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan
air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya
dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi
sarang vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).
mengakibatkan pencemaran air tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air
limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan
mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan
pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak
dapat lagi digunakan sesuai peruntukkannya.
ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh yang sederhana adalah air limbah yang
mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.
Page 15
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai
menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
menjadi gas yang agresif seperti . Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang
terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
Untuk pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan
yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit
pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.
Page 16
Untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam.
2.3.5 Tahap-Tahap Pengolahan Air Limbah
2.3.5.1 Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil
separation.
2.3.5.2 Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan
pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi
pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation,
flotation, sedimentation, dan filtration.
2.3.5.3 Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah
yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum
digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter,
aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and
filter.
2.2.5.4
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation
and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation.
Page 17
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration,
centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
VARIAVEL INDEPENDENT
VARIAVEL DEPENDENT
Tingkat Pengetahuan
(X1)
Pembuangan Limbah cair
(Y)
Perilaku Masyarakat
Page 18
(X2)
Lingkungan
Keterangan :
X1 = (Tingkat Pengetahuan ), Variavel Independent
X2 = (Perilaku masyarakat), Variavel Independent
Y = (Pembuangan limbah cair), Variavel Dependent.
2.4.2 Definisi OperasionaL
Nazir ( 1985 : 152 ) Defenisi Operasional yaitu suatu defenisi yang terperinci tentang
varivel ataupun memberikan suatu operasional yang di perlukan untuk mengukur suatu variavel
tersebut.
2.4.2
Variavel
Defenisi Operasional
Indikator
Alat Ukur
INDEPENDENT
Pengetahuan merupakan
Skala
Ska
Ukur
la
Ya
setelah
orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
Penginderaan
terjadi
melalui
panca
indra
telinga Tingkat
Observasi
Tida No
k
min
al
(Notoatmojo,
Pengetahuan
2003:121).
DEPENDENT
Pengertian
Sumber
Air
Minum
Limbah Dampak
Buruk
hasil
dari pembuangan
manusia sehari-hari.
masyarakat
tidak
yang
dikelola
Page 20
No
min
al
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kwalitatif yang merupakan suatu metode penilitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran/ deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoadmodjo 2005).
Dalam penelitian ini penulis hanya sejauh mana tingkat pengetahuan dan perilaku
masyarakat terhadap Dampak pembuangan limbah cair. Penelitian ini dilakukan dengan langkahlangkah pengumpulan data, dan pengambilan sampel,
Page 21
Kecamatan
n=
keterangan:
n = Besar Sampel/ Jumlah Sampel
N = Besar Populasi/ Jumlah Populasi
D2 = Presisi yang ditetapkan 0,05
n=
28 Responden.
Page 22
benar-benar
mencerminkan
populasinya.
Terdapat
empat
factor
yang
harus
dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sampel yang harus di ambil sehingga dapat di
peroleh gambaran yang representatif dari populasinya. Keempat factor ialah sebagai berikut :
1. Tingkat keseragaman (Degree Of Homegeneity) dari populasi. Sehingga Homogeny
populasi itu makin kecil sampel yang perlu diambil.
2. Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki makin besar anggota sampel yang harus diambil. Semakin besar sampel akan
semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang didapat.
3. Rencana analisis yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis. Terkadang
besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga mungkin diperlukan
sampel yang lebih besar.
4. Teknik penentuan sampel yang digunakan. Penentuan ukuran sampel dipengaruhi
oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Apabila teknik yang digunakan tepat atau sesuati
maka kerepresentatifan sampel juga terjaga. Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan
waktu yang disediakan.
3. 5. Instrument Penelitian
Alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagaiberikut HVS:
a. Kertas
b. Bolpoint
c. Lapis
d. Buku
3.5.1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung ke rumah-rumah dan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan
3.5.2 Pengolahan Data
Page 23
Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel
kemudian disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.
Page 24
3.7.2 Koding
Koding merupakan usaha pengelompokan data menurut variavel-variavel peneliti yang
ada. Koding dilakukan untuk mempermudah dalam proses tabulasi dan analisis data selanjutnya.
3.7.3 Tabulating
Tabulasi merupakan kegiatan pengolahan data, agar dengan mudah dapat di jumlah,
disusun dan ditata untuk di sajikan dan di analisa.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif
deskriptif,yaitu data yang bersifat kualitatif dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang dipisahpisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan atau disajikan dalam bentuk
persentasen, yang diartkan dalam kalimat yang bersifat kualitatif.
Page 25
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
4.1 Masalah-Masalah Pada Lingkungan Hidup
Dalam lingkungan hidup di Timor leste, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,
tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam
berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia
senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga
seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.z
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan
bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering
dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat.
di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat di sebabkan oleh sampah plastik
karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Page 26
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali
dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu
contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan
tersebut
dilakukan
secara
terus-menerus
maka
dapat
mengakibatkan.
Page 27
pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya
pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
4.5 Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha atau
upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau
karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air
tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air,
tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air
limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,
perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran
tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan
penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian
agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
Page 29
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi karena
dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian.
mengelola
setelah
selesai
dibangunnya
prasarana.
Dalam
operalisionalisasi
program pembangunan selalu terkait dengan fungsi manajemen yaitu:
Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling (POAC).
Page 31
Dalam
tahap
perencanaan
dalam
pengelolaan
limbah
merupakan
dalam
pertemuan-
keterlibatan
masyarakat
mengambil
bagian
dalam
kehadiran
pertemuan warga
yang diadakan guna membahas perencanaan pengelolaan limbah, misalnya
menentukan
usulan proposal kegiatan, letak prasarana TPS yang akan dibangun. Dalam
proses
penyusunan usulan tersebut, hanya sedikit masyarakat yang dimintai
pendapat, saran
atau aspirasinya mengenai proses perencanaan untuk mempengaruhi hasil.
Pertemuan
yang dilakukan hanya sebagai simbol, karena proses pengambilan keputusan
mempunyai kecenderungan masyarakat tinggal menerima keputusan yang
sudah
ditetapkan oleh pemegang kekuasaan.
Dalam tahap pengorganisasian, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam
turut
ambil bagian dalam proses penyusunan keanggotaan dalam forum tersebut.
Dalam
proses penyusunan tersebut, hanya beberapa anggota masyarakat saja
terutama tokoh
masyarakat yang diminta untuk terlibat. Keterlibatan masyarakat sangat
dibatasi
sehingga sedikit aspirasi yang dapat diakomodasi. Aspirasi masyarakat yang
tidak
tertampung dalam forum organisasi menyebabkan rendahnya tingkat
kepedulian dan
inisiatif warga dalam pertemuan.
Page 32
kesediaannya
menyumbangkan
pikiran,
tenaga
atau
bentuk
sumbangan lain maka semakin tinggi tingkat peran sertanya.Total skor untuk
tingkat peran serta masyarakat berupa kehadiran dalam pertemuan adalah
30, maka termasuk dalam tingkatan partnership. dengan demikian
sudah ada kesediaan warga untuk menghadiri pertemuan dan ikut berperan
dalam pengambilan keputusan dengan membagi tanggung jawab dalam
perencanaan dan pemecahan permasalahan yang dihadapi.
Hal itu menunjukkan adanya kepedulian dan rasa ikut memiliki atas
prasarana yang dibangun dengan menyampaikan usulan/gagasan mengenai
Page 33
serta
berinisiatif
mengubah
kondisi
lingkungannya
untuk
Faktor
kepemimpinan
masih
menjadi
tolok
ukur
yang
membuktikan bahwa
masyarakat kita menganut sistem paternalistik yang merupakan contoh
konkret kedudukan masyarakat dalam kultur kehidupan memerlukan seorang
tokoh yang dapat dijadikan panutan.
Tingkat peran serta masyarakat dalam kesediaan membayar iuran
berada pada skor antara 15 dan 32 yang berarti berada pada tingkatan
diantara informing dan consultation. Hal tersebut dapat disimpulkan warga
belum mampu mengendalikan seluruh proses pengambilan keputusan
kegiatan di lapangan untuk mengakses pemanfaatan dana dari luar. Untuk
mengakses dana dari pihak luar warga tidak mempunyai pengetahuan dan
Page 34
tanpa
bantuan
aspirasi
dari
pihak
masyarakat
lain
sesuai
atau
dengan
LSM
yang
dapat
kebutuhan
dan
keinginannya.
Seperti yang telah diuraikan dalam identifikasi tingkat peran serta
masyarakat
alam pengelolaan limbah total skor adalah 423 maka secara keseluruhan
tingkat peran serta masyarakat pada lokasi penelitian termasuk dalam
tingkatan informing. berdasarkan variabelnya peran serta masyarakat yang
paling
tinggi
pada
tingkat
keterlibatan
dalam
kegiatan
fisik
berupa
Perencanaan
diutamakan
berasal
dari
bawah
sebagai
manifestasi peran serta masyarakat yang digali dari kebutuhan nyata yang
dapat mempengaruhi berhasilnya pembangunan. Peran serta masyarakat
dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada paksaan. Mulai tahapan
penggalian gagasan telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mencetuskan ide/gagasan. Meskipun pada tahap tertentu terjadi partisipasi
tidaklangsung karena adanya mekanisme yang hanya memungkinkan wakilwakil masyarakat
yang terlibat, tetapi di tahapan yang lain masyarakat secara langsung
berpartisipasi aktif dengan memberikan peransertanya dalam bentuk
kehadiran, pikiran, tenaga dan dana.Untuk mengetahui sejauhmana peran
serta
masyarakat
dalam
mencapai
tujuanbersama
yang
diinginkan
diperlukan tolok ukur, dalam hal ini peran pemimpin yangdapat memberikan
arahan dalam mewujudkan sasaran yang diharapkan.
Upaya untukmencapai tujuan secara konsisten dengan memanfaatkan
dan menggunakan segenap prasarana dan sumberdaya yang tersedia. Peran
serta masyarakat yang telah dilakukan dalam lokasi penelitian termasuk
Page 35
memiliki
tingkat
pengetahuan
yang
cukup,
tidak
mempunyai
termasuk
kategori
Informing,
tahapan ini
dipengaruhi oleh:
1.
mempunyai
tanggung jawab yang sesuai dengan peran dan posisi dalam
kepengurusan organisasi.
2.
pendukung
atas penyelenggaraan pemerintahan sehingga perlu diambil langkah
yang tepat
dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat.
3.
masyarakat berpenghasilan
pendapat/ide karena
Page 36
aspek
kelembagaan
meliputi
variabel
kontrol
yang
gagasan
dalam
bentuk
perencanaan
yang
dapat
yang
dimiliki
masyarakat.
Selain
itu
juga
mampu
membangkitkan
semangat
dan
memberikan
alur
dalam
kesempatan
Bajak
khususnya
Kelurahan
Jomblang
Kota
Semarang
atas
serta
masyarakat
dapat
memberikan
kontribusi
pada
Page 39
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
Pengelolaan air limbah di Kelurahan Barombong sebagian besar tidak dikelola dengan
baik atau belum memiliki SPAL permanen karena mayoritas dibuang langsung ke
got/sungai sehingga belum bisa memenuhi syarat kesehatan.
5.2. SARAN
Perlu kerja sama berbagai pihak dalam hal ini pemerintah daerah, instansi-instansi
Page 40
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,S. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
http://datinkessulsel.wordpress.com/2009/06/26/pengetahuan-dan-tindakan-masyarakat-dalampemanfaatan-jamban-keluarga/
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-lingkungan.html
Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=6
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/sanitasi-lingkungan/
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI-Press
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/
Page 41