Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Negara Timor Leste bagaikan Negara yang baru merdeka di era globalisasi yang ke-III
dengan demikian semangat ingin memajuhkan masyarakat sama seperti Negara-Negara yang
telah lamah merdeka. Dengan demikian rakyat Timor Leste harus memberikan kepada semua
pengorbanan yang telah diberikan oleh rakyat Timor Leste untuk mendapat anugerah sebagai
bangsa yang merdeka.
Banyak Negara saat ini menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan
pembuanagn limbah cair. Berkurangnya pembuangan limbah cair disebabkan buruknya sistem
sanitasi, serta kurang memadai pengolahan limbah cair dan lingkungan. Saat ini sungai-sungai
yang mengalir menjadi tempat buangan sampah,industri serta limbah rumah tangga. Di kota-kota
besar pasukan pembuangan limbah cair berkurang sampai 40% oleh berbagai sebab, mulai dari
pencemaran sampai kurang baiknya fasilitas air yang tersedia, malahnya air bersih menyebabkan
penduduk sulit untuk mengetasi pembuangan limbah cair. Menurunya kualitas air dapat
menyebabkan penyebaran penyakit baik menular ataupun tidak menular.
Pembuangan limbah cair akan menimbulkan hidup tidak sehat pada manusia,limbah cair
juga dapat berpotensi sebagai media penularan penyakit. Limbah caira dapat pula di pergunakan
sebagai media pertumbuhan mikroba, karena kandungan senyawa kimia. Meskipun ada beberapa
industri yang telah rekomendasikan.
kementrian kesehatan RDTL, karena telah memenuhi kriteria pembuangan limbah cair
maupun higeni sanitasi.beberapa permasalahan lain tentang pembuangan limbah cair di
perkotaan seperti kurangnya pengawasan dan perlindungan yang secukupnya terhadap
kontaminasi bakteri dan kimia dari tinja manusia, kotoran binatang, serta kegiatan-kegiatan yang
lain seperti pertanian.
Hidup yang sehat adalah; hak dasar yang mutlak bagi semua orang baik; individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Peryataan ini sangat didukung oleh konstitusi RDTL yang termuat
Page 1

pada pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan dan
perawatan medis, serta berkewajiban untuk melindungi dan memajuhkan konstitusi RDTL pasal
57. 2002 halaman 27 upaya kesehatan di pandang sangat penting untuk merubah perilaku
masyarakat adalah promotif, prevevtif dengan harapan masyarakat pada umumnya dan individu
dapat mengenal kesehatan sedini mungkin. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya dengan masalah
sehat sakit atau kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) ada 4 faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status kesehatan
bergeser di bawah optimal. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, bahwasanya lingkungan berpengaruh pada
terjadinya penyakit. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar
dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini disebabkan karena
manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Hubungan antara manusia dengan lingkungannya selanjutnya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dapat pula menghasilkan sesuatu yang dapat merugikan lingkungan, sesuatu yang
merugikan lingkungan disebut sebagai environmental hazard dan hal tersebut dapat
mempengaruhi aktivitas manusia. Segala aktivitas manusia dapat saling timbal balik dengan
sistem penunjang kehidupan dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas manusia (sampah).
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban keluarga dan
pengelolaan air limbah merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.
Fasilitas jamban keluarga dan pengelolaan air limbah di masyarakat terutama dalam
pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya
sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.

Page 2

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di


Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut
mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data
Susenas 2001).
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin besarnya
tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah sanitasi, cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran
makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan sampah dan limbah yang
belum memenuhi syarat kesehatan, vektor penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa,
tikus dan lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian, industri
kecil dan sektor informal lainnya), bencana alam, serta perilaku masyarakat yang belum
mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat.
Para ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat dengan kesimpulan H.L.
Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor yang lain.
Namun energi dan kebijakan anggaran agaknya masih sangat cenderung kepada program yang
bersifat kuratif.
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang
dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya.
Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensasi khususnya mata dan
telinga terhadap objek tertentu, pengaruhnya merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku terbuka. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).
Perilaku secara umum adalah suatu bentuk atau sikap yang dibuat manusia sendiri
terhadap dirinya yang dapat menimbulkan suatu respon atau objek. mungkin seperti itulah yang
dimaksud perilaku. jadi disini saya akan menjelaskan pengertian perilaku menurut para ahli.
baiklah langsung saja.
Page 3

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Proses Adopsi Perilaku dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Peneliti Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus
(objek) terlebih dahulu.
2) Interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Adoption dimana subjek telah perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
Air limbah industri mengandung bahan pencemar yang dapat berupa bahan pencemaran
umum dan bahan beracun. Bahan pencemaran umum adalah bahan-bahan yang secara tidak
langsung membahayakan kesehatan manusia, yaitu bahan organik, lumpur, minyak, asam dan
alkali, garam nutrien (garam N dan P), warna,bau, panas, dan bahan anorganik. Air limbah yang
mengandung bahan bahan pencemar tersebut apabila tingkat konsentrasinya cukup tinggi akan
mengganggupengguna air, membuat kehidupan manusia pengguna air menjadi tidak nyaman,
atau merusak ekosistem (Agustina. 2006).
Apabila air limbah yang mengandung bahan pencemar tersebut langsung dialirkan ke
lingkungan (seoerti sungai atau badan air lainnya), akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
pada badan air tersebut. Pemerintah telah menetapkan baku mutu efluen dan baku mutu beberapa
badan air sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu menetapkan kualitas dan debit maksimal
Page 4

yang harus dipenuhi. Kualitas effluent dalam baku mutu ditetapkan dengan memberikan batasan
kadar maksimal beberapa parameter bahan pencemar yang terdapat dalam effluent suatu jenis
industri. Pengelolaan air limbah ditujukan agar effluent dapat memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan. Baku mutu air limbah juga menetapkan debit maksimal effluent, sehingga
pengambilan air juga akan terkendali dan dapat menjaga ketersediaan sumber air baik air
permukaan maupun air tanah dalam. Akan tetapi karena kurangnya pengawasan dan tingkat
kesadaran dari pelaku usaha, sering terjadi penyumbatan muka air tanah dangkal sehingga
kekurangan air bersih di beberapa tempat yang merupakan area industri dan padat penduduk.
Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan air limbah mutlak dikelola agar tidak
melampaui ambang batas toleransi lingkungan. Salah satu dasar hukum yang mengatur
pengelolaan ini terkait dengan IPAL. Instalasi ini sangat penting, sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 dinyatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kadar parameter pencemar dalam limbah,
agar diperoleh limbah cair dengan kualitas baik dan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada industri merupakan salah satu
penanganan limbah cair yang harus dilakukan oleh kegiatan Industri, mengingat limbah ini
lazimnya dibuang ke perairan umum, sedangkan di sisi lain perairan umum dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan masyarakat sekitar.
Air limbah, sesuai dengan sumber asalnya, mempunyai komposisi yang sangat bervariasi
pada setiap tempat dan saat. Akan tetapi secara garis besar zat zat yang terdapat didalam air
limbah secara detail (kandungan dan sifat-sifatnya), mempunyai sifat yang dibedakan menjadi
tiga bagian besar antara lain sifat fisik,kimia dan bologis. Cara pengukuran yang dilakukan untuk
mengetahui sifat tersebut dilaksanakan secara berbeda beda sesuai dengan keadaannya. Analisa
jumlah dan satuan biasanya diterapkan untuk penelaahan bahan kimia, sedangkan analisa dengan
menggunakan penggolongan banyak diterapkan apabila menganalisa kandungan biologisnya
(Sugiharto, 1987).
1. Sifat fisik air limbah, bahwa derajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh
sifat fisik yang mudah terlihat seperti kandungan zat padat sebagai efek estetika,
kejernihan, bau, warna dan temperatur.
Page 5

2. Sifat kimia air limbah, bahwa kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat
berpengaruh negatif pada lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut
dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan bau dan rasa yang
tidak sedap pada penyediaan air bersih. Serta dapat berakibat vatal jika mengandung
bahan beracun seperti unsur-unsur logam berat.
3. Sifat biologis air limbah. Pada dasarnya pemeriksaan biologis di dalam air limbah
dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah ada bakteri-bakteri
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah :
Bagaimana untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap pembuangan limbah
cair di DI ALDEIA AUDIAN,SUCO SANTA-CRUZ,SUB-DISTRITO NAIN-FETO,DISTRITO
DILI.
1.3 Tujuan Penulisan
Dari semua yang tertulis di atas mengenai pembuangan limbah cair agar bisa membantu para
pembaca untuk bisa mengetahui tentang buruknya pembuangan limbah cair di lingkungan
dan juga untuk melengkapi nilai TAS semester vi dalam mata kuliah.
1.3.1.

Tujuan Umum

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, tujuan


yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk mengkaji peran serta
masyarakat dalam pengelolaan limbah di kota DI ALDEIA AUDIAN,SUCO SANTACRUZ,SUB-DISTRITO NAIN-FETO,DISTRITO DILI

yang hasilnya dapat dijadikan rekomendasi bagi Pemerintah di Kota DI


ALDEIA AUDIAN,SUCO SANTA-CRUZ,SUB-DISTRITO NAIN-FETO,DISTRITO DILI

, untuk menetapkan kebijakan pola pengelolaan limbah di Kota DI ALDEIA


AUDIAN,SUCO SANTA-CRUZ,SUB-DISTRITO NAIN-FETO,DISTRITO DILI

ke masa depan yang akan datang.

Page 6

1.3.2

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :


a. Untuk

mengetahui

perencanaan yang

Sejauh

mana

pelaksanaan

di jalangkan oleh

fungsi

Pimpinan Di Suku

becora,Aldeia klak-fuik dengan Lintas sektor setempat


b. Untuk mengetahui sejauh mana kemempuan kepemimpinan
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Suku becora,Aldeia
klak-fuik
c. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
program

pengelolaan limbah di kota

dalam

Dili Suku becora, Aldeia

klak-fuik
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk menambah ketrampilan dan pengalaman dalam melakukan sesuatu penelitian yang
berkaitan dengan masalah kesehatan terutama masalah pembuangan limbah cair, dan dapat
menambah wawasan ilmu pengetehuan kesehatan masyarakat khusunya pembuangan limbah
cair.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat akan pengtinya pembuangan
limbah cair, dan bagi kelompok yang bertugas untuk kelola limbah cair, sebagai bahan masukan
untuk melakukan monitorin dan evaluasi dengan baik agar masyarakat dapat

melakukan

pembuangan limbah cair sebagai bahan masukan untuk mengunakan dan memilihara lingkungan
tersebut dengan sebaik-baiknya.

1.4.3 Bagi Universidade


Hasil penulisan ini dapat berguna untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam
penelitian selanjutnya, tentang tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap
pembuangan limbah cair dan khususnya Fakultas Kesehatan Masyaraka.
Page 7

1.5 Ruang Lingkup


Pemahaman tentang Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pembuangan
limbah cair di Aldeia klak-fuik,Suku Becora,Sub-Distrito Cristorei, Distrito Dili tidak berjalan
sesuai dengan apa yang di harapkan dalam rangka meningkatkan Tingkat pengetahuan dan
perilaku masyarakat terhadap pembuangan limbah cair

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo,2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Page 8

Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif


Menurut (Notoatmojo 2003:122) pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
3) Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke
dalam sesuatu komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi. Dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainnya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis yang menunjukan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Page 9

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
1) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani 2000:134).
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain
menuju ke arah suatu citacita tertentu (Suwono, 1992) jadi dapat dikatakan bahwa
pendidikan itu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima
pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani 2000:133).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan dan kehidupan keluargannya (Nursalam & Pariani 2000:133).
4) Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesanpesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih
mendesak (Efendi Nasrul, 1998:248).
2.1.2 Sumber Pengetahuan Manusia
1) Tradisi
Dengan adat istiadat kita dan profesi keperawatan beberapa pendepat diterima sebagai
sesuatu yang benar. Banyak pertanyaan terjawab dan banyak permasalahan dapat dipecahkan
Page 10

berdasarkan suatu tradisi. Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak
dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan tetapi tradisi mungkin terdapat
kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas,
manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti.
2) Autoritas
Dalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan
keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi
seperti halnya

tradisi jika keahliannya

tergantung dari pengalaman

pribadi sering

pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah.


3) Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman
sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk
menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting
bagi pola penalaran manusia. Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai keterbatasan
pemahaman : a) setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang
valid tentang situasi, dan b) pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat
subyektif.

4) Trial dan Error


Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam
menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk
beberapa masalah lebih praktis sering tidak efisien. Metode ini cenderung mengandung resiko
yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin idiosyentric.
5) Alasan yang Logis
Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis.
Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan
yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi dimana
seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi
permasalahan.
Page 11

6) Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran
karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan
dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas (Nursalam, 2001: 9).
2.2 Defenisi perilaku
Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli
1. Menurut PETTY COCOPIO, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
2. Menurut SOEKIDJO NOTOATMOJO, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
3. Menurut HERI PURWANTO, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang
disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
4. Menurut LOUIS THURSTONE, RENSIS LIKERT dan CHARLES OSGOOD,
menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek
tersebut.
5. Menurut CHIEF, BOGARDUS, LAPIERRE, MEAD dan GORDON ALLPORT,
menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon.
6. Menurut REWARD dan REINFORCEMENT, menurut pendapat mereka tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan
masalah.
Page 12

7. Menurut ELTON MAYO Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago pada
tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo
seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu
penelitian tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja
dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan
dengan upah kelompok.
8. Menurut PARKER FOLLET, keduanya memfokuskan studinya pada hubungan antara
atasan dan bawahan, Follet meletakkan kelompok diatas individu. Melalui kelompok
kemampuan individu dapat dimaksimalkan, organisasi ditentukan oleh kerjasama atasan
dengan bawahan dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi, kooordinasi, dan
pembagian wewenang.
9. Menurut FREDERICK HERZBERG, sama halnya seperti Maslow, Herzbeg dalam
studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi yang mana merupakan penentu
utama munculnya motivasi yaitu kondisi tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan
pengakuan, promosi dan peningkatan profesionalisme.
10. Menurut CHESTER BARNARD, Barnard dalam karyanya The Functions of The
Executive menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi atau
individu tersebut harus mengembangkan kerja sama. Barnard menekankan pentingnya
pengakuan terhadap adanya organisasi formal, Barnard merupakan orang pertama yang
memperlakukan organisasi sebagai suatu system.
2.4 Defenisi Limbah Cair
Pengertian Limbah Cair:Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi,
yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah
dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga
mengalami peningkatan.
Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah
air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka
Page 13

akan terjadi kerusakan lingkungan. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu
penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan.
Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah
cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau
sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah
cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam
memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.
2.3.1 Air Limbah dan Pengolahannya
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa
pengolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air
limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestic) maupun industri (industry).
Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting:

Tinja (feces), berpotensi mengandung mikroba pathogen

Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen dan Fosfor, serta kemungkinan kecil
mikroorganisme.

Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Grey water
sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran feces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan

air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba patogen banyak terdapat pada excreta.
Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan air.
Page 14

2.3.2 Dampak Buruk Air Limbah


Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk
hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut adalah sebagai berikut:

Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan

air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya
dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang
mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi
sarang vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).

Penurunan Kualitas Lingkungan


Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau) dapat

mengakibatkan pencemaran air tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air
limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan
mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan
pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak
dapat lagi digunakan sesuai peruntukkannya.

Gangguan Terhadap Keindahan


Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan

ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh yang sederhana adalah air limbah yang
mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.

Page 15

Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai
menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.

Gangguan Terhadap Kerusakan Benda


Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobic

menjadi gas yang agresif seperti . Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang
terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
Untuk pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan
yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit
pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

2.3.3 Parameter Kualitas Air Limbah


Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang
digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter
organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran
jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon
(TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan
lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah
dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau , dan
potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa
Air Limbah organik atau inorganik.
2.3.4 Tujuan Utama Pengolahan

Page 16

Untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam.
2.3.5 Tahap-Tahap Pengolahan Air Limbah
2.3.5.1 Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil
separation.
2.3.5.2 Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan
pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi
pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation,
flotation, sedimentation, dan filtration.
2.3.5.3 Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah
yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum
digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter,
aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and
filter.
2.2.5.4

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation
and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation.
Page 17

2.2.5.5 Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration,
centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

2.4 Konsep Dan Defenisi Operasional


2.4.1 Kerangka Konsep
Konsep merupakan unsure pokok suatu penelitian dengan konsep yang sangat
penting upaya persoalanya tidak menjadi kabur dan gagasan dari konsep yang dipilih perlu untuk
menghindari salah satu pengertian arti konsep yang digunakan. ( kontjaraningra, Metode
Penelitian Kesehatan, 1973 hlm 32 ).
Penilitian ini mengunakan pendekatan Survey dan mencoba untuk mengetahui Dampak
Pencemaran Lingkungan terhadap pembuangan limbah cair kepada masyarakat Aldeia Klak-fuik.
Suku Becora adalah kemampuan dan motifasi. Apabila masyarakat dan kelompok yang dipilih
mempunyai kemampuan dan motifasi yang baik maka lingkungan sumber cair di masyarakat
Aldeia klak-fuik Suku Becora ke depannya akan berjalan dengan baik.

VARIAVEL INDEPENDENT

VARIAVEL DEPENDENT

Tingkat Pengetahuan
(X1)
Pembuangan Limbah cair
(Y)
Perilaku Masyarakat

Page 18

(X2)

Lingkungan
Keterangan :
X1 = (Tingkat Pengetahuan ), Variavel Independent
X2 = (Perilaku masyarakat), Variavel Independent
Y = (Pembuangan limbah cair), Variavel Dependent.
2.4.2 Definisi OperasionaL
Nazir ( 1985 : 152 ) Defenisi Operasional yaitu suatu defenisi yang terperinci tentang
varivel ataupun memberikan suatu operasional yang di perlukan untuk mengukur suatu variavel
tersebut.
2.4.2

Defenisi Operasional Variavel

Table 1. Mengambarkan Pengukuran Variavel


N

Variavel

Defenisi Operasional

Indikator

Alat Ukur

INDEPENDENT
Pengetahuan merupakan

Skala

Ska

Ukur

la

Ya

hasil dari tahu yang


terjadi
Tingkat
pengetahuan

setelah

orang

melakukan
penginderaan

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Penginderaan

terjadi

melalui

panca

indra

manusia, sebagian besar Faktor-faktor yang


diperoleh melalui mata Mempengaruhi
dan
Page 19

telinga Tingkat

Observasi

Tida No
k

min
al

(Notoatmojo,

Pengetahuan

2003:121).

DEPENDENT
Pengertian
Sumber
Air
Minum

Limbah Dampak

Buruk

Cair:Limbah cair atau air Pencemaran


limbah adalah air yang Lingkungan
tidak terpakai lagi, yang terhadap
merupakan
berbagai

hasil

dari pembuangan

kegiatan limbah cair kepada Observasi

manusia sehari-hari.

masyarakat
tidak

yang

dikelola

dengan baik dapat


menimbulkan
dampak buruk bagi
makhluk hidup dan
lingkungannya.

Page 20

No
min
al

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kwalitatif yang merupakan suatu metode penilitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran/ deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoadmodjo 2005).
Dalam penelitian ini penulis hanya sejauh mana tingkat pengetahuan dan perilaku
masyarakat terhadap Dampak pembuangan limbah cair. Penelitian ini dilakukan dengan langkahlangkah pengumpulan data, dan pengambilan sampel,

pengolahan dan analisa data dalam

membuat kesimpulan dan laporan.


3.2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian survey deskriptif dengan
maksud untuk mengetahui gambaran fasilitas jamban keluarga dan pengelolaan limbah cair di
Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Tahun 2009. Data yang diperoleh dari hasil survey
ini selanjutnya digambarkan berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai.
3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan pada penulisan ini adalah metode survey dengan
pendekatan deskriptif.

Page 21

3.3. Populasi dan Sampel


3.3. 1 Populasi
Populasi adalah semua masyarakat yang bermukim di Kelurahan Barombong .

Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.


3.3.2. Sampel
Sampel adalah rumah tangga yang berada di lokasi penelitian. Penarikan sampel dilakukan
secara simple random sampling. Di Kelurahan Barombong terdiri dari 10 RW di setiap RW
diambil masing-masing 5 KK secara simple random sampling. Jadi, jumlah responden yang
diambil adalah 50 orang. Responden adalah kepala keluarga atau salah seorang keluarga yang
dewasa dan sadar.

n=

keterangan:
n = Besar Sampel/ Jumlah Sampel
N = Besar Populasi/ Jumlah Populasi
D2 = Presisi yang ditetapkan 0,05

n=

28 Responden.

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 28 Responden.


3.4. Teknik Penentuan Sampel

Page 22

Teknik Penentuan sampel sangatlah penting perannya dalam penelitian. Berbagai


penentuan sampel pada hakikatnya ialah untuk memperkecil kesalahan generalisasi dari sampel
ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representative. Artinya sampel
yang

benar-benar

mencerminkan

populasinya.

Terdapat

empat

factor

yang

harus

dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sampel yang harus di ambil sehingga dapat di
peroleh gambaran yang representatif dari populasinya. Keempat factor ialah sebagai berikut :
1. Tingkat keseragaman (Degree Of Homegeneity) dari populasi. Sehingga Homogeny
populasi itu makin kecil sampel yang perlu diambil.
2. Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki makin besar anggota sampel yang harus diambil. Semakin besar sampel akan
semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang didapat.
3. Rencana analisis yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis. Terkadang
besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga mungkin diperlukan
sampel yang lebih besar.
4. Teknik penentuan sampel yang digunakan. Penentuan ukuran sampel dipengaruhi
oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Apabila teknik yang digunakan tepat atau sesuati
maka kerepresentatifan sampel juga terjaga. Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan
waktu yang disediakan.
3. 5. Instrument Penelitian
Alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagaiberikut HVS:
a. Kertas
b. Bolpoint
c. Lapis
d. Buku
3.5.1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung ke rumah-rumah dan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan
3.5.2 Pengolahan Data

Page 23

Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel
kemudian disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.

3.6 Jenis dan Sumber Data


3.6.1. Jenis Data.
Data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif sebagai berikut:
3.6.1.1 Data Kualitatif
Data ini biasanya didapat dari wawancara yang bersifat subyektif sebab data tersebut
ditapsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif dapat diangkakan dalam bentuk ordinal
atau rangking.
3.6.1.2 Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari pengukuran langsung di aldeia Tuba-Rai Suku LahaneOriental ,sub distrik Nain-Feto,Distrik Dili. dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah
data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan oleh
semua orang.
3.6 .2 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh adalah sumber data primer dan sekunder.

3.6.2.1 Data Primer


Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat di wilayah
penelitian yakni di Aldeia Tuba-Rai.

Page 24

3.6.2.2 Data Sekunder


Jenis data sekunder ini diperoleh secara tidak langsung yaitu sumber data yang
tidak langsung diambil dari masyarakat.
3.7 Teknik pengolahan Data
Pengolahan yang dimaksudkan adalah data yang telah terkumpul dapat di sajikan dalam
susunan yang lebih sistematik ( Hidayat 2007: 107-108 ). Pengolahan data yang secara bertahap
adalah:
3.7.1 Editing
Editing dilakukan untuk mengetahui apakah semua data sudah diisi dengan benar, sesuai
petunjuk yang diobservasikan.

3.7.2 Koding
Koding merupakan usaha pengelompokan data menurut variavel-variavel peneliti yang
ada. Koding dilakukan untuk mempermudah dalam proses tabulasi dan analisis data selanjutnya.
3.7.3 Tabulating
Tabulasi merupakan kegiatan pengolahan data, agar dengan mudah dapat di jumlah,
disusun dan ditata untuk di sajikan dan di analisa.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif
deskriptif,yaitu data yang bersifat kualitatif dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang dipisahpisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan atau disajikan dalam bentuk
persentasen, yang diartkan dalam kalimat yang bersifat kualitatif.

Page 25

BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003:121). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
4.1 Masalah-Masalah Pada Lingkungan Hidup
Dalam lingkungan hidup di Timor leste, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,
tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam
berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia
senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga
seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.z
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan
bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering
dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat.
di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat di sebabkan oleh sampah plastik
karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan

Page 26

Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali
dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu
contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan
tersebut

dilakukan

secara

terus-menerus

maka

dapat

mengakibatkan.

4.2 Penyebab dan Dampak Masalah Lingkungan Hidup


Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat
yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem
suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang
dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya
pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi
mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena
adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan
yang punah. Padahal hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang
berfungsi sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam
penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan.
Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami
fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada
keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap
masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di
sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan
kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta
dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap
penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.
4.3 Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup

4.3.1 Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup Pada umumnya

Page 27

yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:


1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber
daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan
daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam
maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan
dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang
sudahada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan
global.

4.4 Pengelolaan Sumber Daya Alam .


Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali
sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam
penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya
alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu
mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari
keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam
pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian
lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan
Page 28

pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya
pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
4.5 Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha atau
upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau
karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air
tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air,
tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air
limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,
perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran
tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan
penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian
agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
Page 29

12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi karena
dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian.

4.6 Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam,


Sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan
pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah
lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan
menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.
2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.
3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.
4.7. Bentuk dan Proses Pelibatan Masyarakat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan maka akan dikaji mengenai
bentuk
peran serta yang ada, tingkat peran serta dan hubungan antara faktor-faktor
yang
berpengaruh dengan bentuk dan tingkat peran serta yang ada.
4.7.1. Bentuk Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat khususnya dalam pengelolaan limbah pada
dasarnya
dapat dikenali dari bentuk peran serta yang terjadi. Menurut Duselldrop
(dalam Slamet
1994:10) bahwa satu kegiatan peran serta dapat diidentifikasikan
dalam berbagai bentuk.
Page 30

Bentuk-bentuk peran serta dapat berupa bentuk sumbangan dalam berperan


serta yaitu
pikiran, uang, material dan tenaga. Untuk bentuk kegiatan dalam berperan
serta dapat
dilakukan sendiri oleh masyarakat atau diserahkan oleh pihak lain. Selain itu
bentuk peran seta dapat dikenali dari intensitas dan frekuensi kegiatan serta
derajat kesukarelaan untuk melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan
penelitian responden di Kelurahan Jomblang bentuk peran serta masyarakat
dalam pengelolaan limbah sebagai berikut:
Bentuk sumbangan warga dalam pengelolaan limbah sebagian besar
berupa tenaga 53,3% kemudian dengan memberikan uang 16,7% material
13,3% yang menyumbang uang dan lainnya 10,0% sedangkan usulan 6,7%.
Dalam hal ini sumbangan paling besar diberikan dalam bentuk tenaga
karena sebagian besar warga dik elurahan Jomblang mempunyai tingkat
pendapatan rendah, walaupun begitu masih ada beberapa orang yang
memberikan bantuan lainnya selain berupa tenaga seperti sumbangan
material berupa uang, makanan, perlengkapan, bangunan terutama mereka
yang bekerja sebagai pengrajin tahu dan mempunyai usaha sendiri.
4.7.2. Tingkat Peran Serta Masyarakat
Tingkat peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah merupakan
derajat
keterlibatan masyarakat atau warga dalam setiap kegiatan bersama yang
dilaksanakan
untuk

mengelola

setelah

selesai

dibangunnya

prasarana.

Dalam

operalisionalisasi
program pembangunan selalu terkait dengan fungsi manajemen yaitu:
Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling (POAC).

Page 31

Dalam

tahap

perencanaan

dalam

pengelolaan

limbah

merupakan

dalam

pertemuan-

keterlibatan
masyarakat

mengambil

bagian

dalam

kehadiran

pertemuan warga
yang diadakan guna membahas perencanaan pengelolaan limbah, misalnya
menentukan
usulan proposal kegiatan, letak prasarana TPS yang akan dibangun. Dalam
proses
penyusunan usulan tersebut, hanya sedikit masyarakat yang dimintai
pendapat, saran
atau aspirasinya mengenai proses perencanaan untuk mempengaruhi hasil.
Pertemuan
yang dilakukan hanya sebagai simbol, karena proses pengambilan keputusan
mempunyai kecenderungan masyarakat tinggal menerima keputusan yang
sudah
ditetapkan oleh pemegang kekuasaan.
Dalam tahap pengorganisasian, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam
turut
ambil bagian dalam proses penyusunan keanggotaan dalam forum tersebut.
Dalam
proses penyusunan tersebut, hanya beberapa anggota masyarakat saja
terutama tokoh
masyarakat yang diminta untuk terlibat. Keterlibatan masyarakat sangat
dibatasi
sehingga sedikit aspirasi yang dapat diakomodasi. Aspirasi masyarakat yang
tidak
tertampung dalam forum organisasi menyebabkan rendahnya tingkat
kepedulian dan
inisiatif warga dalam pertemuan.

Page 32

Dalam tahap pelaksanaan, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam


proses
pelaksanaan pembangunan fisik sebagian besar memberikan sumbangan
dalam bentuk
tenaga serta keterlibatan lain seperti konsumsi/material. Selain itu intensitas
dan
frekuensi untuk melakukan kegiatan bersama dipengaruhi oleh karakteristik
masyarakat
yang erat kaitannya dengan budaya gotong royong.
Dalam tahap monitoring, keterlibatan/peran serta masyarakat dalam
pengawasan dalam pengelolaan limbah masih kurang karena terbatasnya
pengetahuan
dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah.
Kurangnya
pengetahuan masyarakat tersebut mempengaruhi kesadaran dan kepedulian
masyarakat dalam mengolah limbah yang dihasilkan.
Berdasar pada fungsi manajemen di atas, penelitian ini lebih dibatasi
pada proses pelibatan dalam pelaksanaan peran serta atau actuating. Derajat
keterlibatan warga tersebut diukur dengan pemikiran semakin banyak
anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan bersama ataupun semakin
besar

kesediaannya

menyumbangkan

pikiran,

tenaga

atau

bentuk

sumbangan lain maka semakin tinggi tingkat peran sertanya.Total skor untuk
tingkat peran serta masyarakat berupa kehadiran dalam pertemuan adalah
30, maka termasuk dalam tingkatan partnership. dengan demikian
sudah ada kesediaan warga untuk menghadiri pertemuan dan ikut berperan
dalam pengambilan keputusan dengan membagi tanggung jawab dalam
perencanaan dan pemecahan permasalahan yang dihadapi.
Hal itu menunjukkan adanya kepedulian dan rasa ikut memiliki atas
prasarana yang dibangun dengan menyampaikan usulan/gagasan mengenai

Page 33

upaya pengelolaan limbah dalam memperbaiki manajemen pengelolaan


sehingga prasarana dapat difungsikan dengan baik.
Tingkat peran serta masyarakat dalam keaktifan berdiskusi berada
pada skor 32
dengan demikian termasuk dalam tingkatan informing. Pemegang kekuasaan
hanya memberikan informasi kepada masyarakat, sedangkan masyarakat
tidak diberdayakan untuk memberikan umpan balik berupa gagasan/usulan.
Peran warga dalam mengemukakan pendapat sangat kurang, mayoritas
masyarakat memiliki tingkat pendidikan rendah sehingga tidak mempunyai
kemampuan untuk berkomunikasi mengemukakan pendapat, saran dan
usulan

serta

berinisiatif

mengubah

kondisi

lingkungannya

untuk

merencanakan dan melaksanakan program pembangunan sesuai dengan


kebutuhannya.
Tingkat peran serta masyarakat mengenai keterlibatan dalam kegiatan
fisik
berada pada skor 30 yang berarti berada pada tingkatan informing dimana
warga melalui
kerja bakti lingkungan termasuk dalam tingkat kepatuhan yang tinggi
terhadap tokoh
masyarakat.

Faktor

kepemimpinan

masih

menjadi

tolok

ukur

yang

membuktikan bahwa
masyarakat kita menganut sistem paternalistik yang merupakan contoh
konkret kedudukan masyarakat dalam kultur kehidupan memerlukan seorang
tokoh yang dapat dijadikan panutan.
Tingkat peran serta masyarakat dalam kesediaan membayar iuran
berada pada skor antara 15 dan 32 yang berarti berada pada tingkatan
diantara informing dan consultation. Hal tersebut dapat disimpulkan warga
belum mampu mengendalikan seluruh proses pengambilan keputusan
kegiatan di lapangan untuk mengakses pemanfaatan dana dari luar. Untuk
mengakses dana dari pihak luar warga tidak mempunyai pengetahuan dan
Page 34

kemampuan yang memadai dalam menyampaikan usulan kepada pihak yang


berkompeten
memfasilitasi

tanpa

bantuan

aspirasi

dari

pihak

masyarakat

lain

sesuai

atau

dengan

LSM

yang

dapat

kebutuhan

dan

keinginannya.
Seperti yang telah diuraikan dalam identifikasi tingkat peran serta
masyarakat
alam pengelolaan limbah total skor adalah 423 maka secara keseluruhan
tingkat peran serta masyarakat pada lokasi penelitian termasuk dalam
tingkatan informing. berdasarkan variabelnya peran serta masyarakat yang
paling

tinggi

pada

tingkat

keterlibatan

dalam

kegiatan

fisik

berupa

sumbangan yang diberikan sebagian besardalam bentuk tenaga.


Hal itu dapat menjadi kekuatan yang dimiliki masyarakat yang
merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembangunan yang berbasis
masyarakat.

Perencanaan

diutamakan

berasal

dari

bawah

sebagai

manifestasi peran serta masyarakat yang digali dari kebutuhan nyata yang
dapat mempengaruhi berhasilnya pembangunan. Peran serta masyarakat
dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada paksaan. Mulai tahapan
penggalian gagasan telah memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mencetuskan ide/gagasan. Meskipun pada tahap tertentu terjadi partisipasi
tidaklangsung karena adanya mekanisme yang hanya memungkinkan wakilwakil masyarakat
yang terlibat, tetapi di tahapan yang lain masyarakat secara langsung
berpartisipasi aktif dengan memberikan peransertanya dalam bentuk
kehadiran, pikiran, tenaga dan dana.Untuk mengetahui sejauhmana peran
serta

masyarakat

dalam

mencapai

tujuanbersama

yang

diinginkan

diperlukan tolok ukur, dalam hal ini peran pemimpin yangdapat memberikan
arahan dalam mewujudkan sasaran yang diharapkan.
Upaya untukmencapai tujuan secara konsisten dengan memanfaatkan
dan menggunakan segenap prasarana dan sumberdaya yang tersedia. Peran
serta masyarakat yang telah dilakukan dalam lokasi penelitian termasuk
Page 35

dalam tingkatan Informing karena secara nyata belum memiliki bentuk


kekuasaan dan kontrol terhadap pengambilan keputusan, karena masyarakat
belum

memiliki

tingkat

pengetahuan

yang

cukup,

tidak

mempunyai

kemampuan dalam mengendalikan seluruh proses pengambilan keputusan,


belum memiliki kekuatan untuk mengatur program yang
sesuai dengan kebutuhannya dan berhubungan langsung dengan sumber
dana.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dalam kategori Arnstein tingkat peran serta
yang terjadi rendah yaitu

termasuk

kategori

Informing,

tahapan ini

dipengaruhi oleh:
1.

Hubungan yang sinergis antar anggota sehingga masing-masing

mempunyai
tanggung jawab yang sesuai dengan peran dan posisi dalam
kepengurusan organisasi.
2.

Kapasitas organisasi pemerintahan dan lembaga-lembaga yang menjadi

pendukung
atas penyelenggaraan pemerintahan sehingga perlu diambil langkah
yang tepat
dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat.
3.

Pertimbangan latar belakang sosial budaya yaitu dari golongan

masyarakat berpenghasilan

rendah, masyarakat perlu diberi

kekuatan dan kemampuan dalam serangkaian tindakan/langkah-langkah


yang dilakukan oleh pemerintah pada penguasaan pengetahuan, sikap
perilaku sadar dan keahlian ketrampilan
4. Tidak adanya kemampuan dan tanggungjawab dalam pengambilan
keputusan karena
sebagian besar masyarakat berpendidikan menengah ke bawah
5.

Masyarakat tidak diberikan kesempatan/hak untuk mengungkapkan

pendapat/ide karena

Page 36

dianggap tidak mempunyai kemampuan dan

inisiatif merupakan pihak yang memerlukan bantuan sehingga kegiatan yang


dilaksanakan tanpa adanya umpan.
4.8. Peran Kelembagaan
Aspek kelembagaan sangat penting artinya dalam pengelolaan limbah,
karena aspek ini menyangkut tanggung jawab pengelolaan. Ditinjau dari sisi
masyarakat,

aspek

kelembagaan

meliputi

variabel

kontrol

yang

menunjukkan adanya institusi yang bertanggung jawab atas pengawasan


pelaksanaan pengelolaan limbah.
Menurut Yudohusodo, 1991:148-149 bahwa peran pemerintah daerah
dalam membina swadaya dan peran serta msyarakat melalui pemberian
penyuluhan, penyebaran informasi dan pemberian perintisan. Adapun faktor
dari pemerintah yang mempengaruhi kegiatanperan serta adalah stimulan
yang diberikan berupa konsultasi, material dan dana.
4.8.1. Peran Pemerintah
Menurut B.Guy Peter bahwa organisasi pemerintah akan bekerja lebih
baik jika anggota-anggota dalam struktur diberi kesempatan untuk terlibat
dalam setiap kegiatan, hal tersebut menyangkut keterlibatan aparat
pemerintah melalui terciptanya nilai dan komitmen agar termotivasi dengan
kuat pada program yang diimplementasikan.
4.8.2. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat
Perumusan

gagasan

dalam

bentuk

perencanaan

yang

dapat

mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat tidak akan terwujud tanpa


adanya campur tangan fasilitator dalam hal ini adalah LSM. Masyarakat pada
lokasi penelitian yang terdiri dari masyarakat golongan ekonomi menengah
ke bawah pada umumnya tidak mempunyai kemampuan merumuskan
gagasan dalam bentuk proposal.
Peran fasilitator sebagaipendamping masyarakat menjadi sedemikian
penting dalam mengidentifikasi potensi, hambatan, permasalahan dan
keunggulan
Page 37

yang

dimiliki

masyarakat.

Selain

itu

juga

mampu

membangkitkan

semangat

dan

memberikan

alur

dalam

kesempatan

masyarakat untuk berperan serta.


4.9. Bentuk dan Tingkat Peran
Dalam analisis ini akan dibahas mengenai bentuk dan tingkat peran
serta masyarakat yang berkembang di Kelurahan Jomblang terkait dengan
pendiskripsian temuan lapangan dengan informasi lainnya yang diupayakan
dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Masukan-masukan
akan dikomparasikan dengan kajian literatur, sehingga didapatkan gambaran
yang relatif tepat/relevan mengenai tingkat peran serta masyarakat dalam
pengelolaan limbah.
4.9.1 Faktor yang Mempengaruhi Bentuk dan Tingkat Peran Serta
Masyarakat
Untuk mengetahui hubungan antara bentuk dan tingkat peran serta
masyarakat dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dilakukan uji
statistik dengan menggunakan tabulasi silang atau crosstab dari beberapa
variabel yang ada serta dengan memperhatikan nilai chi square dimana
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara karakteristik responden
(pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan rumah, lama tinggal)
dengan Bentuk dan Tingkat peran serta masyarakat.
4.9.2. Pola/Bentuk Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan
Limbah
Penelitian ini dilakukan dalam upaya membangun konsep bagaimana
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah di wilayah
Sungai

Bajak

khususnya

Kelurahan

Jomblang

Kota

Semarang

atas

pemahaman terhadap karakteristik masyarakat terhadap bentuk dan tingkat


peran serta menghasilkan analisis untuk menjawab permasalahan dimaksud.
Page 38

Pada dasarnya pembangunan yang dilakukan melalui pendekatan peran


serta masyarakat denganmemberi peluang yang lebih luas dalam upaya
penggalangan segala upaya (effort) masyarakat dalam mencapai tujuan
dalam meningkatkan taraf hidup.
Pemenuhan kebutuhan hidup salah satunya adalah pemilihan dan
penetapan jenis prasarana lingkungan yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Manfaat
yang diperoleh akan merangsang tumbuhnya kesadaran untuk memelihara,
mengelola dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan berupa perbaikan
prasarana dan fasilitas tersebut.
Peluang peran serta dapat digali dengan mengkaji proses yang terjadi
dalam situasi dan kondisi masyarakat sehingga mampu mengungkapkan
kondisi realitas ekonomi, sosial dan budaya sehingga mampu menghasilkan
gambaran terhadap motivasi untuk berperan serta. Motivasi untuk berperan
serta pada tingkatan tertentu akan menggambarkan tujuan yang hendak
dicapai melalui pembangunan yag dilakukan dengan pendekatan partisipatif.
Peran

serta

masyarakat

dapat

memberikan

kontribusi

pada

pemanfaatan sumber daya dan keputusan yang diambil berdasarkan


kebutuhan, prioritas dan kemampuan masyarakat. Peran serta masyarakat
dapat mendorong keinginan masyarakat untuk bersedia menyumbangkan
sumberdaya seperti uang dan tenaga bagi pelaksanaan, operasional dan
pemeliharaannya.
Apa yang direkomendasikan oleh pola baru di dalam kegiatan
pembangunan adalah dengan model kemitraan, dengan cara memberikan
peran yang setara antara pemerintah dan masyarakat.

Page 39

BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

Fasilitas jamban keluarga di Kelurahan Barombong masih kurang.

Pengelolaan air limbah di Kelurahan Barombong sebagian besar tidak dikelola dengan
baik atau belum memiliki SPAL permanen karena mayoritas dibuang langsung ke
got/sungai sehingga belum bisa memenuhi syarat kesehatan.

5.2. SARAN

Perlu kerja sama berbagai pihak dalam hal ini pemerintah daerah, instansi-instansi

Terkait dengan seluruh masyarakat dalam meningkatkan keadaan sanitasi lingkungan


menjadi lebih baik.

Kegiatan penyuluhan yang disertai dengan praktek dan pembinaan langsung di


lapangan perlu ditekankan secara khusus pada masalah sanitasi lingkungan terutama
mengenai jamban keluarga dan pengelolaan air limbah.

Dibutuhkan kesadaran semua pihak di lokasi penelitian mengenai pentingnya


kepemilikan jamban keluarga dan pengelolaan air limbah yang baik dan benar.

Page 40

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,S. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
http://datinkessulsel.wordpress.com/2009/06/26/pengetahuan-dan-tindakan-masyarakat-dalampemanfaatan-jamban-keluarga/
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-lingkungan.html
Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=6
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/sanitasi-lingkungan/
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI-Press
http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/

Page 41

Anda mungkin juga menyukai