Oleh
RISNA DIANA
03111004020
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
Lembar Pengesahan
STUDI ANALISIS PENERANGAN DAN SUPLAI DAYA CADANGAN
DI RUMAH SAKIT MAHYUZAHRA INDERALAYA OGAN ILIR
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh
RISNA DIANA
03111004020
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Sariman MS
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem kelistrikan pada sebuah bangunan sangat diperlukan agar tercapainya
semua kegiatan yang telah direncanakan dan kegunaan dari bangunan tersebut. Rumah
sakit merupakan sarana pelayanan umum yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
untuk keperluan dibidang kesehatan sehingga Rumah sakit memerlukan sistem
kelistrikan yang akurat dan baik untuk dapat menjalankan semua peralatan yang
terdapat di dalamnya, baik peralatan medis maupun non medis.
Salah satu bagian dari sistem kelistrikan yang sangat penting bagi terlaksananya
kegiatan di rumah sakit menjadi salah satu perhatian utama penulis adalah sistem
penerangan. Rumah sakit memiliki banyak ruangan yang memerlukan sistem
penerangan yang berbeda-beda sesuai fungsi ruangannya masing-masing. Sistem
Penerangan diruang pasien ataupun diruang operasi harus diperhatikan dengan teliti,
karena jika tidak maka akan berakibat fatal, diantaranya ketidaknyamanan pasien dalam
menjalani pengobatan dan perawatan yang akan memperburuk kondisinya bahkan dapat
menyebabkan hilangnya nyawa manusia pada waktu berlangsungnya operasi
pembedahan.
Sistem kelistrikan di rumah sakit sangat crusial, yang memerlukan tingat
kenyamanan dan keamanan yang tinggi dan juga penyediaan daya listrik di suatu rumah
sakit tidak cukup dari sumber listrik utama (PLN) saja, karena rumah sakit memerlukan
kontinuitas pelayanan listrik yang baik, karena itu maka sistem kelistrikan di rumah
sakit harus sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku yaitu Persyaratan Umum Instalansi
Listrik 2000 (PUIL 2000) dan juga harus memperhatikan nilai- nilai estetika dan nilainilai ekonomis.
Karena mempelajari dan menganalisis sistem penerangan dan suplai daya
cadangan di Rumah Sakit sangat penting guna menjaga kenyamanan dan keamanan
pengguna jasa rumah sakit, maka penulis ingin memperalajari dan menganalisis sistem
penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya.
Selain itu, yang melatar belakangi penulis untuk menganalisa sistem penerangan
dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya adalah karena
beberapa skripsi ssebelumnya yang juga membahas tentang sistem penerangan dan
suplai daya cadangan tetapi di tempat yang berbeda, diantaranya adalah :
No
Judul
1. Evaluasi Sistem penerangan Di
Rumah
2.
Sakit
Khadijah
Palembang
Evaluasi Sistem kelistrikan Ruangan
Operasi
pada
Internasional
3.
Siti
Palembang
Perencanaan
Rumah
Siloam
Sistem
Sakit
Pada
Palembang.
RS.
RK
Tahun
2006
UNSRI
Ahmad Iqbal
2013
UNSRI
Sriijaya
Kelistrikan
Penulis
Amalia Mardhiani
Charitas
Aidil Akbar
UNSRI
2013
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari studi analisis sistem sistem penerangan dan suplai daya cadangan di
Perumusan Masalah
Salah satu ukuran baik tidaknya suatu bangunan terlebih lagi rumah sakit dapat
dinilai dari sistem penerangannya, sistem proteksi dan juga kontinuitas pelayanan daya
listrik di rumah sakit. Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah kurangnya perhatian
dari pihak-pihak terkait dalam mengelola sistem penerangan, baik itu penentuan titik
cahaya ataupun kuat cahaya yang tidak sesuai dengan ruangan yang berbeda-beda pada
rumah sakit. Begitu juga dalam penyediaan daya cadangan yang diperlukan rumah sakit
untuk mensuplai beban yang tidak boleh terputus daya listriknya atau beban yang boleh
terputus daya listriknya dengan toleransi waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu
solusi yang tepat adalah memepelajari dan mengalisa sistem kelistrikannya telah sesuai
atau tidak dengan standar yang berlaku.
1.4
Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah :
1. Manfaat untuk penulis adalah dapat memperalajari, memahami dan menganalisa
sistem sistem penerangan dan
suplai daya
cadangan
di Rumah
Sakit
MAHYUZAHRA Indralaya.
2. Manfaat untuk rumah sakit, dengan adanya studi analisis sistem penerangan dan
suplai daya cadangan ini, maka diharapkan rumah sakit dapat menerima masukan
yang bermanfaat untuk dapat membenahi sistem sistem penerangan dan suplai daya
cadangan yang belum sesuai dengan aturan yang berlaku dan memelihara sistem
sistem penerangan dan suplai daya cadangan yang telah sesuai dengan aturan PUIL
2000 agar dapat mencapai tingkatan yang lebih baik lagi.
1.5
Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul tugas akhir maka penulis hanya akan membahas dan
menganalisa masalah perhitungan beban, sistem penerangan dan sistem pelayanan daya
listrik cadangan pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya atau lebih tepatnya
adalah sebagai berikut :
1. Mengitung efesiensi penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di
Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya
2. Menghitung Intensitas Penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di
Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya
3. Menghitung jumlah armatur pada setiap ruangan yang sesuai dengan Aturan
PUIL 2000
4. Menghitung dan menetukan tata letak titik cahaya pada setiap ruangan sesuai
dengan aturan yang berlaku.
5. Menghitung kapasitas generator yang harus di pasang pada Rumah Sakit
MAHYUZAHRA
6. Menganalisa Intensitas Penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di
Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dengan intensitas penerangan
yang sesuai dengan aturan PUIL 2000.
7. Menganalisa Jumlah Armatur pada setiap ruangan yang terdapat Di Rumah
Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dengan hasil perhitungan armatur yang
sesuai dengan aturan PUIL 2000.
1.6
Metodelogi Penulisan
Penulisan tugas akhir ini menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu:
1. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data atau informasi konkrit yang berhubungan tentang sistem
kelistrikan pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dan selanjutnya
Sistematika Penulisan
Tahap pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematis dari
pembahasan umum sampai pada pembahasan inti. Adapun sistematika penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
tujuan penulisan, perumusan masalah, manfaat penulisan, pembatasan masalah,
metodelogi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas teori yang berkaitan dengan penilitian yang nantinya
dapat menjadi landasan dalam perhitungan dan pembahasan masalah.
BAB III METODELOGI
Dalam bab ini menguraikan langkah-langkah penelitian yang hendak ditempuh,
meliputi penetapan tempat dan waktu penelitian, penepatan obyek penelitian, penetapan
variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
No.
1.
2.
Sistem Penerangan
Penerangan Langsung
90 100%
60 90%
3.
4.
Terutama Penerangan Tak Langsung
10 40%
0 10%
5.
cukup banyak lubang di bagian bawah dan dibagian atas armature. Suhu armature
sekali-kali tidak boleh menjadi sedemikian tinggi hingga dapat menimbulkan kebakaran
atau merusak isolasi.
a. Penerangan Langsung
Efesiensi penerangan langsung sangat bai. Cahaya yang dipancarkan sumber
cahaya seluruhnya diarahkan kebidang yang harus diberi penerangan, langit-langit
hampir tidak ikut berperan. Akaan tetapi sistem penerangan ini menimbulkan bayingbayang yang tajam. Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber-sumber
cahaya bentuk tabung (Lampu TL).
Kalau digunakan penerangan langsung, harus diusahakan supaya cahanya tidak
langsung mengenai mata.
Penerangan langsung terutama digunakan di ruangan-ruangan yang tinggi,
misalnya di bengkel dan pabrik, dan untuk penerangan luar.
Armatur-armatur yang digunakan untuk penerangan langsung adalah armatur
pancaran lebar (gambar 2.1) dan armatur pancaran terbatas (gambar 2.2).
Armatur pancaran lebar digunakan untuk penerangan umum dalam bengkelbengkel, untuk penerangan setempat misalnya diatas mesin-mesin perkakas, digunakan
armature pancaran terbatas.
Gambar 2.5 memperlihatkan sebuah armature kedap air untuk penerangan jalan
Gambar 2.6 memperlihatkan sebuah armature untuk dipasang pada dinding atau
langit-langit. Armatur ini cocok untuk lampu kaca tempa, dan digunakan untuk
penerangan etalase. Untuk keperluan ini dapat juga digunakan lampu-lampu cermin.
sebagian besar tak langsung digunakan di rumah-rumah sakit, di ruangan baca, tokotoko dan di ruang tamu. Contoh : armatur dinding, armatur gantung berbentuk ssgelang.
e. Penerangan tak langsung
Pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oleh langit-langit
dan dinding-dinding. Warna langit-langit dan dinding-dinding ini harus terang. Bayangbayang hampir tidak ada lagi. Penerangan tak langsung antara lain digunakan di
ruangan-ruangan untuk membaca, menulis dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
halus lainnya.
2.1.3 Satuan-satuan Penerangan[1]
2.1.3.1 Fluks Cahaya[1]
Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya ialah seluruh jumlah
cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Setiap sumber cahaya yang memancar
sama kuat ke setiap arah dinamakan sumber cahaya segaram. Kalau sumber cahaya
itu dimisalkan sebuah lampu pijar ditempatkan dalam relektor, maka cahayanya
akan diarahkan, tetapi jumlahnya atau fluks cahayanya tetap. Sehingga intensitas
cahaya adalah fluks cahaya persatuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah
tertentu, yang dinyatakan dengan rumus :
I=
(cd)
(2-1)
Untuk menentukan jumlah fluks cahaya dengan satuan lumen dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut ini:
= . I
.. (2-
2)
Dimana :
=
Fluks (Lumen, lm )
satuan lux.
lux = 1 lumen per m2
Jika suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan fluks cahaya maka
intensitas penerangan rata-rata dibidang itu adalah sebesar :
Er =
...
(2-3)
Dimana :
Er = Intensitas penerangan rata-rata (lux)
= Fluks cahaya (lm)
A = Luas permukaan (m2)
Intensitas penerangan Ep disuatu titik p umumnya tidak sama setiap titik dari
bidang itu.
Jika intensitas penerangan di suatu bidaang adalah suatu sumber cahaya
dengan intensitas (I) berbanding dengan kuadrat dari jarak antara sumber cahaya
dan bidang itu.
Intensitas penerangan di titik p dapat dicari dengan persamaan berikut :
I
r2
Ep =
(2-
4)
Dimana :
Ep = Intensitas penerangan di suatu titik p yang diterangi (lux)
I = Intensitas cahaya (cd)
r = jarak dari sumber cahaya ke titik p (m)
2.1.3.3 Luminasi[1]
Luminasi adalah ukuran untuk terang suatu benda. Lumanisi yang terlalu
besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya lampu pijar tanpa armatur.
Luminasi L suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan
cahaya ialah intensitas cahayanya dibagi luas permukaan semunya. Dalam bentuk
rumus :
L =
I
As
(2-5)
Dimana :
L = Luminasi (cd/cm2)
I = Intensitas cahaya (cd)
As = Luas semu permukaan (cm2)
2.1.4
k=
pxl
h (p +l)
(2-6)
Dimana :
p = panjang ruangan dalam suatu satuan meter (m)
l = lebar ruangan (m)
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)
Sedangkan untuk mencari tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja dapat
digunakan rumus :
h=hrhk . (2-
6)
Dimana :
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)
hr = tinggi ruangan (m)
hk = tinggi bidang kerja (m)
Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi
penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi, dimana jika nilai k = 4,5 maka
nilai untuk diambil nilai tengah diantara nilai-nilai k = 4 dan k = 5. Untuk k yang
melebihi 5, diambil nilai untuk k = 5, sebab untuk k diatas 5 efesiensi
penerangannya hampir tidak berubah lagi.
Berikut adalah rumus interpolasi untuk menentukan efisiensi penerangan
dengan nilai indeks ruangan yang diperoleh tidak terdapat dalam table :
=1+
(k k 1 )
(k 2k 1)
( 21 ) ... (2-
7)
Dimana :
= Efisiensi penerangan
k
= Indeks ruangan
Nilai
k1
, dan
k2
cara:
Menggunakan bahan yang tidak mengkilap untuk bidang kerja
Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaanya luas dan luminasinya
rendah.
Menerapkan atau mengatur tata letak armature lampu yang sesuai dengan sistem
penerangannya.
d=
(2-8)
Intensitas penerangan (E) dalam keadaan dipakai adalah intensitas
penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan arm,atur-armatur yang
daya gunanya telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau oleh karena
sebab lain. Untuk mendapatkan efesiensi penerangan dalam keadaan dipakai nilai
rendemen yang ada harus dikalikan lagi dengan factor depresiasinya.
Ada tiga factor pengotoran, yaitu :
1. Pengotoran ringan
2. Pengotoran biasa
3. Pengotoran berat
Pengotoran ringan terjadi di toko-toko, kantor-kantor dan gedung-gedung
sekolah yang berada didaerah-daerah yang hamper tak berdebu.
Pengotoran berat akan terjadi di ruangan-ruangan dengan debu banyak atau
pengotoran lainnya, misalnya diperusahan cor, pertambangan, pemintalan dan
sebagainya.
Pengotoran biasa terjadi diperusahaan-perusahaan lainnya.
Disamping pengaruh pengotoran dalam factor depresiasi telah juga
diperhitungkan pengaruh usia lampu. Pengaruh ini tergantung pada nyala untuk
lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, lampu pijar 500 jam nyala per
tahun. Kalau intensitas penerangannya menurun sampai 205 di baah yang
seharusnya, lampu-lampu ini sebaiknya dilakukan kelompok demi kelompok supaya
tidak menganggu kegiatan perusahaan.
2.1.5
diperhatikan agar didapat penerangan yang baik. Faktor-faktor yang menetukan dan
mempengaruhi titik cahaya yaitu :
a. Dimensi ruang.
b. Faktor refleksi
c. Intensitas cahaya (lux)
d. Kuat penangaran (lm)
e. Sistem penerangan.
f. Efisiensi penerangan
g. Faktor refleksi
Adapun langkah-langkah yang diperlukan untukan jumlah lampu adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan jenis lampu dan armature yang digunakan.
2. Menetukan factor refleksi berdasarkan arna dinding, langit-langit dan lantai.
Warna putih dan arna sangat muda = 0,7
Warna muda = 0,5
Warna terang = 0,3
Warna gelap = 0,1
3. Menentukan indeks bentuknya
4. Menentukan efisiensi ruangan dari table dengan nilai k, rp, r dan rm
5. Menentukan intensitas penerangan suatu ruangan yang diperlukan dengan
menggunakan table.
6. Menentukan jumlah armature lampu, dipergunakan persamaan :
ExA
0=
x d .
(2-9)
Jumlah armature lampu (n) :
n=
0
arm
ExA
arm x x d
...
(2-10)
Dimana :
E = Intensitas Penerangan (lux)
A = luas ruangan (m2)
= Fluks cahaya (lumen)
= efisiensi penerangan
d = factor depresiasi
2.1.6
penempatan bidang kerja juga turut mempengaruhi. Di atas bidang kerja tidak boleh ada
bayang-bayang yang mengganggu.
Tujuan penentuan tata letak titik cahaya adalah :
1. Untuk menghasilkan luminasi yang diinginkan
2. Menciptakan interior yang indah
Luas suatu ruangan yang akan dipasang titik cahaya, harus dihitung dengan
ukuran bujur sangkar. Bila sebagian dari ruangan tersebut digunakan untuk keperluan
lain, maka luas ruangan tersebut tetap dihitung dari panjang dan lebar bujur sangkar.
Kalau kemudian ternyata di tempat tersebut tidak mungkin dipasang titik cahaya, maka
titik cahaya tersebut dapat ditiadakan. Untuk menetukan jarak antar titik cahaya, dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
e
75
h
11)
.................. (2-
Dimana :
e = jarak antara titik cahaya
h = tinggi titik cahay ke bidang lampu
Sedangkan jarak dari diding ke lampu adalah sebesar setengah jarak antara
lampu (1/2 e).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Persiapan
1) Lokasi Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya : Jalan Lintas Timur KM.
35,5 Indralaya, Kab. Ogan Ilir, Inderalaya.
2) Waktu pengambilan data direncanakan pada hari kerja selama satu bulan.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk
mendukung penyusunan tugas akhir ini.
3) Objek penelitian adalah sistem penerangan dan suplai daya cadangan pada
setiap ruangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya.
3.2 Flowchart Penilitian
Mulai
Observasi
Lapangan
Pengumpulan data ( Panjang, Lebar, Tinggi, Jumlah Armature,
Jenis Lampu, Faktor refleksi)
Perhitungan
data
Analisis data
dari hasil
perhitungan
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
Uraian Kegiatan
Penelitian
1
2
3
4
5
6
Jadwal Penelitian
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Proposal Skripsi
Pengumpuan Data
Pengolahan Data
Penulisan Skripsi
Nama Ruang
Lantai 1
Lobby
A. R. Promosi
B. R. Pendaftaran
C. Lobby
Instalasi Farmasi dan
Pengelohan Limbah
A. Instalasi Farmasi
B. Instalasi
Pengolahan
LImbah (IPL)
Instlasi Gawat Darurat
(IGD)
A. R. Observasi
B. R. Bedah
P
(m)
L
(m)
A
2
(m )
Jumlah
Jenis
Faktor
(m)
Armatur
Lampu
refleksi
C. R. Non Bedah
D. R. Perawat
E. Koridor
Instalasi Radiologi
A. R.
pemotretan
B.
C.
Radiologi
Kamar Gelap
R. Adm. dan Baca
Hasil Radiologi
Ruang Adm, Rekam
Medik
dan
Gudang
Obat
A. R.Administrasi
B. R. Rekam Medik
C. Gudang Obat
D. Koridor
E. WC
Ruang Prakter Dokter
A. R. Praktek Dokter
B.
Penyakit Dalam
R. Prakter Dokter
C.
Anak
R. Praktek Dokter
D.
Bedah
R. Praktek Dokter
Patologi
E. Ruang Menyusui
F. R. Tunggu Pasien
Ruang Perawatan
A. Ruang Perawatan
Kelas III LakiB.
Laki
Ruang Perawatan
Kelas
III
Perempuan
C. WC
Instalasi Laboratorium
dan Bank Darah
A. R. Laboratorium
9
10
11
12
13
14
Anatomi
B. WC
C. Koridor
Perawatan Anak
A. Ruang Pasien
B. WC
C. Koridor
Ruang Neonatus
A. R. Bayi 1
B. R. Bayi 2
C. R. Kebersihan
D. R. Noenatus
E. Koridor
R. Icu
R. Kebidanan
R. Ginekologi
A
R. ICU
B. WC
C. Koridor
D. R. VK
E. R. Pemulihan
15
pasca melahirkan
F. WC
Instalasi Bedah Sentral
16
& CSSD
A. R. Operasi
B. R. CSSD
C. R. Oksigen
D. Koridor
Paviliun Umar
Bin
Khatab
A. R. Pasien (11)
B. R. Pasien (10)
C. R. Pasien (9)
D. R. Pasien (8)
E. R. Pasien (7)
F. R. Pasien (6)
G. R. Pasien (5)
H. R. KIA/KB (4)
I.
R. Praktek Dokter
17
J.
Mata (3)
R.
Rehabilitas
K.
Medik (2)
R. Praktek Dokter
L.
M.
N.
O.
R.
Gigi (1)
R. Perawat
Koridor 1.
Koridor 2.
Koridor 3
Keuangan
Anggaran.
Lantai 2
&
18
19.
Lobby Atas
A. Lobby
B. R. Perawat
Perkantoran
A. R. Direktur
B.
C.
D.
E.
F.
G.
20
&
Wakil Direktur
WC 1
R. Komite Medik
R. Yayasan
R. Pertemuan
WC 2
R. Pelayanan
Medik
H. Koridor
Paviliun Ustman Bin
Affan
A. R. Pasien (201)
B. WC 1
C. R. Pasien (202)
D. R. Pasien (203)
E. R. Pasien (204)
F. R. Pasien (205)
G. WC 2
H. R. Pasien (206)
I.
R. Pasien (207)
J.
R. Pasien (208)
K. R. Pasien (209)
L. Koridor 1.
M. Koridor 2
N. Koridor 3
Er = A ....
(3-1)
Dimana :
Er = Intensitas penerangan rata-rata (lux)
= Fluks cahaya (lm)
A = Luas permukaan (m2)
2. Rumus intensitas penerangan di suatu titik p.
I
Ep = r 2 ... (32)
Dimana :
Er = Intensitas penerangan di suatu titik p yang diterangi (lux)
I = Intensitas cahaya (cd)
r = jarak dari sumber cahaya ke titik p (m)
3. Rumusan umum untuk indeks bentuk.
pxl
k=
h (p +l) ... (3-3)
Dimana :
p = panjang ruangan dalam suatu satuan meter (m)
l = lebar ruangan (m)
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)
4. Rumus faktor depresiasi :
d=
4)
5.
Dimana :
E = Intensitas Penerangan (lux)
d = factor penyusutan / depresiasi
Rumus menentukan jumlah armature.
ExA
n= 0
=
arm x x d ...........(3arm
5)
Dimana :
E = Intensitas Penerangan (lux)
A = luas ruangan (m2)
= Fluks cahaya (lumen)
= efisiensi penerangan
d = factor depresiasi
= Indeks ruangan
Nilai
k1
, dan
k2
........ (3-6)
Dimana :
e = jarak antara titik cahaya
h = tinggi titik cahaya ke bidang kerja
8. Rumus untuk menentukan jarak dari diding ke lampu adalah setengah jarak antara
lampu (1/2 e).
9. Rumus menghitung kapasitas generator
P x faktor demand
P = out
.......... (3-7)
Dimana :
P = Daya Aktif masukan (watt)
Pout
faktor demand
= efisiensi (%)
Dan,
S =
P
cos ........ (3-8)
Dimana :
S = Daya Semu masukan (VA)
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Van Harten, E. Setiaan. Ir.1983. Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 2. Bina Cipta :
Bandung.
[2] Mardhiani, Amalia. 2006. Skripsi Evaluasi Sistem Penarangan di Rumah Sakit Siti
Khadijah Palembang.. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
[3] Iqbal, Ahmad. 2013. Skripsi Evaluasi Sistem Kelistrikan Ruangan Operasi pada
Rumah Sakit
Internasional
Siloam
Sriwijaya
Palembang..
Inderalaya:
Universitas Sriwijaya.
[4] Akbar, Aidil. 2013. Skripsi Perencanaan Sistem Kelistrikan Instalansi Gaat Darurat
(IGD) Yang Baru Pada RS.RK Charitas Palembang. Inderalaya: Universitas
Sriwijaya.
[5] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000 ). Jakarta
2.2.2