Skenario B Blok 16
I.
Analisis Masalah
1. Tuan R, 20 tahun dating ke klinik umum RSUD dengan keluhan nyeri menelan
dan demam yang tidak terlalu tinggi sejak 3 hari yang lalu. Makan dan minum
masih bisa. Keluhan tidak disertai batuk dan pilek.
a. Bagaimana anatomi faring?
Vaskularisasi
Berasal
dari
beberapa
Otot
Otot-otot pada faring terdiri atas 3 otot konstriktor pharyngeus dan 3 otot yg berorigo pd
proc. Styloideus. Otot2 ini berperan dalam proses deglutition atau menelan.
Persarafan
Persarafan
motorik dan sensorik
daerah faring berasal
dari
yang
pleksus
faring
ekstensif.
cabang
dari
dan
otot-otot
m.stilofaringeus
faring
yang
kecuali
dipersarafi
Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan
ikatdengan kriptus didalamnya.Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid),
tonsil palatina dan tonsillingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut
cincin waldeyer, yang memiliki fungsi: Pertahanan terhadap kuman pathogen, penghasil
antibody spesifik (Ig), penghasil limfosit, berperan terhadap proses immunologis.
Nasofaring
Batas-batas nasofaring :
Superior : Basis Cranii
Inferior : Bidang datar yang
melalui palatum molle
Anterior : Berhubungan dengan
cavun nasi melalui choana
Posterior : Vertebra Servikalis
Lateral : Otot-otot konstriktor
faring
Ruang
nasofaring
yang
relatif kecil mempunyai beberapa sturktur penting, yaitu Jaringan adenoid, suatu
jaringan limfoid yang kadang disebut tonsila faringea atau tonsil nasofaringeal, yang
terletak di garis tengah dinding anterior basis sphenoid.
Adenoid bertindak sebagai kelenjar limfe yang terletak di perifer, yang duktus
eferennya menuju kelenjar limfe leher yang terdekat. Adenoid mendapat suplai darah
dari A. Karotis Interna dan sebagian kecil cabang palatina A. Maksilaris. Darah vena
dialirkan sepanjang pleksus faringeus ke dalam Vena Jugularis Interna.
Torus tubarius atau tuba faringotimpanik, merupakan tonjolan berbentuk seperti
koma di dinding lateral nasofaring, tepat di atas perlekatan palatum molle dan satu
sentimeter di belakang tepi posterior konka inferior. Resesus faringeus terletak
posterosuperior torus tubarius, dikenal sebagai fossa Rosenmuler, merupakan tempat
predileksi karsinoma faring. Muara tuba eustachius atau orifisium tube, terletak di
dinding lateral nasofaring, dan inferior torus tubarius, setinggi palatum molle Koana
atau nares posterior
Orofaring
Disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas
bawahnyaadalah tepi atas epiglotis kedepan adalah rongga mulut sedangkan
kebelakang adalah vertebraservikal. Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah
dinding posterior faring, tonsilpalatina fosa tonsil serta arkus faring anterior dan
posterior, uvula, tonsil lingual dan foramensekum.
Laringofaring (hipofaring)
Batas laringofaring disebelah superior adalah tepi atas yaitu dibawah
valekulaepiglotis berfungsi untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau
bolus makananpada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis (muara glotis
bagian medial dan lateralterdapat ruangan) dan ke esofagus, nervus laring superior
berjalan dibawah dasar sinuspiriformis pada tiap sisi laringofaring.Sinus piriformis
terletak di antara lipatan ariepiglotikadan kartilago tiroid.Batas anteriornya adalah
laring, batas inferior adalah esofagus serta batasposterior adalah vertebra
servikal.Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari lamina krikoiddan di bawahnya
terdapat muara esofagus.
Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi (proteksi) glotis ketikamenelan
minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus
piriformisdan ke esofagus. Nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus
piriformis pada tiap sisilaringofaring.
b. Bagaimana histologi faring?
Pharynx
Panjang
Terdiri atas
: 12.5 15 cm
Nasopharynx
Oropharynx
Laryngopharynx
Tunica Mucosa terdiri atas:
Epitel Nasopharynx dan Laryngopharynx : Pseudocomplex (+), Cilia. (-)
Epitil Oropharynx: Squamous Complex non Cornificatio
Lamina Propria
Terdiri : Jaringan Ikat Padat, Fibroelastis dengan Serat2 Elastis yang
berkembang baik, dan Jaringan Lymphoid dalam jumlah cukup
besar
Pada Nasopharynx
:
Tonsila Pharyngealis
Pada Oropharynx
:
Tonsila Palatina
Tunica Submucosa : (-)
Tunica Muscularis
: Otot Striata Ireguler
Tunica Fibrosa: Lapisan Fibroelastis yang melekatkan dengan
jaringan disekitarnya
o Otoskopi
o Rhinoskopi
o Orofaring
b) Apa diagnosis pada kasus?
Faringitis kronik eksaserbasi akut
Tenggorokan gatal
Tenggorokan kering
Tenggorokan mengandung lendir tapi sukar untuk dikeluarkan
Batuk
Perasaan mengganjal di tenggorokan
Sulit menelan
odinofagia
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat
sehingga penderita dapat menahan cairan dengan rasa enak. Gelas kedua
dan ketiga dapae diberikan air yang lebih hangat. Anjurkan setiap 2 jam.
Obatnya yaitu:
a.
b.
hangat). Hal ini terutama berguna pada infeksi vincent atau penyakit mulut.
(1 ounce = 28 g)
Non farmakologi:
1. Pendidikan Kesehatan
a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai
demam hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan
polutan lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal
salin dan pelega tenggorokan bila perlu.
2. Tirah Baring
3. Pemberian kompres panas atau dingin pada leher untuk meringankan
nyeri.
e) Bagaimana komplikasi pada kasus?
1. Otitis media purulenta bakterialis
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube
eustacius akibat kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
2. Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang
mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil.
3. Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk
ke ginjal. Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam
tubuh meimbulkan bahan autoimun yang merusak glomerulus.
4. Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan
menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katupkatup jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.
5. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa
sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh
komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis),
dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
kuman
tunggal
dan
dapat
juga
campuran
seperti
streptokokus,
Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah,
kemudian masuk ke meningen dapat menyebabkan meningitis.Akan tetapi
komplikasi meningitis akibat faringitis jarang terjadi.
II.
Learning issue
Anatomi Faring
Batas-batas faring :
Superior : Oksipital dan sinus sphenoid
Inferior : Berhubungan dengan esophagus setinggi m. Krikofaringeus
Anterior : Kavum nasi, kavum oris, dan laring
Posterior : kolumna vertebra servikal melalui jaringan areolar yang longgar.
Dinding faring dibentuk oleh selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot
dan sebagian fasia bukofaringeal.Faring terbagi atas nasofaring, orofaring, dan
laringofaring (hipofaring).
Vaskularisasi
Berasal
dari
beberapa
Otot
Otot-otot pada faring terdiri atas 3 otot konstriktor pharyngeus dan 3 otot yg berorigo pd
proc. Styloideus. Otot2 ini berperan dalam proses deglutition atau menelan.
Persarafan
Persarafan
motorik dan sensorik
daerah faring berasal
dari
yang
pleksus
faring
ekstensif.
cabang
dari
dan
otot-otot
m.stilofaringeus
faring
yang
kecuali
dipersarafi
Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan
ikatdengan kriptus didalamnya.Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid),
tonsil palatina dan tonsillingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut
cincin waldeyer, yang memiliki fungsi: Pertahanan terhadap kuman pathogen, penghasil
antibody spesifik (Ig), penghasil limfosit, berperan terhadap proses immunologis.
Nasofaring
Batas-batas nasofaring :
Superior : Basis Cranii
Inferior : Bidang datar yang
melalui palatum molle
Anterior : Berhubungan dengan
cavun nasi melalui choana
Posterior : Vertebra Servikalis
Lateral : Otot-otot konstriktor
faring
Ruang nasofaring yang relatif kecil mempunyai beberapa sturktur penting, yaitu
Jaringan adenoid, suatu jaringan limfoid yang kadang disebut tonsila faringea atau
tonsil nasofaringeal, yang terletak di garis tengah dinding anterior basis sphenoid.
Adenoid bertindak sebagai kelenjar limfe yang terletak di perifer, yang duktus
eferennya menuju kelenjar limfe leher yang terdekat. Adenoid mendapat suplai darah
dari A. Karotis Interna dan sebagian kecil cabang palatina A. Maksilaris. Darah vena
dialirkan sepanjang pleksus faringeus ke dalam Vena Jugularis Interna.
Torus tubarius atau tuba faringotimpanik, merupakan tonjolan berbentuk seperti
koma di dinding lateral nasofaring, tepat di atas perlekatan palatum molle dan satu
sentimeter di belakang tepi posterior konka inferior. Resesus faringeus terletak
posterosuperior torus tubarius, dikenal sebagai fossa Rosenmuler, merupakan tempat
predileksi karsinoma faring. Muara tuba eustachius atau orifisium tube, terletak di
dinding lateral nasofaring, dan inferior torus tubarius, setinggi palatum molle Koana
atau nares posterior
Orofaring
Disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas
bawahnyaadalah tepi atas epiglotis kedepan adalah rongga mulut sedangkan
kebelakang adalah vertebraservikal. Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah
dinding posterior faring, tonsilpalatina fosa tonsil serta arkus faring anterior dan
posterior, uvula, tonsil lingual dan foramensekum.
Jaringan Limfoid Orofaring
Tonsila Lingualis
Merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat pada
basis lidah diantara kedua tonsil palatina, dan meluas ke arah anteroposterior dari
papila sirkumvalata ke epiglotis. Pada permukaannya terdapat kripta yang dangkal
dengan jumlah yang sedikit. Sel-sel limfoid ini sering mengalami degenerasi disertai
deskuamasi sel-sel epitel dan bakteri, yang akhirnya membentuk detritus.
Tonsila lingualis mendapat perdarahan dari A. Lingualis yang merupakan cabang
dari A. Karotis Eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke Vena
Laringofaring (hipofaring)
Batas laringofaring disebelah superior adalah tepi atas yaitu dibawah
valekulaepiglotis berfungsi untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau
bolus makananpada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis (muara glotis
bagian medial dan lateralterdapat ruangan) dan ke esofagus, nervus laring superior
berjalan dibawah dasar sinuspiriformis pada tiap sisi laringofaring.Sinus piriformis
terletak di antara lipatan ariepiglotikadan kartilago tiroid.Batas anteriornya adalah
laring, batas inferior adalah esofagus serta batasposterior adalah vertebra
servikal.Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari lamina krikoiddan di bawahnya
terdapat muara esofagus.
Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi (proteksi) glotis ketikamenelan
minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus
piriformisdan ke esofagus. Nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus
piriformis pada tiap sisilaringofaring.
II.
Histologi Faring
Panjang
Terdiri atas
: 12.5 15 cm
:
Nasopharynx
Oropharynx
Laryngopharynx
Tunica Mucosa terdiri atas:
Epitel Nasopharynx dan Laryngopharynx : Pseudocomplex (+), Cilia. (-)
Epitil Oropharynx: Squamous Complex non Cornificatio
Lamina Propria
Terdiri : Jaringan Ikat Padat, Fibroelastis dengan Serat2 Elastis yang
berkembang baik, dan Jaringan Lymphoid dalam jumlah cukup
besar
Pada Nasopharynx
Pada Oropharynx
Tunica Submucosa
Tunica Muscularis
:
Tonsila Pharyngealis
:
Tonsila Palatina
: (-)
: Otot Striata Ireguler
III.
Fisiologi Faring
Faring terdiri dari 3 bagian, yaitu Nasofaring, Orofaring, dan Laringofaring
3. Fisiologis Nasofaring
e. Fungsi utama: sebagai tabung kaku dan terbuka untuk udara pernafasan
f. Saluran ventilasi dan
drainase dari auris
media melalui tuba
eustachius
g. Saluran dan drainase
dari hidung
h. Sebagai ruang
resonansi
(pembentukan suara)
4. Fisiologi orofaring dan
laringofaring
e. Saluran pernafasan dan
drainase dari nasofaring
f. Saluran makanan/minuman dari mulut
g. Ruang resonansi suara
Daftar Pustaka
Jurnal anatomi, fisiologi, dan histologi THT.
2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25985/4/Chapter%20II.pdf.