3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian tarik (Tensile Test) terhadap suatu
material.
3.1.2 Tujuan Intruksioanal Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat diagram tegangan-regangan teknik dan
sebenarnya berdasarkan diagram beban-pertambahan panjang yang
didapat dari hasil pengujian.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan, menganalisa sifat-sifat mekanik
material yang terdiri dari kekuatan tarik maksimum, kekuatan tarik
luluh, reduction of area, elongation, dan modulus elastisitas.
3.2 Dasar Teori
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam suatu
perancangan konstruksi dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan
tarik suatu bahan di dapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan
berdasarkan standar pengujian yang telah baku seperti ASTM (American Society
of Testing and Material), JIS (Japan Industrial Standart), DIN (Deutch Industrie
Normung) dan yang lainnya.
Terdapat beberapa spesimen pada uji tarik. Bentuk spesimen sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
1.
Specimen Plat
Batang uji berupa plat ditentukan dahulu gauge lengthnya, yaitu 60 mm.
Setelah itu diambil titik tengah dari gauge length, yaitu A0 = 30 mm & B0 = 30
mm. Kesemuanya itu diberi tanda dengan penitik kemudian diukur kembali
panjang gaugelenghtnya apakah tepat 60 mm atau tidak, setelah itu nilainya
dimasukkan kedalam penandaan (L0).Gambar berikut ini merupakan spesimen
yang akan mendapat perlakuan uji tarik :
x D ; D=
4m
L
Gambar 3.4.Grafik P-
Di atas titik e terdapat titik y yang merupakan titik yield (luluh) yakni di mana
logam mengalami pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang berarti.
Dengan kata lain titik yield merupakan keadaan di mana spesimen terdeformasi
dengan beban minimum. Deformasi yang yang di mulai dari titik y ini bersifat
permanen sehingga bila beban di hilangkan masih tersisa deformasi yang berupa
pertambahan panjang yang di sebut deformasi plastis. Pada kenyataannya karena
perbedaan antara ke tiga titik p, e dan y sangat kecil maka untuk perhitungan
teknik seringkali keberadaan ke tiga titik tersebut cukup di wakili dengan titik y
saja. Dalam kurva titik y ditunjukkan pada bagian kurva yang mendatar atau
beban relatif tetap. Penampakan titik y ini tidak sama untuk semua logam. Pada
material yang ulet seperti besi murni dan baja karbon rendah, titik y tampak
sangat jelas. Namun pada umumnya penampakan titik y tidak tampak jelas. Untuk
kasus seperti ini cara menentukan titik y dengan menggunakan metode offset.
Metode offset di lakukan dengan cara menarik garis lurus yang sejajar dengan
garis miring pada daerah proporsional dengan jarak 0,2% dari regangan maksimal.
Titik y di dapat pada perpotongan garis tersebut dengan kurva -. Dapat dilihat
pada Gambar 3.5 di bawah ini :
(necking),
selanjutnya
beban
turun
dan
akhirnya
t t
Grafik Tegangan-Regangan Teknik
Hasil pengujian yang berupa grafik atau kurva
tersebut sebenarnya
t t
t t
teknik (grafik
). Grafik
t
=P/Ao
(3.1)
t l l o 100
(3.2)
t
di mana
t
= regangan teknik (%)
l o = panjang awal spesimen (mm)
l 1 = panjang spesimen setelah patah (mm)
ke dalam
t t
grafik
1. Ubahlah kurva
t t
menjadi grafik
pada grafik
dapat dari mesin dengan tinggi kurva maksimal, atau bagilah beban yield (bila
ada) dengan tinggi yield pada kurva. Sedangkan untuk menentukan skala
pertambahan panjang, bagilah panjang setelah patah dengan panjang
pertambahan total pada kurva dari perhitungan tersebut akan didapatkan data:
1.
2.
3.
1mm : ........... kN
1mm : ........... mm
(3.3)
6
di mana
tg
=
(3.4)
t
4. Konversikan ke sepuluh beban (P) tersebut ke tegangan teknik
dengan
t
ke regangan teknik
t
5. Buatlah grafik dengan sumbu mendatar
berdasarkan ke
sepuluh titik acuan tersebut. Grafik yang terjadi (gambar 3.6) akan mirip
dengan kurva
t t
, karena pada dasarnya grafik
dengan kurva
t t
Gambar 3.6 Grafik
s s
Grafik Tegangan-Regangan Sebenarnya
s s
Grafik tegangan-regangan sebenarnya
t t
ini dengan dengan grafik
t t
(beban ultimate). Pada grafik
s s
patah di titik f (fracture), sedangkan pada grafik
(1 +
(3.5)
(3.6)
s
=n ( 1 +
t t
Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan garfik
ke dalam
s s
grafik
t t
1. Ambil kembali ke sepuluh titik pada grafik
dari grafik
s P Ai
(3.7)
s
=n(Ao/Ai)
(3.8)
Dimana Ai = Luas penampang sebenarnya. Untuk titik ke-10, A10 adalah luas
penampang setelah patah, sedangkan untuk titik ke-9, A9 nilainya antara A8
dengan A10.
s
3. Buatlah grafik dengan sumbu mendatar
berdasarkan ke
s s
Gambar
y Py A
(3.9)
y
= tegangan yield (kN/mm2)
di mana
u
2. Tegangan Tarik Maksimum/ Ultimate
u Pu A
(3.10)
u
di mana
10
3. Regangan
100 0 0
(3.11)
di mana
= regangan (%).
pada garis
100%
Peralatan
a. Mesin uji tarik.
11
b. Kikir.
c. Jangka sorong.
d. Ragum.
e. Penitik.
f. Palu.
3.1.2
Bahan
a. Specimen uji tarik pelat.
b. Specimen uji tarik round bar.
c. Specimen uji tarik beton neser.
d. Kertas milimeter.
3.2
Langkah kerja
1. Menyiapkan spesimen
a. Ambil spesimen dan jepit pada ragum.
b. Ambil kikir, dan kikir bekas machining pada specimen yang
memungkinkan menmyebabkan salah ukur.
c. Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
2. Pembuatan gauge length
a.
3. Pengukuran dimensi
a.Ambil spesimen dan ukur dimensinya.
b. Catat jenis spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
c.Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
4. Pengujian pada mesin uji tarik
12
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan:
Spesimen 1: Plat
Spesimen 2: Round Bar
Spesimen 3: Beton Neser
1. Perhitungan Yield Stress
Spesimen 1
y Fy A
= (26 KN/119 mm)x1000
= 218,49 Mpa
Spesimen 2
y Fy A
= (50 KN/124,62 mm)x1000
= 401,22 Mpa
Spesimen 3
y Fy A
= (24 KN/67,89 mm) x 1000
2.
= 353,51 Mpa
Perhitungan Ultimate Stress
13
Spesimen 1
u Fu A
= (29 KN /119 mm )x 1000
= 243,69 Mpa
Spesimen 2
u Fu A
= (66 KN/124,62 mm)x1000
= 529,61 Mpa
Spesimen 3
u Fu A
= (32 KN /67,89 mm)x1000
= 471,35 Mpa
3.
Perhitungan Elongation
Spesimen 1
100 0 0
= ((81,42-60,80)/60,80)x100%
= 33,91 %
Spesimen 2
100 0 0
= ((80,40-60,10)/60,10)x100%
= 33,77%
Spesimen 3
100 0 0
=((99,32-76,6)/76,6)x100%
= 32,42%
4.
Modulus Elastisitas
= 9.16 kN/mm
14
= 0,40 kN/0,0801 mm
2
= 4,99 kN/mm
= 0,35 kN/0,0442 mm
2
= 7,92 kN/mm
5.
Spesimen 1
RA=[(A0-A1)/A0]
100%
Spesimen 2
RA=[(A0-A1)/A0]
100%
Spesimen 3
RA=[(A0-A1)/A0]
100%
15
Spesimen 1 (Plat)
Skala pertambahan panjang 1mm
= 0,357 mm
= 1 kN
Sk Sk li Pi
Ao
N
ala ala (m (kN (m
o X Y X
Y m)
) m 2)
lo
(m
m)
0,37
0,00
0,00
119
60,80
0,37
1,10
60,80
0,37
1,47
119
60,80
0,37
2,21
119
60,80
7
1
1
1
3
1
5
2
0
2
5
3
5
5
0
5
4
0,37
2,58
119
60,80
0,37
4,05
119
60,80
0,37
4,79
119
60,80
0,37
5,52
119
60,80
0,37
7,36
119
60,80
0,37
119
60,80
0,37
119
60,80
0,37
119
60,80
0,37
9,21
12,8
9
18,4
1
19,8
8
7,00
40,0
0
60,0
0
70,0
0
73,0
0
80,0
0
85,0
0
90,0
0
95,0
0
97,0
0
80,0
0
70,0
0
119
7
4
0
6
0
7
0
7
3
8
0
8
5
9
0
9
5
9
7
8
0
7
0
119
60,80
5y
6
7
8
9
10
u
11
12
f
Li Ai
(m (m
m) m2)
60,8
0
61,9
0
62,2
7
63,0
1
63,3
8
64,8
5
65,5
9
66,3
2
68,1
6
70,0
1
73,6
9
79,2
1
80,6
8
119,
00
116,
88
116,
19
114,
83
114,
16
111,
57
110,
31
109,
09
106,
14
103,
35
98,1
9
63,2
6
42,7
2
16
t
(M
Pa)t (%)
0,00
0,00%
0,06
1,82%
0,34
2,42%
0,50
3,63%
0,59
4,24%
0,61
6,66%
0,67
7,87%
0,71
9,08%
12,11
%
15,14
%
21,20
%
30,28
%
32,70
%
0,76
0,80
0,82
0,67
0,59
1.80
1.60
1.40
1.20
1.00
Tegangan Regangan
Sebenarnya
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0.00%
100.00% 200.00%
= 1 kN
= 0,362 mm
Sk Sk
N
ala ala
o X Y X
Y
li Pi
(m (kN Ao(m
m)
)
m 2)
0.21
0.00
0.00
0.21
0.42
9
1
4
1
9
2
3
2
7
3
4
4
4
5
7
1
5
2
5
3
5
5
0
4
7
5
5
6
3
6
0.21
1.88
0.21
2.93
0.21
3.98
0.21
4.81
0.21
5.65
0.21
7.12
0.21
0.21
1
1
9.21
11.3
7.00
15.0
0
25.0
0
35.0
0
50.0
0
47.0
0
55.0
0
63.0
0
65.0
3
4
5y
6
7
8
9
lo
(m
m)
li
(m
m)
124.62
60.10
60.10
124.62
60.10
60.52
124.62
60.10
61.98
124.62
60.10
63.03
124.62
60.10
64.08
124.62
60.10
64.91
124.62
60.10
65.75
124.62
60.10
67.22
124.62
124.62
60.10
60.10
69.31
71.40
Ai
(m
m 2)
124.6
2
123.7
6
120.8
3
118.8
3
116.8
9
115.3
8
113.9
1
111.4
3
108.0
6
104.9
s
s
(
(Mp %
a)
)
t
(MP
a)
t
(%)
0.00
0.00%
0.00
0%
0.06
0.70%
0.06
1%
0.12
3.13%
0.12
3%
0.20
4.88%
0.21
5%
0.28
6.62%
0.30
6%
0.40
8.01%
0.43
8%
0.38
9.40%
11.84
%
15.32
%
18.80
0.41
9%
11
%
14
%
17
0.44
0.51
0.52
17
0.49
0.58
0.62
10
u
11
12
f
4
6
9
8
7
9
7
5
6
6
6
2
4
7
0.21
0.21
0.21
0
14.4
4
18.2
1
20.3
0
0
66.0
0
62.0
0
47.0
0
124.62
60.10
74.54
0
100.4
8
124.62
60.10
78.31
89.17
0.50
124.62
60.10
80.40
46.78
0.38
0.53
%
24.03
%
30.29
%
33.78
%
0.66
0.70
1.00
%
22
%
33
%
98
%
1.20
1.00
0.80
0.60
Tegangan Regangan
Sebenarnya
0.40
0.20
0.00
0.00%
= 1 kN
= 0,4225 mm
Sk Sk
li
Pi
lo
N
ala ala (mm (kN Ao(m (m
o X Y X
Y
)
)
m2) m)
0
0.28
0.00
0.00
67.89
1
2
2
5
7
1
0.28
0.28
1
1
0.55
1.38
7.00
12.0
67.89
67.89
75.0
0
75.0
0
75.0
li
Ai
t
(m (m (MP
m) m2) a)
s
t
(M
(%) pa)
75.0
0
75.5
5
76.3
0.00
%
0.74
%
1.84
67.8
9
67.3
9
66.6
0.00
0.10
0.18
s
(%)
0.00
0%
0.10
0.18
1%
2%
18
3
4
5y
6
7
8
9
10
u
11
12
f
8
1
0
1
2
2
0
2
5
5
0
6
3
8
2
8
6
8
8
2
1
7
2
2
2
4
2
5
2
4
3
0
3
1
3
2
2
9
2
3
0.28
2.21
0.28
2.76
0.28
3.32
0.28
5.53
0.28
6.91
0.28
13.82
0.28
17.41
0.28
22.66
0.28
23.77
0.28
24.32
0
17.0
0
22.0
0
24.0
0
25.0
0
24.0
0
30.0
0
31.0
0
32.0
0
29.0
0
23.0
0
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
67.89
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
75.0
0
8
77.2
1
77.7
6
78.3
2
80.5
3
81.9
1
88.8
2
92.4
1
97.6
6
98.7
7
99.3
2
6
65.9
5
65.4
8
65.0
2
63.2
3
62.1
6
57.3
3
55.1
0
52.1
4
42.2
2
22.3
8
0.25
0.32
0.35
0.37
0.35
0.44
0.46
0.47
0.43
0.34
%
2.95
%
3.68
%
4.42
%
7.37
%
9.21
%
18.42
%
23.21
%
30.22
%
31.69
%
32.43
%
0.26
3%
0.34
4%
0.37
4%
0.40
7%
0.39
9%
0.52
17%
0.56
21%
0.61
26%
0.69
48%
1.03
111%
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0.00% 100.00% 200.00%
5.1
5.1.1
Kesimpulan
Kesimpulan Intruksional Umum
1. Dari pengujian tarik ini mahasiswa dapat melakukan pengujian tarik
(Tensile Test) terhadap suatu material.
20