Fotosintesis - Reaksi Cahaya 1
Fotosintesis - Reaksi Cahaya 1
C6H12O6 + 6 O2
pigmen fotosintesis
Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa klorofil dan
pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Cahaya
matahari meliputi semua warna dari spektrum tampak dari merah hingga ungu, tetapi tidak
semua panjang gelombang dari spektrum tampak diserap (diabsorpsi) oleh pigmen
fotosintesis. Atom O pada karbohidrat berasal dari CO2 dan atom H pada karbohidrat berasal
dari H2O.
(Sasmitamihardja dan Siregar, 1996).
satu kilometer (untuk gelombang radio). Keseluruhan kisaran radiasi ini terkenal sebagai
spektrum elektromagnetik.
Cahaya juga bersifat partikel dimana kita menyebutnya sebagai foton. Setiap foton
mengandung sejumlah energi yang disebut kuantum (jamak: kuanta). Kandungan energi
cahaya tidak bersifat kontinu melainkan dihantarkan pada paket-paket diskrit berupa kuanta.
Cahaya matahari seolah seperti hujan foton dari berbagai frekuensi yang berbeda-beda. Mata
kita hanya sensitif terhadap frekuensi lemah (cahaya tampak) dari spektrum elektromagnetik.
Cahaya dari frekuensi tinggi (atau panjang gelombang lebih pendek) berada di dalam wilayah
spektrum ultraviolet, dan cahaya dari frekuensi rendah (atau panjang gelombang yang lebih
panjang) di dalam wilayah spektrum infra merah.
Hukum Planck:
=h
= h c/
dimana : h = konstanta Planck (6,626 x 10 34 Js)
Jumlah energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang cahayanya; semakin
pendek panjang gelombangnya, semakin tinggi energi setiap foton cahaya tersebut. Dengan
demikin, foton cahaya ungu (violet) berisi hampir dua kali energi foton cahaya merah.
Ketika cahaya mengenai materi, cahaya dapat dipantulkan, diteruskan atau diserap.
Energi cahaya pertama kali diserap oleh pigmen-pigmen yang terdapat di dalam kloroplas.
Pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dan
panjang gelombang yang diserap akan menghilang. Dengan demikian, setiap pigmen
memiliki spektrum penyerapan. Klorofil nampak berwarna hijau karena klorofil menyerap
cahaya merah dan biru sambil memantulkan cahaya hijau.
(Tim FMIPA UPI, 2010)
Kloroplas berasal dari protoplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil, dan
hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Protoplastid membelah
pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang
terbentuk. Tiap kloroplas dikelilingi oleh sistem atau selimut membran ganda yang mengatur
lalu lintas molekul keluar masuk kloroplas. Pada bagian tertentu kloroplas terdapat tumpukan
tilakoid yang disebut grana.
(Salisbury, 1995)
ribosom tersendiri. Sebagian besar protein kloroplas merupakan produk dari transkripsi dan
translasi yang terjadi di dalam kloroplas itu sendiri, sementara protein-protein lainnya
merupakan hasil pengkodean oleh DNA inti, disintesis pada ribosom sitoplasma dan
kemudian diimpor ke dalam kloroplas.
(Tim FMIPA UPI, 2010)
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri
fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan
menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Dengan proses
fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu yang pertama memanfaatkan energi
matahari, kedua memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan yang ketiga menyediakan dasar
energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis
melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan molekul organik
lainnya.
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil-a (C 55H72O5N4Mg)
yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofila dan klorofil-b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang
paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum
tersebut diserap oleh karotenoid.
tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi
cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga
fotosintesis disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis
tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk panjang gelombang
antara 400 700 nm.
(Gobel dkk, 2008)
Pada membran tilakoid juga tersimpan sistem transpor elektron dan pompa proton
(ion hidrogen). Sistem ini menggunakan elektron untuk memompa proton melintas membran
menghasilkan perbedaan konsentrasi dari ion ini pada kedua sisi membran tilakoid. Kegiatan
ini membuat perbedaan kemiosmotik dengan energi bebas yang besar dapat digunakan untuk
menghasilkan ATP bila ion-ion berpindah menstabilkan kembali suatu keseimbangan.
c. Partikel CF1
ATP hanya diproduksi pada partikel CF1, bangunan membulat yang terdapat pada
membran tilakoid tetapi terpisah dari elemen membran yang lain. Bangunan-bangunan ini
mengandung semua enzim fosforilasi yang penting (enzim penambah fosfat) untuk
membentuk ikatan energi tinggi ATP.
5. Proses Fotosintetik
Untuk menyederhanakan, ilmuwan membagi proses fotosintetik ini menjadi dua
bagian, (1) reaksi yang bergantung cahaya, dan (2) reaksi yang tidak bergantung cahaya.
Reaksi bergantung pada cahaya dapat dianggap sebagai jalan untuk meningkatkan energi
bebas pada kloroplas. Sedangkan reaksi yang tidak bergantung cahaya dapat dianggap
sebagai jalan menggunakan energi bebas untuk menghasilkan glukosa.
Pertama-tama kita menganggap bahwa proses yang mengaktifkan atau memberi
muatan sistem ini adalah reaksi yang bergantung cahaya. Kemudian kita akan melihat energi
yang digunakan untuk membuat makanan pada reaksi yang bergantung cahaya. Reaksi yang
bergantung cahaya dibedakan menjadi fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik.
a. Reaksi yang Bergantung Cahaya
Pertama-tama
akan
dijelaskan
bagaimana
cahaya
yang
digunakan
untuk
menambahkan fosfat organik (Pi) kepada ADP menjadi ATP. Ada dua proses utama yang
dilibatkan pada langkah ini, yaitu:
(1) Fotofosforilasi siklik, yang hanya melibatkan fotosistem I, dimulai ketika molekul
klorofil diaktifkan oleh foton dari enrgi cahaya (pigmen ini terutama mengabsorbsi
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm). Bila setiap foton dari energi cahaya
diabsorbsi maka sebuah elektron pada klorofil a menjadi sedemikian diaktifkan yang
akan melompat dari molekul klorofil a menuju ke sebuah molekul penerima. Dalam hal
Fotofosforilasi siklik itu sendiri tidak dapat menunjukkan produksi glukosa bila tidak ada
reaksi NADP+ menjadi NADPH. Ini terjadi jika sebagian besar NADP+ yang tersedia
telah tereduksi menjadi NADPH. Pada fosforilasi nonsiklik, elektron tidak kembali ke
molekul klorofi a mula-mula, tetapi masuk ke reaksi gelap untuk menghasilkan glukosa.
Fotosistem I (PS I) harus disediakan elektron lagi. Ini diperoleh dari seluruh sistem yang
terpisan fotosistem II (PS II) yang mengekstraksi elektronnya dari sumber yang tersedia
molekul air.
(2) Fotofosforilasi Nonsiklik, cahaya yang menembus daun juga mengaktifkan antena
penangkap cahaya dari tilakoid. Pada kejadian ini, baik fotosistem I maupun
fotosistem II digunakan.
a. Keadaan I
Kegiatan pada fotosistem Idan II terjadi secara serentak,etapi untuk kejelasannnya
akan dianggap terjadi secara berurutan dimulai pada kegiatan di fotosistemII.
Sepertipada fosforilasi siklik, sebuah elektron dari klorofila bergerak menuju
lintasan yang lebih jauh dari inti, sebagai pengganti kembali ke orbital dengan
energi yang lebih rendah, kini melewati molekul penerima pada membran tilakoid.
Elektron kemudian dibawa ke permukaan dalam dari membran dan diteruskan ke
molekul yang dinamakan sitokrom pada rantai transport elektron, kemudian ke
sitokrom berikutnya dan seterusnya dengan membebaskan energi pada setiap
langkahnya. Energi dari elektron digunakan untuk megangkut ion hidrogen
menembus membran masuk ke dalam lumen seperti tampak pada siklus
fotofosforilasi. Elektron meneruskan melewati rantai sepanjang membran menuju
tempat yang sangat spesifik.
Keterangan :
Keadaaan 1 : dari fotofosforilasi nonsiklik. Pada skenario selang waktu ini, reaksi cahaya
dimuaipada fotosistem II (P680).
a.
b.
c.
d.
bagian yang kompleks dari reaksi yang bergantung cahaya, yang reaksinya
digambarkan sebagai berikut :
H2O
2e+
Ke fotosistem II
2H+
dibebaskan ke lumen
O2
ke atmosfer
Pemecahan molekul air juga membebaskan ion-ion hidrogen dan oksigen. Seperti
dapat dilihat pada formula, tidak hanya membuat elektron menjadi tersedia pada
PS II, tetapi juga ion hidrogen dibebaskan dtambahkan secara langsung untuk
membangun gradien kemiosmotik. Bila proses nonsiklik berjalan terus, banyak
sekali timbunan ion-ion hidrogen menumpuk di lumen. Perbedaan konsentrasi
pada membran tilakoid mengadilkan penyediaan energi bebas yang penting.
6. Kemiosmosis
Karena pemompaan ion hidrogen terus-menerus ke dalam lumen, seringkali lebih dari
100 kali konsentrasi ion hidrogen di dalam lumen tilakoid seperti juga di luar stroma. Karena
itu, lumen menjadi sangat asam. Seperti diketahui, molekul cenderung bergerak dari
konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Pada kejadian ini, gerakan ion
hidrogen menembus membran memberi energi membuat ATP dari ADP dan Pi.
Terdapat pada memban tilakoid celah yang kecil menmbus dimana ion-ion hidrogen
dapat melewatinya. Meskipun demikian, terhadap pencapaian permukaan luar membran
tilakoid, hidrogen harus dapat menembus partikel CP1 yang semuanya penting mengandung
enzim yang diperlukan untuk membentuk ATP. ATP dan NADPH yang terlebih dahulu akan
memberi energi yang diperlukan untuk membentuk molekul pada keadaan tergantung cahaya
sehingga molekul nutrien seperti glukosa dapat disintesis.
Gambar 5. Kemiosmosis
Keterangan :
Fosforilasi kemiosmotik melibatkan penggunaan energi bebas dari gradien osmotik untuk
membentuk ikatan energi tinggi terminal ATP. Ini terjadi bila proton dilepaskan dari lumen
tilakoid. Proton masuk ke partikel CF1, berbenturan dengan ion hidroksil, enzim fosforilasi,
ADP dan Pi. Pada skenario hipotetik reaksi fosforilasi didorong oleh energi yang dibebaskan
ketika proton dan ion hidroksil bergabung dan kehilangan energi bebasnya, karena itu
menjadi air. Beberapa dari energi ini dapat digunakan untuk membentuk ATP.
DAFTAR PUSTAKA
Sasmitamihardja, D. dan A.H. Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan
Akademik Dirjen Dikti. Depdikbud. Bandung. pp 253-281.
Tim FMIPA UPI. 2010. Fotosintesis. http://fmipa.upi.edu. Diakses tanggal 13 September
2013.
Salisbury, F. B dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press.
Gobel, Risco B. dkk. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar: Universitas
Hasanuddin Press.