Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
PEMBAHASAN IX
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK
I.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen dalam
mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial
untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya terhadap laba perusahaan.
Analisis impas & analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan
laba jangka pendek.
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Untuk memberikan gambaran proses perencanaan laba jangka pendek, berikut ini diberikan
Contoh 1 .
Departemen anggaran PT.X menyajikan laporan L/R projeksian (Projected Income Statement ) untuk
tahun anggaran 20X2 sbb:
PT. X
Laporan Laba Rugi Projeksian
Tahun Anggaran 20X2
Jumlah
Pendapatan penjualan
Rp. 500.000.000
Biaya Variabel
300.000.000
Laba kontribusi
Rp. 200.000.000
Biaya tetap
150.000.000
Laba bersih
Rp.
50.000.000
%
100%
60%
40%
30%
10%
Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, laporan L/R yang disusun dengan metode variable
costing yang membantu manajemen puncak dalam mempertimbangkan usulan kegiatan yang diajukan oleh
manajemen menengah. Keputusan jangka pendek umumnya menyangkut penambahan / pengurangan volume
kegiatan.
Dari laporan L/R yang disusun menurut metode variabel costing, manajemen dapat memperoleh
pemanfaatan dari alat-alat analisis diatas yaitu :
1.
Impas
Dari lap.L/R diatas target pendapatan (revenues) yang diharapkan perusahaan Rp. 500.000.000, dari target
tersebut manajemen memerlukan informasi berapa pendapatan minimum yang harus dicapai perusahaan
untuk tahun anggaran yang akan datang agar tidak rugi. Dari target tersebut diatas impas dapat dihitung
sebesar Rp. 375.000.000 ( Rp. 500.000.000 / 40 % ). Angka tersebut diatas menunjukkan bahwa dari target
pendapatan penjualan (revenues) yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 minimum perusahaan harus
dapat menjual Rp. 375.000.000 agar perusahaan tidak rugi.
Jika perusahaan mampu memperoleh pendapatan penjualan diatas impas, perusahaan baru dapat
menghasilkan laba. Semakin rendah impas berarti semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan laba.
2.
Margin Of Safety
Dari target pendapatan penjualan tersebut, manajemen memerlukan informasi berapa jumlah maksimum
penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi, agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan
perusahaan menderita kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut manajemen memerlukan informasi
margin of safety dari anggaran laba projeksian tahun anggaran yang akan datang. Dari data dalam contoh 1.
karena impas diatas sebesar 375.000.000, maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan
yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp. 125.000.000 ( Rp. 500.000.000 Rp.
375.000.000 ) atau 25% (Rp. 125.000.000/Rp.500.000.000).
- Semakin besar margin of safety semakin besar kesempatan perusahaan memperoleh laba, semakin kecil
margin of safety semakin rawan perusahaan terhadap penurunan target pendapatan penjualan.
- Jika margin of safety ratio, yang merupakan ratio antara margin of safety dan pendapatan penjualan
sebesar 25%, berarti penurunan target pendapatan penjualan sedikit diatas 25% telah menyebabkan
perusahaan menderita kerugian.
3.
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
4.
5.
Produk
A
500
Rp.700.000
300.000
Rp.400.000
B
300
Rp.500.000
500.000
Rp.300.000
C
200
Rp.1.000.000
600.000
Rp.400.000
Rp. 800
Rp. 1.000
Rp. 2.000
Konsumsi Jam
mesin perunit
Produk
(1)
A
B
C
Jumlah produk
yang
dihasilkan
perjam mesin
1: (1)
(2)
5
10
25
0,20
0,10
0,04
Contribition
margin perunit
produk
Total
1000
Rp. 2.500.000
1.400.000
Rp.1.100.000
800.000
Rp. 300.000
Rp. 1.100
Contribition
margin Per
jam mesin
(2) X (3)
(3)
Rp. 800
1000
2000
(4)
160
100
80
Peringkat
kemampuan
produk dalam
memanfaatkan
sumberdaya
yang langka
(5)
1
2
3
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
II.
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Impas
Impas (break-even) adalah:
a. keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
b. jika jumlah pendapatan ( revenues ) sama dengan jumlah biaya
c. laba kontribusi hanya bisa menutupi biaya tetap saja.
d. Suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi dan
laba sama dengan 0
Ada 2 cara untuk menentukan impas :
a. Pendekatan teknik persamaan
b. Pendekatan grafis
a.
Biaya tetap
Harga jual persatuan Biaya variabel persatuan
Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara mengalikan rumus impas tersebut diatas
dengan c, yaitu harga jual persatuan produk.
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Biaya Tetap
Biaya variabel per satuan
1Harga jual per satuan
Catatan : 1 - b/c disebut marginal income ratio atau contribution margin ratio. Yaitu hasil bagi laba
kontribusi dengan pendapatan penjualan.
Jadi impas dalam rupiah penjualan dpt dihitung dengan rumus sbb:
Impas (Rp) =
Biaya tetap
_
Contribution margin ratio
Biaya Tetap
Biaya variabel
1Pendapatan penjualan
Contoh 2:
Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan sepeda. Dia menyewa tempat
yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa tersebut permalam Rp.1.500. Untuk menjaga sepedadia akan
mepekerjakan dua orang, dengan upah Rp. 1.000 semalam perorang, ditambah upah insentif sebesar Rp.
2,50 perorang untuk setiap sepeda yang masuk titipan. Tarif titipan yang dibebankan kepada pemakai
jasa adalah sebesar Rp 25 persepeda semalam. Perhitungan proyeksi laba permalam apabila 500 sepeda
masuk ke tempat penitipan sepeda pak Amat disajikan sbb:
Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda
Biaya variabel:
Upah insentif untuk dua karyawan
Laba kontribusi
Biaya tetap:
Sewa tempat titipan
Upah dua orang karyawan
500 X Rp.25
500 X 2 X Rp. 2.50
JUMLAH
Rp. 12.500
2.500
Rp. 10.000
Rp. 1.500
2.000
Rp. 3.500
Rp. 6.500
Laba bersih
%
100
_
_
20
80
+
28
52
Pak Amat ingin memperoleh informasi berapa jumlah minimum sepeda yang harus masuk setiap malam
ketempat penitipan sepedanya,agar usaha titipan tersebut tidak mengalami kerugian. Jumlah sepeda
minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak Amat dapat menutup semua biaya yang
dikeluarkan semalam adalah :
Impas ( dlm kuantitas )
Biaya tetap
_
Harga jual persatuan By Variabel persatuan
3.500 _ = 175
25-5
Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah, maka usaha pak Amat akan
dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam, sehingga usaha tersebut tidak mengalami
kerugian.
Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha titipan sepeda sbb:
Impas (Rp)
=
=
Biaya tetap
_
Contribution Margin ratio
3.500 _
80%
= Rp.4.375
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Jika pada suatu malam pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sepeda sebanyak
Rp.4.375, dia dapat tenang hatinya karena dari pendapatan penjualan jasa tersebut, minimum dia sudah
dapat menutup biaya yang dikeluarkan malam ini. Dengan kata lain sepeda yang masuk sudah
mendatangkan laba 80% (contribution margin ratio) dari uang pendapatan penjualan jasa titipan sepeda
yang diterimanya.
Bukti bahwa pada pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp.4.375
usahanya belum memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam perhitungan sbb:
Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda
Biaya variabel
Laba kontribusi
Biaya tetap
:
Sewa tempat titipan
Upah dua orang karyawan
175 x Rp.25
175 x Rp. 5
Rp. 1.500
Rp. 2.000
=
=
Rp. 4.375
Rp. 875
Rp. 3.500
Rp. 3.500
0
Contoh 3:
PT. Eliona memproduksi produk A. Rencana produksi untuk thn anggaran 20X1 adalah sbb:
Kg
Sediaan awal
100
Rencana produksi
1.100
1.200
Rencana penjualan
1.000
Sediaan akhir
200
Laporan Biaya Produksi Projeksian Thn 20x1
Biaya variabel standar per kg produk :
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja variabel
Biaya overhead variabel
Jumlah biaya produksi variabel
Biaya administrasi & umum variabel
Biaya pemasaran variabel
Jumlah biaya variabel
Biaya tetap pertahun terdiri dari :
Biaya overhead pabrik tetap
Biaya pemasaran tetap
Biaya administrasi & umum
Jumlah biaya tetap setahun
Rp. 10.000
7.000
8.000
Rp. 25.000
10.000
8.000
Rp.43.000
Rp.37.400.000
15.000.000
25.000.000
Rp. 77.400.000
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
PT. ELIONA
Laporan Laba-Rugi Tahun 20x1 Projeksian
Pendapatan penjualan
Biaya variabel:
Sediaan awal
Biaya produksi variabel
1000 X Rp 172.000
Rp. 2.500.000
Rp.27.500.000
Rp.30.000.000
5.000.000
Rp. 25.000.000
1.000 X Rp.8.000
1.000 X Rp.10.000
8.000.000
10.000.000
Sediaan akhir
Biaya non produksi variabel:
By. pemasaran variabel
By. administrasi & umum variabel
Jumlah biaya variabel
Laba kontribusi
Biaya tetap:
Biaya overhead pabrik tetap
Biaya pemasaran tetap
Biaya administrasi & umum tetap
Jumlah biaya tetap
Laba bersih
Jumlah
Rp. 172.000.000
%
100%
Rp. 43.000.000
Rp. 129.000.000
25%
75%
Rp. 37.400.000
15.000.000
25.000.000
Rp.
Rp.
77.400.000
51.600.000
Rp.77.400.000
Rp.172.000 Rp. 43.000
= 600 kg
Dalam setiap penjualan 1 kg produk A berikutnya, perusahaan akan memperoleh laba sebesar
Rp.129.000 (75% X Rp.172.000) karena biaya tetap seluruhnya telah tertutup dari penjualan 600 kg
tersebut.
Misalkan dalam contoh 2 diatas , manajemen memerlukan informasi pada volume penjualan berapa
perusahaan harus menjual produknya dalam tahun anggaran 20X1 untuk mendapatkan keuntungan
misalnya Rp. 90.000.000. Maka Perencanaan volume penjualan dihitung sbb:
Volume penjualan = Biaya tetap + Laba yang diinginkan
Contribution
Margin
ratio
Berdasarkan data dalam contoh 2 diatas , volume penjualan yang dapat menghasilkan laba bersih
Rp.90.000.000 dihitung sbb:
Volume penjualan (Q) = 77.400.000 + 90.000.000
127.000 43.000
= 1,297 kg
= Rp. 223.200.000
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Jika dalam tahun 20X1 PT. Eliona mencapai tingkat penjualan sebanyak 1,297 kg atau dalam rupiah Rp.
223.200.000, maka laba bersih diperkirakan Rp. 90.000.000
b. Perhitungan Impas dengan pendekatan grafis
Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya merupakan titik impas. Untuk
dapat menentukan titik impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan,
sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan.
Jika harga jual produk persatuan sebesar c, kuantitas produk yang dijual sebesar X,biaya tetap sebesar a
dan biaya variabel sebesar b persatuan x, untuk volume penjualan sebesar X maka :
Pendapatan penjualan
= cx
Biaya variabel
= bx
Biaya tetap
=a
Contoh 4
Dalam contoh 2 diatas diketahui bahwa :
Harga jual produk persatuan (c)
= Rp. 172.000
Biaya variabel persatuan (b)
= Rp. 43.000
Biaya tetap pertahun (a)
= Rp. 77.400.000
Untuk berbagai macam volume penjualan (x) pendapatan penjualan,biaya variabel,biaya tetap dan total
biaya disajikan berikut ini:
Angka Rupiah Dalam Ribuan
Volume
Penjualan
Pendapatan
Penjualan
Biaya
Variabel
Biaya tetap
Total Biaya
Laba
(Rugi)
x
1.000
800
600
400
200
cx
Rp.172.000
137.600
103.200
68.800
34.400
bx
Rp. 43.000
34.400
25.800
17.200
8.600
a
Rp. 77.400
77.400
77.400
77.400
77.400
a+bx
Rp.120.400
111.800
103.200
94.600
86.000
cx-(a+bx)
Rp. 51.600
25.800
0
(25.800)
(51.600)
Apabila data diatas disajikan dalam bentuk grafik, maka akan tampak pada gambar 9.2
172.000.000
Pendapatan &
Biaya (juta rupiah)
Garis pendapatan
penjualan
Titik
Impas
Laba
120.400.000
80
Rugi
600
Volume Penjualan
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Non-unit related
costs
Batch-related
activity costs
Unit-level activity
costs
Non-unit related
costs
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Jika harga jual persatuan produk sama dengan c, maka persamaan laba berdasarkan activity based costing
adalah :
Y = cx1 - a b1x1 b2x2 b3x3
Keterangan :
Y
= laba
cx1 = Pendapatan penjualan (harga jual perunit kali kuantitas yang dijual yang ditunjukkan oleh unit level
activities)
a
= facility sustaining activity costs
b1
= biaya variabel persatuan unit level activity
b2
= biaya variabel persatuan batch related activity
b3
= biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1
= unit level activities
x2
= batch related activities
x3
= product sustaining activities
Dari persamaan dapat dihitung rumus perhitungan impas berdasarkan activity based costing :
X = a + b2x2 + b3x3
c-b1
Keterangan :
x= volume penjualan pada kondisi impas
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
x3 = product sustaining activities
Contoh 5
PT X memproduksi satu macam produk dengan struktur biaya sebagai berikut :
Biaya variabel perunit
Rp. 12.000
Biaya tetap setahun
Rp. 100.000.000
Harga jual produk perunit
Rp. 20.000
Impas dengan pendekatan konvensional :
Berdasarkan data tersebut dihitung impas dengan pendekatan konvensional yaitu :
Impas = Biaya tetap
= Harga jual perunit biaya variabel perunit
= 100.000.000 _
20.000 - 12.000
= 12.500 unit
Impas dengan pendekatan activity based costing
Dengan pendekatan activity based costing, biaya diatas perlu dirinci lebih lanjut seperti disajikan berikut:
Jenis biaya
Unit level activity costs
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik variabel
Biaya pemasaran variabel
20
1.000
10
Cost driver
Biaya/unit
Unit yg dijual
Rp. 6.000
Rp. 5.000
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 12.000
jam setup
jam rekayasa
Rp. 1.000.000
Rp. 30.000
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Rp. 50.000.000
Rp. 20.000.000
30.000.000
50.000.000
Rp.100.000.000
Impas = Facility sustaining activity costs + Product sustaining activity costs + Batch related activity costs
Harga jual/unit Unit level activity cost
=
2.
Margin Of Safety
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume penjualan minimum agar perusahaan
tidak menderita kerugian. Jika angka impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang
dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu, akan diperoleh informasi berapa volume penjualan yang
dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih
antara volume penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of
safety.
Dalam contoh 3, PT. Eliona merencanakan volume penjualan dalam tahun anggaran 20X1 sebesar Rp.
172.000.000 sedangkan menurut perhitungan, impas tercapai pada volume penjualan sebesar Rp.
103.200.000. Angka margin Of Safety adalah sebesar Rp. 68.800.000 (Rp. 172.000.000 Rp. 103.200.000).
Atau jika dinyatakan dalam persentase dari angka volume penjualan yang dianggarkan adalah sebesar 40%
(Rp. 68.800.000 / Rp.172.000.000).
Angka margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang direncanakan
tersebut boleh turun, agar perusahaan tidak menderita rugi atau dengan kata lain angka margin of safety
memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume penjualan yang direncanakan,yang tidak
mengakibatkan kerugian. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jika volume penjualan tahun
20X1 yang dianggarkan tersebut tidak dapat dicapai, maka maksimum penurunan yang boleh terjadi adalah
sebesar Rp. 68.800.000 atau 40% nya, agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila dihubungkan dengan marginal
income ratio (profit-volume ratio )
Laba =
Laba =
Laba kontribusi
Pendapatan penjualan
Margin of safety _
Pendapatan penjualan
Profit ratio
_
Profit-volume ratio
11
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
3.
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
4.
Rp. 172.000.000
43.000.000
12
Materi Kuliah
Akuntansi Manajemen
Laba kontribusi
Biaya tetap
Laba bersih
Jurusan Informatika
STMIK Jakarta
Rp. 129.000.000
77.400.000
Rp. 51.600.000
Dari laporan laba rugi projeksian diatas, pada tingkat penjualan Rp. 172.000.000, DOL perusahaan tersebut
adalah sebesar 2,5 kali ( Rp. 129.000.000 / Rp. 51.600.000).
Pada tingkat penjualan tersebut jika misalnya Departemen pemasaran mengusulkan promosi produk dengan
cara tertentu, yang diperkirakan akan mengakibatkan kenaikan volume penjualan sebesar 5%, maka dengan
cepat manajemen dapat memperkirakan kenaikan laba bersih sebesar 12,5% (2,5 X 5 %)
DOL menjadi semakin tinggi jika perusahaan beroperasi disekitar keadaan impas. Misalnya PT.Eliona
beroperasi pada volume penjualan 5% diatas impas, maka laporan laba rugi dan DOL dapat dilihat seperti
berikut ini:
Pendapatan penjualan
Biaya variabel
Laba kontribusi
Biaya tetap
Laba bersih
Rp. 108.360.000
27.090.000
Rp. 81.270.000
77,400.000
Rp. 3.870.000
Misalnya pendapatan penjualan mengalami penurunan 2% saja pada tingkat penjualan Rp. 108.360.000
tersebut, maka laba bersih akan mengalami penurunan sebesar 42 % (21 X 2%). Sebagai bukti dapat dilihat
laporan laba rugi berikut:
Pendapatan penjualan
Biaya variabel
Laba kontribusi
Biaya tetap
Laba bersih
Rp. 108.360.000
27.090.000
Rp. 81.270.000
77.400.000
Rp.
3.870.000
Pendapatan penjualan
turun 2%
Perubahan
Rp. 106.192.800
26.548.200
Rp. 79.644.600
77.400.000
-2 %
Rp.
2.244.600
-42%
Penurunan pendapatan penjualan 2%, laba bersih turun sebesar Rp. 1.625.000 atau sebesar 42% (Rp.
1.625.400 / Rp.3.870.000).
Daftar Pustaka :
Mulyadi; Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa; Penerbit Salemba Empat; edisi 3; 2001
13