Kegawatdaruratan
Pembimbing: dr. Rommy F. Nadeak
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Transpor Oksigen
DO2 = CO x CaO2
CaO2==CO
DO2
% x (% saturasi x 1,39 x [Hb])
Anemia
Kondisi dimana jumlah sel darah
merah (dan juga kemampuan
kapasitas pengangkutan
oksigennya) tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis
tubuh
Populasi
Non-anemia
Anemia
Ringan Sedang
Berat
11
10-10,9
7-9,9
<7
11,5
11-11,4
8-10,9
<8
12
11-11,9
8-10,9
<8
12
11-11,9
8-10,9
<8
Wanita hamil
11
10-10,9
7-9,9
<7
13
11-12,9
8-10,9
<8
Klasifikasi Anemia
Penurunan
produksi eritrosit
Mikrositik
Normositik
Makrositik
Hilangnya eritrosit
(perdarahan)
Gejala Klinis
Pasien
Diagnosis
Darah
lengkap
Morfologi darah tepi
Retikulosit
Uji fungsi perdarahan
Anemia Akut
Biasanya
berhubungan dengan
kondisi traumatis seperti kecelakaan
atau luka parah
Efek kombinasi antara hipovolemia
dan anemia dapat menyebabkan
hipoksia atau anoksia jaringan
melalui penurunan cardiac output
Telaah sumber perdarahan
Dapat terjadi tanpa penurunan
volume plasma
Anemia Kronis
Perdarahan
kronis seringkali
berhubungan dengan gangguan
gastrointestinal
Pada anemia kronis, perdarahan
dalam jumlah kecil terjadi selama
masa yang cukup lama, biasanya
hitungan bulan.
Gambaran anemia dapat terlihat
ketika simpanan besi telah habis
Hubungan Hb-Ht
Nilai
Hb memberikan pengukuran
langsung terhadap kemampuan
pengangkutan oksigen darah,
sedangkan Ht memberikan
pengukuran tidak langsung
Hubungan antara Ht dan Hb
berbentuk non-linear dengan
rasio cenderung sejumlah 3
Cardiac Output
Cardiac output meningkat sesuai tingkat keparahan anemia*
Peningkatan cardiac output terjadi akibat peningkatan stroke volume*
Kontribusi dari frekuensi denyut jantung terhadap cardiac output bervariasi*
LAPORAN KASUS
Anamnesis
KU:Penurunan Kesadaran
Telaah:Hal ini dialami OS 1 hari ini. Timbul
secara perlahan, kejang (-) trauma kepala (-),
sesak nafas (+) 1 hari ini, DOE (-), PND (-), OP (-),
demam (+) 1 hari ini, bersifat hilang timbul.
Riwayat perdarahan dari hidung (+) 2 hari yang
lalu, mimisan (+), gusi berdarah (+), BAB hitam
(+), muntah hitam(-). Badan sering lebam-lebam
(+), Riwayat darah tinggi (-), sakit gula (-).
BAB (+) N, BAK (+) N.
RPT : ITP
RPO
:Methylprednisolone
Time Sequence
Kesimpulan
Obstruksi
Parsial jalan
napas (upper
airway)
Penanganan
- Bebaskan jalan nafas
dengan triple airway
manouver, lalu dengan
pemasangan orofaring tube
- Suction reguler
Hasil
Snoring dapat
diatasi
B (breathing)
RR = 36 x/i, suara
pernapasan : vesikuler
Takipnoe
RR = 28 x/i
dijumpai
perbaikan tapi
tidak adekuat
TD = 115/49
HR = 127 x/i
Gargling dapat
diatasi
C (circulation )
Syok ec
Passive leg raising
hemoragik dd
- CRT >2
sepsis
Pasang 2 IV line bore besar
- Perfusi perifer menurun
dan diberi cairan HES
perbaikan syok
- t/v tidak teraba
1000 cc dalam 30 menit
tapi tidak
- TD = tidak dapat dinilai
adekuat
- HR = 140 x/i
D (Dissability)
sens :Sopor
Penurunan
Kesadaran
Perbaiki
Pasien
delivery oxygen somnolen
pertahankan AB-C
E (Exposure)
Susp. Gangguan
Terdapat lebam-lebam hemostatis
di sekujur tubuh tanpa
riwayat trauma
Periksa fungsi
perdarahan
Secondary Survey
B1
B2
B3
B4(Bladder)
B5
B6
Laboratorium
Darah
Lengkap
Analisa
Gas Darah
pH
: 7,350
pCO2: 21.6 mmHg
pO2: 130.1 mmHg
HCO3: 11.7mmol/L
Total CO2: 12.3mmol/L
Kelebihan Basa: -11.5mmol/L
Saturasi 02: 95.0%
Asidosis
metabolik
kompensasi
respiratorik
penuh
Faal
Hemostasis
Metabolisme
Karbohidrat
Ginjal
EKG
Kesimpulan
: sinus
takikardi
RR (x/i)
SO2(%)
TD (mmHg)
Nyeri
11.50
36x/i
82
115/49 mmHg
00.00
28x/i
93
117/59 mmHg
00.10
28x/i
95
110/40 mmhg
00.20
24x/i
95
80/palpasi
00.30
apnea
86
70/palpasi
00.40
16x/i
(Bantuan)
92
arrest
00.45
16x/i
(Bantuan)
83
106 x/i
ROSC
00.55
MBO
Keterangan
Pemasangan
intubasi
RJPO 5 siklus
Epinefrin 2 amp
MASALAH DAN
PEMBAHASAN
Masalah
Penurunan
Pembahasan
Takipnea