Batasan
Suatu infeksi sistemik yang akut, yang disebabkan oleh Samonella typhi. Bersama
paratifoid fever dikenal sebagai enteric fever.
Etiologi
Sumber: manusia
Penularan: melalui makanan dan minuman (lintas oro-fecal)
Terutama menyerang anak < 10 tahun
Dosis infeksi 105-109.
Patogenesis
Infeksi oral melekat pada villi usus
Invasi/penetrasi mukosa lamina propria limfolikel (plaques dari Peyer)
kelenjar limfe mesenterial
Mengalami eliminasi dan multiplikasi di dalam RES
Invasi ke dalam darah (bakteremia) uptake oleh RES (lien, hepar, sumsum
tulang) eliminasi dan multiplikasi di dalam RES
Invasi ke dalam darah (bakteremia) ekskresi melalui kandung empedu
(kolesistitis) ke usus dan organ/jaringan lain
Kuman yang mati melepaskan endotoksin menimbulkan gejala klinik dan
berbagai kelainan.
Patologi
Di dalam usus (ileum terminal, colon ascenden) terjadi inflamasi, hiperplasi,
nekrosis, ulserasi/perforasi dan kemudian penyembuhan
Di dalam limfolikel, kelenjar limfe, hepar, lien dan sumsum tulang terjadi infiltrasi
hiperplasi dan nekrosis
Di jantung: degenerasi parenkim dan miokarditis interstitial
Paratifus
Bruselosis
Meningoensefalitis
Tbc
Tata Laksana
Suportif: istirahat (lama dan bentuk tergantung stadium dan beratnya penyakit),
cairan dan elektrolit, nutrisi (tergantung stadium dan beratnya penyakit, vitamin
dan kadang-kadang transfusi
Simptomatis: antipiretika/analgetika, antikonvulsan
Antibiotika
o Bila terdapat febris dan bakteremia:
- Kloramfenikol: 50 - 100 mg/kg.bb/hari, 2-3 minggu per oral; Parenteral 25-50
mg/kg.bb/hari, sesuai kebutuhan
- Tiamfenikol: 50-100 kg.bb/hari, 2-3 minggu
- Ampisilin: 100 - 200 mg/kg.bb/hari, oral atau parenteral, 2-3 minggu
- Kotrimoksasil: bila terdapat dugaan resisten, TMP 6-10 mg dan SMZ 30-50
mg/kg.bb/hari, 2-3 minggu
- Sefalosporin generasi III Seftriakson 100 mg/kg.bb/hari, iv, dibagi dalam 1
atau 2 dosis (maksimal 4 gram sehari) selama 5-7 hari atau sefotaksim 150200 mgkkg.bb/hari dibagi dalam 3-4 dosis pada isolat yang rentan. Cefixime
oral 10-15 mg/kg.bb/hari selama 10 hari dapat diberikan sebagai alternatif,
terutama apabila dijumpai jumlah leukosit < 2000/ul atau dijumpai
resistensi terhadap S. typhi
o Bila terdapat supurasi/diseminasi ekstraintestinal
- obat-obatan seperti diatas, diberikan 4-6 minggu
o Terhadap relaps: antibiotika seperti diatas.
o Terhadap karier: ampisilin seperti diatas, ditambah probenesid yang setara
Kortikosteroid
o bila berat/sangat toksis, deksametason 3 mg/kg.bb 1 mg/kg.bb tiap 6 jam
Operatif: bila terjadi perforasi.
Pencegahan
Kebersihan pribadi dan lingkungan
Strict barrier precautions : sterilisasi ekskreta, pakaian dan alat-alat bekas pakai
Vaksinasi (proteksi terbatas) dicoba vaksin purified Vi capsular polysaccharide.
Daftar Pustaka
1. Colon AR, Gross DR, Tarner MA. Typhoid fever in children. Pediatric 1975;56:606.
2. Hornick RB, Greisman SE, Woodward TE et al. Typhoid fever. Patogenesis and
immunological control. N Engl J Med 1970;283:686-739.
3. Hornick RB, Greasman SE. On the pathogenesis of typhoid fever. Arch Intern Med
1979;138:359.
4. Rosenstein BJ. Salmonellosis in infant and children. J Pediatr 1967;70:1.
5. Sanders WL. Treatment of typhoid fever: a comparative trial of ampicillin and
chloramphenicol. Brit Med J 1965;11:1226.
6. Soe GB, Overturf GD. Treatment of typhoid fever and other systemic salmonellosis with
cefotaxime, ceftriaxone, cefoperazone and other new cephalosporine. Rev Infect Dis
1987;9:719.
7. Sylvia Retnosari, Alan R Tumbelaka. Pendekatan Serologik dan pelacak antigen S typhi.
Sari Pediatri 2000; 2(2):90-5.