BAB 4 Freis
BAB 4 Freis
13113044
BAB 4
ANALISIS
Analisis Hasil:
Dari keadaan awal benda kerja akan dibentuk specimen berbentuk T-Slot dengan dimensi
20 x 16 x 25 seperti gambar yang ada di modul. Pembentukan T-Slot menggunakan mesin freis
vertical dengan memilih parameter proses berupa kecepatan potong dan kecepatan makan yang
diinginkan. Pada praktikum ini kami mengatur kecepatan potong dengan memilih spindle motor
I F sebesar 212 RPM dan kecepatan makannya dengan pengaturan motor II B2 A1 sebesar 56
mm/min. Karna dimensi specimen yang ada dan specimen yang akan dibentuk hanya berbeda
pada tingginya saja maka kami hanya melakukan pemotongan tinggi sebesar 3.8 mm.
pemotongan ini menggunakan pengaturan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kecepatan
makan yang dilakukan meja kerja diatur secara otomatis agar didapat hasil potong yang halus
dan merata disetiap permukaan potongnya. Sedangkan untuk proses pemotongan kita memilih
untuk melakukan proses freis naik di setiap proses pemotongan akhirnya agar dihasilkan
permukaan yang halus. Begitu pula dalam pembentukan T-Slot nya, namun dalam praktikum kita
coba sesekali melakukan proses makan secara manual dan dihasilkan permukaan yang kurang
rata.
Kecepatan potong
Kecepatan potong yang dipilih sebesar 212 RPM yaitu motor I F. untuk memilih
kecepatan potong kita menggunakan tuas milling cutter I arah kanan. Kiri kanan
membedakan arah putar spindle CCW atau CW. Tuas ini disesuaikan dengan arah
mata pahat. Karna arah mata pahat tajam kita CW maka kita menggunakan
milling cutter disebelah kanan. Sedangkan milling cutter I dan II berbeda pada
tingkat putarannya. Tingkat putaran milling cutter II lebih besar dari tingkat
putaran milling cutter I. pemilihan ini disesuaikan dengan material benda kerja
yang akan di proses. Sedangkan material benda kerja kita adalah baja aluminium
yang tidak terlalu keras sehingga dengan motor F sebesar 212 RPM cukup untuk
melakukan pemotongan. Pemilihan alfabetis tuas dapat dilihat dari table yang ada
di mesinnya. Semakin tinggi tingkat alfabetisnya semakin besar kecepatan putar
motor.
Kecepatan makan
Kecepatan makan yang dipilih sebesar 56 mm/min yaitu hasil motor II B2 A1.
Pemilihan motor dilakukan menggunakan tuas Advance. Pemilihan ini
disesuaikan dengan kecepatan makan yang diinginkan. Perbedaan motor II dan
motor I pada advance terletak pada kelipatan tingkatan kecepatan makannyanya.
Motor II memiliki kecepatan makan yang lebih besar dari motor I. pemilihan
tingkatan B dan A dilakukan dengan memutar tuas disebelah table kecepatan
makan pada mesin freis. Kecepatan makan harus disinkronkan dengan kecepatan
potong tidak boleh lebih cepat dari kecepatan potong agar permukaan yang akan
dipotong terproses secara merata.
Pemilihan Proses
Proses akhir freis yang dipilih adalah proses freis naik untuk hasil akhir yang
lebih halus. Sedangkan untuk proses pertengahan boleh menggunakan freis naik
maupun freis turun. Hasil yang dapat dilihat adalah hasil akhir maka proses
finishing harus diperhatikan lebih. Pada praktikum kita memilih proses akhirnya
menggunakan proses freis naik dimana arah kecepatan potong berlwanan dengan
arah gerak benda kerja. Ini menghasilkan permukaan yang halus tanpa jejak.
Mengapa? Karna saat arah potong berlawana dengan arah gerak permukaan benda
yang dipotong akan tersapu keseluruhan, ini pun dapat dianalogikan arah
kcepatan potongnya bergerak dua kali lebih cepat dari meja yang diam.
Sedangkan jika menggunakan proses freis turun dimana arah potong searah
dengan arah gerak benda maka kecepatan arah potongnya dikurangi kecepatan
relative benda kerja terhadap pahatnya. Pada kecepatan yang lambat ini biasa
terjadi pemotongan yang tidak merata sehingga terlihat ada garis-garis jejak.
Backlash
Terjadinya backlash dapat dilihat dari tidak tepatnya pengukuran yang dilakukan
mesin, saat kita mengatur agar terjadinya pemotongan sebesar 0.5 mm satu arah
potong secara otomatis namun ternyata pemotongan yang dilakukan mesin hanya
sebesar 0.4 mm. Ini terlihat dari pemotongan yang seharusnya dilakukan 6 kali
untuk memotong sebesar 3 mm menjadi pengulangan sebanyak 7 kali. Selain itu
backlash juga terjadi saat melakukan penyetingan zero position yang ternyta tidak
berada pada posisi nolnya. Backlash biasa terjadi pada mesin yang umurnya sudah
tua. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan perawatn rutin terhadap mesin
error sangat sulit untuk dihindari. Padahal proses makan dibutuhkan kecepattan
yang konstan agar setiap permukaannya mendapat pemotongan yang merata.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengoperasian mesin freis dapat dilakukan dengan memasang benda kerja pada ragum,
memasang pahat, memosisikan mesin, mengatur kecepatan potong dengan tuas milling
Saran
Pahat yang digunakan sebaiknya lebih banyak lagi, jadi praktikan dapat menganalisis
perbedaannya lebih jauh
Mesin yang digunakan sebaiknya mesin baru yang lebih canggih sehigga dapat
menghindari backlash dan praktikan dapat mengoperasikan mesin yang lebih kompleks
Benda kerja yang diproses lebih rumit sehingga lebih mahir dalam memotong bentuk
yang kompleks
Tugas Tambahan
1. Mana yang lebih halus proses naik atau proses turun ?
Jawab : Proses naik
Pada proses freis naik arah kecepatan potong berlwanan dengan arah gerak benda
kerja. Ini menghasilkan permukaan yang halus tanpa jejak. Mengapa? Karna saat
arah potong berlawana dengan arah gerak permukaan benda yang dipotong akan
tersapu keseluruhan, ini pun dapat dianalogikan arah kcepatan potongnya
bergerak dua kali lebih cepat dari meja yang diam. Sedangkan jika menggunakan
proses freis turun dimana arah potong searah dengan arah gerak benda maka