Anda di halaman 1dari 6

Zara Karunia Tanjung

13113044

BAB 4
ANALISIS

Prosedur Pratikum yang Dilakukan


Pembuatan T-Slot
Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Pengecekan kondisi mesin dan pastikan mesin dalam keadaan baik
Pemasangan pahat freis vertical pada kepala putar dari mesin freis
Pemasangan parallel blok dan penempatan benda kerja pada ragum yang
telah ada di mesin freis. Pastikan benda kerja lebih tinggi dari mulut
ragum sehingga tidak menghalangi kerja mesin freis ke benda kerja, lalu
kencangkan ragum
Posisikan pahat terhadap benda kerja, pastikan memudahkan proses
freisnya. Pemosisian dapat menggunakan 3 tuas yg berfungsi untuk
menggeser benda kerja kiri/kanan, maju/mundur, dan naik/turun.
Pemilihan tingkat putaran spindle. Pada praktikum kali ini kita
menggunakan motor I dengan spindle F (212 Rpm)
Pemilihan kecepatan makan. Pada praktikum kita memilih kecepatan
makan motor II B2 A1 sebesar (56 mm/min)
Mengatur kedalaman potong dengan menggerakan meja kerja
menggunakan tus kiri/kanan, pada praktikum kita menggunakan tuas
otomatis
Melakukan proses freis naik (arah kecepatan potong berlawanan dengan
arah gerak benda kerja) dan proses freis turun (arah kecepatan potong
searah dengan arah gerak benda kerja)
Analisis Hasil Benda Kerja
Keadaan Awal :

Benda kerja berbentuk balok dengan dimensi 20 x 19.8 x 25.

Analisis Hasil:
Dari keadaan awal benda kerja akan dibentuk specimen berbentuk T-Slot dengan dimensi
20 x 16 x 25 seperti gambar yang ada di modul. Pembentukan T-Slot menggunakan mesin freis
vertical dengan memilih parameter proses berupa kecepatan potong dan kecepatan makan yang
diinginkan. Pada praktikum ini kami mengatur kecepatan potong dengan memilih spindle motor
I F sebesar 212 RPM dan kecepatan makannya dengan pengaturan motor II B2 A1 sebesar 56

Zara Karunia Tanjung


13113044

mm/min. Karna dimensi specimen yang ada dan specimen yang akan dibentuk hanya berbeda
pada tingginya saja maka kami hanya melakukan pemotongan tinggi sebesar 3.8 mm.
pemotongan ini menggunakan pengaturan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kecepatan
makan yang dilakukan meja kerja diatur secara otomatis agar didapat hasil potong yang halus
dan merata disetiap permukaan potongnya. Sedangkan untuk proses pemotongan kita memilih
untuk melakukan proses freis naik di setiap proses pemotongan akhirnya agar dihasilkan
permukaan yang halus. Begitu pula dalam pembentukan T-Slot nya, namun dalam praktikum kita
coba sesekali melakukan proses makan secara manual dan dihasilkan permukaan yang kurang
rata.

Analisis Parameter Proses


Parameter proses yang digunakan :

Kecepatan potong
Kecepatan potong yang dipilih sebesar 212 RPM yaitu motor I F. untuk memilih
kecepatan potong kita menggunakan tuas milling cutter I arah kanan. Kiri kanan
membedakan arah putar spindle CCW atau CW. Tuas ini disesuaikan dengan arah
mata pahat. Karna arah mata pahat tajam kita CW maka kita menggunakan
milling cutter disebelah kanan. Sedangkan milling cutter I dan II berbeda pada
tingkat putarannya. Tingkat putaran milling cutter II lebih besar dari tingkat
putaran milling cutter I. pemilihan ini disesuaikan dengan material benda kerja
yang akan di proses. Sedangkan material benda kerja kita adalah baja aluminium
yang tidak terlalu keras sehingga dengan motor F sebesar 212 RPM cukup untuk
melakukan pemotongan. Pemilihan alfabetis tuas dapat dilihat dari table yang ada
di mesinnya. Semakin tinggi tingkat alfabetisnya semakin besar kecepatan putar
motor.

Kecepatan makan
Kecepatan makan yang dipilih sebesar 56 mm/min yaitu hasil motor II B2 A1.
Pemilihan motor dilakukan menggunakan tuas Advance. Pemilihan ini
disesuaikan dengan kecepatan makan yang diinginkan. Perbedaan motor II dan
motor I pada advance terletak pada kelipatan tingkatan kecepatan makannyanya.
Motor II memiliki kecepatan makan yang lebih besar dari motor I. pemilihan
tingkatan B dan A dilakukan dengan memutar tuas disebelah table kecepatan
makan pada mesin freis. Kecepatan makan harus disinkronkan dengan kecepatan
potong tidak boleh lebih cepat dari kecepatan potong agar permukaan yang akan
dipotong terproses secara merata.

Zara Karunia Tanjung


13113044

Pemilihan Proses
Proses akhir freis yang dipilih adalah proses freis naik untuk hasil akhir yang
lebih halus. Sedangkan untuk proses pertengahan boleh menggunakan freis naik
maupun freis turun. Hasil yang dapat dilihat adalah hasil akhir maka proses
finishing harus diperhatikan lebih. Pada praktikum kita memilih proses akhirnya
menggunakan proses freis naik dimana arah kecepatan potong berlwanan dengan
arah gerak benda kerja. Ini menghasilkan permukaan yang halus tanpa jejak.
Mengapa? Karna saat arah potong berlawana dengan arah gerak permukaan benda
yang dipotong akan tersapu keseluruhan, ini pun dapat dianalogikan arah
kcepatan potongnya bergerak dua kali lebih cepat dari meja yang diam.
Sedangkan jika menggunakan proses freis turun dimana arah potong searah
dengan arah gerak benda maka kecepatan arah potongnya dikurangi kecepatan
relative benda kerja terhadap pahatnya. Pada kecepatan yang lambat ini biasa
terjadi pemotongan yang tidak merata sehingga terlihat ada garis-garis jejak.

Fenomena yang Terjadi

Backlash
Terjadinya backlash dapat dilihat dari tidak tepatnya pengukuran yang dilakukan
mesin, saat kita mengatur agar terjadinya pemotongan sebesar 0.5 mm satu arah
potong secara otomatis namun ternyata pemotongan yang dilakukan mesin hanya
sebesar 0.4 mm. Ini terlihat dari pemotongan yang seharusnya dilakukan 6 kali
untuk memotong sebesar 3 mm menjadi pengulangan sebanyak 7 kali. Selain itu
backlash juga terjadi saat melakukan penyetingan zero position yang ternyta tidak
berada pada posisi nolnya. Backlash biasa terjadi pada mesin yang umurnya sudah
tua. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan perawatn rutin terhadap mesin

Kehalusan freis naik


Proses freis naik menghasilkan permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan
proses freis turun. Proses freis naik arah kecepatan potongnya berlawana arah
dengan arah gerak meja kerjanya. Proses freis turun arah kecepatan potongnya
searah dengan gerak meja kerjanya. (seperti yang telah dibahas pada analisis
parameter)

Ketidak rataan permukaan pada proses makan manual


Saat melakukan proses makan secara manual didapat permukaan yang kurang rata
dibandingkan proses makan secara otomatis. Hal ini dikarenkan proses secara
manual sangat bergantung pada orang yang menggerakannya sedangkan human

Zara Karunia Tanjung


13113044

error sangat sulit untuk dihindari. Padahal proses makan dibutuhkan kecepattan
yang konstan agar setiap permukaannya mendapat pemotongan yang merata.

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengoperasian mesin freis dapat dilakukan dengan memasang benda kerja pada ragum,
memasang pahat, memosisikan mesin, mengatur kecepatan potong dengan tuas milling

Zara Karunia Tanjung


13113044

cutter, kecepatan makan dengan tuas advance, menghidup matikannya menggunakan


tombol on/off, menjalankan meja kerja secara otomatis dengan tombol kiri/kanan.
Gerak makan pada mesin freis adalah gerakan meja kerja kekiri-kanan memperluas
permukaan potong, sedangkan gerak potongnya dalah gerakan memutar pahat
menghasilkan ragum pada benda kerja.
Parameter proses pada mesin freis berupa kecepatan potong, kecepatan maka, dan proses
yang digunakan.

Saran

Pahat yang digunakan sebaiknya lebih banyak lagi, jadi praktikan dapat menganalisis
perbedaannya lebih jauh
Mesin yang digunakan sebaiknya mesin baru yang lebih canggih sehigga dapat
menghindari backlash dan praktikan dapat mengoperasikan mesin yang lebih kompleks
Benda kerja yang diproses lebih rumit sehingga lebih mahir dalam memotong bentuk
yang kompleks

Tugas Tambahan
1. Mana yang lebih halus proses naik atau proses turun ?
Jawab : Proses naik
Pada proses freis naik arah kecepatan potong berlwanan dengan arah gerak benda
kerja. Ini menghasilkan permukaan yang halus tanpa jejak. Mengapa? Karna saat
arah potong berlawana dengan arah gerak permukaan benda yang dipotong akan
tersapu keseluruhan, ini pun dapat dianalogikan arah kcepatan potongnya
bergerak dua kali lebih cepat dari meja yang diam. Sedangkan jika menggunakan
proses freis turun dimana arah potong searah dengan arah gerak benda maka

Zara Karunia Tanjung


13113044

kecepatan arah potongnya dikurangi kecepatan relative benda kerja terhadap


pahatnya. Pada kecepatan yang lambat ini biasa terjadi pemotongan yang tidak
merata sehingga terlihat ada garis-garis jejak.
2. Jelaskan mesin freis bed type
Jawab :
Mesin freis tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada
jenis mesin freis yang pertama. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang
biasanya relatif besar menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan
manufaktur. Tipe ini kadang-kadang disebut sebagai production type machune
millng digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar
( 90-900 kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja
hanya horizontal, spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan
dipasang dengan menyetel spacer.

Anda mungkin juga menyukai