Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN ISLAM TERHADAP PERANAN VITAMIN E DALAM


UNTUK MENCEGAH ATHEROGENESIS

3.1.

Pencegahan Atherogenesis Menurut Pandangan Islam


Atherogenesis adalah suatu proses pembetukan plak atheroma yang

selanjutnya menyebabkan penyakit atherosklerosis. Atherosclerosis merupakan


salah satu penyakit pembuluh darah yaitu terjadi pengerasan dan penebalan
dinding pembuluh darah diakibatkan pengendapan lemak.
Penyakit adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kelalaian dari
seseorang yang tidak menjaga kesehatannya dengan baik. Namun penyakit pula
diberikan oleh Allah SWT sebagai suatu ujian, maka dalam menghadapi keadaan ini
seorang muslim yang menderita suatu penyakit diharapkan bersabar, tidak gelisah
serta tetap berusaha melakukan pengobatan yang sesuai dengan ajaran Islam
(Arianto, 2006).
Kebahagiaan di dunia dapat diraih jika terpenuhi kebutuhan hidup di
dunia, baik fisik, material, mental, spiritual maupun emosional seperti makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, dapat beribadah dengan tenang, serta dapat
hadir ditengah lingkungan dengan percaya diri, yang inilah termasuk kebutuhan
emosional seperti sehat, tidak merasa cacat dan merasa wajar atau normal
(Arianto, 2006).

33

Sehat merupakan hal yang didambakan oleh setiap manusia, begitu juga
Nabi senantiasa berdoa untuk kesehatannya, yang senantiasa diucapkan dalam
doa beliau sebagainan doa tersebut. Sebagaimana firman Allah :

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat


dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. AlBaqarah 2 : 201
Kesehatan badan sangat di utamakan, karena dengan badan yang sehat
akan memudahkan melakukan ibadah lebih sempurna dan optimal. Sebagaimana
dijelaskan dalam kaidah ushuliyyat menyatakan:

Kesehatan badan didahulukan atas kesehatan agama


Begitu pentingnya nilai suatu kesehatanyang merupakan unsure terpenting
dalam kehidupan manusia, karena dengan kondisi yang sehat manusia dapat
beribadah

dan

beraktivitas

secara

sempurna.sebagaimana

anjuran

Nabi

Muhammad SAW terhadap Abbas:

Dari Ibn Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap


Rasulullah SAW, saya bertanya : Ya Rasulullah ajarkan kepadaku
sesuatu doa yang akan dibaca dalam doaku.Nabi menjawab :

34

Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku


menghadap lagi pada kesempatan yang lain saya bertanya : Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan dibaca dalam
doaku. Nabi menjawab : Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah
SAW mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan di akhirat
(HR. Ahmad, al-Turmudzi, dan al-Bazzar).
Al-Qur'an melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan seperti
membiarkan tubuh menderita suatu penyakit dan salah satunya adalah
membiarkan terjadinya atherogenesis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam
beraktivitas nantinya. Dalam ajaran agama Islam tubuh mempunyai hak sesuai
dengan fungsi dan daya tahannya (Ishaq, 2005). Sebagaimana dinyatakan oleh
Nabi Muhammad SAW :

Bahwa badanmu mempunyai hak (HR. Muslim).


Dari hadis di atas nampak jelas bahwa menjaga agar tidak terkena penyakit
adalah lebih baik daripada mengobatinya sebagaimana ushuliyyat menyatakan:







Menolak lebih mudah daripada menghilangkan
Sebagai doa pencegah datangnya penyakit, Rasulullah telah mengajarkan kepada
para sahabat sebagaimana Abdullah bin Umar, dia berkata, Di antara doa
Rasulullah Saw. adalah:



Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya
kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang
35

telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba,


dan dari segala kemurkaan-Mu]. (HR. Muslim no. 2739).
Aterogenesis merupakan suatu keadaan yang nantinya akan berkembang
menjadi penyakit atherosklerosis. Atheroskleoris juga dapat berkembang menjadi
faktor resiko berbagai penyakit seperti stroke dan penyakit jantung koroner yang
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk dapat menghalangi aktivitas
bekerja dan beribadahnya seorang muslim dan bahkan menyebabkan kematian.
Dalam ajaran Islam, setiap penyakit harus dicegah dan diobati termasuk proses
atherogenesis, sehingga tidak membiarkan penyakit tersebut bertambah parah dan
dapat merusak badannya karena setiap badan mempunyai hak untuk sehat, dan
setiap hak akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
Menjaga kesehatan merupakan bagian dari ibadah karena kesempatan
beribadah dipengaruhi oleh kesehatan, maka untuk itu jika seorang muslim
menderita suatu penyakit maka diharuskan untuk berobat. Dengan jiwa raga yang
sehat, manusia dapat melakukan amal yang berguna. Oleh karena itu jika
kesehatan tidak disyukuri sebagai nikmat dari Allah SWT yang perlu dijaga dan
tidak dipergunakan untuk beribadah maka ia telah merugi (Zuhroni, 2001).
Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa ajaran Islam menekankan agar
manusia menjaga kesehatan. Menolak lebih mudah daripada menghilangkan,
termasuk pencegahan atherogenesis yang dapat berakibat timbulnya berbagai
penyakit diantaranya terjadi aterosclerosis.

36

3.2.

Vitamin E dan Makanan Sehat Menurut Islam


Makan dan minum merupakan fitrahnya manusia untuk dapat bertahan

hidup, dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, manusia dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit. Namun tidak semua makanan itu baik bagi tubuh,
banyak pula terdapat makanan yang bahan bakunya ataupun kandungan
didalamnya tidak baik bagi tubuh (Qaradhawi, 2005).
Dalam hal ini Allah SWT selalu mengingatkan kepada umat manusia agar
selalu memperhatikan terhadap makanan yang dikonsumsi, karena bukan hal yang
mustahil apabila makanan yang dikonsumsi ternyata tidak hanya bermanfaat
untuk mengenyangkan perut, tetapi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan dan minuman sehat dalam Islam sangat terkait dengan kehalalannya,
cara mendapatkannya dan begitu juga apakah makanan tersebut baik dikonsumsi
untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh (Zulmaizarna, 2009). Hal ini
sesuai dengan perintah Allah SWT yang memerintahkan agar manusia untuk
selalu memeperhatikan makananan yang dikonsumsi. Sebagaimana firman Allah
SWT :


Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS
Abasa(80):24 )
Ajaran Islam mengajarkan agar memakan makanan yang halal dan baik,
sebagaimana firman Allah SWT :

37

Dan makanlah makanan


yang hala l lagi baik dari apa yang Allah
telah
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. (QS Al-Maidah (5):88)
Disamping menjaga makanan yang halal dan baik, juga harus memperhatikan
keseimbangan dari makanan yang di makan. Makanan seimbang dipandang
sebagai faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Menurut Islam, makanan
seimbang adalah makanan yang ideal, baik kualitas dan kuantitas. Makanan
seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagai perwujudan bagi
keseimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada segala sesuatu (AsSayyid, 2006).
Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas menyatakan bahwa ajaran Islam
mengajarkan tentang pola makan yang baik. Persyaratan utama makanan adalah
halal dan baik, juga tidak berlebihan karena makan yang berlebihan dapat
menimbulkan penyakit.
Menurut Zulmaizarna (2009) Hidup di zaman globalisasi makanan dan
minuman yang dikonsumsi manusia, secara umum terdiri dari 4 kategori
diantaranya :
1. Hewani
Daging hewan ada yang berasal dari binatang ternak, binatang liar yang
hidup di darat dan udara, juga ada binatang yang hidup di air laut dan air tawar.
a. Daging hewan ternak, yang dapat dikonsumsi bagi setiap muslim,
diantaranya daging sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan lainnya,
sebagaimana firman Allah SWT :

38

Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya


untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. (QS Al
Mumin (40):79)
b. Daging hewan yang hidupnya di air, semuanya halal baik yang berupa ikan
atau bukan, yang mati dengan ada sebabnya atau tidak, sebagaimana firman
Allah SWT :




Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu
(menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan
bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan. (QS Al Maidah (5):96).
2. Nabati
Makanan yang berbahan nabati secara keseluruhan halal, dan karena itu
boleh dikonsumsi, kecuali yang mengandung racun, atau yang membahayakan
kesehatan fisik dan psikis manusia. Berbagai jenis tanaman yang tumbuh
dipermukaan bumi banyak memberi manfaat bagi manusia dalam bentuk buahbuahan, pepohonan dan rerumputan yang telah disediakan Allah untuk
kepentingan manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :


Lalu kami tumbuhkan biji-bijian dibumi itu, anggur dan sayursayuran.(QS Abasa (80):27-28).
3. Makanan dan minuman olahan
Makanan dan minuman olahan adalah makanan dan minuman yang bahan
bakunya berasal dari hewani, nabati, susu dan madu dengan proses teknologi.
39

Makanan-makananan tersebut dikemas dalam wadah ataupun kaleng agar dapat


disimpan lebih lama.
Aturan makan dan minum dalam ajaran Islam, disyaratkan harus halal dan
baik juga proporsional. Makan dan minum secara proporsional merupakan resep
sehat menyangkut kualitas dan kuantitasnya sebagaimana yang disampaikan
Rasulullah saw. Adalah tengah-tengah, tidak berlebihan, tidak terlalu kenyang
sehingga tidak ada rongga kosong dalam ususnya. Porsinya, sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas. Disebutkan dalam
Hadis Rasulullah saw.:







()
Dari Miqdam bin Madi Karib, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
saw. Bersabda: Janganlah perut anak Adam dipenuhi dengan beban keburukan
dalam perut hingga memenuhi perut, sekiranya mesti, maka sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas (udara) (HR
Ahmad dan al-Turmudzi)

Berdasarkan hadis tersebut diatas dianjurkan agar makan tidak terlalu


kenyang atau terlalu dekat jaraknya. Menurut pakar kesehatan, makan terlalu
banyak yang melebihi kebutuhan tubuh akan membahayakan, bahkan dapat
menyebabkan munculnya berbagai penyakit (Zulmaizarna, 2009). Makanan yang
berlebihan itu akan di rubah dan disimpan oleh tubuh

menjadi lemak yang

berakibat kegemukan. Badan yang berat akan membebani jantung sehingga


menghalangi peredaran darah, akibatnya terganggunya fungsi alat-alat tubuh
40

sehingga dapat menimbulkan penyakit ginjal, darah tinggi, pendarahan di otak,


serta penyakit gula.
Perintah makan dan minum yang tidak berlebihan atau proporsional,
artinya sesuai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak kurang.
Sebagaimana firman Allah :

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-Araf(7):31)

Apabila makanan yang dikonsumsi terlalu banyak

dan berlebihan akan

menyebabkan berbagai penyakit. Sebaliknya, kurang dalam mengkonsumsi


makanan juga berbahaya bagi tubuh, seperti terlambatnya pertumbuhan jasmani
dan otak, kekurangan zat dalam tubuh, dan kadar sel darah merah jadi rendah
(anemia) sehingga hal ini juga akan memunculkan berbagai penyakit
(Zulmaizarna, 2009).
Setiap bahan makanan dan minuman mempunyai manfaat dan khasiat
tersendiri, diantara sayur-sayuran dan buah-buhanan terdapat banyak mengandung
vitamin E yang bermanfaat dan berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah
penyakit. Diantaranya sayur-sayuran seperti selada, kacang-kacangan, asparagus,
minyak kedelai, minyak jagung, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau.
Sedangkan buah-buahan yang mengandung vitamin E diantaranya stroberi, pisang
dan lainnya. Sumber vitamin E dapat juga ditemui pada telur, susu, mentega dan
lainnya.
41

Nutrisi menurut ajaran Islam mensyaratkan makanan yang halal, baik dan
proporsional, yang terdiri dari daging, ikan, sayuran, buah-buahan, susu, dan
madu (Zulmaizarna, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa mengkonsumsi makanan
hendaklah memenuhi syarat halal baik dan seimbang. Buah-buahan, sayursayuran yang memiliki kandungan sumber vitamin E merupakan makanan yang
sehat, baik dan halal. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang
memiliki kandungan vitamin E secara seimbang, dapat mencegah berbagai
penyakit dan salah satunya adalah atherogenesis.

3.3. Ketentuan Berobat Menurut Pandangan Islam


Apabila seorang muslim, terganggu salah satu diantara empat dimensi
sehat yaitu fisik, mental, sosial dan spiritual atau iman maka bisa dikatakan sakit.
Sebagaimana ketentuan tentang sehat menurut WHO adalah suatu keadaan
jasmani, rohaniah dan sosial yang baik, tidak hanya berpenyakit atau cacat dan
sehat spiritual (Hawari, 1999).
Islam menganjurkan bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat.
Berbagai riwayat menunjukkan bahwa Nabi saw pernah menyuruh para sahabat
agar berobat ketika sakit, karena Allah

SWT menurunkan penyakit beserta

obatnya. Sebagaimana hadist Rasulullah saw :

42

Usamah
bin Syarik berkata Pada waktu saya berada bersama
Rasulullah SAW, datanglah beberapa orang Badui (pegunungan) lalu
berkata : Ya Rasulullah, apakah kita mesti berobat? Maka beliau
menjawab : Ya wahai hamba Allah, berobatlah kamu karena Allah tidak
menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan juga obatnya, kecuali
satu penyakit, Mereka berkata : Penyakit apa itu? Beliau menjawab :
tua.( HR. Ahmad)
Dari hadits Rasullulah saw tersebut di atas menganjurkan berobat apabila
sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit
tua. Akan tetapi perlu di yakini bahwa proses penyembuhan terhadap suatu
penyakit hendaklah adanya kecocokan obat dengan penyakit dan tidak lepas dari
izin Allah, manusia berusaha untuk pengobatan tetapi Allah SWT yang
menyembuhkan. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw :



Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin
Allah, penyakit itu akan sembuh. (HR Ahmad dan Hakim)
Dan juga disebutkan dalam hadits lain yang diriwiyatkan oleh Abu Hurairah,
yaitu:



Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya.
(HR Abu Hurairah).
Di dalam upaya pengobatan, Islam memerintahkan agar bertanya kepada
ahlinya atau orang yang megetahui. Di bidang kesehatan apabila sakit maka
berobatlah kepada dokter atau yang ahli di bidang pengobatan, agar pengobatan
dan perawatan dapat dilakukan dengan tepat. Dalam kedokteran Islam di ajarkan
43

bila ada dua obat yang kualitasnya sama maka pertimbangan ke dua yang harus
diambil adalah yang lebih efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah
sebabnya Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berobat pada ahlinya
(Muhadi dan Muadzin, 2009). Dalam Al-Quran menjelaskan agar bertanya kepada
ahlinya, sebagaimana firman Allah SWT :


. Bertanyalah kepada orang yang ahli, jika kamu tidak mengetahui.
(QS An- Nahl (16):43).
Dalam ajaran Islam, tidak hanya ditetapkan tentang dianjurkannya berobat,
tetapi juga ditegaskan bahwa berobat tidak boleh dengan sesuatu yang diharamkan
oleh Allah SWT (Zuhroni, 2003). Berdasarkan Hadits yang diriwiyatkan oleh
Abu Daud :






Bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit dan obatnya dan Dia
Menjadikan setiap penyakit ada obatnya, berobatlah dan jangan berobat
dengan hal yang haram (HR. Abu Dawud)
Ajaran Islam telah mengatur dalam pengobatan hendaklah mencari obat
yang dihalalkan, menjauh dari obat yang diharamkan karena obat yang haram
belum tentu sebagai penyembuh. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits, Ibnu
masud berkata :
44


Bahwa Allah tidak menjadikan penyembuhan kalian dari sesuatu yang
diharamkan.(HR Thabraniy).
Rasulullah saw, mengajarkan supaya obat yang dikonsumsi penderita
hendaklah halal dan baik, bukan dari yang diharamkan. Allah SWT menurunkan
berbagai penyakit untuk manusia, dan Allah SWT juga yang menyembuhkan.
Jika seseorang menginginkan kesembuhan dari Allah
digunakan juga harus baik dan diridhai Allah

SWT maka obat yang

SWT Karena Allah melarang

memasukkan barang yang haram dan merusak ke dalam tubuh manusia (Muhadi
dan Muadzin, 2009).
Masalah halal dan haram ini sangat penting bagi umat Islam, karena
konsekuensi yang ditanggung oleh seorang muslim apabila memakan makanan
atau barang yang haram sangatlah berat, begitu juga dengan penggunaan obatobatan. Apabila manusia berobat dengan yang haram, maka hati, akal, pikiran dan
semua anggota tubuhnya akan tolong menolong mengerjakan maksiat, dan
nerakalah tempat tinggal yang sesuai dan cocok baginya. Oleh sebab itu ajaran
Islam menekankan kepada orang yang beriman agar memakan makanan yang
baik-baik sebagaimana firman Allah SWT :



Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik
yang kami berikan kepadamu.(QS. Al- Baqarah (2):172).
Dalam ajaran Islam ada beberapa hal yang dengan tegas diharamkan oleh
Allah SWT, sebagaimana disebutkan pada firman Allah SWT :
45










Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(QS Al-Maidah (5):3)
Keharaman suatu jenis makanan, minuman, termasuk obat-obatan
ditentukan adanya 3 aspek, yaitu:
1. Karena substansi/zatnya itu sendiri, contohnya babi, bangkai, darah, yang
disembelih bukan atas nama Allah, dalam bidang ini tidak perlu dicari lagi
alasannya diharamkan karena dalil pengharamannya bersifat Qathi.
2. Karena sifatnya, seperti memabukkan, misalnya keharaman khamr, jika hilang
sifatnya, hukumnya berubah menjadi halal.
Rasulullah bersabda :

46

Barangsiapa yang berobat dengan minuman keras, niscaya Allah tidak


akan menyembuhkannya. (H.R. Abu Nuaim dalam Ath Thibb)
3. Karena cara mendapatkannya, meski dari segi substansi benda halal tetapi jika
cara mendapatkannya haram, seperti dengan cara merampok, mencuri,
ghashab, menipu, dan yang sejenisnya maka hukumnya haram pula (Al-Wajiz,
2004 ; Al-Hafidz, 2007 ; Zuhroni, 2010).
Namun dalam suatu kondisi tertentu, apabila tidak ditemukan barang yang
halal untuk mengobati pasien maka diperbolehkan mengobati pasien dengan
menggunakan barang yang haram dalam keadaan benar-benar terpaksa demi
keselamatan pasien.
Ketentuan yang membolehkan melakukan pengobatan dengan barangbarang haram dalam keadaan benarbenar terpaksa difirmankan oleh Allah S.W.T:

...Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. Al-Anam
(6):145)
Pada ayat lain ALLAH SWT berfirman:

...padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.
(Q.S. Al-Anam (6) : 119)

47

Ayat tersebut menyatakan kebolehan yang diharamkan karena suatu


keterpaksaan. Allah memberikan kemudahan bagi manusia agar tidak menyulitkan
hidup, sebagaimana dalam firman Allah SWT. :

..Allah tidak hendak menyulitkan kamu... (Q.S. Al-Maidah (5) : 6)
Disamping ayat-ayat tersebut yang menjelaskan kebolehan memakanmakanan yang haram dalam keadaan terpaksa, juga terdapat dalam kaidah dharrar
fighiyyah. (Zuhroni, 2010) disebutkan:







Kemudaratan (bahaya) itu membolehkan hal hal yang dilarang.
Menurut Zuhroni(2009) dalam buku Pandangan Islam Terhadap Masalah
Kedokteran dan Kesehatan menyatakan, bahwa dalam keadaan darurat atau sangat
mendesak seseorang boleh mengerjakan yang diharamkan, segala hal yang pada
mulanya diharamkan tetapi karena sangat diperlukan untuk meringankan
malapetaka atau kesulitan-kesulitan yang melanda hal-hal yang diharamkan atau
dimakhruhkan tetapi karena sangat dibutuhkan maka hilanglah keharaman atau
kemakhruhannya untuk sementara waktu selama keadaan darurat atau kebutuhan
itu berlaku. Semua yang dilarang dalam islam, selain kufur, zina dan membunuh
dibolehkan melakukannya ketika darurat.
Adapun unsur unsur diberlakukannya hukum darurat, yaitu :
1.Kondisi darurat yang dihadapi, syaratnya :
a. Bahaya yang dihadapi besar
48

b. Bahaya tersebut sedang berlangsung


2.Perbuatan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi darurat syaratnya :
a. Perbuatan tersebut lazim (pasti bisa) untuk mengatasi darurat
b. Perbuatan tersebut relevan dengan bahaya yang dihadapi
3. Objek darurat, disyaratkan terjadinya atas diri atau harta sendiri atau harta
orang lain.
4. Orang yang berada dalam kondisi darurat, syaratnya :
a. Orang tersebut tidak mempunyai kewajiban syari yang lain untuk mengatasi
bahaya atau kondisi darurat
b. Orang tersebut tidak mempunyai unsur kesengajaan untuk menciptakan
kondisi darurat (Zuhroni, 2010)
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut diatas tentang ketentuan
pengobatan dalam Islam. Ajaran Islam menganjurkan agar berobat apabila sakit
kepada ahlinya agar dapat beraktivitas dan

beribadah dengan sempurna.

Pengobatan dilakukan dengan cara dan obat-obatan yang dihalalkan. Tidak boleh
dengan barang yang diharamkan, kecuali pada keadaan darurat dan sangat
terpaksa dengan batas tertentu.
3.4. Tinjauan Islam Tentang Peranan Vitamin E untuk Mencegah
Aterogenesis
Pencegahan suatu penyakit dalam Islam sangat dianjurkan daripada
mengobatinya. Oleh sebab menjaga kondisi tubuh sangat disarankan agar selalu
ada dalam keadaan sehat dan harus menjadi prioritas utama, selain itu selalu

49

berlaku adil terhadap tubuh, karena tubuh mempunyai hak sesuai dengan fungsi
dan daya tahannya.
Ajaran Islam sangat memperhatikan terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh
manusia, menganjurkan makanan yang bergizi yang terdiri dari daging, ikan,
sayuran, buah-buahan, susu dan madu, dengan ketentuan makanan yang halal,
baik dan tidak berlebihan (proporsional), dengan tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman yang diharamkan.
Islam sangat menganjurkan untuk berobat apabila dalam keadaan sakit,
berobat selalu kepada ahlinya dengan cara dan obat-obatan yang dihalalkan.
Tidak boleh dengan barang yang diharamkan, kecuali pada keadaan darurat dan
sangat terpaksa atau dikarenakan tidak ada pilihan lain dengan batas tertentu.
Menurut ilmu kedokteran atherogenesis merupakan salah satu proses
untuk terjadinya penyakit atherosklerosis, hal ini terjadi karena adanya kerusakan
pada lapisan endotel dinding pembuluh darah. Proses kerusakan ini dapat dicegah
dengan anti oksidan yang salah satu sumbernya yaitu vitamin E.
Vitamin E dapat diperoleh di antaranya dalam bentuk buah-buahan, sayuran
dan bentuk kapsul dan lainnya.
Menurut pandangan Islam, pada dasarnya semua buah-buahan, sayursayuran dan kacang-kacangan baik yang mengandung vitamin E ataupun yang
tidak hukumnya halal untuk dikonsumsi sampai belum ada dalil yang
mengharamkannya. sebagaimana diterangkan dalam kaidah fighiyyah, (Mudjib,
1994) yaitu :


50

Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan


keharamannya
Halal dan baik sayuran, buah-buahan dan kacang-kacang yang mengandung
vitamin E bila dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menjadi halal tetapi
tidak baik untuk kesehatan, apabila dikonsumsi lebih banyak mudharat yang
ditimbulkan daripada manfaatnya. Salah satu contoh, mengkonsumsi vitamin E
secara berlebihan akan berakibat terganggunya . , atau apabila seseorang
mempunyai penyakit asam urat mengkonsumsi kacang-kacangan dan sayursayuran yang banyak mengandung vitamin E, yang berakibat akan menambah
kadar asam urat dalam darah, dan dapat memperberat penyakitnya. Maka
kehalalannya berobah menjadi tidak boleh untuk dikonsumsi.

Sebagaimana

dijelaskan dalam kaidah hokum islam (mudjib,1994)

Hukum-hukum itu bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman, tempat


dan keadaan.

Berdasarkan pada kaidah tersebut di atas, peranan vitamin E dalam


mencegah aterogenesis menurut tinjauan Islam bahwa mengkonsumsi
vitamin E yang berasal dari buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan
atau dalam bentuk lainnya, pada dasarnya menurut kaidah fighiyyah
dibolehkan.

Selama

banyak

memberi

manfaat

pada tubuh tidak

mendatangkan mudharat. Mengkonsunsi vitamin E hendaklah disuaikan


dengan kebutuhan tubuh tidak secara berlebihan. Tetapi apabila banyak

51

mendatangkan mudharat, maka perlu pemilihan sumber vitamin E yang


tepat.

52

Anda mungkin juga menyukai