2005
MODUL DIKLAT BERJENJANG
Jenjang Sekolah
SMP
Bidang Studi
Biologi
Jenjang Diklat
Menengah
KATA PENGANTAR
Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Penget ahuan Alam (PPPG
IPA) sebagai lembaga diklat memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan sains untuk tingkat
SD, SMP, SMA, SMK , dan SLB. Sebagai lembaga pengembang, PPPG IPA
selalu berupaya meningkatkan p eran dan fungsinya dengan mengembangkan
standardisasi kompetensi tenaga kependidikan, menerapkan standar pelayanan
nasional, serta mengkaji dan mengembangkan bahan diklat yang inovativ,
aktual, dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Modul adalah salah satu bahan diklat yang disusun untuk
mengembangkan model -model pembelajaran sains untuk dikaji, dipahami, dan
diimplementasikan oleh guru -guru dalam proses pembelajaran, agar guru dan
siswa lebih memahami bagaimana proses pemahaman sains. Oleh karena itu,
pada proses belajar mengajar sains, guru harus berorientasi pada tiga hal
pokok, sebagai berikut.
1. Proses sains, siswa belajar dan memahami sains melalui pengamatan,
pengukuran, percobaan, menarik kesimpulan, dan lainnya.
2. Struktur konsep sains yaitu: Fis ika, Biologi, Kimia, dan IPBA.
3.
Berdasarkan tiga aspek tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan
lebih mengenalkan konsep -konsep sains dengan cara menggunakan model
keterampilan proses sains dan bahan diklat yang sesuai.
Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan oleh guru -guru di sekolah,
sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sains.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dalam
meningkatkan mutu pendidikan khususnya sains di Indone sia
.
Bandung, November 2005
Plh. Kepala PPPG IPA,
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
BAB I.
1
A.
B.
C.
BAB II.
3
A. Gerak Pada Hewan...
29
BAB III.
35
BAB IV.
37
39
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
11
Gambar 7.
14
Gambar 8.
15
Gambar 9.
16
Gambar 10.
Sendi Engsel...............................................................................
16
Gambar 11.
Sendi Sinovial.............................................................................
17
Gambar 12.
19
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
21
Tiga Bentuk Patah Tulang: kiri: green-stick; tengah: sederhana;
kanan:
23
25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rasional
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan yang
menunjukkan gerak. Misalnya berjalan, bermain bola, dan mencuci
pakaian. Demikian pula dengan hewan, kita dapat melihat burung yang
terbang di udara, induk ayam ya ng sedang mengais tanah mencarikan
makanan untuk anaknya. Manusia dan hewan dapat bergerak dan
berpindah tempat. Dari gejala di atas, kita dapat ajukan beberapa
pertanyaan misalnya sebagai berikut.
Apakah fungsi gerak pada hewan?
Apa saja yang menjadi alat-alat gerak pada hewan itu?
Bagaimanakah mekanisme gerak pada hewan?
Bagaimanakah halnya dengan tumbuhan, apakah tumbuhan juga
bergerak?
Jawaban atas pertanyaan -pertanyaan tersebut akan Anda peroleh di
dalam modul ini.
B. Kompetensi Dasar
Setelah
mempelajari
modul
ini,
diharapkan
peserta
mampu
alat-alat
gerak
pada
hewan
vetebrata
dan
invertebrata.
c. Menjelaskan mekanisme gerak pada hewan.
BAB II
GERAK PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
tulang
yang
satu
dengan
tulang
lainnya,
atau
1. Sistem Rangka
Manusia dan hewan melakukan gerak k arena adanya aktivasi,
kontraksi, dan relaksasi sel -sel otot. Namun kerja sel -sel otot saja tidak
dapat menyebabkan hewan berpindah tempat. Untuk berpindah tempat,
selain kerja otot diperlukan adanya medium atau struktur yang dapat
meneruskan tenaga dari k ontraksi otot tersebut. Medium atau struktur itu
adalah rangka. Dikenal ada tiga jenis sistem rangka pada hewan yaitu
sebagai berikut.
(1) Rangka hidrostatik
Disusun oleh cairan bertekanan di dalam tubuh. Tenaga kontraksi
otot mengenai cairan internal tubuh dan diteruskan oleh cairan itu.
Ditemui pada solenterata, cacing pipih, nematoda, dan anelida.
mengenai cairan yang mengisi rongga perutnya. Pada waktu istiraha t otototot pada dinding tubuhnya yaitu otot longitudinal berkontraksi, sedang
otot
tanah
tubuhnya
bersegmen -segmen.
Setiap
segmen
menyerupai cincin atau ruas -ruas. Segmentasi ini terjadi tidak hanya pada
struktur luarnya, tetapi sampai ke struktur alat dalamnya.
Setiap segmen memiliki saraf, juga otot -otot sirkular dan otot
longitudinal pada dinding tubuhnya. Dengan dikendalikan oleh saraf, pada
saat yang bersamaan beberapa segmen tubuhnya dapat memanjang dan
memendek. Dengan koordinasi kontraksi otot dinding tubuhnya itu, cacing
tanah dapat bergerak maju atau mundur.
bagian eksternal yang keras itu berperan dalam melindungi diri dari
predator. Mari kita amati Gambar 3, memperlihatkan bagian kutikula pada
serangga terbang. Kutikula menutupi seluruh segmen tubuh dan di antara
segmen yang satu dengan segmen yang lainnya terdapat suatu celah.
Kutikula pada bagian celah itu lentur dan bertindak sebagai engsel ketika
otot-otot mengangkat dan menurunkan sayap. Kontraksi ototnya yang
kecil dapat mengerakkan sayap dengan kuat.
kutikula
Pangkal sayap
engsel
sayap
kutikula
epidermi
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Perbandingan rangka : (a) Hiu, (b) Reptil, (c) mammalia. Rangka hiu
tampak seperti tulang keras, sesungguhnya adalah tulang rawan
yang tembus cahaya yang keras dengan adanya tumpukan kalsium
memelihara nilai osmotik cairan tubuh, contohnya ion nat rium dan
ion klorida. Sedangkan ion kalium berperan penting dalam
memelihara nilai osmotik sitoplasma di dalam sel -sel tubuh. Selain
itu, mineral berperan dalam berbagai proses fisiologis. Beberapa
jenis mineral bertindak sebagai kofaktor enzim. Garam kals ium
pada tulang merupakan cadangan mineral yang penting dalam
memelihara konsentrasi kalsium dan fosfat di dalam cairan tubuh.
Selain sebagai cadangan mineral, tulang rangka menyimpan
cadangan energi dalam bentuk lemak yang disimpan pada sumsum
tulang kuning.
(3) Penghasil sel-sel darah. Sel darah merah, sel darah putih, dan
elemen-elemen darah lainnya dihasilkan pada sumsum tulang
merah, yang mengisi ruangan dalam kebanyakan tulang. Sel darah
merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama pada tulang
pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, pada jaringan kanselus
(tulang berbentuk sepons) pada ujung tulang pipa, pada tulang
rusuk, dan tulang dada.
(4) Pelindung. Banyak jaringan dan organ lunak dikelilingi oleh elemen
rangka. Tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru; tengkorak
melindungi otak; ruas -ruas tulang belakang melindungi sumsum
tulang belakang; dan gelang panggul melindungi sistem reproduksi
dan sistem pencernaan.
(5) Pengungkit. Banyak tulang berfungsi sebagai pengungkit yang
dapat mengubah sudut dan arah tenaga yang ditimbulkan oleh otot otot rangka. Gerakan yang dihasilkan bervariasi dari gerakan yang
halus seperti gerakan pada ujung jari, hingga gerakan penuh
tenaga yang mampu mengubah posisi seluruh tubuh.
b.
Struktur Tulang
Berdasarkan ukuran dan bentuknya, tulang manusia bervariasi dari
yang sangat kecil seperti tulang tulang pendengaran, ada yang seukuran
biji kacang merah seperti tulang pergelangan tangan, ada yang besar
mirip tongkat keras seperti tulang paha. Berdasarkan bentuknya tula ng
diklasifikasikan sebagai tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan
tulang yang tidak beraturan. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan
pada tulang panjang yang terdapat pada tungkai tubuh.
Sebagaimana organ-organ tubuh lainnya, tulang disusun
o leh
berbagai jaringan yang terdiri atas jaringan epitel dan berbagai jaringan
ikat, jaringan-jaringan itu menjadi satu kesatuan membentuk jaringan
tulang. Jaringan tulang terdiri atas sel -sel hidup dan serat-serat kolagen
yang tersebar pada zat dasar (matr iks). Serat dan matriks diperkeras oleh
timbunan garam kalsium.
10
Gambar 6 .
Setiap tulang rangka disusun oleh dua bentuk jaringan tulang yaitu
(1) tulang kompak (padat) dan (2) tulang berbentuk sepon. Tulang kompak
selalu berada pada permukaan luar tulang membentuk lapisan pelindung
yang kuat. Tulang sepon terletak di bagian dalam tulang. Hubungan
antara tulang kompak dan tulang sepon serta proporsinya bervariasi
sesuai dengan bentuk dan jenis tula ng.
Gambar 6. memperlihatkan anatomi tulang paha, tulang yang
mewakili tulang panjang. Tulang panjang memiliki batang yang berbentuk
11
tubular (pipa) disebut diafisis. Pada setiap ujung tulang terdapat suatu
area yang merupakan area perpanjangan dikenal seb agai epifisis. Diafisis
dihubungkan dengan setiap epifisis melalui area yang sempit dikenal
sebagai metafisis. Dinding diafisis terdiri atas lapisan tulang kompak yang
mengelilingi ruang pusat disebut rongga sumsum. Epifisis sebagian besar
berupa tulang berbentuk sepon dengan pembungkus yang tipis disebut
korteks (berupa tulang kompak). Sel -sel pada tulang sepon membentuk
banyak rongga. Susunan rongga seperti itu menyediakan kekuatan untuk
mendukung beban yang berat. Tulang sepon bertindak sebagai bantal an
yang mampu menyerap kejutan atau benturan.
Rongga sumsum pada diafisis dan ruang di antara bonggol tulang
dan lempengan epifisis mengandung sumsum tulang, dan berkurang
kandungan jaringan ikatnya. Sumsum tulang kuning didominasi oleh sel sel lemak. Sumsum tulang merah sebagian besar terdiri atas sel darah
merah, sel darah putih, dan sel -sel induk yang menghasilkan kedua jenis
sel darah tersebut. Sumsum tulang kuning merupakan cadangan energi
yang penting. Sumsum tulang kuning dapat membuat sel -sel darah dalam
keadaan darurat, misalnya setelah orang mengalami perdarahan.
Tulang merupakan organ yang kompleks, dinamis, secara konstan
berubah untuk beradaptasi sesuai dengan kebutuhan. Irisan melintang
lapisan dalam tulang kompak, lihat kembali Gambar 6, tam pak suatu
bentuk yang terdiri atas lingkaran -lingkaran. Dalam pusat setiap lingkaran
terdapat suatu saluran yang disebut saluran Havers.
Lempengan tulang atau lamela disusun konsentris sekitar saluran
dan
12
c.
Pembentukan Tulang
Tulang panjang atau tulang pipa awalnya berupa tulang rawan yang
tulang (osteoblas)
13
Embrio :
Model tulang rawan; bakal tulang
pada embrio .
Janin :
Model dipenuhi pembuluh darah,
osteoblas mulai menghasilkan
jaringan tulang; terbentuk rongga
sumsum.
d.
Struktur Rangka
Tubuh manusia memiliki 206 buah tulang, berda sarkan letaknya
14
15
e.
Sendi
Tempat bertemunya dua tulang disebut sendi. Meskipun ada
beberapa sendi yang antara tulang satu tidak dapat digerakkan terhadap
tulang yang lain misalnya pertemuan tulang pada tengkorak; sendi yang
lainnya dapat digerakkan dengan bebas.
1)
Sendi peluru
Pada gelang bahu dan gelang panggul bagian salah satu ujung
tulang yang satu berbentuk bulat, masuk ke bagian ujung tulang lain yang
berbentuk mangkuk, memungkinkan gerakan pada tiga arah yang berbeda
seperti diperlihatkan pada Gambar 9.
2) sendi engsel
Pada lutut dan siku, tulang -tulang bersambungan mirip engsel dan
gerakannya terbatas ke satu arah seperti pada Gambar 10.
16
Sendi peluru dan sendi engsel disebut juga sendi sinovial, karena
sendi-sendi itu memiliki sejenis membran atau selaput yait u membran
sinovial. Gambar 11 memperlihatkan susunan membran sinovial.
Susunan
Fungsi
Tulang
Tulang rawan
Bahan mengandung
material yang keras, halus
dan licin juga liat
Rongga sinovial
Kapsul
Merupakan
perpanjangan membran di
bagian luar tulang
ligamen
17
3.
Sistem Otot
a.
Jaringan Otot
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu
otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Meskipun otot rangka dan otot
jantung kelihatannya sangat berbeda dengan otot polos, namun ketiganya
memiliki kesamaan dalam tiga hal sebagai berikut.
Pertama, sel-sel otot mempunyai sifat eksitabilitas atau dapat
dirangsang. Semua sel otot pada membran plasmanya terdapat
perbedaan
potensial
(di
permukaan
luar
membran
lebih
positif
18
Gambar 12.
19
20
21
yang umum terjadi pada anak -anak. Karena tulang pada anak -anak masih
banyak mengandung tulang rawan, tulang ini lentur dan membengkok
seperti halnya ranting pohon yang hijau. Tulang itu cenderung retak dan
patah sebagian. (2) Patah tulang sederhana terjadi jika tulang retak
menjadi dua bagian, tetapi ujung tulang yang patah tidak keluar kulit.
Lebih serius lagi adalah (3) patah tulang riuk (terbuka), ujung tulang yang
patah menyobek kulit dan muncul ke luar. Pada patah tulang jenis ini
ujung tulang yang keluar mudah diserang bibit penyakit. Jika tulang
terkena infeksi perlu penanganan yang serius.
Pada
awal
terjadinya
patah
tulang,
jaringan
di
sekitarnya
22
tempatnya dan menggunakan pembalut dari gips atau alat penguat untuk
menyangga selama penyembuhan.
Jika tulang hancur atau patah menjadi beberapa bagian, pin logam
dimasukkan pada tulang melalui operasi dapat menjaga tulang agar selalu
berada pada tempat yang semestinya. Perlakuan dengan elektrik atau
gelombang radio akan membantu penyembuhan fraktur dibanding dengan
sembuh secara sendirinya.
2) Luka pada Sendi
Kecelakaan pada sendi yang paling umum adalah ke seleo. Keseleo
terjadi jika ligamen dan tendon di sekitar sendi terenggut. Pada keseleo
yang hebat jaringan itu dapat robek. Pada waktu keseleo sering disertai
dengan rasa sakit dan pembengkakan pada sendi. Keseleo terjadi jika
sendi bergerak terlalu jauh , seringkali terjadi secara mendadak,
pergeseran tiba-tiba atau karena terlalu berat mendapat tekanan.
Terpelintir pada pergelangan kaki merupakan contoh umum dari
keseleo. Keseleo sering sembuh dengan sendirinya, namun lambat.
Semua kasus keseleo harus
ujung
tulang
tertarik
ke
luar
sendi.
Ligamen
yang
23
24
25
untuk
menyeimbangkan
tubuh.
Sakit
pada
lengkung
kaki,
Bunion merupakan
dapat
disebabkan oleh arthritis atau tidak seimbangnya otot pada kaki dan
tungkai. Juga dapat disebabkan karena menggunakan sepatu sempit yang
menekan jari secara bersamaan. Persendian pada ibu jari merupakan
sendi engsel yang memungkinkan ibu jari bergerak ke atas dan ke bawah.
Mengenakan sepatu sempit, mengakibatkan jari dan sendi mendapat
26
tekanan dari satu sisi. Pada tahap awal terbentuk bunion, sepatu yang
lebar diperlukan, namun pembedahan sangat diperlukan pada kasus
lanjutan.
c. Skoliosis
Terjadi
pelengkungan
lateral
atau
dari
sisi
tulang
berkembang
belakang
semasa
ini
kanak -
dengan
segera
yang
kemudian hari.
serius
di
Gambar 16. Foto Sinar-X Tulang Punggung
Penderita Skoliosis: skoliosis
dapat dirawat jika didet eksi
sejak dini. Remaja hendaknya
diperiksa secara rutin.
Remaja harus diperiksa skoliosis secara teratur. Uji ini tidak sakit
dan efektif. Gambar 16 memperlihatkan skoliosis pada orang melalui sinar
X. Tanda lain skoliosis adalah bahu yang tidak sei mbang, panggul yang
tidak seimbang, dan tidak seimbangnya garis pinggang. Skoliosis dirawat
dengan menggunakan penguat yang menjaga ruas tulang belakang agar
tidak terjadi pembengkokan lebih lanjut. Simulasi secara elektrik selama
orang tidur kadangkala digunakan untuk merawat masalah ini. Pada hal
tertentu mungkin diperlukan pembedahan.
27
d. Arthritis
Lebih dari seratus penyakit yang berbeda diberi nama arthitis.
Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan pengembangan jaringan
di sekitar sendi. Penyakit ini diderita orang pada berbagai usia. Dengan
beberapa macam artrifis, sendi menjadi kaku dan terjadi kerusakan tetap
karena robeknya jaringan sendi.
Banyak bentuk arthritis yang tidak diketahui penyebabnya.
Beristirahat, dihangatkan, diet, dan aspirin at au obat sejenis sering
digunakan untuk mengobati rasa sakit dan pembengkakan. Pembedahan
untuk menempatkan kembali sendi peluru menolong kaku sendi.
panggul dan sendi paha harus dalam posisi lurus. Jika kita duduk, dada
dan bagian belakang tulang paha harus mendukung berat badan, kaki
harus menempel pada lantai. Bagian belakang kursi harus mendukung
bagian bawah punggung. Postur yang jelek membuat otot tubuh bekerja
lebih berat karena tubuh tidak seimbang. Tulang, ligamen, dan sendi
harus menahan beban yang lebih berat dalam waktu lama. Hal itu dapat
menimbulkan penyakit di bagian punggung.
Postur yang baik bergantung pada ketegangan otot. Ketegangan
otot itu kecil tetapi secara konstan berkontraksi yang dipelihara oleh
semua otot tubuh. Hanya sebagian kecil serat otot pada setiap sel yang
berkontraksi setiap saat. Serat otot berkontraksi dan relaksasi secara
bergantian. Satu kelompok berkontraksi yang lain relaksasi. Ketegangan
otot juga memelihara organ dalam agar tetap pada tempatnya.
Ketegangan otot pada otot perut membantu men ahan berat badan.
28
Gambar 17. Sikap Duduk: p ostur tubuh yang baik dipengaruhi oleh
otot-otot perut yang kuat yang menjaga punggung kita
tetap lurus.
Otot perut yang kendur dapat menambah kerusakan pada ruas ruas tulang belakang bagian bawah, meningkatkan kemungkinan penyakit
pada ruas tulang belakang bagian bawah dan pecahnya cakram. Kegiatan
olah raga dan peregangan membantu agar otot tetap kencang.
bagian tumbuhan akibat dari turgor jaringan yang tidak sama. Gerak ini
dilakukan oleh bagian-bagian yang mempunyai persendian, misal daun
Mimosa. Dikenal juga gerak berupa pertumbuhan yang tidak seimbang
akibat tropisme, misal membeloknya ujung ba tang ke arah cahaya.
1. Tropisme
Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan tumbuhan. Tropisme adalah respons pertumbuhan yang
menyebabkan pembengkokkan organ tumbuhan yang utuh menuju atau
menjauhi stimulus. Mekanisme tropisme m erupakan suatu perbedaan laju
29
pemanjangan sel pada sisi yang berlawanan pada suatu organ. Tiga
stimulus yang menginduksi tropisme, dan perubahan bentuk tubuh yang
mengikutinya adalah cahaya (fototropisme), gravitasi (geotropisme), dan
sentuhan (tigmotropisme).
a. Fototropisme
Hipotesis klasik mengenai penyebab koleoptil rumput tumbuh
menuju arah datangnya cahaya mempertahankan pendapat bahwa sel -sel
pada sisi batang yang lebih gelap memanjang lebih cepat dibandingkan
dengan sel-sel pada sisi yang lebih ter ang, karena adanya penyebaran
auksin yang tidak simetris yang mengalir turun dari ujung tunas. Namun
demikian, kajian-kajian fototropisme pada organ selain koleoptil rumput
hanya memberikan sedikit dukungan bagi hipotesis klasik tersebut.
Sebagai contoh, tidak ada bukti bahwa cahaya unilateral menyebabkan
penyebaran auksin yang tidak simetris pada batang bunga matahari,
lobak,
dan
tumbuhan
dikotil
lainnya.
Namun
demikian,
terdapat
pandangan
yang
menyatakan
bahwa
fototropisme
30
b. Geotropisme
Apabila sebuah benih ditempatkan dalam keadaan miring, benih
tersebut akan menyesuaikan p ertumbuhannya sedemikian rupa sehingga
tunas akan membengkok ke atas dan akar akan membengkok ke bawah.
Dalam
responnya
memperlihatkan
geotropisme
terhadap
gravitropisme
negatif.
gravitasi,
positif
Geotropism e
atau
dan
geotrovisme,
tunas
berfungsi
akar
memperlihatkan
setelah
sebuah
biji
dibandingkan
dengan
respons
tumbuhan
tipe
liarnya.
akar mengindera
31
juga
memberikan
sumbangan
dengan
cara
penyimpangan
c. Tigmotropisme
Sebagian besar tumbuhan anggur dan tumbuhan merambat lainnya
memiliki akar sulur yang membelit penopangnya. Organ pelilit ini
umumnya tumbuh lurus sampai sulur menyentuh sesuatu; kontak tesebut
merangsang respons melilit karena adanya perbedaan pertumbuhan selsel pada sisi yang berlawanan pada sulur tersebut. Pertumbuhan terhadap
arah ini adalah respons terhadap sentuhan yang disebut tigmotropisme.
Stimulasi mekanis juga dapat menyebabkan suatu respons yang
sangat umum. Suatu percobaan mendemonstrasikan bah wa penggosokan
batang dengan tongkat beberapa kali akan menyebabkan tumbuhan itu
lebih pendek dari tumbuhan kontrol yang tidak digosok -gosok. Pada
kehidupan di alam, angin menyebabkan semacam penghambatan
pertumbuhan, yang memungkinkan tumbuhan menjerat ta nah tempat
tumbuhnya untuk menghadapi tiupan angin yang keras. Sebagai contoh,
pohon yang tumbuh di tebing bukit yang berangin kencang, umumnya
akan memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan
pohon dengan spesies yang sama yang tumbuh pada lokasi yang lebih
terlindungi. Respons perkembangan terhadap gangguan mekanis disebut
tigmomorfogenesis. Hal itu umumnya disebabkan oleh peningkatan
produksi etilen sebagai tanggapan terhadap stimulasi mekanis kronis.
32
2. Turgor
Selain perubahan jangka panjang pada bentuk tubuh yang
disebabkan oleh tropisme, tumbuhan juga mampu melakukan pergerakan
yang dapat berbalik arah akibat pergerakan tekanan turgor pada sel -sel
khusus sebagai tanggapan terhadap stimulus.
a.
tumbuhan putri malu (Mimosa), daunnya akan lunglai dan helai daunnya
akan melipat bersama. Respons ini, hanya memerlukan waktu sedetik
atau dua detik, disebabkan oleh kehilangan turgor sel secara cepat di
dalam pulvinus, yaitu organ motor khusus yang berlokasi pada
persambungan daun. Sel -sel motor secara mendadak menjadi lembek
setelah perangsangan karena hilangnya kalium, yang menyebabkan air
meninggalkan sel melalui osmosis. Sel membutuhkan waktu sekitar 10
menit untuk mendapatkan kembali turgornya dan memulihkan bentuk
alamiah daun. Fungsi tingkah laku tumbuhan yang sensitif masih
mengundang spekulasi. Barangkali dengan cara melipat daunnya dan
mengurangi luas permukaan ketika diterpa oleh angin yang kua t,
tumbuhan dapat menghemat air. Atau barangkali karena pelipatan daun
akan menonjolkan duri-duri pada batang, respons yang cepat dari
tumbuhan yang sensitif ini akan mengurungkan niat herbivora untuk
memakannya.
Suatu ciri yang luar biasa tentang pergerak an cepat pada daun
adalah transmisi stimulus ke seluruh tumbuhan. Jika satu daun pada suatu
tumbuhan sensitif disentuh dengan jarum panas, maka pertama daun
tersebut akan melipat, kemudian daun di sebelahnya akan melipat,
kemudian disusul daun berikutnya s epanjang batang itu, dan demikian
seterusnya
sampai
semua
daun
melipat
dan
lunglai.
Dari
titik
33
34
BAB III
RANGKUMAN
35
36
BAB IV
EVALUASI
a. myofibril
b. sarkomer
c. serat otot
d. filament myosin
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Reece,
Mtchell.
Benjamin/Cummings
(1999)
Biology.
San
Francisco:
39