Disusun oleh:
Kelompok 1
TEP-B
1. Ika Ila Nurhuddah
(121710201010)
(121710201018)
3. M. Rizki Safrizal
(121710201026)
4. Mastuki Andika M.
(121710201038)
5. Bagaskara Citra L.
(121710201054)
(121710201064)
JU R U SA N TE KNI K PE RTANI A N
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
berjalannya sistem dan usaha agribisnis, yang diharapkan dapat melayani dan
mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
sekitarnya. Kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) merupakan kota
pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha
agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan
pembangunan
pertanian
pengembangan
kawasan
(agribisnis)
sentra
di
wilayah
produksi
pangan
sekitarnya.
Program
(agropolitan)
adalah
sumberdaya
lahan
dengan
agroklimat
yang
sesuai
untuk
masyarakat yang tidak saja diarahkan pada upaya pengembangan usaha budidaya
(on-farm) tetapi juga meliputi pengembangan agribisnis hulu (penyediaan sarana
pertanian)
dan
agribisnis
hilir
(proses
dan
pemasaran)
dan
jasa-jasa
memenuhi
peningkatan
permintaan
penduduk
Indonesia. Ada
beberapa
berikut:
1. Mensejahterakan Petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan
sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan
pasar (Suhariyadi, 2013).
2. Menyediakan Pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah
220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang
relatf murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di
dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya saing
nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil
meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food
security) yang erat kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik
(Suhariyadi, 2013).
3. Menghasilkan Devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor
komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total
produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor. Pada lima tahun
terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan ratarata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan
10
BAB 5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat dari Perkembangan Pertanian Indonesia Dalam
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebagai berikut.
1. Agroindustri merupakan suatu industri yang menggunakan hasil pertanian
sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu
produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian
sedangkan Agropolitan merupakan upaya pengembangan kawasan pertanian
yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha
agribisnis.
2. Syarat kawasan sentra pangan adalah memiliki sumberdaya lahan dengan
agroklimat yang sesuai, memiliki sumberdaya manusia yang mau dan
berpotensi untuk mengembangkan kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan) secara mandiri, dan konservasi alam dan kelestarian lingkungan
hidup bagi kelestarian sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun
ekosistem secara keseluruhan.
3. Rumusan visi pertanian 2030 yaitu mempertimbangkan peran statregis yang
dimiliki oleh sektor pertanian.
4. MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system
perdagaangan bebas antara Negara-negara asean.
5. Peran Sektor Terhadap Perekonomian Indonesia ialah Mensejahterakan
Petani, Menyediakan Pangan, Menghasilkan Devisa, dan Menyediakan
lapangan pekerjaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13