BAB I
A.
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi
sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah
juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka
menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan
menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan
sampah ini menjadi benda ekonomis.
Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu:
1. Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.
2. Reuse : menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan.
3. Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
4. Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat
dimanfaatkan.
Dalam PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat
dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana mestinya.
Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat dikelola kembali menjadi pupuk
kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat dipergunakan kembali maka limbah tersebut di
buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu limbah anorganik pun dapat dimanfaatkan
kembali menjadi bahan-bahan yang berguna contohnya kertas bekas dapat dimanfaatkan kembali
menjadi kertas yang sama fungsinya seperti semula.
B.
RUMUSAN MASALAH
C.
D.
Untuk mengetahui jenis jenis limbah yang ada di PT. United Tractors.
Untuk mengetahui tentang tata cara pemanfaatan, pengolahan, dan menanggulangi limbah yang
ada di PT. United Tractors.
E.
MANFAAT PENELITIAN
Memberikan informasi pengetahuan tentang pemanfaatan limbah yang ada di PT. United Tractors.
Siswa dapat mengetahui tata cara mengolah dan menanggulangi limbah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara
kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristiklimbah.
B.
Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi Limbah ini diperlukan
pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahanlimbah ini dapat dibedakan
menjadi:
C.
Jenis-jenis Limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
1.
Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82
thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur
dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
2.
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis
limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,
kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah
padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
A.
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan
yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat
menimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H 2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dan
sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya
mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)
akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau
bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun
berubah.
4) Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada
beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.
Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebgai berikut :
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut
sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat
tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa
pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya
dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah
padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahan limbah juga
dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang,
Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini
bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang
yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang
menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertaskertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda
yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha
keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber
energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan
khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan
cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran
yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara
menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di
manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C.
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan
ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda
juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem
pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik,
limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi
dua yaitu :
a)
Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal.
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk
kepentingan apapun.
MAKALAH IPA
LIMBAH PADAT
Oleh:
Sudik ( )
M. Junaedi ( )
M. Muhaimin ( )
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Tuhan Penguasa Alam, Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada penutup para rasul, Sayidinna Muhammad
Saw, keluarga dan para sahabatnya, beliau datang membawa cahaya yang
terang untuk mengeluarkan seluruh manusia dari kehgelapan menuju cahaya
dan menuju kejalan yang lurus, memberi manfaat dan membahagiakan mereka
diakherat.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini, yang berjudul
PEMANFAATAN LIMBAH, masih banyak kekurangan yang pelu diperbaiki, hal
ini terjadi semata-mata karena keterbatasan pengetahuan penulis, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga penulis bisa memperbaiki makalah ini menjadi sempurna.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Selanjutnya segala kesalahan dan
kekeliruan dalam makalah ini sepenuhnya ditanggung jawab penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Daftar Isi:
Kata
pengantar.................................................................................
Pengertian limbah padat .
Definisi limbah padat..
Dampak pencemaran limbah padat.
Pengolahan limbah padat
Proses pengolahan limbah padat...
Kesimpulan
LIMBAH PADAT
I. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAH
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangansampah atau
zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahanyang tidak berarti
dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisamenjadi sesuatu yang
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atausampah juga bisa berarti
sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,mereka menganggapnya sebagai
sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lamamaka akan menyebabkan penyakit
padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisamenjadikan sampah ini menjadi benda
ekonomis.
II. DEFINISI LIMBAH PADAT
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal
dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dandomestik. Limbah
domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah
padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur,
dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood,
limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secaragaris besar limbah padat terdiri dari :1)
Limbah padat yang mudah terbakar.2) Limbah padat yang sukar terbakar.3) Limbah padat yang
mudah membusuk.4) Limbah yang dapat di daur ulang.5) Limbah radioaktif.6) Bongkaran
bangunan.7) Lumpur.
III. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahanyang baik
dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapatmenimbulkan
pencemaran seperti :
1)Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02
dansebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena
adanyamikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan
organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2)Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadireaksi
kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan
merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3)Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau
bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadikeruh dan rasa dari air pun
berubah.
4)Kerusakan permukaan tanah.Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa
dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak imbah
secaraumum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan adalah
sebagai berikut :
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus
yang berasaldari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. b) Penyakit kulit misalnya kudis dan
kurap.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya
sehinggamengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat matisehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia jugamengkonsumsi atau menggunakan air untuk
kegiatan sehari-hari, sehinggamenusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun
tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orangorang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,sehingga pintu air mampet dan pada waktu
musim hujan air tidak dapatmengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga
dapatmeresahkan para penduduk.
IV. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yangtentunya dapat menjadikan
limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupunkesehatan. Menurut sifatnya
pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa
pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.*Limbah padat tanpa pengolahan :
Limbah padat yang tidak mengandungunsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung
dibuang ke tempat tertentu sebagaiTPA (Tempat Pembuangan Akhir ).*Limbah padat dengan
pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahanlimbah juga dapat dilakukan
dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan caramendaur ulang, Dijual kepasar
loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan
limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisamenjadi barang yang ekonomis dan
bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetanggakita yang menjadi tukang loak ataupun
pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lainkertas-kertas bekas, koran bekas, majalah
bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dansepeda yang usang. Dapat juga dengan cara
pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling
mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengancara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha
keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapatdigunakan sebagai sumber
energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairanlogam.Faktor faktor yang perlu
kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padattersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus
tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutandan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak danmencemari lingkungan dengan cara
membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,maka perlu kita perhatikan
tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akanterkena, dan tingkat pencemaran yang akan
timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifatnon-ekonomis. Tujuan
pengolahan yang bersifat ekonomis adalah denganmeningkatkan efisiensi pabrik secara
menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat
lain.Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan
.
V. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan
ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.1. PemisahanKarena limbah padat terdiri dari
ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda jugamaka harus dipisahkan terlebih
dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
Sistem Balistik
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di
kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi
yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak
yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang
dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan
berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia
atau makhluk hidup lain.
Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi,
serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk
permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened
mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah,
pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai
negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai
negara semi industri (semi industrialized country).
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan
berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk
kesehatan maupun kelangsungan kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan
oleh industri-industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri
tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karenapembuangan sampah
atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak
berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti
sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai
sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit
padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.
II.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat
kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.
Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik,
bakteri, kulit telur, dll.
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood,
limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
Limbah radioaktif.
6)
Bongkaran bangunan.
7)
Lumpur.
BAB III
PEMBAHASAN
I.
II.
Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2.
Bioremediasi
III.
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut
sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat
tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang
beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur
kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya,
dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan
rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa
sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung.
Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan
apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi
baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut
adalah sebagai berikut :
1)
Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus
tempat dan sarana pembuangan.
2)
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan
cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3)
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran
yang akan timbul.
4)
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara
menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat
lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
IV.
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan
ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1.
Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga
maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat /
volume.
Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya Syarat barang yang
ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet, akan
langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.
2.
Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya
menjadi mudah.
3.
Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik,
limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4.
Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua
yaitu :
a)
Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1)
2)
3)
4)
Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.
b)
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai
berikut :
1)
2)
Struktur tanah.
3)
4)
Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
BAB IV
KESIMPULAN
I.
Kesimpulan
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu
mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau
solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada
kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai
limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir serta kerusakan
lingkungan lainnya
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan
remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
II.
SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari
dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://harumcengkeh.com/cara-penanganan-limbah-padat.html
http://biotani.baru-olah-limbah.blogspot.com/penanganan-limbah-padat.html
www.anneahira.com/penanggulangan-limbah-padat.htm
science-in-blog.blogspot.com/.../penanganan-limbah-padat-part-1.html
www.wikipedia.limbah.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari hasil
eksploitasi sumber daya alam maupun limbah yang berasal dari Industri Berat,
Manufaktur, Agro Industri dan rumah tangga yang telah menjadi suatu
permasalahan tersendiri dan perlu dikelola dan ditangani secara benar sehingga
tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Sebagaimana diketahui bahwa
manusia memerlukan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sisi
lain manusia menginginkan agar lingkungan dimana dia tinggal tidak tercemar oleh
polusi Air, Udara, maupun Suara.
Di indonesia, masalah pengelolaan limbah yang berasal dari hasil eksploitasi
sumber daya alam mineral maupun industri pertambangan belum dilaksanakan
secara tanggung jawab. Adapun bukti-bukti dari pengelolaan limbah yang tidak
bertanggung jawab dapat kita lihat terutama didaerah pertambangan di Sumatra,
Kalimantan dan Papua. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari ekploitasi
sumber daya mineral oleh perusahaan pertambangan telah membuat banyak
wilayah tercemar oleh limbah bahan galian yang tidak diperlukan serta limbah yang
berasal dari proses ekstraksi mineral yang menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya. Penambangan Batu Bara di Kalimatan Timur oleh beberapa perusahaan
bentuk lahan di wilayah tersebut menjadi kolam-kolam air dan merusak struktur
tanah serta sistem hidrologi air tanah. Penambangan bijih tembaga di Freeprot,
Papua telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tambang serta
pencemaran di hulu-hulu sungai oleh limbah yang berasal dari bahan galian yang
tidak terpakai. Penambangan timah di pulau Bangka telah meninggalkan banyak
kolam-kolam hasil dari penggalian lahan, sedangkan biaya remediasi lingkungan
untuk pemulihan lokasi-lokasi yang telah tercemar khususnya di wilayah
pertambangan akan sangat mahal.
Permasalahan pengelolaan limbah dan kerusakan lingkungan juga terjadi
dalam ekspliotasi sumber daya hutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
pemegang hak pengusahaan hutan (HTP) maupun industri bubur kertas. Kerusakan
dan degradasi lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya hutan yang
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari pengolahan limbah padat adalah agar
terciptanya lingkungan yang sehat dan limbah yang di olah dapat berdaya guna
kembali dan memilikinilai yang ekonomis.
BAB II
PEMBAHASAN
B.
I.
Perkotaan :
Limbah yang berasal dari rumah tangga
Limbah yang berasal dari areal bisnis dan perdagangan
Limbah yang berasal dari areal khusus.
II.
Industri :
Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineral
Limbah yang berasaldari manufaktur
Limbah yang berasal dari cannery
Limbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumi
Pertanian :
Limbah yang berasal dari peternakan
Limbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacangan
Limbah yang berasal dari hasil panen tanaman
1.
2.
Solid pollution, adalah polusi yang terjadi sebagai akibat dari material limbah padat
yang tersingkap secara luas sebagai akibatdari tiupan angin yang sangat kencang
atau karena terkikis oleh hujan badai dan terjadinya endapan debris yang
diendapkan dekat dengan muka air tanah.
Liquid pollution, polusi yang terjadi akibat air hujan yang masuk kedalam material
limbah padat dan mengalami pencampuran bahan-bahan yang berasal dari limbah
ke dalambadan air yang kemudian dibawa ke dalam air bawah tanah atau air
permukaan.air yang tercampur oleh material limbah padat disebut leaching.
Gas pollution merupakan hasil pembentukan gas yang berasal dari limbah padat dan
gas carbon dioksida yang berpindah kea rah bagian bawah meyebabkan polusi air
tanah.
3.
Lokasi TPA harus berada diatas muka air tanah.di daerah yang beriklim tropis
dimana potensi leaching sangat besar maka hidrologi bawah tanahnya harus diteliti
terlebih dahulu untuk menghindarkan pencemaran air tanah yang berasal dari hasil
leaching.jika ternyata leaching dapat mencapai suatu aliran atau aquifer,maka
kualitas air tanah harus di teliti. Leaching dapat dikurangi dengan cara membuat
surface runoff untuk mengalirkan leaching dengan memakai material penutup yang
bersifat impermeable.penanaman tumbuhan di atas tanah penutup akan
mengurangi volume leaching. Pertimbangan untuk lokasi TPA yang paling aman
adalah bebas erosi,di landasi oleh bantuan-bantuan yang tidak membawa air,dan
jauh dari surface water.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk
dan sebagian besar dalam kondisi yang kritis.penurunan kualitas lingkungan dapat
kita jumpai di berbagai belahan bumi,terutama di tempat-tempat dimana
eksploitasi sumberdaya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan
pengelolaan yang tidak bertanggung jawab.
Masalah degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya
yang berlebihan dan masalah ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya alam bagi
manusia yang ada di planet bumi merupakan persoalan-persoalan yang menjadi
perhatian dari ilmu geologi khususnya geologi lingkungan.
B.
Saran
Dari beberapa inti penjelasan uraian materi tersebut bahwasanya
masyarakat harus mampu memilah dan memilih mana limbah yang masih dapat
digunakan kembali agar dapat berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis,yang
paling utama adalah lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan derajat kesehatan
masyarakat dapat tercapai setinggi mungkin. penulis mengajak kita semua, mari
mulai dari sekarang tanamkan perilaku hidup sehat,kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1 Tujuan
2 Metode Pembuangan
o
8 lihat juga
9 Pranala luar
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan
sampah), atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah,
metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang
tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan
darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang
higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik
berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas
methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini
meledak dan melongsorkan gunung sampah)
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk
menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus).
Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil
gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di
menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahanCentral European Waste Management(Eropa).
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan
kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan
kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman,
Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks
seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan
menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengkomposan
Pengkomposan.
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah
dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah menjadi energi (Waste-to-energy)
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan
bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya
sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan
boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua
bentuk perlakuan panas yang berhubungan, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan
keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanantinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur
plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas
sintetis(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan
limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan
dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh
Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya
pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh
berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah
sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal
yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk
ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang
dibuat oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan
manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa
dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.
Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti
kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifat racun sintetis yang tidak
berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya
lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan
oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang
menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca
indera kita.
Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah
mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan
hidup kita dan anak cucu kita.
B. Tujuan
Mengetahui bahaya racun racun dari sampah Saat ini sampah telah banyak berubah.
Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak
menggunakan berbagai jenis bahan organis. Di masa kecil saya (awal dasawarsa 1980),
orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging dengan daun jati.
Sedangkan sekarang kita berhadapan dengan sampah-sampah jenis baru, khususnya
berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat berbeda.
Bahan organis mengandung bahan-bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan
berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek
kehidupan.Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi
sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam
berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik
ini terlepas pada saat terurai atau terbakar.
Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang
dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk
ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastik
menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah
salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan
menimbulkan Kanker.
Bahaya dioksin sering disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh
dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang
terkandung di dalam plastik.
C. Perumusan Masalah
Apakah yang di maksud dengan sampah? Apa saja bagian-bagian sampah? Bagaimana
dampak sampah bagi kehidupan? Bagaimana bahaya sampah plastic bagi? kesehatan dan
lingkungan? Bagaimana cara mengurangi sampah? apa yang di maksud dengan prinsip
produksi bersih?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa
atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah Lingkungan
untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah
dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1. Rumah tangga
2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat
hiburan.
3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik,
puskesmas
4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
5. Industri
6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian : Sampah Organiksampah
organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil
dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll. Sampah
Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral
dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton
merupakan pengecualian.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya
gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
- Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi
ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik
dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi :
- Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
- Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
- Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat.
- Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati
orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
- Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan
lain-lain.
- Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi
atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat
terurai,partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah
plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses
pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa
ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan
sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat
saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah
merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan
di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus
permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat!
Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau
menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar-1 triliyun
kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170
kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari
17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap
tahunnya.
Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas
rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel
minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi.
Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik
mengeluarkan gas rumah kaca.
dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan
lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat
untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat
dalam penggunaan lahan.
Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume
secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah
teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.
Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan
reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) dibandingkan dengan volume
sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang
terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat
yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan.
Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan.
Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan
sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat,
yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan
sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang
begitu saja harus diubah.
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
E. Prinsip-prinsip Produksi
Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya,
dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan
minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Re-use (Memakai
kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa
didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri
non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam,
merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah,
untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace (Mengganti);
teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai
barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan
keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.
Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development),
saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat
mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian melambung. Penggunaan
kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur hara tanah, meningkatkan
waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara mikroorganisme alami tanah yang
ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh tanaman.
Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus diikuti
dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi para petani yang
hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan pupuk kompos, akan
mendorong petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian organik.
Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini, seharusnya dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan sistem pertanian organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat
kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi.
Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan
struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali
tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca
penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah
industri pertanian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini
mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak
lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan menjadi
sampah.
Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan memberikan sampah
berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya
pengolahan sampah untuk setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari
produk tersebut. Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola
IPS untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal
sebagai Polluters Pay Principle.
Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan
dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan
sampah tidak akan lagi berkesinambungan. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat
benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem
penanganan sampah.
Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya
kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah
selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya
pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara (akibat bau) dan
air lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah
(municipal solid waste borne disease), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat
akibat gangguan bau sampah.
B. Saran-saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu
diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan,
walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan
terus merusak sumber daya.
Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini
akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak. UU
juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut
dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara
infrastruktur tidak didukung oleh departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.
Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya
masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan,
pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat Kepala
Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan,
departemen agama, dan mungkin Depkominfo.
Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan Singapura yang
mengalami persoalan serupa dengan Indonesia, sedikitnya 14 departemen dilibatkan di
bawah koordinasi langsung presiden atau perdana menteri.
DAFTAR PUSTAKA