Anda di halaman 1dari 5

1.

Geologycal Finding

Evaluasi analisa geologi dan geofisika, yaitu :


o Geologi regional termasuk petroleum system concept (sumber batuan induk,
migrasi, batuan reservoir, perangkap dan batuan tudung) sebagai referensi dalam
melakukan interpretasi geologi serta kegiatan eksplorasi lapangan migas.
o

Geologi, meliputi struktur geologi termasuk analisa geodinamika (fold, fault


and fracture), lingkungan pengendapan facies, sequence stratigrafi dan korelasi
sumur, petrofisika, petrografi, biostratigrafi, zonasi reservoir dan atau geokimia
sumuran pada lapangan migas.

Geofisika, meliputi data seismik 2D (kearapatan grid maximum 1 km x 1 km) dan


atau 3D resolusi cukup yang meliputi lapangan dimaksud dengan pengolahan
terbaru minimal sampai dengan PSTM. Data seismik telah diikatkan dan
dikoreksi dengan check shot/VSP dan atau dengan synthetic wavelet hasil log
akustik pada sumur yang mewakili struktur (well seismic ties). Ada data korelasi
seismic dengan memperhatikan metode korelasi, pola karakter seismik, indikasi
DHI, analisa pengolahan lanjut (AVO, inversi, dll), analisa atribut seismik dan
analisa lateral facies seismik sehingga dapat membantu menjelaskan distribusi
penyebaran reservoir. Dilengkapi juga dengan hasil interpretasi data seismik
sehingga dapat menjelaskan jenis struktur (struktur atau stratigrafi), sistem
pembentukan struktur, waktu pembentukan struktur, dan potensi struktur
(sealing/non sealing) serta time-depht conversion (metode dan data yang dipakai)
bila ada pemetaan kedalaman.

Permodelan geologi reservoir berdasarkan data terbaru, yaitu :


o

Menentukan struktur reservoir dalam penampang seismik

Membuat peta kontur struktur kedalaman (puncak dan dasar) batuan reservoir dan
zona hydrokarbon.

Membuat peta bawah permukaan secara deterministik, yaitu : ketebalan kotor


(gross interval), ketebalan zona hidrokarbon produktif (net porous), iso-net pay,
iso-porositas, iso-permeabilitas dan iso-saturasi air dan iso-HPV (hydrokarbon
pore volume). Peta-peta ini digunakan untuk menghitung awal isi hidrokarbon
(inplace) secara volumetrik dan dipakai sebagai acuan model 3D geologi
(geostatistik)

2. Reservoir Condition
Point-point penjelasan mengenai Reservoir Condition

Initial condition, yaitu : kondisi awal reservoir seperti Tekanan (Pi, psi), temperature (Ti,
oF), gas Formation Volume Factor (Bgi, Bbls/scf), oil Formation Volume Factor (Boi,
Bbls/stb), Bubble Point Pressure (Pb, psi).

Rock characteristic, yaitu : ketebalan (h, ft), net to-gross (n/g), clay volume (Vcl, %),
mineral content (%), porosity (, %), water saturation (Sw, %), permeability (K, md),
rock compressibility (Cr, vol/vol/psi). Nilai dan metode penentuan cut-off analisis log
(porosity, Vcl, Sw, dan permeability). Analogi log harus didukung minimum oleh hasil
pengukuran laboratorium (routine, SCAL, petrografi-SEM-XRD).

Fluid Properties harus didukung oleh hasil pengukuran laboratorium :

Compressibility (Cg dan Co masing-masing untuk gas dan minyak)

Water resistivity

Kandungan panas

Solution Gas Oil Ratio (Rs, scf/stb)

Oil Formation Volume Factor (Bo, bbls/stb)

Bubble Point Pressure (Pb, psi)

Komposisi. Khusus gas, komposisi memerlukan sertifikasi laboratorium

Driving mechanisme : penentuan production forecast dan perhitungan recovery factor


(RF) harus memperhitungkan tenaga pendorong reservoir (gas cap drive, solution gas
drive, expansion gas drive, water drive dan combination drive) serta alasan teknis.

3. Perhitungan Hydrocarbon Inplace


Memperkirakan besarnya volume hidrokarbon (minyak dan gas) dengan metode volumetrik
(perhitungan secara deterministik) dengan cara melakukan kajian terintegrasi dari data-data
permukaan termasuk data sumur dan data seismik, yaitu :

Analisa bentuk dan batas geometri struktur reservoir untuk menghasilkan volume batuan
secara gross reservoir yang didukung interpretasi data geologi dan seismik.
Analisa karakteristik batuan reservoir berdasarkan data petrofisika dan model fasies
geologi (dikalibrasi dengan data core) untuk menentukan besaran/penyebaran porositas,
permeabilitas, saturasi, hidrokarbon, net reservoir dan net pay.

Analisa karakteristik hidrokarbon dan kedalaman kontak fluida berdasarkan data


petrofisika, tekanan dan test sumur.

Mengintegrasikan seluruh analisa tersebut di atas untuk membuat peta Iso-HPV


(Hydrocarbon pore volume) yang merupakan hasil perkalian net-pay x porositas x
saturasi hidrokarbon. Peta penyebaran pore volume hidrokarbon sebagai dasar awal untuk
menentukan lokasi usulan pemboran.

4. Perhitungan Cadangan

Cadangan Terambil hidrokarbon (Hydrocarbon Reserves). Perhitungaan cadangan hidrokarbon


mengacu pada peta Iso-HPV (Hydrocarbon Pore Volume) yang dilengkapi dengan batas-batas
Proven (P1), Probable (P2) dan Possible (P3). Kategori Proven, Probale dan Possible untuk zona
reservoir, sebagai berikut :

Kategori Proven : apabila pada zona reservoir tersebut telah memiliki data log sumur,
geologi dan keteknikan serta didukung oleh produksi aktual atau uji alir produksi (Drill
Stem Test (DST) bukan Modular Dynamic Tester (MDT))
Kategori Probale : apabila zona reservoir tersebut telah memiliki data log sumur, geologi
dan keteknikan tetapi tidak/belum didukung oleh produksi aktual atau uji alir produksi
(DST).

Kategori Possible : apabila pada zona reservoir tersebut hanya didukung oleh korelasi
data geologi, geofisika, keteknikan dan tidak/belum ada data sumur.

Kategori cadangan Probable pada zona reservoir tertentu dapat dipertimbangkan berubah
menjadi Proven apabila memiliki karakteristik log yang lebih bagus dan kedalamannya
berada di atas zona reservoir yang memiliki data test.

Batas area- P1, P2 dan P3 secara lateral :

Batas P1 (Proven) secara lateral 1,5 x Radius Investigasi hasil dari uji alir produksi
(DST) pada lapisan/zona yang terwakili. Apabila tidak tersedia data uji alir produksi
(DST) yang memadai maka perkiraan batas area Proven (P1) maksimum 250 meter untuk
reservoir minyak dengan API di atas 30, sedangkan untuk reservoir gas maksimum
digunakan 750 meter dengan pemahaman penyebaran secara lateral yang sangat baik.
Batas area 2P (Proven + Probale) secara lateral adalah 2.5 x Radius area P1.

Di luar area 2P dalam struktur yang sama sebagai Possible (P3)

Batas area P1, P2, dan P3 secara vertikal :

Batas P1 (Proven) secara vertikal adalah Oil Water Contact (OWC) atau Gas Water
Contact (GWC) hasil dari data uji alir produksi atau pressure gradient. Apabila OWC atau
GWC dapat ditentukan secara pasti maka tidak ada batas P2 maupun batas P3 secara
vertikal.
Jika OWC atau GWC tidak ditemukan maka batas P1 adalah Lowest Known Oil (LKO)
atau Lowest Known Gas (LKG) atau batas bawah interval test produksi (DST).

Batas 2P (Proven+Probable) secara vertikal adalah sepertiga antara batas vertikal P1


dengan spill point korelasi antar sumur atau Highest Known Water (HKW).

Batas 3P (Proven+Probable+Possible) secara vertikal adalah spill point korelasi antar


sumur atau Highest Known Water (HKW).

Batas-batas area P1, P2, dan P3 tersebut bisa dipertimbangkan untuk berubah setelah
didiskusikan dengan Dinas terkait SKK-Migas :

Apabila reservoir tersebut memiliki karakteristik yang khusus


Jumlah sumur lebih dari satu dengan posisi tersebar dan area P1 (bubble map) dari
masing-masing sumur yang bersinggungan tersebut asalkan masih di atas batasan P1
secara vertikal. Area P1 masing-masing sumur harus dipetakan pada iso-HPV dan peta
kontur.

Mengacu pada referensi tertentu.

5. Recovery Factor (RF)


Faktor perolehan (Recovery Factor) adalah perbandingan jumlah minyak atau gas yang dapat
diambil terhadap jumlah minyak atau gas di tempat (inplace) dengan menggunakan teknologi
primary, secondary maupun tertiary recovery.
Metode yang dipakai untuk menghitung Recovery Factor dan cadangan hidrokarbon dihitung
menggunakan metode :
1. Simulasi Reservoir, untuk menganalisa ini model geologi yang digunakan harus telah teruji
keakuratannya berdasarkan data seismik dan analisa sumuran (sumur-sumur yang digunakan
untuk menguji model geologi harus telah mewakili sebaran litologi batuan secara lateral maupun
vertikal), memiliki dan mengintegrasikan data analisa fluida dan analisa batuan yang mewakili
sebaran pelamparan lateral dan vertikal reservoir. Analisa simulasi reservoir merupakan metode
yang dianjurkan dan dapat digunakan pada semua tahap pengembangan lapangan.
2. Material Balance, untuk semi-simulasi karakteristik reservoir yang berbeda harus dimodelkan
dengan beberapa tank. Sedangkan untuk P/Z dapat digunakan apabila telah memiliki data
produksi dan tekanan yang memadai atau telah dimilikinya lebih dari 10% kumulatif produksi
dari total perhitungan awal minyak/gas di tempat, memiliki dan mengintegrasikan data analisa
fluida dan analisa batuan yang mewakili sebaran pelamparan lateral dan vertikal reservoir. Untuk
penganalisisan ini, reservoir harus telah memiliki data produksi dan tekanan yang memadai,
lapangan telah memasuki tahanan kondisi produksi yang semi stabil, atau memiliki 10%
kumulatif produksi dari total perhitungan awal minyak/gas ditempat memiliki dan
mengintegrasikan data analisa fluida dan analisa batuan yang mewakili sebaran pelamparan
lateral dan vertical reservoir.
3. Decline Curve, untuk penganalisisan ini, reservoir harus telah memiliki data produksi dan
tekanan yang memadai, lapangan telah memasuki tahanan kondisi produksi yang telah mature
(telah melampaui titik tertinggi kemampuan produksi).
4. Metode Analitik dapat digunakan apabila data sangat terbatas.
Metode material balance, decline curve dan analitik dapat dilakukan apabila metode simulasi
reservoir tidak bisa dilakukan dengan pertimbangan data tidak cukup mendukung atau jumlah
reservoir cukup banyak atau pertimbangan lain.

6. Production Forecast
Asumsi yang digunakan dalam perkiraan produksi antar lain :
Lapangan Minyak :
Perkiraan produksi puncak (peak) minyak :

Perkiraan produksi maksimum per sumur ditentukan oleh data test dan telah
mempertimbangkan kurva IPR dan pengaruh Water Coning atau Gas Coning.
Lama waktu produksi maksimum per lapangan/struktur minimal 1/3 dari umur produksi
(sampai economic limit)

Catatan : pada kasus-kasus tertentu atau alasan cukup kuat lama waktu produksi dapat
dipertimbangkan di bawah 1/3 dari umur produksi.

Perhitungan Cadangan sebagai dasar untuk Perkiraan Produksi Minyak adalah sebagai
berikut OIL = 90%P1 + 50% P2

Lapangan Gas
Perkiraan Produksi Puncak (peak) Gas :

Perkiraan produksi maksimum per sumur ditentukan oleh data test dan tidak melebihi
30% absolute open flow (AOF), Kurva IPR dan telah memperhitungkan pengaruh water
coning.
Lama waktu produksi maksimum per lapangan/struktur minimal 2/3 (dua pertiga) dari
umur produksi (sampai economic limit)

Catatan : pada kasus-kasus tertentu atau alasan cukup kuat lama waktu produksi dapat
dipertimbangkan di bawah 2/3 dari umur produksi.

Perkiraan produksi harus mencaku perkiraan gross dan net (sales). Perkiraan produksi
Net dihitung dari perkiraan produksi gross setelah dipotong dengan impurities, farksi
berat/kondensate, own use/fuel dan loses.

Perhitungan Cadangan sebagai dasar untuk Perkiraan Produksi Gas dalam POD : Gas
Pipa = 90%P1 + 50%P2 atau Gas LNG/GTL = 90%P1

Anda mungkin juga menyukai