PAS Oh PAS (Tejay)
PAS Oh PAS (Tejay)
Ga ada yang ngerti etika organisasi,, ga ada yang ngerti koordinasi,, payah
semua....
Gabisa bikin rancangan kerja,, gabisa mengevaluasi,, mau dikata apa..
4. Kepanitiaan
Yaa mirip mirip lah sama organsisasi,, liat aja PKB,, panitia gajelas,, cakar yang
dateng dikit... sedih,,,,
PPA?? Yaa samsu doang sih yang nonjol... tapi kalo gitu mah gabisa disebut
kepanitiaan,, tapi namanya admin tunggal..
ATP?? Lalalala... gajelas... ayoo mau adain kepanitiaan apa lagi???
Nah,, dari 4 elemen yang agak mendasar diatas,, aku mau dikit menyimpulkan
inti masalah dari sedikit analisisku,,,,
1.
2.
3.
4.
Penumpukan jobdesc
Arahan kerja yang gamang
Loyalitas
Kekeluargaan / kepedulian
Mentoring adik
Kunjungan
Pembinaan kakak
Rapat divisi
Kepanitiaan
Kalo diasumsikan bahwa kakak baru adalah juga mahasiswa baru,, kalo dipukul
rata sih mereka ni masih lugu.. masih adaptasi dari dunia sekolah ke dunia
kuliah...
Terus masuk organisasi,, ternyata langsung dapet tugas seabrek....
Pagi konsol, siang PKB, sore menka, besoknya, pagi embun pagi, mentoring
ampe siang, siang eval, sore kunjungan..... EKSTREEEEMMM....
Belum lagi rapat divisi, rapat kepanitiaan, EKSTREEEEEEMMMM.............. kapan
mereka libur? Kapan mereka istirahat?? Yaa wajarlah pada jenuh,, waktunya
habis buat PAS
Kedua,, arahan kerja kurang jelas... yaa apapun namanya,, intinya,, dari ataspun
kerjaan kakak ngapa ngapainnya kurang jelas dan gabisa terkontrol dengan
baik.... ada yang saling tuding ini harusnya kerjaan siapa dan siapa,, dan
klarifikasi atas kerjaan siapanya masih ngambang dan ga ada ketegasan dari
atas atas itu... ada juga kerjaan yang kayaknya ga terkerjakan... maksudnya,, ga
ada yang ngerasa harus menjalankan suatu kewajiban,, jadi weh kerjaan itu ga
ada yang ngerjain,,,
Ketiga,, loyalias,,
Yaa ini sih bahasan lain, gamasuk issue yang menunjang bahasan kita sekarang..
tapi poin ini cukup berpengaruh..
Keempat... kekeluargaan,,
Ga ada kepekaan antar kita,, kakak ga saling tau kondisi kaka,, ga ada
kekeluargaan sePAS,, adanya kotak2 kecil gajelas.. ini juga ga masuk issue buat
bahasan kita,, kita bicarakan poin tiga dan empat di bahasan lain...
Setelah 2 semester barulah kakak masuk organisasi.. disini kakak boleh memilih
apakah akan berorganisasi saja ataukah mau ikut mentoring juga.. yang jelas
kakak tersebut udah lepas dari jerat kewajiban mentoring... dan sekarang si
kakak punya tanggung jawab baru, yakni mengurus organisasi...
Baru di tahun ketiga, si kakak bisa memasuki jajaran tinggi di PAS..
Jadi diurut lagi ....... mentoring divisi jajaran tinggi
Terserah sih mau nyoba apa engga....
Dengan skema yang kuceritain diatas,, kita bisa spesifikin kerjaan...
Divisi dan kepanitiaan bisa diPRESS SDMnya,, karena fokus kerjaan ga terbagi,,
terlebih kalau PKB dan ADMIN dijadikan divisi tersendiri,,, dijamin ga akan ada
double, triple, fourple job... divisinya membengkak tapi kerjaannya fokus...
kontrolling lebih enak,, kita bisa press seluruh bidang yang ada,,
Cuman yang jalanin ya eksekutor,, ini selamanya akan jadi #TAJUK kalo
eksekutor gapernah mau nyoba jalanin ini... aku rekomendasiin skema ini
melihat kesibukan kaka yang semakin tinggi, terlebih nanti maks kuliah di PTN
jadi 5 tahun, yang itu pasti ngaruh ke psikologi kaka di kemudian hari,, mereka
mungkin akan kelewat SO,, ga ada waktu berorganisasi..... dan problem2 akan
terus berulang,, seluruh kegiatan PAS ga akan pernah bisa efektif berjalan,
selama ga pernah ada pemisahan-pemisahan kerjaan...
Dan satu lagi,, mengenai fokus kakak 2 semester hanya mentoring adik dan
pembinaan kakak,, kakak2 di organisasi akan lebih mudah memantau,, pertama,
karena koordinator yang mengoordinasi kakak cuman 2,, yaitu koordinator di
bidang mentoring, dan koordinator di bidang ke-kakak-an.... kedua,, kita punya
waktu memantau kakak selama 2 semester sebelum kemudian
menempatkannya ke divisi-divisi.... emang sih jarak kaderisasi kakak tu di
divisinya jadi pendek,,, tapiiii,, ya elah, inimah cuman PAS ITB,,, emang kamu
kata berorganisasi disini sulit?? Kamu tekun 1 semester belajar organisasi aja
kamu udah bisa mimpin di sini dan bisa keren...
Dan satu lagi,, ini kan menyangkut jenjang kaderisasi... berarti butuh ada
koordinator kaderisasi dari jajaran tinggi di eksekutor(pengutam),, yang
mengatur alur kaderisasi kakak sejak dari level satu hingga level 2 kakak di
PAS..... kalau aku eksekutor, udah tentu aku akan mencoba menjalankan skema
ini dengan permasalahan organisasi yang seperti ini,, pemisahan-pemisahan
kerjaan dan pembuatan sistem kontrolling atas kerjaan yang diperketat....
kenapa harus di sistem ini buat pengetatan kontrol?? Ya kalo sistemnya masih
memaksa numpuk-numpuk job mah, sulit,, kita ga punya wewenang melangkahi
koordinator masing2 kerjaan.... satu kakak soalnya punya banyak garapan,,
bakalan sulit ngatur skala prioritas kerja buat masing2 kakak.... nah kalo
kerjaannya dilebur ke divisi-divisi mah kan enak,, kita bisa perketat kontrolling
kerjaan semua kakak,, karena ga ada tumpukan garapan yang butuh dibuatkan
skala prioritas.... PR kakak selanjutnya hanya memetakan skala prioritas