NIM
: 2350408014
A. Judul Skripsi
Kepribadian Marxian Menurut Erich Fromm dalam Drama Les Bonnes
Karya Jean Genet (sebuah tinjauan psikologi sastra)
B. Latar Belakang
Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang dihasilkan manusia
dengan menggunakan bahasa sebagai alat pelahirnya. Karya sastra diciptakan
bukan hanya untuk menghibur, tetapi juga bermanfaat bagi pembacanya. Dengan
ditunjang oleh daya imajinasi dan kreasi serta ketajaman mata hatinya, pengarang
lewat karya
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan dalam
skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter tokoh utama (pembantu) dalam drama Les Bonnes karya
Jean Genet berdasarkan teori kepribadian marxian Erich Fromm ?
2. Bagaimana konflik yang muncul antara dua kelas sosial yang berlawanan
(dilema eksistensi) dalam drama Les Bonnes karya Jean Genet berdasarkan
teori kepribadian marxian Erich Fromm ?
3. Bagaimana mekanisme pelarian diri tokoh pembantu dalam drama Les
Bonnes karya Jean Genet berdasarkan teori kepribadian marxian ?
D. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan karakter tokoh utama (pembantu) dalam drama Les Bonnes
karya Jean Genet berdasarkan teori kepribadian marxian Erich Fromm.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat penelitian, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Melengkapi
khasanah
pengetahuan
sastra
dengan
alternatif
bentuk
2. Memberikan ide bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Asing untuk
menganalisis lebih lanjut lagi mengenai kajian psikologi sastra yakni
mengenai teoritisi kepribadian marxian yang terkandung dalam karya sastra.
F. Metodologi Penelitian
1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan untuk meneliti drama ini adalah pendekatan
psikologi sastra. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya
sebagai aktifitas kejiwaan. Karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis
yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika teks berupa
drama atau prosa (Endraswara 2003:96).
Jatman dalam Endaswara (2003:97) berpendapat bahwa karya sastra dan
psikologi memang memiliki pertautan yang erat, secara tidak langsung dan
fungsional. Pertautan tidak langsung, karena baik sastra maupun psikologi
memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan manusia
memiliki hubungan fungsional karena sama-sama mempelajari keadaan kejiwaan
orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut nyata, sedangkan dalam sastra
bersifat imajinatif.
Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori psikologi yaitu teori
kepribadian marxian menurut Erich Fromm.
1.2
Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis. Objek penelitian ini
adalah karakter tokoh utama yang terpengaruh oleh struktur sosial, yang
selanjutnya dihubungkan dengan teori kepribadian marxian menurut Erich
Fromm.
5
1.3
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah drama yang berjudul Les Bonnes
karya Jean Genet beserta kalimat-kalimat atau data-data yang berhubungan
dengan karakter tokoh utama yang dipengaruhi oleh struktur sosial.
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Agar memperoleh data yang sesuai dengan tema penelitian ini, diperlukan
suatu teknik atau metode yang sesuai dengan objek penelitian. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pustaka,
karena sumber data diperoleh dari sumber tertulis. Pendekatan psikologis yang
digunakan peneliti untuk menganalisis drama Les Bonnes karya Jean Genet.
1.5
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Teknik ini
mencakupi kegiatan mengumpulkan, mendeskripsikan, dan menganalisis korpus
data secara kritis.
G. Landasan Teori
Teori Kepribadian Marxian
Teori kepribadian marxian merupakan teori gabungan dari teori Freud
dengan teori Marx. Freud lebih merumuskan bahwa karakter seseorang
ditentukan oleh faktor biologis dan Marx melihat manusia dideterminasi oleh
masyarakat, terutama oleh sistem ekonomi. H a l t e r s e b u t d i t u n j u k a n
d e n g a n penelitiannya tentang hubungan antara kelas-kelas ekonomi
dan jenis- jenis kepribadian. Fromm menggabungkan kedua teori tersebut karena
ia yakin bahwa banyak temuan Freud seperti peran ketidaksadaran dalam tingkah
laku manusia sangat signifikan untuk memahami kepribadian manusia. Dalam
teorinya, Fromm ingin menunjukan perhatiannya terhadap perjuangan manusia
yang tidak pernah menyerah untuk memperoleh martabat dan kebebasan, dalam
kaitannya dengan kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan orang lain
(Alwisol 2009:121)
1. Dilema Eksistensi
Menurut Fromm, hakekat manusia bersifat dualistik, paling tidak
terdapat empat dualistik di dalam diri manusia:
seseorang harus menjembatani dualisme ini, karena semua gerak di dunia ini
dilatarbelakangi oleh pertentangan dua kelompok ekstrim yakni tesa dan
antitesa. Pertentangan itu akan menimbulkan sintesa, yang pada dasarnya
dapat dipandang sebagai tesa baru yang akan memunculkan antitesa lain.
Konflik yang dibawa dari lahir antara tesa-antitesa eksistensi manusia disebut
dilema eksistensi.
Terdapat dua cara menghindari dilema eksistensi, pertama dengan
menerima otoritas dari luar tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan diri
dengan masyarakat. Dengan cara tersebut manusia (yang menjadi budak dari
penguasa) mendapatkan perlindungan atau rasa aman. Cara kedua, bersatu
dengan orang lain atau kelompok lain menciptakan ikatan dan tanggung
jawab bersama dari masyarakat yang lebih baik.
Masyarakat kapitalis menempatkan seseorang sebagai korban dari
pekerjaan mereka sendiri. Konflik antara kecenderungan mandiri dengan
ketidak-berjayaan dapat merusak mental. Ciri seseorang yang bermental sehat
menurut Fromm adalah seseorang yang mampu bekerja produktif sesuai
dengan tuntutan lingkungan sosialnya, sekaligus mampu berpartisipasi dalam
kehidupan sosial yang penuh cinta (Alwisol 2009:25).
2. Kebutuhan Manusia
Pada umumnya kata kebutuhan diartikan sebagai kebutuhan fisik,
yang oleh Fromm disebut sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari
manusia. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan
eksistensinya sebagai manusia. Menurut Fromm kebutuhan manusia
dikelompokan menjadi dua, yaitu; kebutuhan untuk menjadi bagian dari
sesuatu dan menjadi otonom dan kebutuhan memahami dunia dan
beraktivitas.
2.1 Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatn
Keterhubungan (relatedness)
Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam
dan dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang
dicintai, menjadi bagian dari sesuatu. Hubungan paling memuaskan bisa
positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung
jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain. Namun bisa menjadi
negatif yakni hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
Keberakaran (rootedness)
9
Kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki ikatanikatan yang membuatnya betah di dunia. Manusia menjadi asing dengan
dunianya karena dua alasan; pertama, dia direnggut dari akar-akar
hubungannya
oleh
situasi,
kedua,
fikiran
dan
kebebasan
yang
10
alam
yang
Perusakan
12
Penyesuaian
Bentuk pelarian dari perasaan kesepian dan isolasi berupa
penyerahan individualita dan menjadi apa saja seperti yang diinginkan
kekuatan dari luar. Seseorang menjadi robot, mereaksi persis seperti
yang direncanakan dan mekanis menuruti kemauan orang lain.
Semakin dia menyesuaikan diri, semakin dia merasa tak berdaya. Dan
semakin tak berdaya dia harus semakin menyesuaikan diri. Seseorang
hanya
dapat
memecah
lingkaran
penyesuain
diri
dengan
13
I. Analisis Data
Drama Les Bonnes menceritakan tentang dua orang saudara yang
bekerja sebagai pembantu pada masa kapitalisme. Dalam kesehariannya
mereka mencurahkan perasaannya akan keterasingan dari pekerjaan
sebagai pembantu. Perhatikan kutipan di bawah ini :
Elle se laisse avec lassitude tomber sur le fauteuil.
Solange : Il fait lourd ce soir. Il a fait lourd toute la journe.
Claire : Oui.
Solange : Et cela nous tue, Claire. (page 33)
Dengan keadaan lelah dia membiarkan dirinya jatuh ke kursi.
Solange : Cuaca mendung sore ini. Keadaannya berat setiap hari.
Claire : Iya.
Solange : Dan hal itu membunuh kita, Claire.
Pada kutipan di atas, terlihat adanya keterasingan tokoh terhadap
dunia luar, bahwa hari-hari yang mereka lalui menjadi berat. Hal ini
dikuatkan oleh kutipan berikut: il a fait lourd ce toute la journe, et cela
14
nous tue (keadaannya berat setiap hari, dan hal itu membunuh kita).
Dari kutipan di atas dapat dilihat adanya alienasi yang tokoh pemabantu.
Alienasi atau disebut juga keterasingan yaitu situasi ketika manusia tidak
mengalami dirinya sebagai pelaku ketika menguasai dunia, tetapi juga
berarti bahwa dunia (alam, benda-benda dan manusia sendiri) tetap asing
bagi manusia itu sendiri (Fromm 2004:58). Sewajarnya manusia
pembantu juga berhak untuk mendapatkan haknya sebagai manusia.
Kebutuhannya akan keterhubungan dengan orang lain dan mengikatkan
diri dengan kehidupan.
majikan
untuk
dirinya
sendiri
ketika
meminjamkan
eksistensinya untuk dirinya sendiri. Dengan kata lain, jika seseorang bisa
menegaskan dan mengungkapkan bahwa dia tidak hanya bebas dari (free
from) tetapi juga bebas untuk (free to).
Masyarakat kapitalis menempatkan orang sebagai korban dari
pekerjaan mereka sendiri. Konflik antara kecenderungan mandiri dengan
ketidakberjayaan dapat merusak kesehatan mental. Normalitas atau
situasi mental yang sehat adalah keadaan optimal dari pertumbuhan
15
16
Daftar Pustaka
Alwisol. 2009. Teori Kepribadian. Malang: UMM Press.
Endaswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
From, Erich. 2004. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jan van Luxemburg, Mieke Bal dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar
Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
17
18