5b
DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN
KEMENTERIAN
RUANG PEKERJAAN
DASAR PEMIKIRAN:
Tujuan Pendampingan
Strategi Umum
Strategi Umum Triple Track meliputi :
De botlenecking
(terutama penyiapan bahan materi teknis)
De birokratisasi
(terutama untuk mempercepat proses)
Capacity Building
(pelatihan dan transfer knowledge ke aparat)
Dilakukan pada semua level yaitu :
Kabupaten/kota
Propinsi
Pusat
Status
Direkto
rat
Sedang
Revisi
Rekomendasi
Gubernur
Total
Binda I
81
22
103
Binda II
Perkota
an
127
127
35
20
55
Total
243
42
285
dan
pedoman
di
Provinsi Sumut
Nias
Labuhan Batu
Simalungun
Humbang
Aceh Tenggara Hasudutan
Aceh Barat
Nias Selatan
Daya
Aceh Jaya
Simeuleu
Aceh Timur
Aceh Tamiang
Provinsi Kep.
Provinsi Sumbar Provinsi Riau Riau
Solok Selatan
Indragiri Hilir Natuna
Kepulauan
Pelalawan
Anambas
Mentawai
Provinsi Jambi
Bungo
Sarolangun
Musi Banyuasin
Tanjung Jabung
Timur
Sijunjung
Siak
Merangin
Kuantan
Singingi
Tanjung Jabung
Barat
Serdang Bedagai
Muoro Jambi
Batu Bara
Tebo
Labuhan Batu
selatan
Batanghari
Karo
Padang Lawas
Utara
Labuhan Batu
Aceh
Selatan
Utara Bengkulu
Provinsi Babel Provinsi
Bangka
Tapanuli Tengah
Muko-Muko
Aceh
Barat
Selatan
Nias Utara
Rejang
Lebong
Provinsi Sumsel
OKU
Ogan Ilir
Lahat
Banyuasin
Empat Lawang
OKI
Muara Enim
OKU Selatan
Nagan Raya
Provinsi Jawa
Provinsi Lampung Provinsi Banten Barat
OKU Timur
Provinsi Jawa
Provinsi DIY Timur
Garut
Sleman
Lampung Timur
Purwakarta
Tapanuli Selatan
Lebong
Lampung Utara
Sukabumi
Nias BaratTengah
Bengkulu
Pasawaran
Subang
Padang Lawas
Seluma
Pringsewu
Tasikmalaya
Sumenep
Jember
Provinsi NTT
Bangli
Gianyar
Jembrana
Tabanan
Lombok TengahBelu
Lombok Timur Kupang
Dompu
Manggarai
Banjar
Barito Kuala
Hulu Sungai Selatan
Seruyan
Sumbawa
Barat
Ngada
Landak
Sukamara
Sikka
Melawi
Lamandau
Tanah Bumbu
Sumba Barat
Sekadau
Gunung Mas
Balangan
Timor Tengah
Selatan
Kayong Utara
Pulang Pisau
Tapin
Provinsi Kaltim
Provinsi Sulut
Paser
Bolaang Mangandow
Kutai Kertanegara Bolaang M. Utara
Berau
Kepulauan Sangihe
Nunukan
Kepulauan Talaud
Kutai Barat
Minahasa Selatan
Bolaang Mongondow
Kutai Timur
Selatan
Penajam Paser
Bolaang Mongondow Timur
Utara
Bulungan
Tanah Laut
Sumbawa
Ketapang
Provinsi
Gorontalo
Sintang
Bone
Bolango
Pahuwato
Kubu Raya
Tana Tidung
Provinsi Kalsel
Minahasa
Murung Raya
Provinsi Sulteng
Barito
Timur
Banggai
Poso
Katingan
Donggala
Toli-Toli
Morowali
Banggai
Kepulauan
Tojo Una-Una
Sigi
Buol
Provinsi Sulbar
Mamuju Utara
Mamuju
Mamasa
Polewali Mandar
Majene
Provinsi Maluku
Utara
Maluku Barat Daya Kepulauan Sula
Provinsi Maluku
Pulau Morotai
Asmat
Tambrauw
Keerom
Teluk Bintuni
Nduga
Buton
Pegunungan Bintang
Konawe Selatan
Sarmi
Konawe Utara
Tolikara
Bombana
Yalimo
Wakatobi
Membramo Raya
Kolaka Utara
Membramo Tengah
Deiyai
Dogiyai
Intan Jaya
Mimika
Paniai
Puncak
Puncak Jaya
55 Kota
Aceh
Sumut
Sumbar
Sasaran
2011
Kegiatan
Pendampi
ngan
Teknis
penyelesai
an
persetujua
n
substansi
285 RTRW
Kab/Kota
Riau-JambiBengkulu-KepriSumselLampung-Babel
11 Kota
14 Kota
Banten-JabarJateng-Jatim
Kalbar-Kalsel-Kalteng-Kaltim
- NTB
Sulsel-Sulteng-Sultra-SulutMaluku-Malut-Papua Barat
21 Kota
9 Kota
55 Kota
230 Kab
Kegiatan
Manajeme
n Regional
(Barat +
Timur)
Aceh
Sumut
Sumba
r
RiauKepri
Jambi
Bengkulu
SumselBabel
Lampung
15
Kab
17 Kab
6 Kab
12
Kab
9 Kab
8 Kab
15 Kab
11 Kab
BantenJabar
DIY-Jateng
Jatim
10 Kab
103 Kab
NTT
Kalbar
Kalten
g
Kals
el
Kalti
m
SulutGoron
talo
Sulten
gSulbar
Sulsel
Sultr
a
8 Kab
9
Kab
12 Kab
12
Kab
9
Kab
9
Kab
10
Kab
14
Kab
11
Kab
9
Kab
127 Kab
Dasar Pertimbangan :
1. Memudahkan Koordinasi dalam pengitregasian dgn kegiatan lain yg sejenis
2. Kemudahaan koordinasi dgn alasan kedekatan wilayah
3. Memungkinkan kerjasama dgn Perguruan Tinggi/Asosiasi Profesional (IAP, IAI) yg ada
di ibukota Provinsi
4. Terdapat beberapa provinsi yg dpt di cluster menjadi 1 KMR agar lebih fokus
5. Keterbatasan kemampuan KMR dalam menangani wilayah tdk lebih dr 20 Kab
6. Kegiatan harus terfokus, penggunaan waktu yg terbatas hrs optimal, tdk saling
menunggu
MalukuMalutPapua
Barat
6 Kab
Papua I
Papua II
8 Kab
10 Kab
Pusat :
1.Penyiapan
Grand
Design
Pendampi
ngan
Teknis
&
Modul
Pelatihan
2.Kegiatan
Manajeme
n
3. Kegiatan
Monev
4.Manajeme
n
data&
Sistem
Informasi
5.Kegiatan
Pelatihan
Tenaga
Pendampi
ngan/
Fasilitator
DATA KLASTER
I. KLASTER 1 :
---------------- ---------------- ----------------II. KLASTER II :
---------------- ---------------- -----------------
I. KONSULTAN DI PUSAT
KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT (KMP)
KONSULTAN MONITORING DAN EVALUASI (KME)
KONSULTAN MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
EO - TRAINING
II. KONSULTAN DI DAERAH
KONSULTAN MANAJEMEN REGIONAL, TIAP KAB/KOTA
SETIDAKNYA ADA 1 ORG TENAGA AHLI YG AKAN
MENDAMPINGI PEMDA UTK MENDORONG PENYELESAIAN
RTRW TA 2011
HUBUNGAN BAGAN
KERJA
Pelaksana
Tugas
Struktu
ral
Tim
Pengarah
Bappenas /
BKPRN
Kementerian
PU / DJPR
Konsulta
n/
Mitra
Pokja
BKPRN
EO/
Trainin
g
PMU
Tim
Pelaksana
KMP
Tim
Asistensi &
Konsultasi
Binda I
Tim
Asistensi &
Konsultasi
Binda II
Tim
Asistensi &
Konsultasi
Perkotaan
KME
KM
Datin
Pusat
Provinsi
Gubernu
r
Daerah
BKPRD
Provinsi
KMR
BKPRD
Kab/Kot
a
Kab/
Kota
Bupati/
Walikot
a
Koordina
si
Hubungan
Langsung
Tim Pengarah
Tim Pengarah
Ketua : Ditjen Pentaan Ruang
Sekretaris : Ir. Sri Apriatini S
Anggota :
Dir. Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
Kementerian Dalam Negeri
Asdep Perencanaan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup
Direktur Perencanaan Kawasan, Kementerian Kehutanan
Kepala Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang,
Bakosurtananl
Kepala Pusat Lingkungan Geologi, Kementerian ESDM
Dir. Tarunas DJPR, Kementerian PU
Dir. Binda I DJPR, Kementerian PU
Dir. Binda II DJPR, Kementerian PU
Dir. Perkotaan DJPR, Kementerian PU
Tim Pengarah
Ketua : Ditjen
Penataan Ruang
Wakil Ketua : Ir. Sri
Apriatini S
Anggota :
1. Memantau progres
2. Menetapkan capaian kegiatan (bench mark)
3. Melakukan sinkronisasi kegiatan di sektor masingmasing terkait dgn kegiatan percepatan
penyusunan RTRW Kabupaten/kota
4. Menetapkan kebijakan untuk tindakan korektif
apabila diperlukan
Tim Pengarah
Indikator Output :
Hasil monitoring dan evaluasi
berkala
Kebijakan / tindakan korektif
Indikator Kinerja :
Seluruh Kab/kota dapat
menyelesaikan RTRW tepat
waktu
Konsultan
Manajemen Pusat
(KMP)
G. Tim Teknis
Kab/Kota
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
Output :
Rencana Kerja Bersama, Bench
Marking (target capaian) dan
jadwal kegiatan
Hasil monitoring dan evaluasi
berkala
Kebijakan / tindakan korektif
Indikator Kinerja :
Seluruh kegiatan terlaksana sesuai
jadwal dan rencana
Sebanyak 90 persen RTRW
kabupaten/kota telah memperoleh
persetujuan substansi dari Menteri
Pekerjaan Umum, 10% telah
memperoleh rekomendasi gubernur.
Kegiatan
Membuat rencana pelaksanaan
dan jadwal training
Menyiapkan materi dan bahan
ajar
Melaksanakan training
Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan
Melakukan koordinasi dengan
KMR
Komponen
Pelaku
Konsultan
Manajemen
Regional (KMR)
35
36
PROSES PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG
IMPACT
Kinerja
OUT COME
PROSES
OUT PUT
INPUT
Mutu
37
SASARAN MUTU
TEPAT-PAS
38
METHODOLOGI
Prosedur
Teknik
Metoda
Poernomosidhi Poerwo Ph.D
TEKNIK SURVEY
TEKNIK
ANALISIS
PERUMUSAN
HASIL
INDIKASI
39
NORMA
DEFINISI
dan
pengendali
perundangan)
SIFAT
:
LEGALITAS
:
CONTOH
:
Tanah
STANDAR
DEFINISI
:
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan
termasuk tata cara dan metode yang disusun sebagai
patokan dalam melakukan kegiatan
SIFAT
: Berlaku Wajib dan Sukarela
LEGALITAS
: BSN (Badan Standardisasi Nasional)
CONTOH
: Tata Cara Penelitian Metode Uji Sifat Hidraulik
Poernomosidhi Poerwo Ph.D
Akuifer
dengan Teknik Sumur. SNI 19-6744-2002
40
DEFINISI
: Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih
lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan daerah
setempat.
SIFAT
: Berlaku Nasional tapi dapat disesuaikan dengan daerah
LEGALITAS
: Keputusan Menteri
CONTOH
: Pedoman Kriteria Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer
Antar Kota. (Kepmen Kimpraswil No. 260/KPTS/M/2004)
MANUAL/ KRITERIA
DEFINISI
SIFAT
LEGALITAS
CONTOH
keselamatam
41
Konsultasi
Publik
Rapat
Koordinasi
dengan
Kab/Kota
berbatasan
Proses
Penyusunan
Konsultan
Bantek/APBD
BKPRD
Peta
Bakosurtan
al
KLHS
Penyempur
naan
Paralel
Pembahasa
n
PENYUSUN
AN
KONSULTASI
PROVINSI
BKPRN
DPRD
Draft
RTRW
Rekomend
asi
Gubernur
Persetujua
n substansi
Kesepakata
n Bersama
EVALUASI
Persetujua
n
Penetapan
42
43
44
PERALATAN
MATERI
ORANG
MUTU
P.TARU
LINGKUNGAN
PROSEDUR
Poernomosidhi Poerwo
45
MUTU PT/MGS/96
TERIMA KASIH
46
47
a. Mutu (Quality)
b. Otonomi (Autonomi)
c. Akuntabilitas
(Acountability)
d. Akreditasi
(Accreditation)
e. Evaluasi (Evaluation)
Poernomosidhi Poerwo Ph.D
48
PARADIGMA BARU
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Evaluasi Diri
MUTU
Otonomi
Akuntabilitas
Akreditasi
49
MUTU
Kualitas, Jaminan mutu dan
Akreditasi tidak pernah
akan berakhir
Kualitas adalah kondisi
dasar untuk :
- Daya Saing (competition)
- Daya Tarik
Poernomosidhi Poerwo Ph.D
50
Pembinaan Mutu
51
MUTU
Pengendalian Mutu
Pemantapan Mutu
Penyegaran Mutu
Pemutahiran Mutu
52
53
WHAT IS TQM ?
Total Quality Management (TQM) is a
philosophy,
a set of tools, and a
process whose output yields customer
satisfaction and continuous
improvement.
THE FORMULA OF SUCCESS IS :
Effective Training
Effective Implementation
Executive Involvement.
(John L. Hradesky, 1995)
Poernomosidhi Poerwo
54
DEFINISI MUTU
Apakah Mutu itu ?
MUTU ADALAH PADUAN SIFAT-SIFAT
BARANG
ATAU JASA, YANG
MENUNJUKKAN
KEMAMPUANNYA DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN PELANGGAN, BAIK
KEBUTUHAN YANG DINYATAKAN MAUPUN
YANG TERSIRAT.
Poernomosidhi Poerwo
55
56
Poernomosidhi Poerwo
57
MGS/MMT/96
Komitmen
Koordinasi
Kompetensi
Poernomosidhi Poerwo
58