Anda di halaman 1dari 58

MODUL

5b

PENJELASAN TUGAS DAN FUNGSI KMR/TPD, PENYUSUNAN RENCANAN


KERJA DAN STANDAR HASIL KERJA (SHK), SERTA PENGENDALIAN
MUTU PENYELENGGARAAN PENATAN RUANG
PROVINSI, KABUPATEN, KOTA

DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN
KEMENTERIAN
RUANG PEKERJAAN

Amanah UU No 26 Tahun 2007 Tentang


Penataan Ruang
Penyesuaian RTRW Propinsi harus selesai
2 tahun
setelah UUPR diundangkan 2009
Penyesuaian RTRW Kab/kota harus
selesai 3 tahun
setelah UUPR diundangkan 2010
Fakta terdapat 334 kab/kota belum
menyelesaikan
RTRW-nya

DASAR PEMIKIRAN:

PENYUSUNAN RTRW ADALAH MULTISEKTORAL


PRODUK KONSENSUS SEMUA SEKTOR
MEMILIKI KEPENTINGAN, KOMPETENSI DAN
SUMBERDAYA TIM PENGARAH MULTI SEKTOR
PERMASALAHAN DAERAH : ADA PADA HAMPIR
SELURUH TAHAPAN PENYUSUNAN RTRW DAN
SDM (KUALITAS DAN KAPABILITAS)
PENDAMPINGAN TEKNIS/ KONSULTANSI
DILAKSANAKAN OLEH PIHAK KE-3 DAN
DIDEKATKAN PADA PEMDA

Tujuan Pendampingan

Mendorong prakarsa dan penguatan Pemda dalam


Penyelenggaraan PR
Mendorong terwujudnya harmonisasi dan integrasi
berbagai
sektor dalam penyusunan RTRW kabupaten/kota;
Mendorong terwujudnya kesepahaman/kesepakatan antar
kabupaten/kota dalam penyusunan RTRW;
Mendorong terwujudnya rekomendasi gubernur dalam
pengintegrasian RTRW kabupaten dan RTRW propinsi;
Mewujudkan dokumen teknis RTRW yang disusun oleh
pemerintah kabupaten/kota

Peta Umum Permasalahan


Beberapa propinsi yang belum menyelesaikan revisi
RTRWnya
menghambat kab/kota untuk melaksanakan revisi

Terdapat permasalahan yang berkaitan dengan


pengalihan fungsi
hutan

Terdapat banyak kab/kota yang SDM-nya kurang


memadai

Permasalahan pemetaan pemetaan dilakukan


paralel dgn
kegiatan studi

Tidak adanya petunjuk teknis mengenai proses


pemberian
Rekomendasi Gubernur
Masih dijumlai adanya kekurang pahaman/pedulian
pimpinan
daerah dan DPRD akan makna dan pentingnya RTRW
kab/kota
dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pengembangan
investasi

Strategi Umum
Strategi Umum Triple Track meliputi :
De botlenecking
(terutama penyiapan bahan materi teknis)
De birokratisasi
(terutama untuk mempercepat proses)
Capacity Building
(pelatihan dan transfer knowledge ke aparat)
Dilakukan pada semua level yaitu :
Kabupaten/kota
Propinsi
Pusat

Status RTRW Kabupaten/Kota

Status
Direkto

rat

Sedang
Revisi

Rekomendasi
Gubernur

Total

Binda I

81

22

103

Binda II
Perkota
an

127

127

35

20

55

Total

243

42

285

Status : Maret 2011

Percepatan Penyelesaian RTRW di Daerah


Upaya yang dilakukan dalam mempercepat penyelesaian RTRW
di daerah:
1. Mengingatkan Pemerintah Daerah dan DPRDnya melalui
surat
agar
segera
menganggarkan,
termasuk
bila
memungkinkan dalam APBDP 2010 untuk menyelesaikan
RTRWnya.
2. Memfasilitasi daerah melalui program Bimbingan Teknis,
Bantuan Teknis, dan Advisory serta penguatan self
assesment daerah.
3. Percepatan perbaikan dan Revisi RTRW daerah setelah
pembahasan substansi di BKPRN.
4. Mengefektifkan koordinasi dan konsultasi sektoral lintas
kementerian/lembaga (BKPRN).
5. Meningkatkan kegiatan pembinaan dan pengawasan teknis
penyelenggaraan penataan Ruang.
6. Mensosialisasikan peraturan, standar,
bidang Penataan Ruang kepada daerah.

dan

pedoman

di

RTRW Kabupaten/Kota dengan Status Revisi


Provinsi Aceh
Bireun
Aceh Tengah
Gayo Lues

Provinsi Sumut
Nias
Labuhan Batu
Simalungun

Humbang
Aceh Tenggara Hasudutan
Aceh Barat
Nias Selatan
Daya
Aceh Jaya
Simeuleu
Aceh Timur
Aceh Tamiang

Provinsi Kep.
Provinsi Sumbar Provinsi Riau Riau
Solok Selatan
Indragiri Hilir Natuna
Kepulauan
Pelalawan
Anambas
Mentawai

Provinsi Jambi
Bungo
Sarolangun

Musi Banyuasin

Lima Puluh Kota Rokan Hulu

Tanjung Jabung
Timur

Sijunjung

Siak

Merangin

Kuantan
Singingi

Tanjung Jabung
Barat

Serdang Bedagai

Muoro Jambi

Batu Bara

Tebo

Labuhan Batu
selatan

Batanghari

Karo

Padang Lawas
Utara
Labuhan Batu
Aceh
Selatan
Utara Bengkulu
Provinsi Babel Provinsi
Bangka
Tapanuli Tengah
Muko-Muko
Aceh
Barat
Selatan
Nias Utara
Rejang
Lebong

Provinsi Sumsel
OKU

Ogan Ilir
Lahat
Banyuasin
Empat Lawang
OKI
Muara Enim
OKU Selatan

Nagan Raya

Provinsi Jawa
Provinsi Lampung Provinsi Banten Barat

OKU Timur
Provinsi Jawa
Provinsi DIY Timur

Lampung Selatan Pandeglang

Garut

Sleman

Lampung Timur

Purwakarta

Tapanuli Selatan
Lebong

Lampung Utara

Sukabumi

Nias BaratTengah
Bengkulu

Pasawaran

Subang

Padang Lawas
Seluma

Pringsewu

Tasikmalaya

Sumenep
Jember

RTRW Kabupaten/Kota dengan Status Revisi


Provinsi Bali Provinsi NTB

Provinsi NTT

Bangli

Lombok Barat Alor

Gianyar
Jembrana
Tabanan

Lombok TengahBelu
Lombok Timur Kupang
Dompu
Manggarai

Provinsi Kalbar Provinsi Kalteng


Kotawaringin
Sambas
Timur
Sanggau
Kapuas
Pontianak
Barito Selatan
Kapuas Hulu
Barito Utara

Banjar
Barito Kuala
Hulu Sungai Selatan

Manggarai Barat Bengkayang

Seruyan

Hulu Sungai Tengah

Sumbawa
Barat

Ngada

Landak

Sukamara

Hulu Sungai Utara

Sikka

Melawi

Lamandau

Tanah Bumbu

Sumba Barat

Sekadau

Gunung Mas

Balangan

Timor Tengah
Selatan

Kayong Utara

Pulang Pisau

Tapin

Provinsi Kaltim
Provinsi Sulut
Paser
Bolaang Mangandow
Kutai Kertanegara Bolaang M. Utara
Berau
Kepulauan Sangihe
Nunukan
Kepulauan Talaud
Kutai Barat
Minahasa Selatan
Bolaang Mongondow
Kutai Timur

Selatan
Penajam Paser
Bolaang Mongondow Timur
Utara

Bulungan

Tanah Laut

Sumbawa

Ketapang
Provinsi
Gorontalo
Sintang
Bone
Bolango
Pahuwato
Kubu Raya

Tana Tidung

Provinsi Kalsel

Minahasa

Murung Raya
Provinsi Sulteng
Barito
Timur
Banggai
Poso
Katingan
Donggala
Toli-Toli
Morowali
Banggai
Kepulauan
Tojo Una-Una
Sigi
Buol

Provinsi Sulbar
Mamuju Utara
Mamuju
Mamasa
Polewali Mandar
Majene

RTRW Kabupaten/Kota dengan Status Revisi


Provinsi Sultra
Kolaka
Konawe
Muna

Provinsi Maluku
Utara
Maluku Barat Daya Kepulauan Sula
Provinsi Maluku

Pulau Morotai

Provinsi Papua Barat Provinsi Papua


Maybrat

Asmat

Tambrauw

Keerom

Teluk Bintuni

Nduga

Buton

Pegunungan Bintang

Konawe Selatan

Sarmi

Konawe Utara

Tolikara

Bombana

Yalimo

Wakatobi

Membramo Raya

Kolaka Utara

Membramo Tengah
Deiyai
Dogiyai
Intan Jaya
Mimika
Paniai
Puncak
Puncak Jaya

Rencana Kegiatan Pendampingan Teknis


Percepatan Penyelesaian RTRW Kab/Kota
Tahun 2011
Kegiatan
Manajemen
Regional

1 Kegiatan Pendampingan Teknis (4 Cluster)

55 Kota

Aceh
Sumut
Sumbar

Sasaran
2011
Kegiatan
Pendampi
ngan
Teknis
penyelesai
an
persetujua
n
substansi
285 RTRW
Kab/Kota

Riau-JambiBengkulu-KepriSumselLampung-Babel
11 Kota

14 Kota

Banten-JabarJateng-Jatim

Kalbar-Kalsel-Kalteng-Kaltim
- NTB
Sulsel-Sulteng-Sultra-SulutMaluku-Malut-Papua Barat
21 Kota

9 Kota
55 Kota

1 Kegiatan Pendampingan Teknis Wilayah I (9 Cluster)

230 Kab

Kegiatan
Manajeme
n Regional
(Barat +
Timur)

Aceh

Sumut

Sumba
r

RiauKepri

Jambi

Bengkulu

SumselBabel

Lampung

15
Kab

17 Kab

6 Kab

12
Kab

9 Kab

8 Kab

15 Kab

11 Kab

BantenJabar
DIY-Jateng
Jatim
10 Kab

103 Kab

1 Kegiatan Pendampingan Teknis Wilayah II (13 Cluster)


Bali
NTB

NTT

Kalbar

Kalten
g

Kals
el

Kalti
m

SulutGoron
talo

Sulten
gSulbar

Sulsel

Sultr
a

8 Kab

9
Kab

12 Kab

12
Kab

9
Kab

9
Kab

10
Kab

14
Kab

11
Kab

9
Kab

127 Kab

Dasar Pertimbangan :
1. Memudahkan Koordinasi dalam pengitregasian dgn kegiatan lain yg sejenis
2. Kemudahaan koordinasi dgn alasan kedekatan wilayah
3. Memungkinkan kerjasama dgn Perguruan Tinggi/Asosiasi Profesional (IAP, IAI) yg ada
di ibukota Provinsi
4. Terdapat beberapa provinsi yg dpt di cluster menjadi 1 KMR agar lebih fokus
5. Keterbatasan kemampuan KMR dalam menangani wilayah tdk lebih dr 20 Kab
6. Kegiatan harus terfokus, penggunaan waktu yg terbatas hrs optimal, tdk saling
menunggu

MalukuMalutPapua
Barat
6 Kab

Papua I

Papua II

8 Kab

10 Kab

Pusat :
1.Penyiapan
Grand
Design
Pendampi
ngan
Teknis
&
Modul
Pelatihan
2.Kegiatan
Manajeme
n
3. Kegiatan
Monev
4.Manajeme
n
data&
Sistem
Informasi
5.Kegiatan
Pelatihan
Tenaga
Pendampi
ngan/
Fasilitator

DATA KLASTER

I. KLASTER 1 :
---------------- ---------------- ----------------II. KLASTER II :
---------------- ---------------- -----------------

PENDAMPINGAN TEKNIS YANG DISEDIAKAN :

I. KONSULTAN DI PUSAT
KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT (KMP)
KONSULTAN MONITORING DAN EVALUASI (KME)
KONSULTAN MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
EO - TRAINING
II. KONSULTAN DI DAERAH
KONSULTAN MANAJEMEN REGIONAL, TIAP KAB/KOTA
SETIDAKNYA ADA 1 ORG TENAGA AHLI YG AKAN
MENDAMPINGI PEMDA UTK MENDORONG PENYELESAIAN
RTRW TA 2011

HUBUNGAN BAGAN
KERJA
Pelaksana
Tugas

Struktu
ral

Tim
Pengarah

Bappenas /
BKPRN

Kementerian
PU / DJPR

Konsulta
n/
Mitra

Pokja
BKPRN

EO/
Trainin
g

PMU

Tim
Pelaksana

KMP
Tim
Asistensi &
Konsultasi
Binda I

Tim
Asistensi &
Konsultasi
Binda II

Tim
Asistensi &
Konsultasi
Perkotaan

KME

KM
Datin

Pusat

Provinsi
Gubernu
r

Daerah

BKPRD
Provinsi

KMR
BKPRD
Kab/Kot
a

Kab/
Kota

Bupati/
Walikot
a

Tim Teknis Kab/Kota & Tim


Pendamping

Koordina
si
Hubungan
Langsung

KEY PERFORMANCE INDICATOR :

SELURUH KAB/KOTA SELESAI RTRW AKHIR 2011


PELAKSANAAN
Seluruh kegiatan berjalan tepat waktu
Seluruh permasalahan memperoleh solusi dgn
cepat dan tepat
Pembahasan di BKPRN tepat waktu
Persetujuan substansi tepat waktu
Permasalahan lintas batas dan peralihan fungsi
hutan terselesaikan
Rekomendasi gubernur tepat waktu
PERFORMANCE TPD :
Kesesuaian Rencana Kerja dan Realisasi
Pemenuhan Standar Hasil Karya (SHK)

Tim Pengarah

Tim Pengarah
Ketua : Ditjen Pentaan Ruang
Sekretaris : Ir. Sri Apriatini S
Anggota :
Dir. Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
Kementerian Dalam Negeri
Asdep Perencanaan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup
Direktur Perencanaan Kawasan, Kementerian Kehutanan
Kepala Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang,
Bakosurtananl
Kepala Pusat Lingkungan Geologi, Kementerian ESDM
Dir. Tarunas DJPR, Kementerian PU
Dir. Binda I DJPR, Kementerian PU
Dir. Binda II DJPR, Kementerian PU
Dir. Perkotaan DJPR, Kementerian PU

Tabel Komponen Pelaku Serta


Tugas dan Fungsi Tim Pengarah
Komponen Pelaku

Tugas dan Fungsi

Tim Pengarah
Ketua : Ditjen
Penataan Ruang
Wakil Ketua : Ir. Sri
Apriatini S
Anggota :

1. Memantau progres
2. Menetapkan capaian kegiatan (bench mark)
3. Melakukan sinkronisasi kegiatan di sektor masingmasing terkait dgn kegiatan percepatan
penyusunan RTRW Kabupaten/kota
4. Menetapkan kebijakan untuk tindakan korektif
apabila diperlukan

Tabel Komponen Pelaku Serta


Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana
Komponen
Pelaku
Tim Pelaksana

Tugas dan Fungsi


1. Memberikan rekomendasi persetujuan
substansi pengesahan materi Raperda RTRW
untuk diberikan persetujuan substansi oleh
Menteri PU
2. Menjamin kelancaran pelaksanaan pada
setiap tahapan revisi RTRW
3. Menjalankan seluruh kebijakan percepatan
revisi RTRW

Tabel Komponen Pelaku Serta


Tugas dan Fungsi Pokja BKPRN
Komponen
Pelaku
Pokja BKPRN

Tugas dan Fungsi


Membahas Raperda RTRW Kabupaten/Kota
Menyampaikan masukan penyempurnaan
materi RTRW Kabupaten/Kota terkait dengan
kebijakan sektoral

Tim Pengarah

Indikator Output :
Hasil monitoring dan evaluasi
berkala
Kebijakan / tindakan korektif
Indikator Kinerja :
Seluruh Kab/kota dapat
menyelesaikan RTRW tepat
waktu

Konsultan Manajemen Pusat (KMP)


Komponen Pelaku

Tugas dan Fungsi

Konsultan
Manajemen Pusat
(KMP)

Membantu tugas PMU dalam menyiapkan rancangan,


rencana dan jadwal kerja serta target capaian kegiatan
Membantu PMU dalam melakukan pemantauan pelaksanaan
tugas KMR
Membantu PMU dalam melakukan analisis progres, analisis
permasalahan dan menyiapkan draft kebijakan untuk
kegiatan percepatan penyusunan RTRW kab/kota
Menjamin seluruh kegiataan dapat terlaksana sesuai
dengan jadwal dan rencana yang telah disepakati bersama
Menyediakan Tenaga Ahli pendamping untuk tim BKPRN
dalam melakukan telaahan materi Raperda RTRW Kab/Kota
Membantu pelaksanaan kegiatan pelatihan yang
dilaksanakan oleh EO-Training
Memperlancar kegiatan KME melalui koordinasi bersama
KMR dan pelaku utama lainnya
Memperlancar kegiatan KM-Datin melalui koordinasi
bersama KMR dan pelaku utama lainnya
Mengatur jadwal pembahasan draft RTRW kab/kota dengan
BKPRN
Membantu memperlancar proses untuk memperoleh
persetujuan substansi RTRW kab/kota oleh Menteri PU
Melaksanakan Knowledge Manajemen dan lesson learned

Tabel Komponen Pelaku Serta Tugas


dan Fungsi SKPD
Komponen
Pelaku
F. SKPD Provinsi

Tugas dan Fungsi


1. Membantu Tim Teknis Direktorat dalam
mengkoordinasikan kegiatan pada tingkat
propinsi
2. Bersama dengan KMR memantau proses
kegiatan percepatan penyusunan RTRW
kab/kota di wilayahnya
3. Melaporkan kepada Tim Teknis jika terjadi
sesuatu masalah yang memerlukan
penanganan cepat

Tabel Komponen Pelaku Serta Tugas


dan Fungsi Tim Teknis Kab/Kota
Komponen
Pelaku

Tugas dan Fungsi

G. Tim Teknis
Kab/Kota
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :

1. Menyelesaikan draft RTRW kab/kota sesuai


pedoman yang berlaku
2. Melakukan proses kegiatan untuk memperoleh
rekomendasi gubernur atas dokumen RTRW
kab/kota ybs
3. Menyediakan office space bagi Tenaga Ahli
Pendamping (TPD) untuk memudahkan
koordinasi pelaksanaan kegiatan percepatan
penyusunan RTRW kab/kota
4. Menyelenggarakan koordinasi untuk
mempercepat penyelesaian Perda RTRW
kab/kota ybs
5. Menetapkan Raperda menjadi Perda RTRW
kab/kota ybs

Project Manajemen Unit (PMU)

Output :
Rencana Kerja Bersama, Bench
Marking (target capaian) dan
jadwal kegiatan
Hasil monitoring dan evaluasi
berkala
Kebijakan / tindakan korektif

Project Manajemen Unit (PMU)

Indikator Kinerja :
Seluruh kegiatan terlaksana sesuai
jadwal dan rencana
Sebanyak 90 persen RTRW
kabupaten/kota telah memperoleh
persetujuan substansi dari Menteri
Pekerjaan Umum, 10% telah
memperoleh rekomendasi gubernur.

Tim Asisten Pusat (Direktorat)

Memandu pelaksanaan tugas Konsultan


Manajemen Regional (KMR) dalam kegiatan
percepatan penyusunan RTRW kabupaten/kota
Memastikan tercapainya bench mark yaitu
jumlah dokumen RTRW yang siap untuk
memperoleh persetujuan substansi dari
Menteri Pekerjaan Umum
Memastikan kualitas dokumen RTRW serta
kesesuaiannya dengan UUPR No 26 tahun 2007
Menjadwalkan pembahasan dokumen dengan
BKPRN
Menyiapkan usulan RTRW kab/kota untuk
memperoleh persetujuan Menteri PU

Konsultan Monitoring dan Evaluasi (KME)


Tugas dan fungsi:
1. Membantu tugas Tim Pelaksana dalam
merencanakan monitoring dan evaluasi
2. Membantu tugas Tim Pelaksana dalam
melaksanakan monitoring dan evaluasi
3. Melakukan analisis hasil monitoring untuk
penyiapan kebijakan terkait dengan percepatan
penyusunan RTRW kab/kota
4. Menyelenggarakan workshop tentang rencana,
methodologi dan hasil evaluasi
5. Menyiapkan laporan berkala, laporan khusus dan
laporan akhir sesuai TOR

Konsultan Manajemen Data dan Informasi


(KM Datin)
Tugas dan Fungsi:
1. Membantu Ditjen Penataan Ruang untuk
merancang bangun sistem manajemen data
mengenai penyelenggaraan penataan ruang
2. Menyusun database materi RTRW yang akan
diinformasikan melalui website dan audiovisual
3. Membantu KMP menyiapkan peralatan untuk
menampilkan audio visual database RTRW
Kab/Kota

Even Organizer (EO-Training)

Tugas dan Fungsi:


1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pelatihan
2. Menyelenggarakan pelatihan

Kegiatan
Membuat rencana pelaksanaan
dan jadwal training
Menyiapkan materi dan bahan
ajar
Melaksanakan training
Menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan
Melakukan koordinasi dengan
KMR

Output dan Produk


Penggandaan materi dan
bahan ajar untuk training I
Penggandaan materi dan
bahan ajar untuk training II
Laporan penyelenggaraan
training I
Laporan penyelenggaraan
training II
Laporan Pendahuluan (hard
copy dan digital)
Laporan Bulanan (hard copy
dan digital)
Laporan Interim (hard copy
dan digital)
Laporan Akhir (hard copy
dan digital)

Konsultan Manajemen Regional (KMR)

Komponen
Pelaku
Konsultan
Manajemen
Regional (KMR)

Tugas dan Fungsi


1. Membantu PMU dalam melaksanakan kegiatan percepatan
penyusunan RTRW kab/kota melalui koordinasi KMP
2. Membantu pemerintah kab/kota dalam melaksanakan kegiatan
percepatan penyusunan RTRW kab/kota (advisory dan
manajerial)
3. Bersama SKPD propinsi melakukan monitoring dalam
penyelenggaraan kegiatan percepatan penyusunan RTRW
kab/kota
4. Menjamin bahwa seluruh kegiatan di kab/kota dalam
penyusunan RTRW dapat terlaksana sesuai dengan pedoman
penyusunan RTRW kab/kota
5. Menjamin bahwa seluruh kab/kota yang didampingi dapat
memperoleh persetujuan substansi RTRW-nya dari Menteri PU
pada tahun anggaran 2011
6. Menyajikan laporan berkala, laporan khusus dan laporan akhir
sesuai TOR (progres, status, masalah)
7. Menyiapkan laporan best practices kegiatan

Quality Manajemen Proses Pendampingan


PERENCANAAN :
Berbasis Potensi dan Permasalahan
Mudah dilaksanakan
PELAKSANAAN :
Tepat waktu, sasaran dan tujuan
Efisien (waktu, tanaga, biaya)
PENGENDALIAN :
Terstruktur / menyeluruh
Efektif

PENGENDALIAN MUTU PENYELENGGARAAN


PENATAAN RUANG PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA

TUJUAN PENGENDALIAN MUTU DALAM PROSES


PENYUSUNAN RTRW

Menemukenali Pentingnya Mutu


dalam proses penyusunan RTRW
Kab/kota
Mendorong terwujudnya
pengarusutamaan Mutu dalam
proses menyusun RTRW Kab/kota
Melaksanakan Langkah langkah
Jaminan Mutu dalam proses
menyusun RTRW Kab/kota

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

35

PENGERTIAN MUTU (QUALITY)


a.Jwan (1981) : Mutu adalah Fitnes for Use
(Kesiapan untuk bekerja)
b.Crosby (1979) : Quality of Conformance to
requirements /Sesuatu dikatakan/bila
memenuhi persyaratan
c. K. Isakawa : Quality is meeting costtumer
satisfaction.
d. BSP- IAP
: Mutu Penyelenggaraan Penataan
Ruang adalah pencapaian tujuan dan
kompetensi perencana didalam
rencana strategisnya, atau
kesesuaian dengan standar yang
telah ditentukan.
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

36

PROSES PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

IMPACT

Kinerja

OUT COME

PROSES

OUT PUT

INPUT

Mutu
37

SASARAN MUTU

TEPAT-PAS

TEPAT Waktu - Efisien


TEPAT Sasaran - Efektif
TEPAT Mutu - Eminent
TEPAT Lokasi
TEPAT Pemanfaatan
3 TEPAT 5 PAS
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

38

Sub Sistem Pemantapan Mutu


NSPM (K)
Norma : UU, PP,
Keppres, Kepmen,
Perda
Standar
Pedoman
Manual

UU PR No. 26 Th. 2007

METHODOLOGI
Prosedur
Teknik
Metoda
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

TEKNIK SURVEY
TEKNIK
ANALISIS
PERUMUSAN
HASIL
INDIKASI
39

PENGERTIAN NSPM (K)

NORMA

DEFINISI
dan

pengendali
perundangan)
SIFAT
:
LEGALITAS
:
CONTOH
:
Tanah
STANDAR

Aturan/Ketentuan yang mengikat sebagai panduan


dalam melakukan kegiatan (peraturan
Berlaku Wajib
UU, PP, Keppres, Kepmen, Perda
PP No. 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan

DEFINISI
:
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan
termasuk tata cara dan metode yang disusun sebagai
patokan dalam melakukan kegiatan
SIFAT
: Berlaku Wajib dan Sukarela
LEGALITAS
: BSN (Badan Standardisasi Nasional)
CONTOH
: Tata Cara Penelitian Metode Uji Sifat Hidraulik
Poernomosidhi Poerwo Ph.D
Akuifer
dengan Teknik Sumur. SNI 19-6744-2002

40

PENGERTIAN NSPM (K)


PEDOMAN

DEFINISI
: Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih
lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan daerah
setempat.
SIFAT
: Berlaku Nasional tapi dapat disesuaikan dengan daerah
LEGALITAS
: Keputusan Menteri
CONTOH
: Pedoman Kriteria Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer
Antar Kota. (Kepmen Kimpraswil No. 260/KPTS/M/2004)

MANUAL/ KRITERIA

DEFINISI
SIFAT
LEGALITAS
CONTOH
keselamatam

: Buku petunjuk operasional sesuai setempat


: Berlaku Terbatas pada substansi tertentu
: Keputusan Menteri
: Manual pengaturan lalu lintas untuk
selama pekerjaan pemeliharaan jalan
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

41

PROSES PENYUSUNAN RTRW KAB/KOTA

Konsultasi
Publik
Rapat
Koordinasi
dengan
Kab/Kota
berbatasan
Proses
Penyusunan
Konsultan
Bantek/APBD

BKPRD

Peta
Bakosurtan
al
KLHS
Penyempur
naan

Paralel
Pembahasa
n

PENYUSUN
AN

KONSULTASI
PROVINSI

BKPRN

DPRD

Draft
RTRW

Rekomend
asi
Gubernur

Persetujua
n substansi

Kesepakata
n Bersama

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

Raperda beserta Dok


rencana dan album
peta
Surat Rekomendasi
Gubernur
Surat Persetujuan
Substansi Menteri PU
Persetujun Bersama
DPRD
B.A. Rapat
Konsultasi BKPRN
B.A. Konsultasi
Publik
Surat Kesepakatan &
B.A Rapat Koordinasi
dgn Pemkab/pemkot
berbatasan
B.A. Rapat
Konsultasi dgn
Pemda Provinsi
Matriks Tindak
Lanjut Usulan
Perbaikan

EVALUASI

Persetujua
n
Penetapan
42

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

43

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

44

ANALISIS MUTU PENYELENGGARAAN


PENATAAN RUANG

PERALATAN

MATERI

ORANG

MUTU
P.TARU

LINGKUNGAN

PROSEDUR

Poernomosidhi Poerwo

45

MUTU PT/MGS/96

TERIMA KASIH

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

46

PERLUNYA PEMBINAAN MUTU


PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

47

LIMA PILAR PARADIGMA MANAJEMEN


PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

a. Mutu (Quality)
b. Otonomi (Autonomi)
c. Akuntabilitas
(Acountability)
d. Akreditasi
(Accreditation)
e. Evaluasi (Evaluation)
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

48

PARADIGMA BARU
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Evaluasi Diri

MUTU

Otonomi

Akuntabilitas

Akreditasi

Lima komponen yang saling terkait ini perlu dijabarkan


menjadi seperangkat peraturan, pengaturan dan kesepakatan,
yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan dalam
penyelenggaraan penataan ruang

49

MUTU
Kualitas, Jaminan mutu dan
Akreditasi tidak pernah
akan berakhir
Kualitas adalah kondisi
dasar untuk :
- Daya Saing (competition)
- Daya Tarik
Poernomosidhi Poerwo Ph.D

50

Pembinaan Mutu

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

51

MENUJU PEMANTAPAN MUTU

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

MUTU

Pengendalian Mutu
Pemantapan Mutu
Penyegaran Mutu
Pemutahiran Mutu

52

Kedudukan Pedoman Terhadap Peraturan Perundang-undangan Terkait

Poernomosidhi Poerwo Ph.D

53

WHAT IS TQM ?
Total Quality Management (TQM) is a
philosophy,
a set of tools, and a
process whose output yields customer
satisfaction and continuous
improvement.
THE FORMULA OF SUCCESS IS :
Effective Training
Effective Implementation
Executive Involvement.
(John L. Hradesky, 1995)

Poernomosidhi Poerwo

54

DEFINISI MUTU
Apakah Mutu itu ?
MUTU ADALAH PADUAN SIFAT-SIFAT
BARANG
ATAU JASA, YANG
MENUNJUKKAN
KEMAMPUANNYA DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN PELANGGAN, BAIK
KEBUTUHAN YANG DINYATAKAN MAUPUN
YANG TERSIRAT.
Poernomosidhi Poerwo

55

EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK


MENGHASIKAN MUTU :

1. Ciptakan Situasi Menang-Menang, Bukan


KalahMenang.
2. Utamakan Menumbuhkan Motivasi Intrinsik
dalam
Diri Setiap Orang.
3. Berorientasilah pada Proses dan Hasil Jangka
Panjang.
4. Utamakan Mengembangkan Kerja sama,
Bukan
Persaingan.
Poernomosidhi Poerwo

56

MUTU BERAWAL DARI


DIRI KITA SENDIRI
MUTU ADALAH NALURI MANUSIA

KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN


MENUNTUT, MUTU DARI ORANG LAIN.

TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU


MENGHARAP DAN MENUNTUT MUTU DARI DIRI
KITA.

Poernomosidhi Poerwo

57

MGS/MMT/96

Tiga K sebagai Kebutuhan Dasar untuk Memperbaiki Mutu

Komitmen

Koordinasi

Kompetensi
Poernomosidhi Poerwo

58

Anda mungkin juga menyukai