Konsep Keluarga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

3

2.1
KONSEP KELUARGA ( Friedman, 1998)
2.2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan
darah dan adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rmah tangga, kalaupun terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain dalam peran-peran social keluarga seperti, suami-istri, ayah-ibu, anakorangtua/sebaliknya, anak-anak. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang

1)
2)
3)
1)
2)
3)
4)

sama, yang diambil dari masyarakat dengan cirri unik tersendiri.


2.2.2 Tipe Keluarga
2.2.2.1 Tipe Tradisional
1) Keluarga Inti: suami-istri-anak 2
2) Keluarga Dyad: suami-istri tanpa anak
3) Keluarga Single parent: satu orang tua- anak-anak
4) Keluarga Besar (extended fam): keluarga inti +
5) Keluarga Usila: usila, anak sudah pisah
6) Keluarga Single adult: satu orang dewasa hidup sendiri
2.2.2.2 Tipe Non Tradisional
Commune fam: beberapa keluarga hidup bersama
Homoseksual/lesbian
Samen leven: pasangan tidak menikah
2.2.3 Tugas Keluarga
Tugas keluarga dalam memelihara kesehatan
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya
Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak dapat mandiri
Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan anggota keluarganya


5) mempertahankan hubungan timbal antar keluarga dengan lembaga kesehatan
2.2.4 Peran dan Fungsi Keluarga
2.2.4.1 Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan, meliputi:
1)
Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan
2)
Pemenuhan sarana rekreasi
3)
Pemberian perawatan kesehatan anggota keluarga
2.2.4.2 Fungsi ekonomi, meliputi:
1)
Pengadaan sumber dana yang cukup
2)
Pengalokasian dan pengaturan keseimbangan dana
2.2.4.3 Fungsi reproduksi, meliputi:
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup bermasyarakat
2.2.4.4 Fungsi affective, meliputi:
1)
Memberikan perlindungan psikis
2)
Menciptakan rasa aman
3)
Mengadakan interaksi
4)
Mengenal identitas individu
3

2.2.4.5 Fungsi sosialisasi, meliputi:


1)
Mengajarkan kepada individu bagaimana berfungsi dan berperan di
masyarakat
2)
Pemeliharaan system nilai
3)
Pembentukan norma dan tingkah laku
2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.3.1 Pengkajian data
(1) Identitas: Usia dan jenis kelamin: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
(2) Keluhan utama
Sakit kepala, sukar tidur, gelisah, rasa sakit di tengkuk
(3) Riwayat penyakit sekarang
Sering sakit kepala dan cepat marah
(4) Riwayat penyakit dahulu
Hipertensi dapat terjadi karena kurang aktivitas, merokok, mengkonsumsi
banyak makanan yang mengandung garam
(5) Riwayat kesehatan keluarga
Ada anggota keluarga lainnya yang sebelumnya juga menderita hipertensi
2.3.2 Pemeriksaan fisik
(1) Aktifitas/ istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantun, takipnea
(2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner
Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia
(3) Integritas Ego
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang
(4) Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.
(5) Makanan/ cairan
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun),
riwayat penggunaan diuretik

Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem


(6) Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan
Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir, memori,
perubahan retina optik
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan
(7) Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ massa
(8) Pernafasan
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk
dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat
bantu pernafasan
(9) Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara berjalan
2.3.3 Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
3) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhunbungan
dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet,
pengobatan, faktor resiko dan perawatan tindak lanjut.
2.3.4 Rencana Tindakan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungandengan vasokontriksi
Tujuan : pasien menunjukkan peningkatan curah jantung setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil Tekanan Darah normal
(120/80mmHg), nadi normal (60-100x/menit), RR normal (12-20x/menit)
Intervensi
(1) Jelaskan tehnik relaksasi, panduan imajinasi dan aktivitas pengalihan

R/ tehnik relaksasi, panduan imajinasi dan aktivitas pengalihan


merangsang medulla oblogata yang menyebabkan vasodilatasi,
sehingga tahanan perifer turun dan tekanan darah juga turun
(2) Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas
R/ lingkungan yang tenang dan nyaman membantuuntuk menurunkan
rangsang simpatis , sehingga meningkatkan relaksasi dan pembuluh
darah vasodilatasi sehingga tekanan darah turun.
(3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat: inhibitor simpatis
misalnya propanolol.
R/ kerja obat ini adalah menurunkan tekanan darah melaluyi efek
kombinasi penurunan tahanan perifer, menurunkan curah jantung,
menghambat aktivitas simpatis dan menekan pelepasan renin,
(4) Observasi Tekanan darah, nadi, RR dan keluhan pasien
R/ untuk mengetahui keberhasilan tindakan.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengungkapkan letih saat
melakukan aktivitas, rasa tidak nyaman saat bergerak atau dipsneu.
Tujuan : pasien dapat melakukan aktivitas secara normal setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil pasien mengungkapkan tidak
sesak saat aktivitas, Tekanan darah normal (120/80mmHg), nadi (60100x/menit), dan RR normal (12-20x/menit).
Intervensi:
(1) Jelaskan pada klien tehnik menghemat energi misalnya menggunakan
kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,
melakukan aktivitas dengan perlahan.
R/ aktivitas harus seimbang dengan suplai oksigen agar tidak timbul
sesak nafas. Pada orang dengan hipertensi, suplai oksigen ke jaringan
berkurang

karena

banyak

oksigen

yang

digunakan

untuk

mengkonpensasi peningkatan tekanan darah.


(2) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap
dapat di toleransi dengan memberikan bantuan sesuai kebutuhan
R/ kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung
tiba-tiba. Menberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan
mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
(3) Observasi respon pasien terhadap aktivitas, Tekanan Darah, RR, nadi
dan dipsneu.
R/ untuk mengetahui keberhasilan tindakan.

3) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan tekanan


vaskuler cerebral yang ditandai dengan pasien mengungkapkan nyeri pada
kepala, malas menggerakkan kepala.
Tujuan pasien menunjukkan rasa nyaman setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan kriteria hasil pasien mengungkapkan tidak pusing,
tidak

malas

mengerakkan

kepala

dan

Tekanan

Darah

normal

(120/80mmHg)
Intervensi :
(1) Jelaskan penyebab, cara mengatasi serta diskusikan cara terbaik
mengatasi nyeri dan hargai keputusan pasien
R/ penjelasan yang diberikan meningkatkan pemahaman dan
kemampuan pasien dalam mengambil keputusan tentang tindakan
untuk mengurangi nyeri. Penentuan tindakan yang sesuai dengan
pilihan pasien meningkatkan sikap kooperatif pasien.
(2) Berikan tindakan nonfarmakologik untuk menghilangkan sakit kepala,
misalnya kompres hangat pada dahi, pijat punggung dan leher.
R/ kompres hangat dapat meningkatkan aliran darah ke suatu area,
mencegah iskemia selain itu kompres hangat menghambat pelepasan
mediator kimia dalam tubuh yang berpengaruh pada transmisi nyeri ke
sistem saraf pusat. Pijat punggung dan leher dapat meningkatkan
relaksasi otot serta memnpunyai dampat mengurangi nyeri melalui
kontrol sistem desenden.
(3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat mengurangi rasa
nyeri
R/ jenis obat analgesik berfungsi menurunkan atau mengurangi nyeri
(4) Observasi Tekanan darah, nadi , RR serta keluhan nyeri
R/ untuk mengetahui keberhasilan tindakan.
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhunbungan
dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet,
pengobatan, faktor resiko dan perawatan tindak lanjut.
Tujuan : pasien mengetahui penatalaksanaan program terapeutik setelah
dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil pasien sudah paham
dengan penyakit yang di derita, memahami diet yang di jalani.
Intervensi :
(1) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang hipertensi
R/ hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dengan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg
(2) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyebab dari hipertensi.

R/ penyebab hipertensi yaitu


- usia dimana semakin meningkat usia dapat menyebabkan
-

perubahan alami jantung dan pembuluh darah


keturunan: hipertensi merupakan penyakit keturunan
kegemukan
kurang olahraga
perokok: nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah
alkohol
stress

(3) jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai gejala-gejala dari


hipertensi.
R/ gejala-gejala dari hipertensi adalah: Sakit kepala ( rasa berat di
tengkuk), Palpitasi, Kelelahan, Nausea, Vomiting, Ansietas, Keringat
berlebihan, Tremor otot, Nyeri dada, Epistaksis, Pandangan kabur atau
ganda, Tinnitus (telingga berdenging), Kesulitan tidur
(4) jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang komplikasi dari hipertensi
R/ komplikasi hipertensi yaitu: stroke, gagal jantung, gagal ginjal dan
kerusakan mata.
(5) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang diet hipertensi
R/ pada penderita hipertensi diet yang harus di jalani adalah rendah
garam, rendah lemak, membatasi konsumsi kuning telur, membatasi
konsumsi daging, hati, limpa, usus.
(6) Observasi respon pasien terhadap program terapeutik
R/ untuk mengetahui keberhasilan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai