Anda di halaman 1dari 11

Materi 7

Pengertian PPh Final


Penghitungan PPh Final
Pelaporan PPh Final
Akuntansi PPh Final

Karakteristik PPh Final


Karakterisistik PPh Final Pasal 4 Ayat (2):
* Pengenaannya diatur khusus dengan peraturan
pemerintah
* Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak perlu
digabung dengan penghasilan lainnya.
* Jumlah PPh Final baik yang telah dipotong sendiri
atau dipotong oleh pihak lain tidak dapat dikreditkan.
* Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
penghasilan yang dikenakan PPh final tidak dapat
dikurangkan.

Obyek PPh Final Pasal 4 ayat (2)


Obyek PPh Final Pasal 4 Ayat (2):
1. Bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan
dan/atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek
2. Penghasilan dari penjualan saham dan sekuritas
lainnya di bursa
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto BI
4. Penghasilan berupa hadiah atas undian
5. Penghasilan atas sewa tanah dan/atau bangunan
6. Penghasilan jasa konstruksi
7. Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan
atau bangunan

CARA MENGHITUNG PPh PASAL4 Ayat 2 (Final)

Penghasilan berupa bunga deposito dan


tabungan, dan diskonto sertifikat Bank
Indonesia (PP No. 131 Tahun 2000)
Bunga atau Diskonto yang dijual di Bursa Efek
(PP No.6 Tahun 2002)
1.Bunga obligasi dengan kupon:
20% x jumlah bruto bunga dengan masa
kepimilikan obligasi.
2.Diskonto obligasi dengan kupon:
20% x selisih harga jual obligasi atau nilai
nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak
termasuk bunga berjalan.
3. Diskonto obligasi tanpa bunga:
20% x selisih harga jual atau nilai nominal
di atas harga perolehan obligasi.

20%
x bruto

20 %

CARA MENGHITUNG PPh PASAL 4 Ayat 2 (Final)

Sewa tanah dan/atau bangunan (PP No.29


Tahun 1996 sebagaimana telah diubah
dengan PP No.5 Tahun 2002.

Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau


Bangunan

Hadiah Undian
(PP No. 132 Tahun 2000)

10%
x bruto

5%
x bruto

25%
x
bruto

CARA MENGHITUNG PPh PASAL 4 Ayat 2 (Final)

Usaha Jasa Konstruksi (PP No. 51 Tahun 2008):


1.2% x Jumlah Jasa, untuk pelaksanaan konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
kecil.
2.4% x Jumlah Jasa, untuk Pelaksanaan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha.
3.3% x Jumlah Jasa, untuk pelaksanaan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa
sebagaimana di maksud di ats.
4.4% x Jumlah Jasa, untuk Perencanaan Konstruksi atau
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang memiliki kualifikasi usaha.
5.6% x Jumlah Jasa, untuk Perencanaan Konstruksi atau
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

CARA MENGHITUNG PPh Final

Penghasilan dari Transaksi derivatif


berupa kontrak berjangka yang
diperdagangkan di bursa.

2,5 %
x
margin
awal

embayaran & Penyetoran PPh Fin


1) PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh
Pemotong Pajak Penghasilan harus disetor
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
2) PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak harus disetor paling lama
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan
lain oleh Menteri Keuangan.

Akuntansi PPh Final


Contoh :
PT. ABC (Wapu) mengadakan kontrak dengan PT. X untuk pembangunan
kantin, Nilai Kontrak sebesar Rp. 550.000.000,- termasuk PPN.
Perhitungan PPN dan PPh Pasal 4 (2) atas :
Nilai Kontrak
Rp 550.000.000,PPN 10/110 x Rp 550.000.000,Rp
50.000.000,Dasar pengenaan pajak
Rp 500.000.000,PPh Pasal 4 (2)
2% x Rp 500.000.000,Rp
10.000.000,PT ABC bayar kepada ybs Rp.
540.000.000,00
PT ABC setor ke Bank persepsi atau Kantor Pos
PPh Pasal 4 (2)
Rp.
10.000.000,00

Akuntansi PPh Final


JURNAL Pembayaran ke Rekanan dan Pemotongan PPh Pasal 4 (2) :
Pada Saat Bayar :
Jurnal Kas Keluar (JKK)
Aktiva Tetap
500.000.000
Pajak Masukan 50.000.000
Kas
540.000.000
Hutang PPh Pasal 4 (2)
10.000.000

PENYETORANHUTANGPPhPASAL4(2)
Pada saat dilakukan penyetoran pajak :
Hutang PPh Pasal 4 (2)
Kas

10.000.000
10.000.000

PPh Ps 15
Merupakan PPh yang dikenakan berdasarkan Norma
Perhitungan Khusus (NPK), yang meliputi:
1.PPh atas sewa atau carter pesawat udara dalam negeri,
tarif pajaknya 1,8% dari peredaran bruto dan bersifat tidak
final.
2.PPh Final Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri, tarif
pajaknya 1,2% dari peredaran bruto bersifat final.
3.PPh Final Perusahaan Pelayaran/Penerbangan Luar
Negeri, tarif pajaknya 2,64% dari peredaran bruto bersifat
final.
4.PPh Final Atas Distributor Produk Pertamina (BBM, gas,
dan pelumas), tarif pajak sesuai dengan jenis produknya.

Anda mungkin juga menyukai