Anda di halaman 1dari 2

Tanggal

: Rabu, 13 Februari 2013

Dosen

: Sigid Riyanto S.H., M.Si.

Layaknya sebuah ilmu, tentu ilmu pengetahuan hukum pidana memiliki beberapa tugas / manfaat
/ keuntungan. Beberapa tugas itu antara lain:
a. Untuk mempelajari peraturan hukum positif yang berlaku disuatu tempat dan waktu
tertentu serta mempelajari dan menjelaskan hubungan antara asas asas yang satu
dengan yang lain
Contoh: Bayu berjanji kepada Astri untuk mengadakan pertemuan di sebuah restoran.
Ternyata sesuai dengan waktu yang ditentukan, Bayu tidak hadir. Lalu Astri merasa ada
perbuatan yang tidak menyenangkan dari Bayu dan menuntut Bayu dengan pasal 335
KUHP tentang Perbuatan yang Tidak Menyenangkan. Ilmu hukum pidana lah yang
menjelaskan bahwa tidak semua perbuatan yang tidak menyenangkan dapat dipidanakan
karena harus memenuhi unsur unsur:
- Melawan hak
- Memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu
- Paksaan dilakukan dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain atau perbuatan
yang tidak menyenangkan atau dengan ancaman kekerasan, ancaman perbuatan lain
-

atau ancaman perbuatan tidak menyenangkan


Paksaan atau ancaman itu ditujukan baik terhadap orang itu sendiri maupun terhadap

orang lain.
b. Ilmu pengetahuan hukum pidana bersifat dogmatis dan cara bekerjanya adalah secara
deduktif. Maka dari itu dalam hukum pidana diperlukan adanya penafsiran gramatikal
yaitu penafsiran menurut tata bahasa atau kata kata supaya diketahui maksud dan
maknanya.
Contoh: istilah menggelapkan dari pasal 41 KUHP ada kalanya ditafsirkan sebagai
menghilangkan.
c. Hukum pidana merupakan produk hukum yang bersifat responsif. Artinya hukum pidana
ada bukan demi kepentingan praktisi hukum melainkan ada demi kepentingan
masyarakat. Ilmu pengetahuan hukum pidana haruslah luwes dan fleksibel agar dapat
selalu mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat.
Alasan alasan penghentian penyidikan terhadap suatu perkara adalah:
- Peristiwa yang disangkakan bukan merupakan tindak pidana
- Tidak diperoleh bukti yang cukup

Penghentian penyidikan demi hukum yaitu antara lain karena ne bis in idem
(seseorang tidak boleh dituntut sekali lagi terhadap perbuatan yang telah diputuskan
dengan keputusan tetap), tersangka meninggal dunia, atau karena perkara pidana telah

kadaluwarsa. Tenggang kadaluwarsa diatur dalam pasal 78 dan 79 KUHP.


d. Hukum pidana terkait dengan kebutuhan masyarakat untuk menanggulangi kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai