PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanganan partus yang lama dapat menimbulkan konsekuensi
serius bagi ibu, janin, atau keduanya sekaligus, dampak yang ditimbukan
oleh partus lama salah satunya adalah pembentukan Fistula. Fistula
merupakan saluran tidak normal yang menghubungkan organ-organ bagian
dalam tubuh yang secara normal tidak berhubungan, atau menghubungkan
organ-organ bagian dalam dengan permukaan tubuh bagian luar.
Kasus Fistulla Obstetri seringkali dialami oleh para wanita dari
kalangan sosio ekonomi yang rendah dimana pada saat kehamilan dan
persalinan tidak mendapat pelayanan yang memadai sehingga persalinan
berlangsung lama dan terjebak pada persalinan kasip.
Kompresi kepala janin pada jalan lahir akan menyebabkan dinding
vagina, kandung kemih serta urethra mengalami nekrosis dan selanjutnya
akan terjadi fistula. Kehidupan masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi
yang rendah akan menyebabkan gangguan kekurangan gizi yang menahun,
akibatnya pada saat usia reproduksi dan melahirkan kelak akan mengalami
gangguan imbang janin dan jalan lahir. 3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya penangulangan serta mengetahui peyebabab dan tipe
fistula, bagaimana gejala-gejala fistula dan penanganannya.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan penyebab dari fistula recto_vaginal dan
fistula vesiko_vaginal.
2. Mengetahui gejala dan penanganan recto_vaginal dan fistula
vesiko_vaginal pada organ reproduksi wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fistula
Fistula ialah saluran tidak normal yang menghubungkan organorgan bagian dalam tubuh yang secara normal tidak berhubungan, atau
menghubungkan organ-organ bagian dalam dengan permukaan tubuh
bagian luar.
Fistula Vesikovaginal yaitu terbentuknya fistel atau lubang pada
dinding vagina yang menghubungkan kandung kemih dengan vagina,
akibatnya urine keluar melalui saluran vagina tanpa disadari. (Sarwono,
2010)
Fistula Rectovaginal merupakan kondisi abnormal pada saluran
antara bagian bawah usus besar atau rektum dengan vagina. Fistula
Rektovagina adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hubungan
yang abnormal antara rektum (bagian bawah dari usus besar) dan vagina
yang menyebabkan terjadinya kebocoran isi usus dari rektum ke vagina.
Oleh
karena
itu,
orang-orang
dengan
fistula
rektovagina
akan
mengeluarkan gas atau feses melalui vagina. Juga dapat terjadi sekret
vagina yang berbau feses.
B. Etiologi
1. Fistula Vesiko Vagina
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Fistula Vesiko
Vagina antara lain :
a. Komplikasi Obstetrik, yaitu terjadi karena persalinan.
1) Karena robekan oleh forceps, alat-alat yang meleset atau karena
sectio sesare.
2) Karena nekrosis tekanan, dimana jaringan tertekan lama antara
kepala anak dan sympisis seperti pada persalinan dengan
panggul sempit, hydrocepalus atau kelainan letak. Kalau
pembukaan belum lengkap dapat terjadi fistula cervicalis atau
fistel ureter, sedangkan pada pembukaan lengkap biasanya
terjadi fistula vesico vaginalis. Pengawasan kehamilan yang
baik disertai pimpinan dan penanganan persalinan yang baik
pula akan mengurangi jumlah fistel akibat persalinan.
D. Klasifikasi Fistula
1. Fistula VesikoVaginal
Terdapat 2 jenis fistula vesikovaginalis, yaitu :
a. Simple vesicovaginal fistulae
- Ukuran fistula < 2-3 cm dan terletak supratrigonal.
- Tidak ada riwayat radiasi atau keganasan
- Panjang vagina normal
b. Complicated vesicovaginal fistulae
- Mempunyai riwayat radiasi sebelumnya
- Terdapat keganasan pelvis
- Vagina pendek.
- Ukuran fistula > 3 cm.
- Mengenai trigonum vesika urinaria
2. Fistula Recto Vaginal
Sejumlah faktor yang berhubungan dengan fistula rektovaginal
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fistula termasuk ukuran,
lokasi,
dan
penyebab
fistula.
Faktor-faktor
yang
untuk
diameter
Karena trauma atau infeksi.
dilakukan jika pada IVP ditemukan keadaan yang abnormal atau lokasi
Fistula sukar ditentukan.
dan
fistula
ureterovaginal
dengan
memuaskan.
memberikan
keuntungan,
perdarahan
Indikasi teknik ini jika fistula mempunyai ukuran kecil sampai sedang.
Angka keberhasilan : 97% - 100%
Teknik operasi
7,15
a. Dipasang 4 jahitan tegel 2 cm dari tepi fistula secara simetris pada dinding
depan vagina. Dengan tegel ini fistula dapat ditampilkan lebih ke depan
dan dinding vagina dapat ditegangkan untuk memudahkan sirkumsisi
b. Dilakukan insisi sirkuler 0,5 cm 1 cm dari pinggir fistula, sayatan
dimulai dari belakang dan dilanjutkan ke depan
c. Dinding vagina yang diinsisi sirkuler dimobilisasi secukupnya ke segala
arah dengan melakukan preparasi yang luas dari lubang fistula.
d. Dengan cara menjepit dan menarik portio ke bawah dengan tenakulum
maka pole belakang buli-buli lebih mudah dipreparasi dari dinding depan
serviks hingga mendekati plika vesiko uterina. Sehingga didapatkan
permukaan buli-buli yang bebas dan luas sehingga memudahkan jahitan
penutupan fistula lapis demi lapis
e. Rangkaian pertama adalah jahitan melintang satu-satu dengan jarum
atraumatik dan benang halus tetapi lama diabsorbsi (Vicryl/Dexon No. 00)
untuk melibatkan lubang menembus dinding fistula. Sesudah jahitan
selesai dilakukan tes dengan metilen biru 100 ml dimasukkan kedalam
bulu-buli untuk menguji apakah sudah kedap air sehingga tidak bocor
f. Rangkaian kedua adalah jahitan melintang dengan cara dan benang yang
sama seperti jahitan pertama. Jahitan kedua harus cukup jauh ke lateral
dan melewati jauh jahitan pertama sehingga jahitan pertama ditutupi
dengan baik oleh jahitan kedua
g. Semua jahitan tersebut seperti jahitan pertama dipasang dahulu seluruhnya
baru disimpulkan satu-satu
9
h. Terakhir adalah rangkaian jahitan ketiga pada mukosa vagina yang dijahit
memanjang dengan jahitan satu-satu memakai benang lebih besar
(Vicryl/Dexon No.0 )
Kesalahan teknik operasi
15
15
10
a. Dipasang 4 jahitan tegel dengan benang sutera pada dinding vagina sekitar
lubang fistula dalam jarak simetris yaitu 2 tegel dinding depan dan 2 tegel
dinding belakang vagina. Dengan tarikan pada keempat benang tegel maka
fistula dapat lebih ditarik ke depan dan dinding vagina menjadi tegang dan
tidak terlipat sehingga memudahkan sayatan sirkuler melingkari lubang
fistula.
b. Dilakukan sayatan sirkuler yang dangkal sejauh 2 cm dari pinggir fistula
dengan mempergunakan pisau yang kecil dan bertangkai panjang.
Kedalaman sayatan hanya sampai epitel vagina saja tidak sampai fascia
vagina. Kemudian sayatan dibagi 4 sektor dengan insisi silang sehingga 2
sektor pada dinding depan dan 2 sektor pada dinding belakang vagina
c. Epitel vagina dipreparasi secara hati-hati. Secara teknis lebih mudah
dimulai preparasi epitel vagina pada 2 sektor dinding belakang vagina dari
luar menuju lubang vagina
d. Penutupan fistula. Dipasang jahitan satu-satu pada fascia vaginalis secara
melintang dengan benang vicryl/dexon No. 00 atau 000 dengan jarum
atraumatis. Setelah jahitan tersusun baik dari sudut ke sudut barulah
benang disimpul. Rangkaian jahitan fascia vaginalis sebaiknya 2 lapis
kemudian dinding vagina depan dan belakang dijahit melintang.
Penutupan dinding vagina ini jahitan tersebut meliputi epitel dan fascia
vaginalis, sebab kalau yang dijahit epitel vagina saja akan robek dan luka
dinding vagina terbuka
Kesalahan teknik operasi :
a. Sayatan sirkumsisi terlalu dalam
b. Sayatan sirkumsisi di lateral terlalu dekat pada pinggir fistula.
Tehnik Martiuss Bulbocavernous Flap
11
Jika
suatu
fistula,
dengan
jaringan
sekitar
yang
miskin
15
dan
melindungi
jahitan
tersebut
diambil
jaringan
Dengan
menarik
kedua
tegel
secara
hati-hati
12
jaringan
terlalu jauh.
Angka keberhasilan : 53%
Teknik operasi
15
5,13,15
13
Teknik operasi :
a. Dilakukan sondase uretra ke buli-buli
b. Dipasang balon katheter no. 24 dalam buli-buli untuk menarik fistula ke
depan dan menegangkan dinding vagina
c. Dibuat insisi setengah lingkaran di depan fistula sejauh 1,5 cm dari
pinggirnya dan dilanjutkan ke lateral kiri dan kanan. Dinding vagina
dipreparasi dan dibebaskan dari fascia buli-buli. Posisi balon katheter
ditarik ke depan dan bawah
d. Kemudian sayatan dilanjutkan ke belakang dalam bentuk lidah sepatu
sepanjang 7 cm. Dilakukan preparasi dinding belakang vagina sampai 0,5
cm dari pinggir fistula. Posisi balon katheter ditarik ke depan dan ke atas.
Balon katheter dilepas setelah preparasi.
14
e. Dinding belakang vagina yang berbentuk lidah sepatu digulung dan diikat
agar tetap dalam gulungan dan dipakai untuk menutupi lubang fistula
f. Penutupan fistula dimulai dari jahitan sudut, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan benang jahitan pada fascia buli-buli di belakang fistula.
Setelah semua jahitan terpasang baru disimpul satu-satu sehingga lubang
fistula tertutup sempurna
g. Dilakukan tes dengan metilen biru. Jika terbukti tidak bocor dilanjutkan
jahitan lapisan kedua
h. Jahitan memanjang pada dinding vagina bekas pengambilan gulungan
polster dan terakhir jahitan melintang terhadap dinding vagina penutup
Fistula Vesikovaginal.
Kesalahan teknik operasi :
a. Pembuatan gulungan polster terlalu kecil atau terlalu pendek
b. Saat preparasi dinding vagina untuk membuat polster terlalu tipis.
Gulungan polster terdidri dari kulit vagina dan fascia vaginalis
c. Gulungan polster terlepas karena tidak dijahit sempurna
Operasi Transabdominal
Pendekatan yang biasa dipakai oleh ahli ginekologi adalah melalui
vagina. Terdapat beberapa fistula yang tidak bisa melalui perbaikan
vagina. Jika pasien dirujuk ke ahli urologi, pendekatan abdominal menjadi
pilihan utama kecuali fistula terletak di bagian yang sangat rendah dari
vagina. Ada beberapa situasi yang oleh seorang ahli ginekologi disarankan
untuk dilakukan pendekatan abdominal 7,11,13 :
a. Kegagalan perbaikan berulang kali.
b. Diameter fistula lebih dari 4 cm
c. Daerah operasi sangat sempit, ada scar vagina.
15
tambahan
16
yang
efektif
adalah
pembedahan
17
mengalami
kesulitan
mengendalikan
buang
air
besarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Fistula ialah saluran tidak normal yang menghubungkan organorgan bagian dalam tubuh yang secara normal tidak berhubungan, atau
menghubungkan organ-organ bagian dalam dengan permukaan tubuh
bagian luar,
18
trauma atau tindakan bedah medis oleh dokter, Fistula disebabkan cacat
bawaan (kongenital) sangat jarang ditemukan, daerah anorektal merupakan
tempat yang paling sering ditemukannya fistula. Fiatula pada organ
reproduksi wanita diantaranya fistula vesikovaginal, fistula ectovaginal,
dan Fistula urethrovaginal.
B. Saran
Fistula dapat kenali sehingga dapat diobati dengan cara yang
paling efektif adalah pembedahan. Memberi penanganan persalian yang
sehat tepat dan cepat sehingga tidak terjadi persalinan lama yang
merupakan resiko untuk terjadinya fistula setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fistula vesikovaginal. 2011. { fistula-vesikovaginal-.htm (23 agustus 2011}
http://doktersehat.com/rectovaginal-fistula/#ixzz36udnldeu
19