Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.

)
Cabai merupakan komoditas unggulan hortikultura Indonesia dan paling
banyak dikonsumsi masyarakat baik dalam bentuk segar atau kering yang
digunakan sebagai bumbu masak atau produk olahan seperti bahan dasar saus.
Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman famili Solanaceae dan
termasuk golongan tanaman fotosintesis C3, seperti tanaman lainnya yang
termasuk ke dalam famili Solanaceae diantaranya tomat, terung dan lainnya yang
juga termasuk ke dalam golongan fotosintesis C3.
Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai
nilai ekonomis cukup penting. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
usaha tani cabai merah adalah ketersediaan benih bermutu tinggi. Untuk
mendapatkan benih tersebut, selain diperlukan benih sumber dengan mutu genetic
tinggi, perlu diperhatikan juga cara budidaya tanaman yang optimal,
pemeliharaan, panen, pasca panen, dan penyimpanan benih yang baik.
Klasifikasi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Taksonomi tanaman cabai merah diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermathophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum annuum
Cabai merah dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah asal drainase

dan aerasi tanah cukup baik. Derajat kemasaman (pH) yang optimal untuk
pertumbuhan cabai merah berkisar 5,5-6,8. Temperatur yang sesuai untuk

pertumbuhan antara 16-230C. Tanaman cabai merah tidak menghendaki curah


hujan yang tinggi atau iklim basah karena pada keadaan tersebut akan mudah
terserang penyakit terutama yang disebabkan oleh cendawan. Intensitas curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai antara 600-1250 mm/tahun.
Teknik Budidaya Tanaman Cabai
1. Persemaian, Pembibitan dan Persiapan Media Tanam dalam Polybag
Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam
wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10
cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase). Persiapannya
adalah sebagai berikut:
1) Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan
pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2. Media ini disiapkan 1
minggu sebelum penyemaian benih.
2) Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50
derajat

Celcius)

selama

semalam, Tambahkan

MiG6PLUS

saat

perendaman dengan dosis 10ml : 1 liter air.


3) Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri
jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut,
akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam diatasnya ditutup
selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat
teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap
lembab. Pembibitan
Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 1014 hari (biasanya
telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan.
Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari
bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya
campuran tanah, pasir dan pupuk kandang. Pindahkan bibit cabe ke wadah
pembibitan dengan hatihati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di
sekitar akar tanaman ditekantekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak.

Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga


kelembabannya. Pembibitan ini bertujuan untuk meningkatkan daya adaptasi dan
daya tumbuh bibit pada saat pemindahan ke tempat terbuka di lapangan atau pada
polybag. Pemindahan bibit baru dapat dilakukan setelah berumur 3040 hari.
Persiapan media tanam dalam polybag antara lain :
o Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk
pengaturan air.
o Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan
pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan pestisida
sistemik 24 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media
tanah.
o Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi
1/3 nya.
o Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl
dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3
bagiannya untuk pupuk susulan). Biarkan selama 3 hari, kemudian siram
dengan larutan pupuk hayati MiG6PLUS dengan dosis 10ml : 1 liter air.
2. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna dengan mencangkul untuk
membersihkan lahan dari kotoran akar bekas tanaman lama dan segala macam
gulma yang tumbuh. Hal tersebut dilakukan agar pertumbuhan akar tanaman cabai
tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama
dan penyakit. Selanjutnya lahan dibajak dan digaru traktor. Pembajakan dan
penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan
untuk menghilangkan organisme penggangu tanaman (OPT) yang bersembunyi di
tanah. Setelah tanah diolah dibuat bedengan dengan ukuran lebar 100 - 110 cm,
tinggi bedengan 40 - 60 cm, jarak antar bedengan 80 cm, panjang bedengan 10 12 m atau disesuaikan lebar parit, dan lebar parit 50 - 60 cm. Tanaman cabai tidak
bisa tergenang air, maka dalam pengaturan/ploting bedengan dan pembuatan parit
harus ada saluran drainase yang baik.

Pupuk kandang yang diperlukan sebanyak 10 - 20 t/ha atau 0,5 - 1 zak


untuk 10 m panjang bedengan. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pupuk
secara merata di atas bedengan. Luas lahan 1.000 m2 diperlukan pupuk urea 35
kg, SP36 20 kg, KCl 20 kg, dan pupuk kandang 1.500 - 2000 kg. Dosis pupuk
yang diberikan disesuaikan dengan kondisi tanah dan varietas/jenis tanaman
cabai.
Bedengan untuk tanaman cabai bisa menggunakan mulsa plastik ataupun
tidak. Penggunaan mulsa plastik membawa konsekuensi menambah biaya. Mulsa
plastik hitam perak dipasang dan dibuat lubang tanam, dengan jarak tanam 50 x
65 cm pada daerah rendah dan 60 x 70 cm pada daerah tinggi, yang dilakukan
secara zigzag atau sejajar.
3. Penanaman
Adapun langkah langkah tahapan penanaman cabai merah ini adalah
sebagai berikut :
o Pilih bibit cabe yang baik yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau,
tidak cacat/terkena hama penyakit.
o Penanaman bibit pada bedengan dilakukan setelah berumur 21 24 hari.
Jarak tanam 50 x 60 cm untuk dataran rendah dan 60 x 75 cm untuk
dataran tinggi.
o Lubang dibuat dengan kedalaman 8-10 cm, dilakukan dengan cara
menggali tanah dibagian mulsa yang telah dilubangi. Ukuran diameter
lubang sesuai dengan diameter media polibag semai. Ukuran lubang mulsa
lebih lebar sedikit daripada lubang tanam.
o Polibag dibuka kemudian media bersama tanaman yang tumbuh disemai,
dipindahkan, bongkahan tanah media dipertahankan utuh tidak pecah,
kedalaman pembuatan bibit sebatas leher akar media semai, tidak terlalu
dalam terkubur. Penanaman dilakukan pada sore hari atau pagi hari sekali.
Setelah selesai tanam dilakukan penyiraman air secukupnya dengan cara
disemprotkan dengan tekanan rendah dan merata sampai keakarnya.

4. Pemeliharaan
Tanaman cabai agar dapat tumbuh baik sampai pada produksi harus
melalui teknik pemeliharaan yang benar, antara lain :
o Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman umur 7 hst, ajir dibuat dari
bambu dengan tinggi 1 - 1,5 m. Apabila ajir terlambat dipasang
akanmenyebabkan kerusakan pada akar yang sedang berkembang.
o Pemangkasan atau pemotongan tunas-tunas yang tidak diperlukan dapat
dilakukan sekitar 17-21 HST di dataran rendah atau sedang, 25-30 HST di
dataran tinggi. Tunas tersebut adalah tumbuh diketiak daun, tunas bunga
pertama atau bunga kedua (pada dataran tinggi sampai bunga ketiga) dan
daun-daun yang telah tua kira-kira 75 HST.
o Pemupukan diberikan 10-14 hari sekali. Pupuk daun yang sesuai misalnya
Complesal special tonic. Untuk bunga dan buah dapat diberikan pupuk
kemiral red pada umur 35 HST. Pemupukan dapat juga melalui akar.
Campuran 24, urea, TSP, KCL dengan perbandingan 1:1:1:1 dengan dosis
10 gr/tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal atau dicukil
tanah diantara dua tanaman dalam satu baris. Pemupukan cara ini
dilaksanakan pada umur 50-65 HST dan pada umur 90-115 HST.
o Kegiatan pengairan atau penyiraman dilakukan pada saat musim kering.
Penyiraman dengan kocoran diterapakn jika tanaman sudah kuat. Sistem
terbaik dengan melakukan penggenangan dua minggu sekali sehingga air
dapat meresap ke perakaran.
o Bibit atau tanaman yang mati harus disulam atau diganti dengan sisa bibit
yang ada. Penyulaman dilakukan pagi atau sore hari, sebaiknya minggu
pertama dan minggu kedua setelah tanam.
o Semua jenis tumbuhan pengganggu (gulma) disingkirkan dari lahan
bedengan tanah yang tidak tertutup mulsa. Tanah yang terkikis air atau
longsor

dari

bedeng

dinaikkan

(penimbunan kembali).
5.

Pengendalian Hama dan Penyakit

kembali,

dilakukan

pembubunan

Jenisjenis hama yang banyak menyerang tanaman cabai antara lain kutu
daun dan trips. Kutu daun menyerang tunas muda cabai secara bergerombol. Daun
yang terserang akan mengerut dan melingkar. Cairan manis yang dikeluarkan
kutu, membuat semut dan embun jelaga berdatangan. Embun jelaga yang hitam
ini sering menjadi tanda tak langsung serangan kutu daun.
Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk buah, pasang
jebakan yang diberi Antraxtan. Sedang untuk mengendalikan serangga pengisap
daun seperti Thrips, Aphid dengan insektisida. Pengendalian kutu daun (Myzus
persicae Sulz) dengan memberikan pestisida sistemik pada tanah sebanyak 6090
kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Apabila tanaman sudah tumbuh
semprotkan dengan insektisida. Serangan hama trips amat berbahaya bagi
tanaman cabai, karena hama ini juga vector pembawa virus keriting daun. Gejala
serangannya berupa bercakbercak putih di daun karena hama ini mengisap cairan
daun tersebut. Bercak tersebut berubah menjadi kecokelatan dan mematikan daun.
Serangan berat ditandai dengan keritingnya daun dan tunas. Daun menggulung
dan sering timbul benjolan seperti tumor.
Hama trips (Thrips tabaci) dapat dicegah dengan banyak cara yaitu:
Pemakaian mulsa jerami, pergiliran tanaman, penyiangan gulma atau rumputan
pengganggu, dan menggenangi lahan dengan air selama beberapa waktu serta
pemberian pestisida sistemik pada waktu tanam seperti pada pencegahan kutu
daun mampu mencegah serangan hama trip juga. Akan tetapi, untuk tanaman yang
sudah cukup besar, dapat disemprot dengan insektisida.
Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan
cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masingmasing
obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Adapun jenisjenis penyakit yang
banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh
cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun
(Cercospora capsici), dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV,
CMVm, dan virus lainnya). Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak
bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.

Gejala serangan keriting daun adalah:

Bercak daun ialah bercakbercak kecil yang akan melebar.


Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini

sering robek atau berlubang.


Daun berubah kekuningan lalu gugur.
Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan
mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.
Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan

penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi


yang digunakan cukup 0,20,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun
maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia
masih sangat sulit.
6. Panen
Umur panen cabe biasanya 7090 hari tergantung varietasnya, yang
ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka
cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.
Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen
dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah
sudah dapat dilakukan pada umur 7075 hari. Sedang di dataran tinggi panen baru
dapat dimulai pada umur 45 bulan. Setelah panen pertama, setiap 34 hari sekali
dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya
sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga
600 kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga
tanaman tidak produktif lagi. Tanaman cabai dapat dipanen terusmenerus hingga
berumur 67 bulan. Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah
dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih
muda (berwarna hijau). Pemetikan dilakukan dengan hatihati agar percabangan
atau tangkai tanaman tidak patah.
7. Pasca Panen

Penanganan pasca panen tanaman cabai adalah hasil panen yang telah
dipisahkan antara cabai yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di
tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabai tetap segar .Untuk mendapatkan
harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas
permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport.
Setelah

buah

cabai

dikelompokkan

berdasarkan

kelasnya,

maka

pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi buah cabai dari kerusakan selama
dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan
memberikan

ventilasi.

Cabai

siap

didistribusikan

ke

konsumen

yang

membutuhkan cabai segar.


Dengan penerapan teknologi budidaya, penanganan pasca panen yang
benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat
meningkatkan produksi cabai yang saat ini banyak dibutuhkan.

TUGAS PENGOLAHAN AIR

Budidaya Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

FREDY V. S. HUTAGALUNG
1206113949

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

Anda mungkin juga menyukai