Anda di halaman 1dari 5

TERUMBU KARANG

Posted by Yulman Suriansyah Sabtu, 02 Maret 2013 0 komentar


Bagikan Artikel Ini :
1

TERUMBU KARANG
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang
laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang
bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis
ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan
merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati
yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan
temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah
pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan
baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai
Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di
lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang
merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi
akibat gelombang laut.
Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya
termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur,
bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita,
termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar
ekosistem terumbu karang.
Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu
karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn
coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang.
Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang.
Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di
sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef,
terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya
dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu
karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.

Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal
bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di
dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93
negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat
temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan
lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan
berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat
menyebabkan terumbu karang tersebut mati.
Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada
beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami
kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan
terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang
bernama zooxanthellae yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrientnutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan
mati.
Kerusakan terhadap ekosistem terumbu karang
Secara umum penyebab kerusakan terhadap terumbu karang dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia
(anthropogenic causes) dan permasalahan yang disebabkan oleh alam (natural
causes).
Kerusakan Akibat Manusia
Apabila dikelompokkan dari berbagi kegiatan manusia yang berakibat kerusakan
ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung dibagi
menjadi empat, yaitu :
1. Penambangan dan pengambilan karang. Penambangan dan pengambilan
karang merupakan kegiatan merusak terumbu karang yang banyak dilakukan
oleh masyarakat pesisir pada umumnya. Penyebab utama penambangan
karang adalah tidak tersedianya bahan bangunan, terutama batu pada suatu
daerah, sehingga alternatif termudah adalah mengambil dari terumbu karang.
Jenis yang umum diambil adalah karang batu (stony coral; Porites spp) dan
tidak jarang karang yang diambil tersebut masih hidup. Karang yang diambil
dipergunakan untuk membuat bangunan/rumah, jalan, lapangan bola,
(banyak kasus di Maluku, Kalimantan Timur). Di Sulawesi Selatan, ribuan
meter kubik karang batu dan sebagian besar merupakan karang hidup dipakai
untuk membuat tanggul-tanggul tambak yang diambil dari terumbu karang
pada bagian depan tambak. Di Lombok (Mataram), karang yang ditambang
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kapur. Pada daerah-daerah
yang tidak memiliki bahan galian seperti batu yang dapat dipakai dalam
pembuatan bangunan atau untuk memperoleh bahan-bahan bangunan
tersebut sangat jauh, maka penambangan karang merupakan alternatif yang
terbaik dan termudah yang dapat dilakukan, walaupun banyak sekali
masyarakat yang sadar bahwa kegiatan mereka dapat merusak ekosistim
terumbu karang.

2. Penangkapan Ikan dengan Alat dan bahan yang Merusak. Kasus kerusakan
terumbu karang akibat dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan
bahan yang merusak banyak terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan
tersebut antara lain : penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak,
muroami, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas penancangan tiang budidaya
rumput laut. Penggunaan bahan peledak dalam usaha penangkapan ikan ini
banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena kegiatan ini
dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat efektif dan tidak tergantung pada
musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan kegiatan tersebut adalah
karena kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap saat dengan mudahnya dan
hasil yang diperoleh relatif besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan ini relatif lebih singkat dibandingkan dengan kegiatan
penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan lainnya seperti jaring,
pancing dn sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman dilakukan di
tempat-tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket (patch reef)
yaitu suatu tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang
ditimbulkan oleh pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya
kerusakan ekosistem terumbu karang. Penangkapan ikan dengan
menggunakan jaring muroami biasanya dilakukan di perairan kawasan Barat
Indonesia. Jaring Muroami merupakan suatu teknik penangkapan ikan yang
dilakukan secara berkelompok (melibatkan 30-35 orang) dengan
menggunakan jaring khusus yang disebut muroami, biasanya menggunakan
perahu sebanyak tiga buah. Kasus pemasangan bubu banyak terjadi Kawasan
Indonesai bagian Timur terutama di P. Ambon dan Pulau-pulau sekitarnya. Di
daerah tersebut bubu yang terbuat dari Bambu, biasanya dipasang di tubir
pada tempat-tempat yang diduga sebagai jalur lalu lintasnya ikan. Pada alat
tangkap bubu diikatkan seutas tali ke darat, kemudian bubu ditarik ke darat
pada saat tertentu (2-3 hari setelah dipasang). Peristiwa rusaknya ekosistem
terumbu karang pada aktivitas ini adalah pada saat penarikan bubu ke darat.
Pada saat penarikan tersebut biasanya turut tersarut pula karang-karang
hidup. Adapula bubu yang dipasang, dimana pada bagian atasnya ditutupi
oleh patahan karang hidup (Acropora table), sehingga bubu tidak tampak.
Jika ada banyak bubu semacam ini dipasang, maka dapat dibayangkan betapa
besar kerusakan yang diderita karang hidup.
Pencemaran dan sedimentasi Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir
dan lautan Indonesia pada saat ini telah berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan. Berbagai kegiataan industri yang tumbuh seiring dengan
pertumbuhan ekonomi pada masa orde baru banyak memberikan potensi
dampak negatif berupa pencemaran dan sedimentasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas lingkungan.
Ekosistem terumbu karang yang merupakan ekosistem utama di kawasan pesisir
dan lautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk terkena dampak
tersebut. Banyak kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan
pencemaran, antara lain : buangan minyak (sumur-sumur minyak, tanker, dan
kapal lainnya), buangan yang berasal dari industri, buangan rumahtangga.

3. Pembangunan Pantai/Pesisir Perencanaan pembangunan kawasan pesisir


yang tidak tepat dan tidak adanya tata ruang yang baik di wilayah pesisir
mempunyai dampak sangat serius terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti

halnya juga kegiatan industri, kegiatan pembangunan pantai juga


berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang, seperti pembangunan
pelabuhan/dermaga; penyediaan fasilitas wisata seperti pontoon;
pembangunan pemukiman di wilayah pantai; beragam penambangan seperti
pasir, coral, dan sebagainya; pembangunan pelabuhan udara dan pangkalan
militer, pembangunan kota-kota pantai seperti reklamasi. Macam dampak
yang ditimbulkan berupa sedimentasi, pencemaran bahan-bahan kimia,
sampah penduduk, dan sebagainya. Dampak inilah yang kemudian terbawa ke
laut dan menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang.
4. Pembangunan di Darat Selain pembangunan pantai, pembangunan di darat
secara tidak langsung memberikan kontribusi sebagai penyebab kerusakan
terumbu karang. Kegiatan pembangunan di darat tersebut diantaranya
konversi lahan, pembabatan hutan, pengkonversian fungsi hutan untuk
kegunaan lainnya, dan pemukiman. Dampak yang ditimbulkan berupa erosi
dan sedimentasi (bahan organik dan an-organik) yang dibawa melalui arus
sungai yang pada akhirnya bermuara di laut dan dampak ini pulalah yang juga
menyebabkan terjadinya kerusakan kosistem yang berasosiasi dengan lautan,
termasuk di dalamnya terumbu karang.
5. Aktivitas Kegiatan Industri di Lepas Pantai Berbagai aktivitas industri yang
terdapat di lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem
terumbu karang Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1.
Penambangan MIGAS lepas pantai, dimana dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan ini adalah: kerusakan secara fisik, sedimentasi, dan pencemaran
bahan-bahan kimia. 2. Penambangan Pasir, dimana dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3. Kecelakaan tumpahan
minyak, dimana dampak yang ditimbulkannya adalah sedimentasi dan
pencemaran bahan-bahan kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah kerusakan secara fisik. 5.
Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
ini adalah pencemaran bahan kimia.
6. Permintaan jenis ikan hias/ karang meningkat Faktor penyebab
meningkatnya eksploitasi sumberdaya ikan hias/karang salah satunya adalah
karena adanya permintaan jenis-jenis ikan tertentu, baik di pasaran dalam
negeri maupun di pasaran dunia, yang cenderung meningkat, seperti contoh
permintaan ikan maming/kerapu hidup yang tinggi di pasaran (Hongkong),
permintaan ikan Napoleon Wrase di pasaran internasional. Kecenderungan
berakibat pada penangkapan berlebih (over-eksploitasi).
Kerusakan Akibat Alam
Selain secara fisik, kerusakan ekosistem terumbu karang juga dapat digolongkan
sebagai kerusakan akibat oleh proses-proses alam. Kerusakan biologi/alami dapat
berupa kerusakan yang disebabkan oleh hewan predator atau karena benar-benar
merupakan keajaiban alam seperti bencana El-Nino, Pemanasan Global (global
warming), La-Nina, Topan (storm), gempa (earth quake) dan banjir (floods).
Secara umum, kerusakan biologis/alami ekosistem terumbu adalah sebagai berikut :
Torn of CrownSea Star (Acanthaster Plancii).

Bintang laut berduri merupakan hewan pemangsa karang yang cukup ganas.
Beberapa ratus ekor bintang laut ini dapat mematikan berhektar-hektar terumbu
karang dalam kurun waktu yang cepat. Di perairan Maluku, hewan ini biasanya
blooming (dalam kepadatan yang sangat tinggi : 25-50 ekor/m2) setelah musim
hujan. Penyebab blooming dari hewan ini belum diketahui dengan jelas. Kerusakan
terumbu yang disebabkan hewan ini perlu mendapat perhatian yang serius pada
program Coremap, dengan melakukan pemantauan jumlah, terutama pada masamasa blooming.
Sumber : Perikanan Teluk Waworada

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA


Judul: TERUMBU KARANG
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap
menyertakan link dofollow ke http://yulmans.blogspot.com/2013/03/terumbu-karang.html. Terima kasih sudah singgah
membaca artikel ini

Anda mungkin juga menyukai