GENETIKA
Tugas II
BIOLOGI SEL
Disusun oleh:
Kelompok VI
Koordinator: Restu Wulandari
Anggota : Ayuditha Aninda P.
Fathania Izzati
Indri Ambarsari
Anisa Warih N.
Wiwik Subagiyo
Izza Laaliya
PT/06692
PT/06847
PT/06732
PT/06694
PT/06657
PT/06843
PT/06761
Replikasi DNA
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Pada replikasi
DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA
yang digandakan. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah
diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai
dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi
genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta
bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan
konjugat dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui
susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah
dibentuk.
Transkripsi
Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai
sense DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan
rantai DNA oleh enzim helikase. Setelah itu penempelan enzim polimerase
pada daerah promotor sekuen gen dan barulah enzim polimerase mulai
aktif menyalin kode genetik pada rantai sense DNA hingga bagian triplet
basa nitrogen yang mengandung informasi untuk mengehentikan proses
menyalin. Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode
pasangan yang terdapat pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang
mengandung kode ini disebut pula dengan kodon. Jadi mRNA adalah
kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan segera
bergerak meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan
proses selanjutnya (translasi).
Translasi
Translasi adalah proses proses penerjemahan kodon menjadi asam
amino dan menyambungkan setiap asam amino yang sesuai kodon dengan
ikatan peptida menjadi protein. Organel yang aktif melakukan proses
penerjemahan kodon adalah ribosom. Setelah ribosom melekat pada triplet
kodon maka t-RNA yang berada di sitoplasma akan membawakan asam
amino yang sesuai pada kodon. Triplet anti-kodon terdapat pada t-RNA.
Triplet ini akan berpasangan dengan triplet kodon sambil membawa
sebuah asam amino. misal GUA akan membawa asama amino valin, UAA
akan membawa asama amino tirosin. Dan dengan bantuan ribosom asama
amino-asama amino tersebut akan digabungkan dengan ikatan peptida
menjadi protein.
Kromosom
Kerbau (49)
BETINA
JANTAN
ZW atau ZO
ZZ
(Heterogametik)
(homogametik)
Tipe Kromosom
Autosom
Kromosom yang tida ada hubungannya dengan penentuan jenis
kelamin
Metasentris
Sentromer terletak tepat ditengah sehingga kromosom tepat terbagi
menjadi dua, sehingga saat terjadi pembelahan membentuk seperti
huruf V
Akrosentris
Sentromer terletak di salah satu ujung kromosom, sehingga saat
pembelahan terbentuk seperti huruf J
Telosentris
Sentromer terletak di ujung kromosom sehingga saat terjadi
pembeaghan kromosom berbentuk lurus
Asentris
Submetasantris
Apabila sentromer berada antara posisi akrosentris dan metasentris
Gen
Unit biologis terkecil yang berada dalam posisi dengan urutan
tertentu pada sebuah kromosom dan dapat menentukan fenotip serta fungsi
tertentu dari individu (teorimanik-manik).
Gen terbentuk dari untaian DNA. Setiap satu untaian DNA
mengandung banyak gen, semua gen ini diperlukan untuk mengoprasikan
semua bagian dalam tubuh.
Hipotesis Teori Manik-Manik
1. Gen merupakan unit dasar dari struktur terkecil, gen tidak
dapat dipisah-pisahkan
2. Gen merupakan suatu unit dasar yang menimbulkan fungsi
tertentu
3. Kromosom adalah pembawa gen
Mekanisme kerja gen
Dasar :Teorisatu-gen-satu-enzim
Karakteristik dari suatu organ ditentukan oleh fenotip dari bagianbagiannya
Fenotip dari bagian-bagian tersebut ditentukan oleh jaringan yang
menyusunnya
Fenotip jaringan ditentukan oleh setiap sel yang menyusun setiap jaringan
Setiap sel ditentukan oleh deretan alur reaksikatalis yang dikendalikan
oleh enzim (mengatur susunan dasar dari sel)
Keberadaan enzim ini ditentukan oleh ada tidaknya suatu gen
Dilihat dari asal usul zigot, dikenal dua jenis persalinan kembar:
fraternal (dizigotik) dan identik (monozigotik). Kembar dizigotik adalah hal
yang umum terjadi pada vertebrata, sementara kembar monozigotik merupakan
hal yang jarang dijumpai. Manusia memiliki kemampuan ini.
proses ovulasi kadang-kadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang
ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari
satu zigot.
Kembar dizigotik secara genetik tidak berbeda dari saudara biasa
dan berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpisah. Mereka dapat
memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama.
Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ
diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya
keturunan perempuan/betina yang mampu menunjukkannya (karena hanya
perempuan/betina yang dapat mengatur pengeluaran sel telur).
Ada juga jenis kembar yang lain, yaitu kembar siam. Kembar
siam adalah keadaan anak kembar di mana tubuh keduanya bersatu. Hal
ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam
200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%,
dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan. Dari seluruh kembar
dempet, kebanyakan dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada
sebanyak 40 persen, perut 35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara
enam hingga sepuluh persen.
Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan
jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus).
Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.
Kejadian kembar pada ternak
Sapi potong
Berdasarkan
hasil
penelitian menunjukkan
bahwa
kelahiran
kembar dipengaruhi oleh lokasi, bangsa induk serta jenis kelamin pedet.
Paritas berpengaruh secara kuadratik terhadap kelahiran kembar dengan
puncak kelahiran kembar pada paritas ke-2 dan 3. Jenis kelamin yang
dominan adalah betina 56% dan jantan 28% yang berasal dari sejumlah 64
pedet kelahiran kembar. Pakan dan nutrien yang dikandungnya tidak dapat
berdiri sendiri dalam memicu terjadinya kelahiran kembar, tetapi harus
berinteraksi dengan lokasi dan berlaku hanya pada status fisiologis tertentu
saja baru dapat memicu terjadinya ovulasi lebih dari satu yang jika pada
saat tersebut terjadi pembuahan barulah dapat berakhir dengan kelahiran
kembar pada sapi potong.
Diduga sapi PO mengandung gen kelahiran kembar dengan
persentase yang lebih besar dari sapi potong umumnya sehingga sebaiknya
sapi PO dijadikan prioritas dalam membangun breeding herd sapi kembar
di Indonesia.
D. Daftar Pustaka
http://triharyantosaputra.wordpress.com/2012/07/07/fisiologi-kebuntinganternak/
id.wikipedia.org/wiki/Kembar
Talib, Chalid, R. H. Matondang, dan T. Herawati, 2011, Faktor-faktor Penentu
Kelahiran Kembar pada Sapi Potong, Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner 2011