Anda di halaman 1dari 2

I.

PENGENDALIAN PENYAKIT

Mengendalikan penyakit bulai (P. maydis) pada jaung dianjurkan untuk


melakukan langkah-langkah berikut ini secara terpadu.
1.

Penanaman varietas tahan.

Cara pengendalian yang paling baik adalah

penanaman varietas jagung yang tahan terhadap penyakit bulai yang sudah
disebut di depan.
2.

Penanaman awal. Pada permulaan musim hujan jagung tegalan ditanam agak
awal secara serentak untuk suatu daerah luas, misalnya satu Wilayah Kerja
Pembangunan Pertanian (WKPP).

3.

Sanitasi. Segera menyabut tanaman yang menunjukkan gejala penyakit agar


tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman di sekitarnya, terutama tanaman yang
lebih muda.

4.

Perlakuan benih.

Benih jagung diobati dengan metalaksil (Ridomil 34 SD)

dengan dosis 0,7 g bahan aktif per kg benih.

Konidium terbentuk di waktu alam pada waktu daun berembun, dan


konidium segera dipencarkan oleh angin. Oleh karena embun hanya terjadi bila udara
tenang, pada umumnya konidium tidak dapat terangkut jauh oleh angin.
Konidium segera berkecambah dengan membentuk pembuluh kecambah
yang akan mengadakan infeksi pada daun muda dari tanaman muda melalui mulut
kulit. Pembuluh kecambah membentuk apresorium di muka mulut kulit ini.

Jamur Peronosclerospora maydis yang sampai sekarang masih lebih


dikenal dengan nama Sclerospora maydis. Semula oleh Racidborski (1897) jamur

disebut Peronospora maydis yang oleh Palm (1918) diubah menjadi Sclerospora
javanica. Seterusnya oleh Butler dan Bisby (1931) jamur disebut Sclerospora maydis,
yang menurut van Hoof (1953), sesuai dengan aturan tata nama (nomenklatur), nama
ini seharusnya Sclerospora maydis.

Anda mungkin juga menyukai