Nefrotik Sindrom
Nefrotik Sindrom
Nefrotik
adalah
penyakit
dengan
gejala
edema,
proteinuria,
yang
terjadi
pada
anak
dengan
karakteristik;
proteinuria,
ml)
yang
disertai
atau
tidak
disertai
dengan
edema
dan
Proteinuria
Hypoalbuminemia
Hyperlipemia
Edema
Peningkatan
permiabilitas
glomerular
terhadap
protein
plasma
kehilangan.
Proteinuria >>
II.
Kematian dapat cepat bila bayi menolak adanya dialysis atau transplantasi
ginjal
Kerusakan glomerulus pada ginjal
Proteinuria
( massive )
Hipoproteinemia
Peningkatan sintesis
protein& lemak pada hati
Hypovolemia
Pelepasan renin
Vasokontriksi
Hyperlipidemia
Edema
MANIFESTASI KLINIS
Edema anasarka
Asites
Diare, nafsu makan menurun, absorbsi usus menurun edema pada mukosa
usus
Kulit pucat
Azotemia
EVALUASI DIAGNOSTIK :
Biopsi Renal :
- Memberikan informasi tentang status glomerulus dan type dari NS, serta respon
dari obat.
MANAGEMENT TERAPEUTIK
Mengontrol edem
Meningkatkan nutrisi
TINDAKAN UMUM :
Prisipnya supportive
Anak dipertahankan dalam keadaan bed rest namun aktivitasnya tidak dibatasi
pada fase remesi
Terapi kortikosteroid :
Dimulai dini pada saat anak didiognosis NS
Pemberian secara oral dalam dosis 2 mg/kg BB = 10 hari 2 mgg
sampai urine bebas dari protein
Perhatikan Es yang terjadi seperti Growth Retardation, katarak, obesitas,
hypertensi, perdarahan GI, infeksi
Terapi imunosupresant
Memungkinkan mengurangi relaps dan memberikan tahap remisi dalam
jangka waktu yang lama
Misalnya pemberian cyclophos phamide yang digabung dengan prednison
2-3 bl
Pemberian diuretic
Furosemid yang dikombinasi dengan metolazone
Plasma expander seperti salt poor human albumin
PROGNOSIS :
Tergantung pada respon anak pada terapi steroid
Kerusakkan dapat diminimalkan bila deteksi dini dan tindakan yang cepat dan
terapi untuk menghilangkan proteinuria
80 % anak mempunyai pronosis yang baik
NURSING CONSIDERATION :
1. Pengkajian
a. Identitas.
Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun
setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki
dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak
mengalami komplikasi sindrom nefrotik.
b. Riwayat Kesehatan.
1) Keluhan utama.
Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun
2) Riwayat penyakit dahulu.
Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan
kimia.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun,
konstipasi, diare, urine menurun.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani
dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua
tahun setelah kelahiran.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan
Tidak ada hubungan.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.
Endemik malaria sering terjadi kasus NS.
f. Imunisasi.
Tidak ada hubungan.
dunia
dengan
bahasa,
bermain
dan
meniru,
i. Pengkajian persistem.
a) Sistem pernapasan.
Frekuensi pernapasan 15 - 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit, efusi pleura
karena distensi abdomen
b) Sistem kardiovaskuler.
Nadi 70 - 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 - 100/60 mmHg, hipertensi
ringan bisa dijumpai.
c) Sistem persarafan.
Dalam batas normal.
d) Sistem perkemihan.
Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.
e) Sistem pencernaan.
Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah perut,
malnutrisi berat, hernia umbilikalis, prolaps anii.
f) Sistem muskuloskeletal.
Dalam batas normal.
g) Sistem integumen.
Edema periorbital, ascites.
h) Sistem endokrin
Dalam batas normal
i) Sistem reproduksi
10
3. Timbang berat badan tiap hari dalam skala yang sama. Rasional : Estimasi
penurunan edema tubuh
4.
5.
11
Intervensi :
1. Catat intake dan output makanan secara akurat. Rasional : Monitoring
asupan nutrisi bagi tubuh.
2. Kaji adanya anoreksia, hipoproteinemia, diare. Rasional : Gangguan
nuirisi dapat terjadi secara perlahan. Diare sebagai reaksi edema intestinal.
3. Pastikan anak mendapat makanan dengan diet yang cukup. Rasional :
Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada,
tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam
melakukan perawatan..
Intervensi :
1. Lindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi melalui pembatasan
pengunjung. Rasional : Meminimalkan masuknya organisme.
2. Tempatkan anak di ruangan non infeksi. Rasional : Mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Rasional : Mencegah
terjadinya infeksi nosokomial.
4.
12
1. Validasi perasaan takut atau cemas. Rasional : Perasaan adalah nyata dan
membantu pasien untuk tebuka sehingga dapat menghadapinya.
2. Pertahankan kontak dengan klien. Rasional : Memantapkan hubungan,
meningkatan ekspresi perasaan.
3. Upayakan ada keluarga yang menunggu. Rasional : Dukungan yang terus
menerus mengurangi ketakutan atau kecemasan yang dihadapi.
4. Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan atau foto keluarga.
Rasional : Meminimalkan dampak hospitalisasi terpisah dari anggota
keluarga.
EVALUASI
Keefektifannya ditentukan oleh pengkajian ulang yang terus menerus dan evaluasi
dari perawatan yang telah dilakukan dan kriteria hasilnya
DAFTAR PUSTAKA
Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, W. B Saunders,
Philadelphia.
Doengoes et. al, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa Made
Kariasa, EGC, Jakarta
Matondang, dkk. (2000), Diagnosis Fisis Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2, Infomedica, Jakarta
13
Tjokronegoro & Hendra Utama, (1993), Buku Ajar Nefrologi, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
-, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo-Lab/UPF
IKA, Surabaya.
14