Anda di halaman 1dari 15

MOH

MEDICATION OVERUSE
HEADACHE (MOH
Pasien umumnya mengkonsumsi obat anti
nyeri untuk mengatasi nyeri kepalanya.
Akan tetapi penggunaan jangka lama
analgesik untuk nyeri kepala dapat
menyebabkan fenomena withdrawal. Data
epidemiologi menunjukkan bahwa 4 %
populasi mengalami kesalahan penggunaan
obat anti nyeri. Medication overuse
headache (MOH) merupakan kasus yang
umum terjadi, mengenai sekitar 1% dari
seluruh populasi. (William D, 2005).

MOH memberikan dampak yang


besar terhadap kualitas hidup pasien
dan juga mengakibatkan beban
ekonomi yang tinggi . Deteksi dini
dan penanganan yang sesuai
membantu kualitas hidup yang lebih
baik. (Dimos D, Al Jumuah M, 2011)

Medication overuse headache (MOH)


adalah gangguan nyeri kepala kronik
yang disebabkan oleh penggunaan
berlebihan dari obat anti nyeri ,
golongan triptan atau bahan anti
nyeri akut lainnya. (Evers S,
Marziniak M, 2010).

MOH banyak didapatkan pada pasien


dengan migrain dan nyeri kepala
primer lainnya. MOH tidak membaik
dengan terapi umum nyeri kepala
dan merupakan gangguan yang
paling sering menyebabkan pasien
mengunjungi pusat perawatan nyeri
kepala. (Bongesbandhu S,
phubhakdi, srikiatkhachorn, 2012)

MOH mulai dikenal sejak tahun 1951


pada kasus nyeri kepala kronik migrain
dan TTH yang menggunakan ergotamin
secara berlebihan dan didapatkan kasus
withdrawal. Sejak tahun 1980 an mulai
dikenal istilah MOH untuk gangguan
umum akibat penggunaan obat pada
semua jenis nyeri kepala. (Evers S,
Marziniak M, 2010).

Istilah MOH sebelumnya dikenal


dengan rebound headache, drug
induced headache (Schwedt JT,
Gladstone PJ, Purdy AR, et all, 2010)

Prevalensi rata-rata MOH pada


populasi umum sekitar 1-2%.
Perbandingan prevalensi antara lakilaki dan wanita 3,5: 1 dengan usia
rata-rata 53 tahun. (Schwedt JT,
Gladstone PJ, Purdy AR, et all, 2010).

MOH tidak hanya menyerang pada usia


dewasa, tetapi dapat juga mengenai
remaja dan anak-anak. Studi meta
analisis menunjukkan bahwa frekuensi
jenis nyeri kepala yang paling sering
menyebabkan MOH adalah migrain
65%, TTH 27% dan nyeri kepala
campuran atau lainnya 8%. (Saper RJ,
Da Silva NA, 2013)

Patofisiologi MOH sampai saat ini belum


diketahui secara jelas. Resiko MOH
meningkat tiga kali jika terdapat anggota
keluarga yang sebelumnya menderita MOH,
penyalahgunaan obat dan konsumsi
alkohol. Kondisi ini diduga berkaitan dengan
brain derived neurotropik faktor. Data lain
juga menyebutkan kaitan alel 10 dari gen
yang mentransfer dopamin (SLC6A3).
Ditemukan juga kaitan dengan perubahan
kadar hormonal terutama corticotropin
releasing factor.(Evers S, Marziniak M,
2010).

Hipotesis terbaru saat memfokuskan


pada teori hiperexitabilitas neuron
kortikal dan sistem nosiseptik
trigeminal. (Bongesbandhu S,
phubhakdi, srikiatkhachorn, 2012)

Faktor resiko terjadinya MOH di


pengaruhi oleh nyeri kepalanya
sendiri, penggunaan obat yang
berlebihan , status sosial ekonomi
yang rendah, nyeri kepala
withdrawal, kombinasi analgesik dan
faktor psikologis. (William D, 2005)

Kriteria diagnosis MOH berdasarkan


ICDH (International Classification
Headache Disorder) edisi ke 3
menurut Headache Classification
Committe of International Headache
Society (IHS) 2013. ((IHS), 2013)

Meskipun bukti ilmiah masih belum cukup, para ahli


nyeri kepala menyepakati terapi withdrawal sebagai
terapi yang paling direkomendasikan untuk MOH.
Tujuan dari terapi ini tidak hanya sebagai detoxifikasi
dan menghentikan nyeri kepala kronik, tetapi juga
kemungkinan meningkatkan respon terhadap terapi
profilaksis dan akut. Rekomendasi prosedur
withdrawal masih bervariasi, dan masih belum ada
studi besar yang membandingkan antara withdrawal
secara mendadak dan withdrawal bertahap. (Evers
S, Jensen R, 2011). Mayoritas obat yang digunakan
untuk mengobati nyeri kepala withdrawal dapat
menyebabkan MOH itu sendiri, maka kortikosteroid
menjadi pilihan utama sebagai terapi nyeri kepala
withdrawal (Evers S, Marziniak M, 2010)

Prognosis MOH bergantung pada terapi


yang dipakai secara berlebihan dan tipe
nyeri kepala sebelumnya. Prognosis lebih
baik pada pasien migrain dibandingkan
TTH. Prognosis jangka pendek dan jangka
panjang lebih baik pada pada
penggunaan triptan atau ergot
dibandingkan analgesik, kombinasi
analgesik atau opioid (Waddick, WD 2009)

Anda mungkin juga menyukai