Teori Akuntansi - Expensses
Teori Akuntansi - Expensses
1. DEFINISI BEBAN
Dalam SFAC no
keluar atau pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama satu periode yang
berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
Sedangkan menurut IAI mendefinisikan beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (paragraf
70b).
FASB dan IAI
memiliki sudut
pandang
yang
berbeda dalam
pandang
diakui sebagai beban, sedangkan yang belum sebagai aset. Perbedaan tersebut
dijelaskan oleh gambar di bawah ini.
Menurut IAI
Beban
(expenses)
Biaya / Biaya
Beban
Rugi
(losses)
(Tidak menghasilkan
pendapatan)
2.
Sehingga biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan operasi dan
bukan dengan investasi dan pendanaan
Biaya (Expenses)
3
3.
Kenaikan kewajiban
namun
sebelumnya
tidak
mengakuinya
sebagai
aset
atau
belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai
pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk
membayar atau melakukan
sehingga
pengorbanan
ekonomik
di
masa
datang
Penurunan ekuitas
Dalam operasi sentral perusahaan, dengan adanya penurunan aset atau
kenaikan kewajiban akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas.
Namun, penurunan ekuitas merupakan karakteristik pendukung karena tidak
setiap
penurunan
aset
mengakibatkan
penurunan ekuitas.
Misalnya
6.
7.
perubahan
nilai.
Perubahan
nilai
diartikan
sebagai
perngorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan jasa. Jika tidak ada biaya maka
tidak ada beban.
Secara konseptual menurut prinsip keberlangsungan usaha (going
concern), penggunaan akan barang dan jasa (aset) perusahaan ditujukan untuk
jangka panjang sehinggan biaya dari aset tersebut mengalami dua tahap yaitu
pengakuan dan pembebanan. Hal tersebut berarti biaya diakui sebagai aset
kemudian diakui sebagai beban untuk periode manfaat aset tersebut digunakan.
Dengan landasan konsep dasar kontinuitas usaha serta upaya dan hasil,
masalah teoritis dalam tahap pembebanan adalah pemecahan aliran biaya yang
telah diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan
dalam rangka penentuan biaya periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya
dalam perioda-perioda berikutnya. (Suwardjono, Edisi Ketiga:397)
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan biaya dan
beban menurut American Accounting Association (AAA) pada tahun 1957
sebagai: beban adalah biaya yang telah kadaluarsa, secara langsung maupun
tidak langsung pada periode fiskal, dari aliran barang atau jasa ke pasar dan
operasi yang berhubungan
1.2
2. PENGAKUAN BEBAN
Berdasarkan KDPPLK paragraf 94, beban diakui dalam laporan laba rugi
kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan
aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Ini berarti
pengakuan
kenaikan kewajiban
beban
atau
terjadi
penurunan
bersamaan
aktiva
dengan
(misalnya,
pengakuan
akrual
hak
karyawan atau penyusunan aktiva tetap). Beban diakui dalam laporan laba rugi
atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan
tertentu yang diperoleh (matching of cost with revenue). Misalnya, berbagai
komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of
goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari
penjualan barang.
Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama periode akuntansi dan
hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau
tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi
yang
rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang
berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merk
dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi.
Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode
akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.
Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteria
utama yaitu :
1. Terdapat kemungkinan adanya keuntungan yang akan mengalir ke
perusahaan. Tingkat
kemungkinan tersebut
memang
merupakan
Memenuhi
definisi
aktiva
(memiliki
manfaat
ekonomi
Ada
kemungkinan
yang
cukup
bahwa
manfaat
ekonomi
Beban juga dapat timbul dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva. Misalnya adanya hutang garansi
produk.
3. PENGUKURAN BEBAN
Dalam
mengukur
beban
dalam
satu
periode
akuntansi,
biaya
dapat
diukur
atas dasar
jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena
itu, pengukuran biaya dapat didasarkan pada:
Biaya Historis
Biaya historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar
biaya historis dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung,
peralatan, dan sebagainya.
maka
menggunakan
pengukuran
yang
sesuai
standar
adalah
dengan
metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari
depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih
antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai
bukunya).
3.1 Alokasi Beban
Salah
satu
cara
untuk
mengukur
beban
adalah
dengan
disajikan
dalam
laporan
posisi
keuangan.
Untuk
mengatasi
masalah penentuan dan pengukuran biaya menjadi beban, terdapat tiga metode
dari matching
biaya yang sering digunakan, yaitu:
Masu
k
Kelu
ar
Biaya
Aktiva
Biay
a
MATCHING
Konsep Matching
beban
tersebut
dikonsumsi,
bukan
berdasar
didepresiasi dari
dapat
diterima.
Satu
kelemahan dari
alokasi
Banyak
jenis
beban
yang
berkaitan
secara
tidak
langsung
Dalam
banyak
hal,
tidak
mudah
menghubungkan
beban-beban
Apabila
terdapat
beban
yang
tidak
dapat
dikaitkan
dengan
material.
Seringkali
suatu
beban
terdiri
dari
berbagai
komponen
beban
keuntungan dari adanya iklan pada periode berjalan tidak dapat diukur
dengan andal.
Begitupula dengan biaya penelitian yang manfaat ekonominya
juga tidak dapat diukur secara reliabel. Berbeda dengan biaya
pengembangan (development expenditure) yang dapat diestimasi nilai
manfaat ekonominya sehingga dapat dikapitalisasi sebagai aset, biaya
penelitian belum tentu menghasilkan keuntungan di masa mendatang
sehingga tidak sesuai dengan kritera aset. Oleh karena itu biaya iklan dan
penelitian harus dicatat sebagai beban.
3.2 Kritik untuk Konsep Alokasi
Terdapat kritik pada praktik akuntansi saat ini yang sebagian
besar didasarkan pada alokasi. Menurut Thomas dalam buku Teori Akuntansi
(Godfrey,
1994) alokasi tersebut secara teoritis tidak tepat. Terdapat tiga krtiteria
untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
Aditivitas
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian
tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak
lebih. Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun
maka jumlah alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai
kendaraan sebelum alokasi.
Tidak ambigu
Pertahanan
Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat
menyediakan
pernyataan
yang
meyakinkan
pilihannya
dan
dalam pratik
nyata
hampir
tidak
mungkin metode alokasi yang digunakan oleh perusahaan dapat memenuhi ketiga
kriteria tersebut. Seringkali perusahaan menggunakan metode yang berbeda-beda
sesuai dengan tujuan perusahaan.
Akuntan beranggapan bahwa konsep alokasi sangatlah penting. Hal
tersebut dikarenakan input yang diperoleh perusahaan dapat memberikan manfaat
ekonomi pada periode berjalan dan periode selanjutnya. Jadi, konsep alokasi
dibutuhkan untuk menunjukkan penggunaan input tersebut pada periode berjalan.
Namun, dari alokasi tersebut akuntan tidak dapat menunjukkan aliran kas
atau pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Misalnya, untuk alokasi beban
penyusutan kendaraan yang menunjukkan penggunaan kendaraan sebesar alokasi
tersebut selama periode berjalan. Namun, tidak terdapat bukti bahwa perusahaan
mengkonsumsi kendaraan sebesar nilai alokasi tersebut.
Selain itu, akuntan beranggapan laporan keuangan lebih berguna bagi
pembaca dengan adanya alokasi beban. Namun, pada kenyataannya alokasi
tersebut tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya pada laporan keuangan.
Pada kenyataannya penggunaan konsep alokasi pada umumnya untuk
menghindari beban yang timbul dari penggunaan jasa appraisal dalam
penyusunan laporan keuangan.
3.3 Dukungan untuk Konsep Alokasi
Salah satu alasan yang sangat kuat yang dapat mendukung metode alokasi
adalah objektifitasnya. Alokasi memang merupakan jalan tengah yang tidak
mutlak benar, namun metode tersebut mengalokasikan nilai yang memang
terjadi (harga
diestimasikan
perolehan)
telah
ke
dalam
periode-periode
yang
mengkonsumsi
biaya
tersebut.
Dengan
demikian
meskipun
prinsip
yang
sulit
untuk
dicari
pasarnya
sehingga
sangat
sulit
4.1 Penandingan
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang relevan dan
representatif. Dalam hal ini, konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk
mengakui item-item pada laporan posisi keuangan yang tidak memenuhi kriteria
aset dan kewajiban. Misalnya hal tersebut terjadi pada goodwill, tenaga kerja,
dan kekayaan intelektual
4.2 Konservatisme
Pada konsep kondervatisme, terjadi asimetri informasi mengenai
pengakuan beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui adanya
beban sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi.
Namun dalam prinsip ini pengakuan laba tidak akan dicatat hingga laba
atau pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep tersebut didasarkan oleh
asumsi skeptis akuntan atau kehati-hatian. Namun justru akhirnya konsep
tersebut menghasilkan informasi yang tidak relevan. Konsep konservatisme ini
tidak berfokus pada bukti transaksi, tetapi lebih pada ketakutan menyajikan nilai
bersih aset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian informasi yang mengandung
penyimpangan konservatisme bukanlah merupakan informasi yang netral. Oleh
karena itu penyusun standar kini telah merevisi peraturan dan menghilangkan
konsep penandingan (matching concept) dan konsep konservatisme ini.
yang
penempatan jasa telepon dan internet kepada konsumen di periode yang sama.
Hal tersebut mengakibatkan pencatatan laba yang terlalu tinggi.
Selain itu auditor juga harus teliti dalam menganalisa pencatatan beban
yang terlalu rendah. Hal ini biasanya terjadi agar laba perusahaan terlihat
tinggi. Contoh kasus yang terjadi yaitu pengakuan aset hasil akuisisi oleh
perusahaan yang dicatat terlau rendah. Dengan demikian beban penyusutan untuk
periode- periode selanjutnya pun akan lebih rendah sehingga laba akan terlihat
lebih besar. Praktek pencatatan biaya sekaligus yang terlalu tinggi yang timbul
karena akuisisi atau restrukturisasi dikenal sebagai akuntansi big bath. Selain
itu terdapat pula praktek yang dikenal sebagai cookie-jar yang menghitung
beban masa depan yang diekspektasi perusahaan sekaligus pada saat akuisisi.
yang
menggunakan
estimasi,
seperti persediaan
yang
usang,
DAFTAR PUSTAKA
Chairiri, Anis dan Imam Ghozali. 2001. Teori Akuntansi Edisi Pertama.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Godfrey, J., et.al. 1994. Accounting Theory 7th Edition. Sydney: John Wiley and
Sons