Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang
memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana. Sebagai hidrokarbon jenuh,
alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari
parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadangkadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atomatom H telah tercapai.
Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana
ditentukan oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama sampai dengan
10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n.
Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga
kuat. Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya
yang membawa jumlah ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul
lainnya.
Oleh karena itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas. Beberapa hal yang
bisa dilakukan pada alkana:
alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan CH;
2) Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut
yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih
kecil daripada 1.
3) Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke
16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
4) Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih
semakin kecil.
Beberapa sifat fisik alkana
Nama
Rumus
alkana
molekul
Mr
(g/cm3)
didih C
25C
Metana
CH4
16
-182
-162
0,423
Gas
Etana
C2H6
30
-183
-89
0,545
Gas
Propana
C3H8
44
-188
-42
0,501
Gas
Butana
C4H10
58
-138
-0,5
0,573
Gas
Pentana
C5H12
72
-130
36
0,526
Cair
Heksana
C6H14
86
-95
69
0,655
Cair
Heptana
C7H16
100
-91
99
0,684
Cair
..
..
..
..
..
..
..
Heptadekana C17H38
240
22
302
0,778
Cair
Oktadekana
C18H38
254
28
316
0,789
Padat
Nonadekana
C19H40
268
32
330
0,789
Padat
Iikosana
C20H42
282
37
343
0,789
Padat
pada
alkana
akan
digantikan
oleh
atom-atom
halogen.
senyawa hidrokarbon jenuh disebut paraffin yang mempunyai arti daya gabung
kecil. Rantai karbon pada alkana dapat lurus, bercabang, dan alisiklik.
Kegunaan alakana dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Bahan bakar, misalnya elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG), kerosin,
bensin, dan solar.
2. Pelarut, berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter atau nafta, digunakan
sebagai pelarut dalam industry dan pencucian kering (dry cleaning)
3. Pelumas, adalah alkana suhu tingggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya
cukup besar, misalnya C18H38)
4. Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan
bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam
cuka, dan lain-lain
5. Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet
sintesis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.
I.
Analisa Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa pada oercobaan pertama
yaitu dengan jalan mereaksikan antara NaOH dan Natrium Benzoat menghasilkan reaksi
sbb :
11NaOH + C6H5COONa
C7H16 +
13/2 O2
12Na+
C7H16 merupakan senyawa alkana hasil reaksi dari NaOH dan Natrium Benzoat.
Pembentukan senyawa alakan ini terjadi ketika campran yang berupa padatan
direaksikan dengan cara memanaskan padatan tersebut pada nyala bunsen, reaksi yang
dapat dilihat adalah adanya gelembung dan terbentuknya cairan ketika campuran
dipanaskan beberapa saat. Selain itu, hasil dari reaksi pada tabung reaksi tersebut
menghasilkan bau seperti bau minyak yang merupakan ciri dari senyawa alkana.
Pada percobaan pertama ini kami melakukan dua perlakuan yaitu perlakuan
pertama dengan mencampurkan 1 spatula NaOH dan 1 Spatula C6H5COONa kemudian
menggambil campuran tersebut sebanyak 1 spatula. Pada saat pencampuran didalam
tabung reaksi ditutup dengan kapas tujuannya agar bau yang dihasilkan setelah proses
pemanasan tidak terlalau menyengat. Setelah proses pemanasan, senyawa didalamnya
akan mengalami reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan gas CO 2 dan H2O.
Campuran bahan tersebut berubah warna menjadi bening yang sebelumnya berwarna
putih dan setelah dingin menjadi putih kembali dengan bau seperti minyak . Begitu pula
dengan perlakuan kedua yaitu dengan cara mencampurkan 1 gram NaOH dan 1 gram
CH3COONa menghasilkan hal yang sama seperti sebelumnya. Namun pada perlakuan
kedua setelah didinginkan menhasilka padatan yang mengkristal dan berwarna coklat
muda. NaOH itu sendiri membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air. NaOH murni
merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk
ion natrium dan hidroksida.